Subhanallah, Enam Pelajar Menendang Nenek di Tapanuli Selatan

Subhanallah, Enam Pelajar Menendang Nenek di Tapanuli Selatan

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Kejadian mengenaskan muncul Angkola Timur, Tapanuli Selatan. Ada enam pelajar menendang nenek di pinggir jalan. Kata mereka sih, alasannya karena iseng. Hah, iseng?

Pertama kali melihat kejadian tersebut di TikTok. Ketika itu, sang nenek diblur, sehingga kekerasan tidak ditampakkan dengan jelas. Namun, saat membuka Twitter, justru tidak diblur. Jadi, terlihat sekali nenek tersebut ditendang sampai jatuh di tanah, lalu pergi.

Menurut Tribunnews, video viral tersebut dibuat pada Sabtu (19/11/2022). Para polisi pun telah mengamankan para pelaku, yaitu: IH, ZA, VH, AR, RM dan ASH. Yang disebutkan terakhir ini, ASH merupakan lulusan di salah satu sekolah keagamaan di Tapanuli Selatan. Nah, lho!

Kalau dari video yang ada, IH adalah pelaku utama yang menendang nenek. Sedangkan pelaku perekam video adalah ZA. Sementara HP yang digunakan dibeli di mana, saya juga tidak tahu.

Motor yang diamankan polisi punya plat nomor T 3350 BK milik RM. Hem, sama sekali bukan nomor cantik.

Sudah Dua Kali

tangkapan-layar-video-viral-pelajar-tendang-nenek-di-tapsel_169
Sumber Gambar: https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2022/11/20/tangkapan-layar-video-viral-pelajar-tendang-nenek-di-tapsel_169.jpeg?w=1200

Ibarat makan nasi, menambah satu porsi lagi. Begitu juga dengan kejadian ini, ternyata para pelaku sudah melakukannya dua kali. Kejadian pertama pada bulan September 2022. Pelakunya sama dan korbannya pun sama. Jelas, orang tua para pelaku juga masih sama.

Justru, pada kejadian pertama, nenek tersebut dipukul dengan sepotong kayu. Ketika polisi menanyakan ke para pelaku, motif mereka melakukan hal tersebut adalah karena iseng. Ya, iseng saja. Lalu, divideokan, dan jadi viral deh.

Saya melihat aneka komentar di TikTok. Saya lupa cantumkan linknya di sini. Maklum, di TikTok kan video cepet banget berganti ya, kalau sudah diskrol dan back lagi, biasanya sudah hilang.

Apa komentar-komentar yang ada di sana? Banyak dari warganet yang menantang duel dengan para pelajar tersebut. Bahkan ada satu warganet yang bisa mengaku bisa menghadapi enam pelaku sendirian. Entahlah benar apa tidak, namanya juga komentar. Namun, hal itu menunjukkan kegeraman warganet terhadap remaja tersebut. Sebelum geram, lebih baik bilang begini, “Kamu nanyaee, kamu bertanya-tanya, arrrggghhh!!!”

Pendidikan Karakter

viral-pelajar-sma-aniaya-nenek-netizen-soroti-nopol-pelaku-yang-berasal-dari-purwakarta-TtJtTLz0hd
Sumber Gambar: https://img.okezone.com/content/2022/11/20/525/2711150/viral-pelajar-sma-aniaya-nenek-netizen-soroti-nopol-pelaku-yang-berasal-dari-purwakarta-TtJtTLz0hd.jpg

Inilah salah satu hasil dari pendidikan kita di Indonesia. Pelajaran eksakta dan noneksakta, rupanya tidak selalu diimbangi dengan pendidikan karakter. Pendidikan akhlak. Pendidikan moral. Betapa mudahnya mereka memperlakukan orang yang lebih tua dan seharusnya mereka hormati, dengan alasan, “Iseng!”

Apalagi dari berita yang saya baca, bahwa nenek tersebut mengidap ODGJ alias Orang dengan Gangguan Jiwa. Mengenai gangguan jiwa ini, masih banyak yang salah persepsi di masyarakat. Menurut banyak orang, orang yang gangguan jiwa itu yang telanjang, jalan terus di pinggir jalan, rambut dan muka awut-awutan. Seperti itu pemahamannya. Bagaimana dengan kamu sendiri?

Ada pula ODGJ yang sampai dipasung di rumahnya sendiri. Mengenai hal ini, silakan cari saja beritanya di Google. Sudah banyak sekali kejadian menangani ODGJ dengan cara seperti itu. Kan kasihan.

Seharusnya, penyakit jiwa itu diobati, bukan malah dibiarkan, apalagi penanganan yang salah. Sekarang pun, penyakit jiwa ditanggung BPJS kok. Rumah sakit pun banyak dokter jiwa. Kalau pakai BPJS, maka akan lebih ringan dari segi pemeriksaan dan pengobatan.

Pada dasarnya, ODGJ itu bisa berasal dari keturunan. Nah, jika karena faktor ini, maka tidak bisa dihindari. Bakat atau gen alami itu sudah ada sejak lahir. Yang diperlukan selanjutnya adalah menjaga kondisi kesehatan pengidap gangguan jiwa tersebut. Diobati agar tidak makin menjadi-jadi.

Perlu diingat pula, bahwa gangguan jiwa yang paling ringan itu adalah stres. Ya, stres yang paling kita kenal itu adalah gejala penyakit jiwa. Jadi, jangan bangga kalau kita merasa tidak pernah gangguan jiwa, tetapi stres setiap hari.

Yang Benar yang Mana?

Sangat disesalkan memang kejadian pelajar menendang nenek seperti di atas, bahkan dilakukan sampai dua kali. Sebelum tiga kali terjadi, lebih baik memang tangkap dan penjarakan saja kalau memang harus. Supaya bisa menjadi pembelajaran bagi para pelajar tersebut plus orang tuanya.

Hanya demi video viral, sampai membuat video yang melecehkan dan merendahkan derajat orang tua, walaupun bukan orang tuanya sendiri. Tapi ‘kan nenek tersebut pastilah orang tua dari keluarganya. Bagaimana jika orang tuanya para pelajar itu juga ditendang orang dengan alasan iseng pula? Apakah mau terima? Pastilah tidak bukan?

Seorang teman Facebook saya sampai berkata dalam statusnya menanggapi video tersebut, apakah para pelajar itu anak yatim atau bisa diartikan bahwa orang tua mereka sangat sibuk bekerja hingga lupa dengan anak-anaknya? Apakah orang tua mereka cuma mencekoki makanan dan minuman saja, itupun mungkin secara instan, sementara pikiran dan jiwa anak-anak tersebut tidak dikasih makan?

Sampai di sini, muncul pertanyaan di benak saya tentang ODGJ sesuai berita yang saya baca, sebenarnya yang gangguan jiwa itu si nenek atau para pelajar pelaku kejadian tersebut ya? Saya kok lebih cenderung jawabannya jatuh pada pilihan terakhir ya!

Bagaimana dengan kamu sendiri? Tulis tanggapanmu di kolom komentar ya!

Sumber: Tribunnews

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.