Bicara Tentang Farmasi, Bicara Juga Tentang Pafidairi

Kamu pasti tahu, bahwa kita itu selalu ada di dalam dua kondisi dalam hidup, yaitu: sehat dan sakit. Kalau sehat, kita seharusnya bersyukur, sedangkan ketika sakit kita semestinya bersabar.

Sakit adalah kondisi alamiah yang menghinggapi setiap manusia. Mau sesehat apapun manusia, tetap ada saatnya sakit. Jika sakit ringan, itu masih bisa ditanggulangi dengan mudah. Misalnya, sakit kepala. Mungkin cukup dengan tidur atau mengoleskan minyak aromaterapi tertentu.

Ada pula sakit yang tidak ringan, bahkan cenderung berat. Misalnya sampai masuk rumah sakit dan dirawat inap. Ketika sakit seperti itu, jelas aktivitas harian akan terganggu. Aktivitas belajar maupun bekerja jadi tertunda. Butuh waktu untuk memulihkan diri. Butuh waktu untuk mengembalikan tubuh ke kondisi semula.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menjaga pola hidup sehat. Jika memang harus bekerja, usahakan juga ada waktu istirahat. Usahakan pula makan makanan yang sehat dan bergizi. Hindari terlalu banyak gula, tepung, minyak goreng, garam, maupun zat-zat pemanis, pengawet, dan yang lainnya.

Bayangkan jika kita berusaha untuk cari uang dengan bekerja, tetapi pada akhirnya uang yang didapatkan untuk membayar biaya pengobatan. Namun, jika memang terjadi seperti itu, maka tidak apa-apa juga. Kita membutuhkan obat untuk menyingkirkan penyakit yang diderita.

Peran Farmasi

Kalau mendengar kata “farmasi”, pastilah tertujunya kepada obat-obatan. Bisa juga farmasi disangkutpautkan dengan suatu jurusan di perguruan tinggi. Farmasi adalah sahabat manusia. Tanpa adanya ilmu farmasi yang mumpuni, maka penyakit-penyakit yang berat akan sulit untuk diatasi.

Contoh dalam pandemi covid-19 yang lalu. Farmasi mengambil peran penting untuk membuat vaksin. Ini jelas berdasarkan ilmu dan pengalaman yang tidak semua orang mengalami. Akhirnya, berkat vaksin dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan, pandemi covid-19 berubah menjadi endemi. Artinya, kita masih bisa hidup dengan covid-19. Efeknya tidak sebesar ketika awal muncul.

Aset Bangsa Bernama PAFI

Agar lebih berperan aktif, terutama dalam pembangunan nasional, maka farmasi perlu wadah khusus. Inilah semangat gotong-royong yang pernah kita dapatkan di sekolah. Bagaimanapun, manusia akan lebih kuat jika bersama manusia yang lain. Apalagi punya satu tujuan yang sama dan mulia, wah, ini dahsyat sekali!

Begitu pula orang yang ahli dalam bidang farmasi, Organisasi yang menaunginya adalah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). Organisasi ini memang punya tujuan untuk mempertinggi taraf kesejahteraan umum. Lebih fokus lagi di bidang Kesehatan dan Farmasi.

Kalau mengacu dari sejarahnya, PAFI dibentuk di Yogyakarta pada tanggal 13 Februari 1946. Organisasi ini memang berkedudukan di negara kita, sifatnya kekaryaan dan pengabdian.

Salah satu bagian dari PAFI adalah PAFI yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No.122, Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Sebagai bagian dalam penyebaran informasi kepada masyarakat, PAFI di Kabupaten Dairi ini menggunakan media website bernama pafidairi.org.

Kalau kamu membuka situs tersebut, maka kamu akan mendapatkan begitu banyak informasi. Misalnya, kamu bisa mendownload atau mengunduh ketika masa pandemi yang lalu, tentang standar APD dalam manajemen penanganan covid-19, informatoriom obat covid-19 di Indonesia, dan safe Ramadhan practices in the context of covid-19.

Selain itu, kamu akan mendapatkan tentang berbagai regulasi terbaru, berita, seminar, bahkan lowongan kerja yang juga terbaru. Website ini berbasis database pengguna, makanya ada form untuk registrasi dan login.

Nah, pafidairi.org adalah website yang lengkap untuk kamu mengetahui tentang Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, terutama yang berada di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Pernah ke Kabupaten Dairi? Sebelum kamu ke sana, ada baiknya kamu mengetahui tentang kiprah PAFI di Kabupaten Dairi melalui website tersebut. Oke?