Berhenti Merokok Karena Diomeli Istri, Apakah Berhasil?

Berhenti Merokok Karena Diomeli Istri, Apakah Berhasil?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Menurut salah seorang ustadz, Indonesia ini adalah surga firdaus bagi perokok dan siksa kubur hidup-hidup bagi yang tidak merokok. Merokok memang merupakan masalah yang sering muncul di negara ini. Lalu, bagaimana cara berhenti merokok yang efektif? Apakah bisa semata-mata karena diomeli istri?

Sebenarnya sejak awal, seorang perempuan pastilah harus siap dan mengerti, kriteria seperti apa pasangan atau calon suaminya nanti? Apakah dia termasuk perokok atau tidak? Kalau toh perokok, apakah termasuk perokok berat atau tidak? Kalau perokok ringan, ya ,mungkin setengah batang dulu, baru dilanjutkan lagi nanti. Sedangkan perokok berat, ya, langsung satu batang. Begitu mungkin ya? Hehe…

Kalau sedari awal sudah tahu bahwa si calon suami adalah perokok, terus dilanjutkan proses menikahnya, maka harus diterima konsekuensi suaminya itu akan merokok setiap hari, bahkan setiap saat. Pada akhirnya, akan menghadapi suami yang merokok hampir di manapun. Ketika di dalam ruang tamu, merokok. Ketika di ruang makan, merokok. Pas di kamar tidur pun, merokok pula. Cuma waktu tidur, tidak merokok. Tapi mungkin juga sedang mimpi merokok. Wah, segitunya…!

Baca Juga: Bayar Sekarang Atau Nanti?

Bagi sebagian perempuan dan mungkin sebagian besar, memang tidak tahan dengan asap rokok. Baunya itu lho! Khas gitu! Ada perempuan yang mungkin langsung menutup hidungnya. Jelas ini hidungnya sendiri, bukan hidungnya si perokok. Atau menghindar sejauh-jauhnya, bagaikan timur dan barat, langit dan bumi. Bahkan, ada yang ngomel-ngomel kepada suaminya supaya segera berhenti merokok. Ya, perempuan memang identik dengan ngomel, ngemall dan ngemill. Ngepel? Ya, itu juga! Benar ‘kan?

Merayakan Keberhasilan

Merayakan Keberhasilan
Suami Berhenti Merokok, Dirayakan Orang Satu RT, Hem, Boleh Juga Tuh!

“Horeee….!”

Ya, itu adalah salah satu kata yang sering muncul bagi orang yang sedang merayakan keberhasilan. Atau seperti Dora The Explorer: “Hore, berhasil, berhasil, hore!”. Sedangkan bagi muslim yang bagus imannya adalah dengan mengucapkan Hamdalah. Tanda syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Toh, manusia cuma berikhtiar. Setelah itu, Allah yang menentukan hasilnya. Kalau sesuai dengan yang diharapkan, ya, bilang saja Alhamdulillah. Kalau belum harap coba lagi. Itu tandanya Anda Belum Beruntung! Itu!

Berhasil membuat suami atau pasangan halal berhenti merokok, kiranya, yah, bisa dianggap menggembirakan bagi kaum istri, atau saudara perempuan. Tapi, berhenti merokok dengan cara bagaimana ini? Apakah dengan memberikan ceramah atau kultum setiap hari. Dipakai dalil-dalil shohih tentang ancaman bagi para perokok? Yang terbaru adalah ancaman pahalanya hilang nanti di hari kiamat gara-gara merokok. Pasalnya, merokok di antara orang lain, bisa menyebabkan orang lain itu kena penyakit. Terus, karena di dunia susah dituntut, maka gantinya di akhirat. Kan repot itu bagi si perokok! Pahalanya diberikan ke orang yang jadi korban perokokannya. Sudah habis, sekarang dosanya si korban dikasih ke si perokok. Nah lho! Tekor deh!

Baca Juga: Apakah Hidup Anda Seperti Kecoa Terbalik?

Iya sih, kalau suaminya itu punya iman yang lumayan tebal. Mendapati ada ancaman adzab dan kerugian di hari kiamat, tentunya memilih berhenti dong! Tidak ada perbandingannya antara merokok di dunia, kenikmatan sementara, dengan rugi luar biasa di hari kiamat. Tapi, lagi-lagi kalau suami itu masih punya iman yang tebal. Bagaimana jika sebaliknya? Ya, tahulah, silakan jawab sendiri.

Atau mengancam akan menggugat cerai? Bagi istri, sudah siap hidup tanpa suami? Apakah siap juga dengan anak-anaknya nanti yang pastinya akan kehilangan salah satu orang tua? Atau cara lain, menolak memberikan uang untuk membeli rokok? Ini jelas berlaku kalau istri yang pegang uang. Kan banyak juga itu suami yang merokok, sudah tidak ada pekerjaannya pula.

Tapi, apakah efektif? Apakah betul-betul berhasil? Bagaimana dengan istri yang seolah-olah tidak peduli dengan suaminya? Membiarkan suaminya merokok terus-menerus. Membakar benda itu dan mengubahnya menjadi asap ajaib. Tapi, tahukah kamu bahwa ada juga istri yang berpendapat memang tidak gampang membuat suaminya berhenti merokok. Alasannya karena rokok dulu adalah “istrinya yang pertama”. Lho, yang sekarang? Ya, setelah pertama, pastilah kedua toh!

Cinta Pertama yang Murni

Cinta Pertama
Kalau Cinta Pertama Pada Rokok, Ya Rasanya Bisa Selangit Juga Lho!

Sering orang bicara tentang cinta pertama itu pada seseorang. Lawan jenis. Beda dengan LGBT. Mungkin cinta pertamanya adalah… Entahlah!

Cinta pertama itu akan selalu terkenang sampai sekarang. Biasanya sih begitu. Tapi, bisa juga cinta pertama membekas dalam kehidupan orang itu, juga sampai sekarang. Bagaimana bila cinta pertama seorang laki-laki pada rokoknya? Apakah mungkin? Oh, mungkin saja!

Dari cinta pertama, lanjut ke cinta seia sekata. Maksudnya, rokok itu ketika dinyalakan, iya-iya saja. Tanpa banyak kata. Hem, nyambung tidak ya? Disambungkan saja deh!

Rokok adalah teman yang setia bagi laki-laki, yang memang perokok. Sebagaimana buku adalah teman yang setia bagi kutu buku. Ketika bekerja, rokok itu selalu menemani. Katanya, kalau tidak merokok, pikiran tidak akan jalan. Padahal, yang jalan di dalam tubuh itu ‘kan darah. Otak juga bekerja ‘kan karena ada darah. Kok asap yang bikin otak jalan? Hem… Begitulah logikanya bagi seorang perokok.

Makanya, bagi seorang istri yang tidak langsung menegur suaminya untuk berhenti merokok, ya, karena faktor itu. Rokok sudah sedemikian lekat dengan kehidupan si suami, bahkan jauh sebelum mengenal istrinya. Tidak gampang lho, memutus tali cinta antara suami dengan rokoknya itu! Cinta mereka begitu kuat, lekat bahkan mendekati abadi, sampai ajal nanti. Ah, itu sih bukan abadi namanya.

Tapi ada satu kalimat yang mungkin cukup menohok hati. Jika istri tidak menegur suami yang merokok, maka itu tandanya istrinya sudah tidak cinta lagi dan berharap suaminya cepat mati! Lalu, bisa menikah lagi dengan mantannya istri yang dulu tidak sempat menikah. Hahay…

Batu Melawan Batu

Batu Melawan Batu
Tidak Ada Untungnya Jika Batu Melawan Batu, Karena Keduanya Bisa Membuat Menderita Orang, Apalagi Kalau Bukan Batu Ginjal dan Batu Empedu?

Kalau melakukan suit dengan metode kertas, batu, gunting, maka batu dengan batu, pastilah akan draw. Seri. Lalu diulang lagi. Batu dengan batu dibenturkan juga akan rusak salah satunya. Nah, begitu pula bila antara suami dan istri ibaratnya batu semua. Apakah kepala batu? Yah, belum tentu juga sih.

Istri menghendaki suami segera berhenti merokok, dengan segudang omelan dan kata-kata keras lainnya. Tapi, menghadapi seperti itu, suami jelas akan menyangkal. Cenderung akan melawan, kecuali memang suaminya itu takut istri. Namun, sejatinya, suami akan merasa harga dirinya akan tercoreng manakala dimarahi dan diomeli istri, apalagi setiap hari. Hal ini bisa dilihat dalam penelitian berikut ini. 

Dukung Sepenuh Hati

Dukung Sepenuh Hati
Dukung Sepenuh Hati Untuk Suami, Jangan Terlalu Sering Menyalahkannya, Sayangilah Melebihi Sayang Kepada Rokoknya.

Lalu, bagaimana solusi terbaiknya sih untuk berhenti merokok itu bagi suami atau pasangan? Sebenarnya perokok itu tahu lho kalau merokok itu berbahagia, eh, maksudnya berbahaya. Mereka sudah tahu dan hafal luar kepala tentang bahaya-bahaya merokok. Tapi, untuk berhenti merokok, jelas tidak mudah. Sulit. Susah. Dan, mereka butuh dukungan. Terutama dari orang-orang terdekat. Ya, istrilah.

Pertama, jadikanlah berhenti merokok itu dari diri mereka sendiri. Sebab, jika alasan berhentinya karena istri atau anak-anak, suatu saat bisa muncul lagi, ketika istri dan anak-anak tidak ada. Bantulah mereka untuk berhenti pada tanggal yang dipilih sendiri, asalkan sebelum tanggal kematiannya lho!

Kedua, ceritakan tentang orang-orang yang sudah berhenti merokok. Mereka sudah berhasil dengan baik. Orang-orang itu juga bukan orang yang super atau luar biasa, tetapi orang-orang biasa, seperti suaminya itu. Bedanya, mereka sudah melalui perjuangan luar biasa, karena berhasil berhenti merokok. Itu saja. Bukan berarti luar biasa itu adalah merokok di luar sudah biasa. Halah…

Cara ketiga, dengarkanlah curhatannya. Simak baik-baik. Jangan sambil main HP. Nanti HP kamu malah kena abu rokok. Atau malah ikut terbakar. Kan repot itu. Perhatikan ketika suami bicara tentang susahnya berhenti merokok. Yang dirasakan oleh tubuhnya. Betapa butuh berjuang keras melawan ketergantungan. Terus dukung dan dukung. Bukan dengan cara mengetik SMS dengan tarif 2000 rupiah itu lho!

Bagaimana seandainya dia sudah berjanji untuk tidak merokok, tetapi kamu menemukan dia merokok sembunyi-sembunyi? Biasanya sih ini di dalam WC. Padahal makan dan minum yang baik itu ‘kan tidak di dalam WC ya? Berarti rokok itu…? Ah, kamu sendiri yang tahu.

Sampai di sini, berhenti merokok itu butuh kesadaran dari si perokok sendiri. Dari suami sendiri. Sebab, sudah banyak peringatan, tentunya tidak sama dengan peringatan hari besar nasional, tentang bahaya merokok. Toh, hasilnya? Tetap merokok bukan? Makanya itu, kesadaran perlu ditumbuhkan dalam diri suami. Istri harus terus mendukung suaminya. Jangan cuma mendukung ketika diberikan uang banyak saja ya! Lebih baik memang, uang yang sedianya akan dibelikan rokok itu, diberikan kepada istri tercinta. Asal istrinya juga jangan coba-coba merokok lho ya! Nanti berhenti suami, malah pindah ke istri. Hadeuh….!

Baca Juga: Posisi Siap Sebenarnya Untuk Siapa?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

5 Comments

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.