Bagaikan Naik Pesawat Sampai Ke Akhirat

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Jika Anda melakukan perjalanan menggunakan pesawat atau alat angkutan udara, tentunya sudah paham bahwa kita diwajibkan untuk tidak mengaktifkan peralatan elektronik selama penerbangan. Menurut penuturan kru pesawat, sinyal dari peralatan elektronik kita, terutama ponsel, bisa mengganggu sistem navigasi dan komunikasi pesawat dengan air controller di darat. Hal itu sesuai dengan Pasal 54 butir (f) dalam UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Termasuk instruksi Direktur Keselamatan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara melalui surat Nomor: AU/4357/DKP.0975/2003 tentang larangan penggunaan ponsel di dalam pesawat udara.

Sebagai penumpang yang baik, tentunya Anda mengikuti aturan tersebut, bukan? Apalagi Anda akan berada di ketinggian ribuan kilometer di atas permukaan laut. Meskipun dikatakan sebagai sarana transportasi yang cukup aman, tetapi kita tetap harus berhati-hati dan menaati aturan yang ada. Apalagi kita ingin bisa berangkat dengan selamat dan pulang pun dengan selamat.

Padahal, jika kita pikirkan, sebenarnya itu adalah untuk keselamatan dunia. Mungkin di antara Anda yang menjadi perokok berat, sedang maupun ringan, juga tidak merokok selama penerbangan berlangsung. Demi apa? Lagi-lagi keselamatan yang ingin didapatkan. Meskipun di antara Anda merasa banyak dosa dan masih belum bertobat, tetapi biasanya Anda akan lebih ingat Tuhan agar menyelamatkan perjalanan Anda. Benar begitu bukan?

Kebutuhan Terhadap Ponsel

Selama menikmati penerbangan, Anda diharapkan untuk melupakan sejenak ponsel Anda. Meskipun ada telepon, SMS maupun chat sangat penting dari orang yang juga super penting dalam hidup dan karier Anda, tetapi tetap hal tersebut tidak boleh dilakukan di dalam pesawat yang sedang mengudara. Bisa Anda lakukan lagi, ketika pesawat sudah mendarat dengan mantap.

Lalu, bagaimana dengan segi yang lain? Selama 24 jam, kita bisa terus mengaktifkan ponsel. Tidak boleh ponsel tersebut beristirahat bagi sebagian orang karena segala hal terkait pekerjaan ada di situ. Bahkan termasuk saat beribadah. Mungkin sering kita temukan, ada ponsel yang berbunyi ketika sholat berjamaah sementara berlangsung. Ketika orang lain berusaha untuk khusyuk dalam sholatnya, langsung terganggu dengan bunyi dering ponsel kita. Apalagi jika kita memasang dering dengan nada yang aneh-aneh. Jelas akan makin terpengaruh. Bisa jadi kita mendapatkan dosa karena perbuatan tersebut.

Pertanyaan selanjutnya, mengapa ponsel bisa kita matikan dengan benar, sementara ketika menghadap Allah, malah masih kita nyalakan? Kalau bicara keselamatan, naik pesawat dengan mematikan ponsel berujung pada keselamatan dunia. Ya, agar hidup kita tetap berlanjut dan terus berburu untuk mencari dunia. Sedangkan ketika sholat? Mengapa kita tidak bicara keselamatan juga? Bukankah sholat itu menjanjikan keselamatan di dunia sampai di akhirat?

Jangan Sampai Lalai Terhadap Sholat!

Orang-orang yang masih ingat sholat berjamaah ketika pekerjaan sedang berlangsung, berarti bisa dikatakan bahwa mereka tidak terlalu terpengaruh dengan dunia. Namun, jangan berhenti di situ! Selama sholat pun, seharusnya kita tidak memikirkan dunia ini. Hal yang kita pikirkan adalah dosa kita, amal yang masih sedikit, tidak ada jaminan masuk surga, umur yang makin berkurang, peluang kebaikan yang sering dilewatkan dan ampunan Allah, apakah bisa didapatkan atau tidak? Termasuk ingat bahwa kematian semakin dekat dan lubang kubur juga begitu. Mungkin saja, ketika sholat, kain kafan untuk kita sedang ditenun! Kita perlu lebih ingat yang seperti itu.

Namun, bagaimana kita mau ingat, sementara ponsel masih kita aktifkan? Kalau toh menyala dan ada panggilan telepon, apakah kita mau mengangkatnya ketika sholat? Tentunya tidak bukan? Misalnya, ada telepon penting, toh, nanti bisa dilakukan lagi beberapa menit ke depan. Atau ada SMS atau chat yang perlu dibalas, juga setelah sholat. Waktu yang dibutuhkan untuk sholat tidaklah lama, hanya sekitar lima sampai sepuluh menit. Toh waktu yang singkat itu masih banyak dilalaikan orang. Masih banyak yang sibuk dengan pekerjaannya atau malah pura-pura sibuk. Mendengar adzan, tetapi hatinya tidak tergerak untuk sholat. Allah pun dilupakan. Akhirnya, Allah pun bisa melupakannya. Ketika orang itu meminta kepada Allah, bisa jadi Allah tidak mempedulikannya. Nah, ini yang berbahaya! Kalau Allah yang Maha Pemurah sudah tidak mau peduli, apalagi mau mengabulkan keinginan kita, lalu kepada siapa kita meminta?

Orang-orang yang seperti itu biasanya di matanya hanya dunia yang dikejar. Pada matanya selalu terbayang kekurangan dan kemiskinan dunia. Jarang di dalam hatinya rasa kecukupan dan syukur dengan yang sudah dimiliki. Merasa selalu kekurangan, akhirnya makin banyak kerja dan usaha. Padahal justru makin merasa kekurangan.

Kita tahu, dunia ini adalah sementara atau tidak selamanya. Kalau kita sejenak melupakan ponsel dengan tidak membuatnya mengganggu sholat atau ibadah, maka kita siap untuk menghadap Allah. Ponsel yang cuma barang kecil, hanyalah sarana mengambil rezeki, itu pun jika Allah menghendakinya. Jadi, ibaratnya, kalau Anda bersedia mematikan ponsel selama penerbangan demi keselamatan dunia, mengapa Anda tidak melakukannya pula ketika sholat berjamaah, termasuk saat khotbah Jum`at di masjid demi keselamatan akhirat? Nilainya jelas jauh lebih penting daripada keselamatan dunia!

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

6 Comments

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.