[Penasaran?] Temukan Di Sini 10 Ciri Kamu Mesti Resign Kerja

[Penasaran?] Temukan Di Sini 10 Ciri Kamu Mesti Resign Kerja

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Mencari pekerjaan pada zaman now memang susah-susah sulit ya? Butuh waktu, perjuangan, biaya dan lain sebagainya untuk bisa dapat satu pekerjaan. Namun, bagaimana seandainya kamu sudah lama diterima, tapi berpikir mau resign kerja? Yuk, simak ciri-cirinya di bawah ini!

1. Terlambat Datang, Cepat Pulang

Kalau di dunia kerja, bisa saja muncul penyakit yang namanya P4. Ini jelas bukan penataran seperti tahun 1990-an ya, tapi artinya Pimpinan Pergi, Pegawai Pulang. Intinya, karyawan atau pegawai inginnya cepat pulang. Ingin segera meninggalkan kantor, untuk kembali ke rumah.

Nyamannya rumah susah ditinggalkan, makanya terlambat pula datang di kantor. Nah, gejala seperti ini bisa menjadi awal keinginan kamu untuk resign kerja. Diawali dengan tidak nyaman alias enjoy dengan pekerjaan kamu.

Baca Juga: Hari Senin? Kok Banyak yang Tidak Ingin?

2. Kerja Buat Menggugurkan Kewajiban

Yah, kerja wajib dari jam 07.30 sampai jam 16.00, istirahat jam 12.00-13.00. Begitu tiap hari, dari Senin sampai Jum’at. Rutinitas kerja. Kalau kamu bekerja hanya untuk menggugurkan kewajiban, alias cuma menempelkan jari ke mesin absensi, maka bisa jadi kamu mulai terpikir untuk resign kerja.

Apalagi kalau kerja sudah tidak merasa bergairah, tidak ada target-target kerja yang mau diselesaikan, maka ini juga tanda resign kerja akan muncul dalam pikiran.

Baca Juga: Cara Buat CV Jaman Now [5 Website Ini Membantu Agar CV Kamu Jadi Makin Menarik, Ciamik, Asyik dan Langsung Dilirik]

3. Beda Kerja dengan Latar Belakang Pendidikan

Dulunya kuliah di jurusan hukum, sekarang kerja di bagian keuangan. Tidak cocok ya? Tapi, dari hasil tes dan seleksi, kamu masuk di situ misalnya. Maka, bisa saja, jurusan yang berbeda dengan pekerjaan sekarang membuat ketidaknyamanan.

Baca Juga: 5 Ciri Penting Jika Anda Cerdas Atau Pintar

4. Lingkungan Kerja Bikin Tidak Nyaman

Resign kerja dapat muncul dalam keinginan karena didorong oleh lingkungan kerja yang tidak nyaman. Misalnya, rekan-rekan kerja yang perilakunya buruk, sering menyerang kita, ketika kita bekerja dengan keras, ternyata kita susah mendapatkan hak, kerja sama yang tidak ada atau kurang sekali dan lain sebagainya.

5. Atasan yang Otoriter

Setiap pekerja atau karyawan pastilah memiliki atasan. Jelas atasan itu posisinya lebih tinggi daripada bawahan, ya kan? Kecuali itu di pasar, ada pedagang yang menempatkan atasan malah di bawah. Hehe…

Sifat atasan yang otoriter, tidak bijaksana untuk diskusi, semaunya sendiri, sering memberikan perintah yang tidak terlalu jelas dan menyalahkan bawahan ketika ada kesalahan (padahal seharusnya ikut bertanggung jawab), membuat kita sebagai pekerja jelas merasa tidak suka. Kalau itu diteruskan, maka suasana kerja sudah tidak terlalu kondusif. Dan, mungkin resign kerja akan menjadi suatu solusi yang boleh diambil.

Baca Juga: Posisi Siap Sebenarnya Untuk Siapa?

6. Pekerjaan Mengganggu Kesehatan

Kantor yang isinya sebagian besar perokok itu sebenarnya memang mengancam kesehatan kita, apalagi kalau kita aslinya bukanlah perokok. Ketika kita sedang bekerja, asap rokok yang super jahat itu ada di sana-sini, masuk ke hidung kita dan tinggal di paru-paru, jelas itu tidak baik untuk kesehatan.

Mungkin kita bisa pindah ke bagian lain. Namun, jika hampir semuanya seperti itu, lebih baik kamu berpikir lebih jauh lagi tentang kesehatan. Karena jelas kesehatan lebih utama daripada pekerjaan. Setuju?

Baca Juga: 5 Tips Agar Tetap Sehat dan Segar, Meskipun Sering Kerja Malam

7. Keluarga Jadi Tercampakkan

Menjadi orang yang suka bekerja, bahkan sampai workaholic itu memang sangat perlu. Tujuannya agar setiap pekerjaan kita menjadi lebih nyaman untuk dilaksanakan dan hasilnya pun akan lebih maksimal. Namun, keluarga tetap memegang peranan utama dalam kehidupan kita. Apalagi bagi kamu yang memang sudah berkeluarga.

Mencari uang memang wajib untuk menghidupi keluarga, tetapi kalau cara untuk mendapatkan hal itu malah menjauhkan kita dari keluarga, resign kerja dapat masuk dalam alternatif. Mencari pekerjaan lain yang lebih seimbang waktu kerja dengan keluarga. Bayangkan, bila kamu terus bekerja setiap hari, jarang ketemu anak, tahu-tahu dia sudah SMP. Tahu-tahu dia sudah kuliah. Dan, tahu-tahu pula dia sudah menikah. Akhirnya, kebersamaan kamu dengan anak sendiri menjadi hampir tidak ada.

8. Tidak Setara Antara Penghasilan dan Resiko Pekerjaan (Tanggung Jawab)

Misalnya, kamu berada di bagian pengelola keuangan. Baik itu di sektor negara maupun swasta, biasanya kamu akan mengelola dana instansi atau perusahaan yang luar biasa besar. Mungkin sampai milyaran atau sampai triliyunan. Sementara yang kamu dapatkan berapa? Setara atau tidak? Kira-kira sebanding atau tidak sebanding?

Tanggung jawab kerja itu memang berat. Kalau cuma jawab memang mudah, tetapi kalau tanggung juga ikutan, maka ini yang tidak gampang. Pikirkan lagi bila kamu berada di suatu tempat kerja, sementara antara pekerjaan dan tanggung jawabmu dirasa masih jauh. Apakah itu berarti harus resign kerja? Cobalah untuk dipikirkan lebih matang.

9. Arah Perusahaan di Masa yang Akan Datang Tidak Jelas

Dalam poin ini, biasanya terkait dengan perusahaan bisnis. Banyak sekali perubahan yang terjadi pada era sekarang ini. Beberapa perusahaan sudah mulai merumahkan karyawannya karena kalah dengan usaha online, misalnya. Nah, jika perusahaan tempat kamu bekerja mulai ada tanda-tanda atau geliat akan mundur bahkan bangkrut, segeralah mulai mempersiapkan diri untuk resign kerja. Sebelum kondisi yang buruk terjadi dan kamu tidak lagi mendapatkan penghasilan.

Baca Juga: Penghasilan Dirasa Kurang, Tertarik Buka Usaha Sampingan Untuk Karyawan? Coba 5 Tips Ampuh Berikut Ini!

10. Gaji Buta dan Tuli Setiap Hari

Sebenarnya di sini saya cuma mau tulis gaji buta, tapi sekalian saja dengan tuli saja. Mohon maaf bagi penderita disabilitas yang mengalami dua hal tersebut.

Gaji buta jelas diartikan sebagai gaji yang diterima orang tanpa harus banyak kerja, atau malah tidak ada kerjanya sama sekali. Jarang masuk kantor, sukanya keluyuran, tetapi tetap mendapatkan gaji. Sedangkan gaji tuli, itu sudah ditegur untuk rajin bekerja setelah terima gaji, tidak mau mendengar. Mungkin itulah penjelasannya ya.. Hehe…

Bagi kamu yang menerima dan mengalami semacam itu, terutama gaji buta, sementara kamu butuh tantangan, pembelajaran, pengembangan diri dan karier yang lebih jelas, maka pastilah kamu tidak cocok bila hanya menerima gaji buta. Mungkin pada sisi satu nyaman dan enak saja menerima gaji tanpa kerja, tetapi banyak orang yang tidak mau tinggal diam, akan kurang senang. Mau resign kerja? Silakan diambil bila kondisi yang tidak baik itu terus terjadi pada diri kamu.

Ketika kamu pada akhirnya mendapatkan 10 ciri di atas, tetap kamu harus mempersiapkan diri, terutama keluarga dan juga keuangan kamu. Pastikan pula, di tempat kerjamu sebelum resign, kamu mendapatkan pengganti atau pekerjaan kamu diserahkan kepada orang yang tepat. Itu nantinya agar kamu tetap memperoleh predikat yang baik, sebelum masuk ke tempat kerja baru atau malah mulai bisnis baru. Pilihan ada di tangan kamu!

Baca Juga: Semua Orang Mau Jadi PNS? Adakah yang Tidak Mau?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

3 Comments

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.