9 Alasan Tanpa Pakai Adat Pernikahan

9 Alasan Tanpa Pakai Adat Pernikahan

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Bagi seorang jomblo, menikah adalah impian yang selalu diimpikan. Mempunyai pasangan yang sah dan halal, itu jadi tujuan yang ingin didapatkan tanpa banyak aral. Namun, bagaimana jika acaranya nanti justru harus pakai adat pernikahan?

Bagi suku-suku di Indonesia, selalu ada acara dari adat perkawinan atau pernikahan. Misalnya: pernikahan adat Jawa. Apakah orang Jawa dengan orang Jawa yang pakai pernikahan adat Jawa itu? Oh, tidak selalu, dong! Tergantung dari kesepakatan. Adat pernikahan Jawa bisa untuk semua orang.

Nah, bagaimana jika ada acara tanpa adat pernikahan? Berikut adalah alasan-alasannya:

1. Pakai Walimah Syar’i

Ini adalah alasan yang dikemukakan oleh orang dengan keinginan untuk mengadakan walimah syar’i. Ini adalah jenis pesta pernikahan yang Insya Allah sudah sesuai dengan ajaran Islam. Kalau sudah berlandaskan Islam, ya, ngapain juga pakai adat setempat segala? Kan beda… Ya toh?

2. Melihat Kemampuan, Bukan Karena Semata-mata Tidak Mau Adat

Kemampuan dalam pernikahan itu memang cukup kompleks. Bahkan bisa lebih kompleks daripada perumahan atau malah vitamin B. Misalnya: biaya, waktu dan tenaga yang tidak mencukupi, maka akan lebih bagus dan sip kalau bikin acara pernikahan tanpa adat.

Adat perkawinan yang turun-menurun, samping-menyamping (maksudnya dari keturunan satu ke keturunan lain di sebelahnya), bisa menjadi beban bagi kamu sendiri, calon pasanganmu dan tentunya orang tua, serta keluarga besar. Apalagi kalau kamu memang jarang angkat beban barbel, lebih berat lagi menanggung beban ini.

3. Resepsi Pernikahan yang Sederhana Lebih Nyaman

Bila ada satu pihak yang tertekan untuk menyelenggarakan acara pernikahan, maka itu berarti kurang mencapai keberkahan. Biasanya adat pernikahan itu cukup panjang dan melelahkan, bisa jadi tidak terlalu dimaui salah satu pihak. Bisa pula, ada yang menganggap sekarang sudah modern, makanya kurang cocok pakai adat perkawinan yang bertele-tele.

Bukankah akan lebih baik kalau tidak usah memaksakan harus begitu? Cukup acara pernikahan yang sederhana dan menenteramkan. Yang penting sudah sah, dan basah. Wah…

4. Kalau Ada yang Kritik, Biarkan Mereka Sampai Tak Berkutik

Setiap apapun di dunia ini, pastilah ada yang mengkritik. Nyinyir kalau pakai bahasa anyir. Ingatlah kaidah (bukan Kak Idah), bahwa kamu tidak akan mungkin bisa membahagiakan semua orang, apalagi ditambah semua makhluk hidup di dunia ini! Susah banget, Gaes.

Bisa jadi, kamu dan keluarga pilih adat perkawinan suku tertentu. Eh, tetap ada yang kritik, misalnya ada kurang ini, kurang itu, dan lain sebagainya. Malah bukan adat perkawinannya yang diserang, tetapi makanan, dekorasi dan lain sebagainya. Pokoknya selow saja tanpa adat pernikahan.

Baca Juga: Humor Dalam Hubungan Cinta dengan Pasangan

Menikah tanpa acara adat bukan sesuatu yang terlaknat. Arahkan saja pikiran demi kebahagiaan kamu, pasangan dan tentunya keluarga. Nyinyir atau malah yang lebih canggih pakai auto kritik, memang itu tidak asyik, tetapi tujuan suci pernikahan itu yang mesti didapatkan dengan cantik. Bagaimana, cukup baik?

5. Ganti dengan Acara Syukuran Pernikahan Sederhana

Bukankah inti dari acara pernikahan itu adalah mengumumkan bahwa ada yang sudah menikah? Sudah punya pasangan resmi, sah dan halal. Jadi, walaupun acaranya sederhana, tanpa adat pernikahan, tapi justru itu bisa menjadi adat baru. Kalau bisa ringan, ngapain harus berat?

6. Biaya Bisa Dipakai Untuk yang Lain

Setelah menikah, pastilah kebutuhan sangat besar. Rumah, kendaraan, persiapan kelahiran anak sampai persiapan pendidikan anak nantinya. Nah, kalau di awal, sudah mengeluarkan biaya besar untuk acara adat pernikahan, apalagi sampai berutang, maka akan jadi penderitaan selanjutnya.

Baca Juga: Renungan Penuh Hikmah Saat Mengambil Uang di ATM

Ingat lho, biaya rumah dan tanah semakin mahal saja. Itu juga harus jadi pertimbangan ketika akan memakai adat perkawinan. Biaya rumah dan tanah makin melesat karena bumi ini cuma satu, orangnya makin bertambah, tetapi luas bumi tetap. Meskipun ada wacana mau tinggal di planet lain, tapi pasti lebih ribet.

7. Didasari Oleh Menikah dengan Biaya Sendiri

Bagi sebagian orang, terutama laki-laki, ingin menikah dengan biaya sendiri. Ya, betul-betul dari hasil usahanya. Tidak ada bantuan sama sekali dari orang tua maupun keluarga. Kalau pintar melobi, si laki-laki ini bisa menikah dengan pujaan hatinya tanpa melangsungkan adat pernikahan. Sederhana. Hemat biaya.

Baca Juga: Motivasi Untuk Menikah dengan Biaya Sendiri, Berani?

Pada poin ini jelas tantangan yang cukup besar bagi anak muda. Seberapa besar tekad mereka untuk mencobanya?

8. Bisa Cerita ke Anak Cucu dengan Lebih Asyik

Mungkin ada pasangan suami istri yang bikin acara pernikahan dengan wah, lalu cerita ke anak cucunya tentang acara itu. Berharap timbul kebanggaan dan kesombongan dari mereka.

Namun, bagaimana jika acara perkawinan tanpa adat alias sederhana saja, lalu diceritakan pula? Memang sih kesannya akan berbeda. Tapi, itu bisa membuat anak cucu juga kagum, karena toh yang sederhana saja, bisa terlaksana dengan baik kok.

Bisa saja, mereka – anak cucu – itu tidak terlalu mengenal adat pernikahan. Tapi ‘kan mereka bisa belajar dari sekolah mereka. Sedangkan yang mereka pelajari dari orang tua atau kakeknya adalah acara tanpa adat pernikahan.

9. Untuk Berbagi ke Orang yang Lebih Membutuhkan

Nah, ini adalah motivasi sosial dari pasangan yang ingin berbagi ke sesama. Bisa saja sih, bikin acara besar, di hotel bintang lima dan seterusnya, acara prasmanan dengan menu sejagat, pakai acara hiburan 7 hari 7 malam, tetapi apa manfaatnya? Bisa jadi pemborosan bukan?

Baca Juga: Pertanyaan Penting: Yang Gaji Kamu Siapa?

Bagaimana bila uang untuk membuat acara ngejreng seperti itu, justru diberikan ke fakir miskin, anak yatim, panti asuhan, pondok pesantren dan lain sebagainya? Keren banget lho itu! Menciptakan adat perkawinan baru, bahwa yang ikut merasakan kebahagiaan bukanlah pasangan dan keluarga saja, tetapi juga orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita.

Membaca sampai di sini, mungkin terpikir bagi kamu, kapan kamu akan menikah? Sudah siap? Apakah mau dibikin juga tanpa adat pernikahan? Atau bahkan walimah syar’i? Masya Allah. Justru itu jadi peluang untuk berdakwah. Mengenalkan ajaran Islam lewat pernikahan.

Pernikahan berdasarkan budaya setempat memang tidak selalu salah, boleh-boleh juga dimasukkan sebagai bagian dari acara. Namun, seandainya ada pilihan yang lebih baik, kenapa tidak dilirik?

Baca Juga: [Tak Terbayangkan] Solusi Luar Biasa Untuk Kelebihan Bagasi Pesawat

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

1 Comments

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.