Posisi Siap Sebenarnya Untuk Siapa?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Biasanya, seorang pekerja yang baik, ketika ada arahan atau petunjuk dari pemimpinnya, akan mengatakan: “Siap, pimpinan!” atau “Baik, Bos!” atau digabung menjadi “Siap bos! Laksanakan pimpinan!”. Pokoknya, itu dalam posisi siap. Pertanyaan selanjutnya, posisi siap itu memang ditujukan untuk siapa saja?

Kalau bicara tentang posisi siap, memang selalu identik dengan upacara bendera. Posisi berdiri yang sempurna, badan tegak, kedua tangan di samping, mata lurus ke depan, tidak tengak-tengok, bahkan tidak perlu bicara kiri dan kanan. Kalau perlu lagi, kurangi napas, supaya perut yang buncit itu tidak terlihat bergerak-gerak. Posisi siap itu paling terlihat ketika ada pengibaran bendera Merah Putih. Bendera yang menjadi lambang negara itu dihormati sedemikian rupa saat naik untuk berkibar dimainkan angin.

Posisi siap juga ada dalam pekerjaan, terutama Anda yang memang menjadi pegawai atau karyawan. Sebesar apapun jabatan Anda, toh Anda tetap ekornya orang lain. Toh Anda masih punya atasan. Jangan samakan dengan atasan di Pasar Baru Jakarta yang bisa dibeli grosir. Atasan Anda mungkin berkepala botak, perut menonjol, perokok, suka bicara tegas dan keras di depan Anda yang laki-laki, tetapi bicara lembut, santun dan dihiasi senyum jika menghadapi pegawai perempuan.

Kondisi atau posisi siap itu termasuk dalam waktu untuk melaksanakan pekerjaan. Bila bos Anda memanggil untuk datang di kantor malam hari, maka Anda harus dalam posisi siap. Meskipun Anda sedang ingin sekali beristirahat, tapi yang namanya loyalitas itu tetaplah nomor satu. Meskipun ada loyal jelly yang katanya nomor satu, tapi masih kalah dengan loyalitas. Betul `kan?

Itulah yang dikatakan sebagai posisi siap. Anda harus siap waktu, tenaga, kesempatan dan mengorbankan yang lain untuk pekerjaan Anda. Mungkin istri dan anak-anak Anda protes dengan hal ini. Tapi ingat, posisi siap dan loyalitas atau komitmen tetap dirasa lebih penting didahulukan. Apalagi bagi Anda yang memegang suatu jabatan. Wah, dari segi posisi siap harus lebih siap. Maaf, kalimatnya agak aneh di sini.

Posisi Siap Masuk dan Pulang Kantor

Posisi Siap Masuk dan Pulang Kantor
Posisi Siap Anda di Dalam Kantor

Pegawai teladan, semestinya memang harus dan wajib untuk datang ke kantor tepat waktu. (Baca Juga: 12 Langkah Menjadi Pegawai Teladan di Tempat Kerja Anda). Bahkan lebih teladan lagi adalah datang sebelum waktunya. Jam kantor biasanya jam 07.30 atau 08.00, terserah mau WIB, WIT, WITA, WATI atau RETNO! Ketika Anda sudah datang pada waktunya seperti itu, berarti Anda dikatakan dalam posisi siap. Ya, siap kerja, siap menjalankan tugas, siap menerima honor (Alhamdulillah), asal jangan cuma siap main HP atau menggosip. Bos atau atasan Anda bisa jadi datang terlambat, melebihi Anda. Tapi, Anda jangan khawatir. Anda bekerja bukan karena bos, ya `kan?

Nah, begitu pula dengan waktu pulangnya, Anda juga semestinya dalam posisi siap. Artinya, pulang pada waktunya juga. Jangan cuma datangnya yang tepat waktu, tapi pulangnya lebih lambat, lebih bagus. Jika Anda pulang melebihi waktu, maka itu bisa jadi Anda kurang mampu membagi waktu bekerja Anda. Mungkin Anda memakai waktu banyak untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Atau pekerjaan Anda tidak segera diselesaikan. Waktu pulang menjadi hak dari keluarga Anda. Ya, istri, ya, anak Anda. Jomblo? Ya, kasur Anda. Lebih utama lagi guling Anda. Karena tidak ada yang bisa dipeluk dengan mesra, selain guling Anda, bukan? Kasihannya ya..

Oke, dari sini, berarti posisi siap itu kelihatan dari waktu datang, pulang, menjalankan tugas. Tapi, bagaimana dengan ibadah Anda? Sholat lima waktu misalnya? Baiklah, ini masuk bagian selanjutnya. Sebelum meneruskan sampai selesai, Anda boleh izin ke saya kalau mau ke belakang dulu atau mau ambil kopi dulu. Ingat, boleh ngopi, tapi jangan sampai tertelan dengan flash disknya!

Posisi Siap Sholat?

Sholat
Posisi Siap Sholat, Lupakan Dulu Segala Pekerjaan Anda

Ini yang sebenarnya mengherankan dan tidak habis pikir. Katanya tadi selalu dalam posisi siap untuk menjalankan segala tugas, apapun itu, asal sesuai dengan tanggung jawab. Tapi kok, ketika adzan berkumandang, kok banyak yang tidak dalam posisi siap ya? Ada apa ini?

Betapa banyak bisa Anda temukan di kantor-kantor. Ketika rapat, saat ada kegiatan, atau waktu ada pekerjaan, adzan sudah berbunyi di masjid dekat kantor, tetapi posisi siap itu jadi lenyap. Posisi siap untuk segera meninggalkan tugas sementara waktu. Posisi siap untuk mengambil air wudlu. Dan, yang utama posisi siap untuk bertakbir dan memasuki rakaat pertama sampai selesai. Mengapa untuk ibadah, dalam hal ini sholat, masih banyak yang enggan untuk posisi siap semacam itu?

Pertanyaan selanjutnya, apakah memang kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan kantor jauh lebih utama dibandingkan sholat? Apakah kedudukan Allah sebagai pemberi rezeki sudah tergeser dengan atasan atau pimpinan yang dianggap menjadi sumber rezeki? Apakah sholat yang cuma lima sampai sepuluh menit itu bagaikan berdiri selama lima sampai sepuluh jam? Mengapa bisa seperti ini?

Inilah yang perlu saya renungkan, termasuk Anda juga. Para pekerja atau pegawai seperti ini, apa yang sebenarnya mereka cari? Mereka berada dalam posisi siap, tapi demi untuk mencari sesuap nasi atau dunia yang sangat sedikit. Padahal orang yang menjaga sholat tepat pada waktunya, akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Ketika di dunia sudah dapat, apalagi di akhirat. Berikut 17 keutamaan sholat lima waktu.

Masjid
Sempatkan Diri Anda, Posisi Siap Pergi Ke Masjid

Sampai di sini, apa yang harus Anda perbuat atau apa yang akan kita lakukan? Setidaknya mulai dari diri Anda, yuk, kita mulai biasakan sholat lima waktu secara berjamaah di masjid. Terutama ketika kita bekerja di kantor. Tidak perlu risau dengan pekerjaan, apalagi jabatan Anda. Toh, ada contohnya, tentang seorang pejabat yang selalu dalam posisi siap untuk selalu sholat berjamaah lima waktu. Seperti Kapolda Sulawesi Selatan yang siap dicopot demi sholat lima waktu berjamaah. Kalau Anda, apa jabatannya? Apa cuma staf biasa? Masih suka tidak sholat lima waktu pada waktunya? Semoga saja tidak. Aamiin..

 

 

 

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!