Saat Hujan Pagi di Sekolah

Saat Hujan Pagi di Sekolah

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Namanya hujan, pastilah tidak bisa diprediksi. Langit mendung, belum tentu hujan akan turun juga. Mendung tak berarti hujan. Perut mengandung, belum tentu anaknya perempuan.

Saya mengambil tulisan di Pantun Bale, grup Lagerunal ini, dari tulisan puisi dengan link https://hariyanto17.blogspot.com/2022/02/puisi-20-hujan-pagi-di-sekolah.html?m=1

Judulnya “Hujan Pagi di Sekolah”. Isinya tentang orang tua yang berbohong anaknya sakit karena diterpa hujan di bawah awan hitam. Kabar bohong itu dikirimkan ke WA gurunya. Hem, itu yang sakit sebenarnya si anak atau orang tuanya ya?

Masalah Klasik

hujan-1

Indonesia cuma mengenal dua musim. Kalau bukan penghujan, ya, kemarau. Jika ada musim yang lain, maka itu biasanya musim mangga, musim durian, musim jeruk, sampai musim kawin! Yang disebutkan terakhir ini biasanya di bulan Syawal. Tatkala nafsu dikendalikan ketat di bulan Ramadhan, lalu menemukan tempat yang halal di bulan Syawal.

Jika mengetahui bahwa Indonesia cuma dua musim, maka semestinya mempersiapkan diri dong! Contohnya, ketika hujan dan orang sementara naik motor. Dia mungkin akan memilih untuk berteduh.

Saat dilihat di bawah jok motornya, eh, tidak ada jas hujan atau mantel. Kondisi tersebut berlangsung berhari-hari sampai tahun berikutnya. Musim penghujan yang turun tiap tahun tidak disiasati dengan jas hujan atau mantel itu tadi.

Padahal, jika dia berteduh, maka waktu akan lebih terbuang. Seharusnya tiba jam empat sore misalnya, menjadi molor jam lima karena harus berteduh dulu. Coba berhenti sejenak, lalu menggunakan jas hujan. Maka setidaknya, tidak akan banyak terlewat dari waktu yang seharusnya.

Masalah Klasik (2)

Berikutnya kondisi yang terjadi tatkala hujan. Bawaannya memang malas dan ingin menarik selimut saja. Apalagi hujannya dari sebelum Subuh sampai waktu untuk sekolah atau kerja tiba.

Ada teman saya di Makassar yang selalu beralasan dingin dan tidak mau mandi saat hujan. Padahal ‘kan bisa saja merebus air, lalu jadi air hangat untuk mandi. Atau menumpang saja mandi di hotel yang ada air panasnya. Syaratnya ya, sewa dulu satu malam sekadar untuk menumpang mandi. Tidurnya tetap di rumah sendiri.

Hujan turun, bisa menyisakan masalah yang sering terjadi. Apalagi kalau bukan banjir? Ini juga kondisi yang miris dirasakan. Teori IPA yang dipelajari saat sekolah, bahwa hutan itu menahan air hujan, tidak bisa dilakukan karena hutannya saja sudah gundul. Hutan yang gundul tersebut lebih parah efeknya daripada tukang potong rambut yang salah menggundul kepala orang.

Air hujan dan banjir di jalanan, bahkan masuk ke dalam rumah memang bisa menghalangi untuk berangkat ke sekolah bagi anak-anak kita. Tapi, pertanyaannya, kenapa harus berbohong? Kenapa tidak jujur saja? Misalnya dengan seperti ini: “Maaf Pak/Bu Guru, saya mau membohongi Pak/Bu Guru dengan mengatakan anak saya sakit dan diselimuti.” Begitu ‘kan lebih baik! Bukan berani jujur itu hebat, melainkan berani jujur itu pas hujan lebat!

Efek Bagi Anak

hujan-2

Orang tua yang membohongi gurunya dengan menyelimuti anak dan berpura-pura sakit, maka itu akan menimbulkan efek tidak bagus bagi si anak sendiri. Namanya anak, pastilah akan mengikuti orang tua. Anak yang sering berbohong, biasanya orang tuanya juga tukang bohong.

Contoh sederhana, saat ada tamu yang mencari bapaknya. Si bapak mengatakan ke si anak, “Eh, Nak, jangan kasih tahu Bapak ya? Bapak lagi keluar dipanggil presiden, bilang saja begitu!”

Anak pun bingung. Ini bapaknya apanya presidenkah?

Solusi yang Ada

Saat hujan turun dengan deras, ya, iyalah, mana ada hujan naik dengan deras, orang tua perlu memikirkan solusi yang jitu. Jika tidak ingin anaknya kehujanan, coba pindahkan saja sekolahnya dekat rumah. Diangkat coba.

Kalau hal itu tidak mungkin, bisa dengan pesan ojek online, tetapi yang bentuknya mobil. Nah, dengan mobil ‘kan tidak mungkin kehujanan, kecuali atapnya bocor. Seandainya bocor, coba oleskan NoDrop!

Mobil online belum bisa dipanggil, maka dengan sepeda motor saja, pakai jas hujan. Tidak terlalu basah juga kok pakai jas hujan itu, kecuali bocor juga. Nah, apakah jas hujan yang bocor juga akan dioleskan NoDrop?

Orang tua perlu memahamkan anak, bahwa apapun kondisinya, tetap harus sekolah, kecuali hari Ahad atau tanggal merah. Bisa jadi, anaknya tetap semangat untuk bertemu guru dan teman-temannya, sedangkan orang tuanya justru ingin anaknya di rumah karena hujan.

Menuntut ilmu adalah sebuah perjuangan dan tidak ada kaitannya dengan nama parpol lho ya! Itu cuma hujan, zaman dulu para ulama menempuh perjalanan ribuan kilometer cuma dengan unta, menyusuri padang pasir, hanya demi mendapatkan satu hadits. Lah ini, hanya karena hujan, masa tidak masuk? Padahal, hujannya dari air juga.

Hujan yang deras tidak perlu membuat jadi malas. Sebab, hujan yang lebat, akan memunculkan orang yang hebat. Sementara hujan yang rintik-rintik, bisa menjadikan tulisan ini berakhir dengan tanda titik.

pantun-bale

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

11 Comments

  1. Setuju, hujan jangan jd alasan untuk terlambat atau bahkan tdk pergi ke sekolah. Hmm… yg suka begitu itu, apa gak merasa berrsalah ya sama anak2 yg sudah menunggu di kelas? Atau gak malu kalah sama anak2 yg bisa pergi ke sekolah? Heran dech..

  2. Kadang begitu ya pak …semoga kita bisa belajar dari tulisan bapak ..bisa menyesuaikan diri dengan keadaan…..amin ..salam literasi

  3. Huuf sedih juga jk mlihat ortu yang dg entengnya berbohong. Bgmna anak tidak mencontoh berbohong. Betul sekali… Kita ortu adlah model untuk anak2 kita. Jd sgl sikap perilaku kita harus hati2 krn ansk akan meniru apa yg kita lkukan

  4. Setiap membaca tulisan Pak Rizky selalu bikin terhibur. Pokoknya lucu saja. Tapi yg pasti berani jujur itu hebat. Jadi saat hujan alangkah baiknya ga usah pakai alasan tetek bengek. Cukup katakan sejujurnya. Tapi kalau bisa ortu harus selalu kasih suri tauladan buat anaknya biar saat dewasa jadi orang yg baik. Sukses selalu buat Pak Rizki…

  5. Luar biasa… Jadi dapat pengalaman belajar menulis pantun bale. Kadang2 hujan jd alasan tidak pergi kerja. Padahal dianya lagi malas ha… ha… ha… Musim hujan enak tidur

  6. Terimakasih Bung Rizky….. Maaf sambil tersenyum sendiri membaca ulasan puisi saya…..saya bangga eh maksudnya bahagia lho karyanya diulas begitu….apalagi dengan bahasa ringan penuh humor…

    Siip siip salut bung Rizky. Humor tapi sarat nilai solusi baiknya bagaimana……

    Oya. Puisi saya itu adalah fakta lho. Kejadian di kelas 3 SD…..anaknya diselimuti lalu di foto…….ibilang sakit panas…(ya jelas dong diselimuti ….) Tidak tahunya sore harinya si orangtua pasang status berfoto sama anaknya betsukatia di kolam renang…….lupa kali orangtuanya jika barusan alasan sakit. Langsung Bu Guru ngebel…..eh dimatikan….

  7. Salam Bung Rizky. Artikelnya sudah saya baca semua sambil menahan tawa dan senyum sendirian…..
    Terimakasih puisi sy dibahas disini untuk pembelajaran. Dengan gaya bahasa ringan tapi mengena.
    Isi puisi sy itu fakta Bung.
    Siip dan salam literasi

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.