Jujur adalah satu salah satu sifat terbaik bagi manusia dan bukan jenis makanan yang lembek itu. Sifat jujur mesti melekat pada diri setiap orang. Termasuk pegawai negeri. Jujur merupakan modal dasar pegawai. Nah, bagaimana dengan di Jakarta yang dipimpin oleh Anies Baswedan.
Pada Pilkada Tahun 2017, saya tidak mendukung Anies, karena memang bukan pemilih di sana. Hehe… Tapi, setidaknya, pemimpin yang sudah berhasil terpilih, perlu kita dukung kalau memang positif dan baik. Termasuk dalam urusan jodoh. Bila kamu sudah memilih si dia jadi pasangan halalmu, maka dukung dia. Kasih uang yang banyak, bila kamu suami. Minta uang yang banyak, kalau kamu seorang istri. Meskipun dukungan tidak selalu berbentuk dana, tetapi setidaknya berupa sesuatu yang bisa dipakai belanja, lah. Setuju?
Baca Juga: Temukan 5 Manfaat Ketika Berhasil Menemukan Kepribadian
Nah, sekarang, kita mulai masuk ke aset negara dan seperti apa itu? Simak terus ya…!
Aset Negara
Negara kita, Republik Indonesia, sebenarnya termasuk negara yang kaya. Asetnya luar biasa banyak. Mungkin kamu sendiri bisa cari datanya di internet, berapa aset negara kita? Nah, kamu bisa bandingkan dengan berita, aset negara melonjak 4.000 triliyun. Nah, banyak pula ‘kan? Sekarang, aset kamu sendiri berapa? Mungkin di antara kamu sendiri, ada yang tidak memiliki banyak harta. It’s oke. That’s fine. Yang penting, kamu memiliki aset yang mulia, yaitu: kejujuran. Sip? Yes!
Baca Juga: Kamu Cocok Jadi Atasan Atau Bawahan?
Untuk mengelola aset negara, diperlukan kejujuran itu sebagai modal dasar pegawai, utamanya pegawai negeri sipil. PNS sebagai penyelenggara negara, dituntut untuk jujur. Kita ambil contoh di DKI Jakarta. Ada yang belum pernah ke sana? Mungkin, ada yang sampai beberapa kali. Atau bahkan sudah lama tinggal di sana.
Predikat WTP, Hasil Dari Penerapan Modal Dasar Pegawai
WTP ini tidak berarti janda, ya, karena bisa diartikan Wanita Tanpa Pria. Kalau arti yang ini, memang solusinya adalah perlu diselamatkan. Ya toh? Hehe…
Kali ini, WTP yang dibahas adalah Wajar Tanpa Pengecualian. Itu adalah predikat spesial dari satu-satunya lembaga negara untuk pemeriksaan keuangan, yaitu: BPK atau Badan Pemeriksa Keuangan. Kamu bisa lihat tentang WTP selengkapnya itu DI SINI.
Salah satu permasalahan untuk bisa mencapai WTP itu adalah aset negara, yang harus dicatat dengan teliti dan dapat dipertanggungjawabkan. Teliti juga termasuk modal dasar pegawai negeri. Semua aset negara perlu dikontrol dan tahu, di mana tempatnya, siapa yang sedang memegangnya (terutama kendaraan) dan dilaporkan dengan transparan.
Anies Baswedan mengatakan, akan memberhentikan pegawai yang tidak jujur dengan pencatatan aset negara itu. Bila dicatat ada, ternyata tidak ada, maka itu adalah bagian dari kebohongan. Dan, namanya Anies Baswedan, tidak akan mentolerir yang begituan.
Tahun lalu, 2017, DKI Jakarta sudah meraih predikat WTP. Tahun ini, akan dipertahankan lagi. Tentunya, kualitasnya pula harus meningkat. Dan, untuk meningkatkan itu, perlu ada kejujuran. Ingat, sekali lagi, adalah kejujuran. Bila modal dasar pegawai sudah meningkat, maka untuk bisa mencapai WTP, rasanya tidak begitu sulit lagi.
Sedangkan bagi kamu yang jujur meskipun bukan pegawai, maka nantinya juga akan mendapatkan WTP. Artinya adalah Waktunya Terima Pasangan alias menikah. Memang sih, tidak begitu pas singkatan dan kepanjangannya, tetapi setidaknya saya sudah jujur, bahwa singkatan dan kepanjangan itu memang tidak pas! Salam jujur!
Baca Juga: Posisi Siap Sebenarnya Untuk Siapa?
Sumber Berita: DETIK.COM