Hari Senin? Kok Banyak yang Tidak Ingin? [Temukan 3 Alasan Enaknya Hari Senin]

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Wah, tepat jam 12 malam, hari Minggu berganti hari Senin! Ya `kan? Saat itulah, mungkin banyak yang langsung mengeluh. Senin lagi, Senin lagi! Kok cepet banget sih sudah hari Senin lagi?! Libur dua hari jadi terasa 48 jam, eh, 48 menit! Simak di sini tentang 3 Alasan Enaknya Hari Senin.

Fenomena sebutan “I Hate Monday” memang banyak menggema. Sebuah simbol dari rasa tidak enak waktu hari Senin datang. Seolah-olah Senin itu bagaikan sosok monster yang datang mau menghisap darah! Masih mending jadi donor, ini malah terasa horor!

Kenapa kok bisa begitu sih? Ya, banyak alasannya. Kita mulai dari anak sekolah dulu ya? Apa yang mereka keluhkan kalau Senin datang? Apalagi kalau bukan upacara bendera?

Ya, meskipun kegiatan upacara itu pada dasarnya adalah melatih mereka supaya lebih cinta NKRI karena NKRI harga mati, toh namanya anak-anak memang begitu. Capek, pegal, kram dan satu yang tidak mau ketinggalan: PANAS! Ya, upacara termasuk kegiatan yang positif sebenarnya karena bisa menambah vitamin D. Apalagi kalau bukan Dijemur?! Padahal vitamin D betulan juga ada.

Makanya, anak-anak sekolah yang kreatif, biasanya akan pura-pura sakit. Terus masuk ke UKS. Baring-baring sedikit. Enaknya. Sementara teman-temannya masih asyik dijemur sang surya, bahkan yang namanya Surya pun ikut terkena. Posisi pun tidak boleh banyak bergerak. Tubuh gerak cuma untuk menghormat, istirahat di tempat, siap lagi dan mengheningkan cipta. Selain itu, berdiri dengan sikap sempurna.

Begitu pula bagi yang dewasa. Dalam hal ini, para pekerja atau pegawai. Mereka punya kewajiban untuk apel pagi. Kalau apel itu memang tidak seperti upacara. Tidak ada pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih, atau lagu kebangsaan Indonesia Raya. Yang ada biasanya adalah pengarahan dari bos atau pemimpin instansi itu. Apa yang diomongkan? Yah, apalagi kalau bukan kedisiplinan?

Enaknya Hari Senin

Biasanya, hari Senin itu dibenci karena keadaannya macet, setelah libur jadi tetap banyak kerja, kesempatan jalan-jalan sudah selesai, dan lain sebagainya. Pokoknya, ada banyak alasan buat benci hari Senin. Padahal, hari Senin itu sebenarnya menyenangkan lho! Lho, kenapa bisa?

1. Kesempatan Puasa Sunnah

Hari Senin, ya, ada puasa Senin Kamis. Tapi, jangan diartikan, sahurnya Senin, bukanya Kamis, lho! Itu malah yang sering dialami anak kost ya? Haha… Nah, mau tahu keutamaannya puasa Senin-Kamis? Simak saja video di bawah ini…

2. Memang Hari Untuk Kerja

Kerja atau mencari nafkah apa hasilnya? Ya, kan duit atau uang. Orang kerja itu inginnya ya dapat uang buat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kalau tidak kerja, bagaimana bisa dapat duit? Ya `kan? Tapi, saran saja sih, bekerja itu jangan cuma mau dapat duit, tapi usahakan lebih luas. Misalnya, pengembangan diri, belajar, tambah relasi, termasuk niat ibadah. Ya, Islam itu kurang suka dengan orang yang ibadah terus, dzikir terus, di masjid terus, tapi nggak kerja. Lebih disukai dengan orang yang kerja, tapi nggak lupa dengan ibadah. Itu baru JOSS!

Jadi, kalau kamu adalah pegawai atau karyawan, ya, Senin memang untuk kerja. Beda kalau kamu pengusaha, maka hari kerja ya terserah kamu. Itulah enaknya jadi pengusaha.

3. Dorong Anak Buat Belajar

Anak-anak kamu yang masih sekolah, setelah libur satu hari, maka inilah saatnya buat dorong mereka untuk belajar. Kalau kamu terlihat malas-malasan memasuki hari Senin, bisa jadi mereka juga akan mencontoh kamu. Kan repot itu! Jadi, bersemangatlah ketika hari Senin datang. Bukankah antusiasme itu menular? Apalagi kalau ada ikatan keluarga, rasa kebersamaan dan satu perasaan itu lebih kuat.

Mau benci atau senang dengan hari Senin, dia akan tetap datang. Dan, itu sudah keputusan yang tidak bisa kita tolak. Hari Senin datang setelah hari Ahad/Minggu, dan sebelum Selasa. Tidak bisa dibalik-balik. Kalau ada yang berkata: “I Hate Monday”, maka mungkin dia perlu merasakan Nissin dan juga Khong Guan. Kan Nissin, Monde dan Khong Guan, merek biskuit terkenal dulu, seringnya jadi satu paket keluarga. Haha…