Ukhti atau Ustadzah?

Ukhti atau Ustadzah?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Ada sebuah gambar yang mungkin cukup viral di Facebook, tentang gambar seekor buaya yang bisa berdiri sambil mengucapkan, “Assalamualaikum, Ukhti..”

Gambar itu sekilas bisa memancing senyum, atau bahkan tawa, deh, kalau mau. Buaya katanya disimbolkan sebagai playboy alias laki-laki yang hobinya mempermainkan perempuan. Padahal, sejatinya playboy juga tidak bisa berkutik kalau perempuannya tidak menanggapi ‘kan? Ada playboy, ada playgirl. Kompak deh!

Katanya pula, buaya itu termasuk hewan yang setia, lho! Ah, yang mana benarnya, saya juga kurang paham. Yang jelas, buaya tidak cocok disematkan kepada laki-laki. Kalau laki-laki, yang lebh cocok adalah pakaya, buaya cuma untuk perempuan.

Sebagai Sapaan

Dalam dunia aktivis dakwah, sebutan ukhti untuk perempuan, sedangkan laki-laki disebut akhi. Untuk perempuan kadang disebut juga dengan akhwat, untuk laki-laki kadang dengan ikhwan.

Ternyata, dari otak-atik itu, muncul sebuah merek laptop. Merek ASUS. Lho, itu ‘kan merek terkenal, dari Tiongkok? Ya, benar, tetapi saya mengartikan ASUS itu punya kepanjangan: Akhi Sholeh, Ukhti Sholihah. Ohh, pantas laptop ASUS banyak dipakai juga untuk berdakwah.

Baca Juga: Sehat Q, Media Informasi Digital Lengkap Untuk Sehat A Sampai Z

Sebutan ukhti maupun akhi menandakan ada hal yang berbeda di sana. Jika panggilan biasa, ada bro dan sist. Yang sempat terkenal itu adalah, “Tarik sist!” Atau, “Tarik Sist, Semongko!”

Kalimat yang terkenal itu saya kurang paham, kenapa buah semangka dibawa-bawa? Berat lho dibawa, apalagi buat melempar orang! Apa maksudnya di situ adalah semangka yang artinya semangat kawan?

Tapi, badan kita akan kurang semangat jika cuma makan semangka? Buah semangka ‘kan memang banyak mengandung air. Ohh, mungkin maksudnya air itu adalah simbol penyemangat ya? Misalnya, saat ada orang susah disuruh bangun, agar semangat bangun, maka guyur saja dengan air. Begitu mungkin.

Kalau Ustadzah?

Panggilan ustadzah lebih khusus lagi dibandingkan dengan ukhti. Sebab, ustadzah itu kaitannya dengan seorang perempuan yang memiliki ilmu. Tentunya yang dimaksud di sini adalah ilmu syar’i atau ilmu agama Islam.

Apa saja ilmu syar’i itu? Ya, ilmu tentang Al-Qur’an, hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, ibadah, muamalah, akhlak, dan masih banyak lagi. Termasuk ilmu tentang pernikahan Islami. Banyak juga lho ustadzah yang belum menikah. Halah, apa maksudnya ini?

Panggilan tersebut juga erat kaitannya dengan pembina pesantren. Para santri memanggilnya dengan ustadzah, begitu juga ustadz yang lain. Dari segi pakaian memang, antara santri putri dengan ustadzah bisa sama, bahkan badannya pun bisa sama. Pakai gamis lebar, berjilbab besar dan lebar juga, serta ditambah dengan cadar, maka bisa salah sangka, itu yang lewat santri atau ustadzahnya?

Kadang juga, santri punya badan yang lebih besar daripada ustadzah. Seperti murid saya, kelas 2 SMA, punya badan yang gemuk, dan tinggi. Kalau berjalan, pasti lebih tinggi daripada gurunya sendiri, ustadzahnya sendiri. Selain itu, para ustadzah biasanya punya badan yang kecil, apalagi yang masih gadis. Mungkin karena belum menikah kali ya, jadi belum ada perhatian dari laki-laki halal, dalam hal ini adalah suami.

Teman saya dulunya menikah dengan seorang ustadzah, badannya langsing dan lumayan tinggi. Namun, setelah menikah, teman saya itu mengatakan, “Istriku tambah bengkak!”

Setelah ditelusuri, rupanya kegemukan itu karena keturunan juga. Bapak dan ibunya gemuk, maka anaknya akan ikut gemuk. Ya ‘kan? Jadi, mau itu ustadzah atau bukan, keturunan akan memegang peranan penting. Makanya, kalau tidak mau gemuk, jangan pilih keturunan orang-orang gemuk ya? Eh, mana bisa ini? Hehe…

Panggilan yang Benar Mana?

Saya pernah berdiskusi dengan teman saya yang lain lagi, untuk memanggil seorang akhwat, itu pakai ukhti atau ustadzah? Dia bilang, lebih bagus pakai ustadzah karena itu sebagai bentuk adab kepada orang-orang yang berilmu.

Tapi, ada juga yang beralasan memanggil dengan ukhti, sebab panggilan ustadzah itu kesannya formal dan kaku. Ukhti lebih luwes dan artinya pun saudara perempuan. Saudari muslimah. Bukannya kita yang memanggil juga punya ilmu? Dan, memang benar, laki-laki yang aktif di dunia kepesantrenan pantas disebut ustadz. Makanya, yang perempuan juga dipanggil ustadzah.

Teman saya di Makassar mengatakan lain lagi. Katanya, terserah deh mau memanggil yang mana, ukhti atau ustadzah. Dua-duanya bisa. Ohh, jadi begitu. Akhirnya, saya mengambil kesimpulan, panggilannya ustadzah saja. Tidak cuma untuk menghargai orang yang berilmu, tetapi juga sebagai wujud doa agar ilmunya suatu saat bisa bertambah. Selain ilmu yang bertambah, status juga harus bertambah. Maksudnya, dari yang sendirian, menjadi punya pasangan. Aamiin..

Kesimpulan

Saya menulis tentang ukhti atau ustadzah ini pas di tanggal 21 April. Katanya sih Hari Kartini. Kalau menurut saya, sosok muslimah juga perlu berperan aktif dalam pengembangan diri. Meskipun di rumah kebanyakan, tetapi toh tetap bisa beraktivitas bagus, bahkan berbisnis juga.

Cukup banyak juga yang berbisnis online. Meskipun hanya posting foto seadanya, upload sembarang juga di status WA. Paling tidak, itu bagian dari ikhtiar juga lho! Mau dipanggil ukhti atau ustadzah, berharap jualannya pun berkah.

Dan, satu lagi, mengapa sosok ukhti atau muslimah itu pakaiannya selalu tertutup begitu, bahkan hanya terlihat matanya saja? Ada yang mengatakan, jangan salah, mereka yang sudah punya suami, tidak kaku juga.

Malah ada yang menyebutkan, ketika di luar rumah, pakaiannya kearab-araban, di dalam rumah, pakaiannya kebarat-baratan. Wow, ya, iyalah, aurat seorang muslimah itu memang hanya untuk suaminya! Antara suami dan istri, memang tidak ada lagi batasan aurat. Begitu, ya ‘kan?

ukhti-atau-ustadzah-1

Baca Juga: 9 Alasan Tanpa Pakai Adat Pernikahan

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

10 Comments

  1. Keren…Master Rizki, trimks share tulisan. Ada kata uti /ustazah. Emak menyebut uti untuk panggilan seorang nenek tetangga. Ternyata artinya panggilan seorang perempuan. Tulisan yg terurai dg apik

    1. Uti memang lain dengan ukhti, Bu. Kalau Uti jelas nenek-nenek, tapi ukhti biasanya sih masih muda, masih gadis.

  2. ingat waktu sekolah dulu, biasa dengan kata ukhti dan akhi, lebih adem rasanya memanggil teman dengan panggilan itu. Selamat hari Kartini buat Ukhti di seluruh Indonesia

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.