Esok Hari Pasti Resign, Yakin Kamu?

Esok Hari Pasti Resign, Yakin Kamu?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Mungkin sebagian kamu ada yang berpikir begini, “Esok hari pasti resign”. Terus, apakah betul-betul terjadi atau nanti dulu?

Resign memang bukanlah perkara yang sembarangan. Sebab, resign itu pasti meniadakan hak yang selama didapatkan. Ya, hak dapat gaji, hak dapat cuti, sampai hak sepatu yang sering dipakai ke kantor.

Jika “esok hari pasti resign”, perlu dikenali dulu apa penyebabnya? Apakah karena bos yang selalu dianggap salah? Ataukah teman yang menjengkelkan? Atau kamu sendiri juga dianggap menjengkelkan sama temanmu?

Cari Akar Masalah

Ada beberapa faktor memang yang membuat kamu jadi punya pikiran “esok hari pasti resign”. Berikut beberapa di antaranya:

1. Takut Masuk Kantor

esok-hari-pasti-resign-1

Ketika saya menulis pertama tulisan ini, pada hari Ahad. Rupanya selesai hari Senin, karena tadi malam saya sangat mengantuk. Saya tidak mau sebut hari Minggu karena itu sudah sering ada di kalender-kalender. Hayo, kalender apa yang ada hari Ahadnya?

Jika ada ketakutanmu untuk masuk kantor hari Senin, maka itu bisa menjadi indikasi kamu berpikir “esok hari pasti resign”. Namun, kalau cuma sekadar takut telat, takut tidak ikut apel pagi, maka itu masih ketakutan yang wajar.

2. Suka Menunda Pekerjaan

Pekerjaan yang datang tiap hari membuat beban kamu bisa menjadi bertambah. Dari yang awalnya satu pekerjaan, langsung menjadi seratus! Widih, ini niat amat ya menyiksa orang!

Kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan, itu pertanda bahwa kamu mulai tidak suka dengan pekerjaanmu. Mungkin rutinitasnya membosankan. Mungkin pula gajinya sangat kecil.

3. Fisik dan Mental Terganggu

Tanda fisik dan mental terganggu itu mudah saja. Saat kamu jadi mudah sakit karena sering masuk kerja. Penyakit itu membuat kamu jadi semakin malas untuk bekerja. Ini jelas bukan termasuk penyakit panu, kadas, atau kurap ya?

Kalau ada gejala ringan fisik dan mental yang terganggu itu, maka cobalah datang ke bos atau pimpinan kamu. Minta cuti coba. Hem, misalnya cuti 5 tahun begitu? Whaha… Itu cuti dari perusahaan ya sampai 5 tahun?

Cuti selama beberapa hari, kalau PNS sih jatah cuti tahunannya 12 hari kerja, bisa kamu gunakan untuk jalan-jalan. Selain itu, kamu bisa pulang ke kampung halaman dan pastikan itu halaman berapa ya?!

Pekerjaan kita memang menghasilkan rupiah yang jumlahnya lumayan. Namun, kesehatan fisik dan mental itu jauh lebih penting daripada pekerjaan-pekerjaan kita.

4. Kualifikasi Terlalu Tinggi

Kalau kemampuan kita rendah, itu masalah. Kalau terlalu tinggi, itu juga masalah. Misalnya, kita punya kemampuan programming, aplikasi, sampai hacking sekalipun, tetapi kalau kerja cuma di kelurahan, maka kemungkinan kemampuan kita tidak akan banyak dipakai.

Sementara, masih banyak tempat yang bisa kamu masuki untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan agar makin tinggi dan terus tinggi, meroket!

5. Lingkungan Kerja yang Tidak Kondusif dan Negatif

Seseorang itu sebenarnya memang dipengaruhi oleh lingkungannya. Jika sering tinggal di lingkungan manusia, maka dia akan menjadi manusia juga. Beda halnya jika sejak kecil berada di lingkungan orang utan misalnya. Maka nantinya entahlah, akan jadi apa? Hehe..

Lingkungan kerja adalah yang kita hadapi sehari-hari saat bekerja. Tidak mungkin juga ‘kan dalam satu perusahaan orang lain atau kantor milik pemerintah, cuma kamu sendiri yang ada di situ? Jadi, otomatis kamu akan berhadapan dengan orang lain dalam suatu lingkungan kerja.

Namun, jika lingkungannya buruk alias kamu tidak betah, bisa mungkin memikirkan untuk esok hari pasti resign.

6. Budaya Kerja yang Tidak Pas

esok-hari-pasti-resign-2

Contoh budaya kerja itu begini, jam kerja misalnya. Ada memang tempat kerja yang ketat untuk urusan masuk kerja. Terlambat satu detik saja dipotong! Ini bukan dipotong leher, melainkan dipotong honornya. Hem, padahal potong honor itu seperti memotong leher kita. Sangatlah membuat tersiksa.

Bila kamu lebih suka jam kerja yang fleksibel, maka solusinya adalah kamu mencari tempat kerja yang budaya kerjanya seperti itu juga. Sebab, kalau berada di kantor yang sangat ketat disiplinnya, sementara kamu sering bangun siang, maka sejatinya kamu telah tersiksa. Hey, bangun siang jam berapa sih? Nggak sholat Subuh?

7. Hubungan dengan Atasan yang Tidak Harmonis

Ini juga berat karena tiap hari kita mungkin akan bertemu atasan. Namun, yang dimaksud di sini bukan atasan macam di pasar-pasar itu, tetapi memang atasan berupa jabatan.

Apalagi melihat atasan kita yang jarang senyum, tidak ramah, galak, dan suka memendam dendam, maka itu akan membuat sebagai bawahannya tidak nyaman. Sangat tidak nyaman. Dan, apakah kita akan berprinsip esok hari pasti resign?

8. Tawaran dari Tempat Kerja Lain

Kalau ada tawaran seperti ini, dan kamu melihat dari segalanya memang lebih bagus, maka jangan terlalu lama mikir esok hari pasti resign. Segera saja, agar kamu lebih cepat mulai bekerja di tempat baru dan menemukan passionmu yang sebenarnya.

Jangan Buang Waktu!

Sudah ada persiapan finansial, mental, keluarga sudah siap, maka lakukan saja sekarang juga! Bayangan esok hari pasti resign, maka mau sampai kapan? Segera keluar dan rain prestasmu di tempat lain! Oke?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.