9 Langkah Untuk Menjadi Pasangan Bahagia

9 Langkah Untuk Menjadi Pasangan Bahagia

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Memiliki pasangan bahagia tentunya diinginkan banyak pasangan, bukan? Ya, jelas, sudah berpasangan, maunya jadi pasangan bahagia. Beda dengan yang belum menikah. Jangankan bahagia, punya pasangan saja belum. Nah, bagaimana caranya jadi pasangan bahagia itu? Berikut 9 langkahnya!

1. Bobok Bareng (BB)

Tempat Tidur
Tempat Tidur yang Luas, Pantas Bisa Bikin Pasangan Bahagia, Mau Kamar Seperti Ini?

Cukup banyak pasangan yang memiliki pola hidup berbeda. Ini jelas bukan berarti, satunya di darat, satunya di air lho ya! Artinya, keduanya bekerja. Satunya kerja malam, satunya kerja siang. Otomatis, waktu tidurnya jadi tidak ketemu atau satu waktu.

Rupanya, untuk bisa meraih predikat pasangan bahagia itu perlu yang namanya tidur bersama alias bobok bareng. Waktunya perlu diatur, agar pas dan keduanya berada di ranjang yang sama. Bisa jadi, permasalahan timbul, karena istri mau tidur, rupanya suami masih belum pulang. Akhirnya, istri tidur duluan. Semestinya, siapapun yang bekerja, perlu menyesuaikan dengan irama kerjanya. Segera selesaikan pekerjaan di kantor atau semisalnya, sehingga pulang ke rumah dalam keadaan tenang. Terus, bisa bobok bareng bersama pasangan deh.

2. Tidur Dalam Keadaan Plong

Tempat Tidur
Cahaya yang Lembut Bisa Membuat Tidur Lebih Plong Bagi, Asal Jangan Mati Lampu Saja!

Ya, ini juga penting bagi setiap pasangan. Tidur dalam keadaan lega dan plong. Untuk mencapai keduanya itu, tidak harus lho ya pakai permen pelega tenggorokan.

Baca Juga: Apakah Hidup Anda Seperti Kecoa Terbalik?

Tidur dengan rasa yang nyaman, antara suami dan istri tidak saling memendam kesalahan. Keduanya sudah memaafkan. Jadi, perasaan itu dibawa sampai ke alam mimpi. Jangan sampai sebelum tidur, masih dendam, tidak saling memaafkan, eh, rupanya ketemu lagi di alam mimpi. Keduanya bisa mimpi yang sama. Kan repot juga itu! Bagaimana mau jadi pasangan bahagia, kalau bertengkar terus?

3. Bersahabat dengan Erat

Bersahabat dengan Erat
Apakah Itu Gambar Saling Memberi Ilmu? Hem, Rupanya Persahabatan yang Erat Lebih Susah Ilmunya.

Pada tips yang ketiga ini, sengaja memang berakhiran “at”. Supaya ada rima kalau dalam Bahasa Indonesia, seperti puisi itu lho! Meskipun yah, tidak bisa dipungkiri, Rima adalah teman SMA saya. Kamu kenal tidak ya?

Suami dan istri harus memang layaknya dua sahabat yang kompak dan selalu terkoneksi. Soalnya, banyak kejadian, terlihat suami istri, tetapi hubungannya seperti musuh. Bagaikan Tom and Jerry. Apalagi kalau nama suami dan istri itu memang Tom dan Jerry. Eh, tunggu! Jerry ‘kan nama laki-laki. Yah, tinggal tambahi saja jadi Jerrywati. Selesai ‘kan?

Jika dua orang itu bersahabat, maka akan saling merindukan. Ketika jauh, akan ada rasa saling ingin tahu. Dia lagi ngapain di sana ya? Makanya, komunikasi jadi terjalin. Saling menelepon. Atau kirim chat lewat WA. Ini yang namanya hubungan erat. Selalu ingin tahu. Asal jangan berlebihan saja. Sampai tanya, “Sayang, kamu di sana bernapas berapa kali semenit?” Itu kan termasuk berlebihan. Setuju?

4. Wajar Saja, Jangan Full Jujurnya!

Kejujuran
Kejujuran atau Honesty Itu Ibarat Batu. Lho, Kok Bisa? Itu Buktinya Ada di Gambar.

Lho, Mas, tips 4 sama 3 di atas ini kok sedikit berbeda? Ada apakah gorengan? Eh, maksudnya, ada apakah gerangan?

Terlalu jujur memang tidak bagus. Yah, namanya saja terlalu, pasti itu tidak baik. Terlalu banyak ibadah saja tidak baik, lebih-lebih kurang ibadah.

Baca Juga: Bagaikan Naik Pesawat Sampai Ke Akhirat

Jika ada permasalahan yang semestinya tidak disampaikan ke pasangan, maka bisa jadi disimpan sendiri lebih bagus. Karena ketika pasangan tahu yang sesungguhnya terjadi, maka mungkin dia akan merasa jengkel, terus kamu tidak dibuatkan masakan jengkol. Kan bikin dongkol itu! Jadi, pasangan bahagia itu tidak selalu harus jujur 100 %, tetapi menempatkan jujur pada tempat yang seharusnya secara 100 %. Cocok?

5. Ketika Ada Anak, Kadang Jadi Tidak Enak

Anak
Kehadiran Anak-anak Yang Lucu Bisa Membuat Pasangan Jadi Kurang Waktu

Dulu dunia masih milik berdua, sekarang sudah milik bertiga, berempat dan seterusnya. Mengapa? Karena anak sudah lahir. Sudah ada di dunia ini. Anak-anak itulah yang bisa sedikit merampas waktu kebersamaan dengan pasangan.

Mungkin kamu sering seperti itu? Atau jarang? Ketika ingin berdua dan menyalurkan hasrat yang sudah lama tersimpan rapat, lalu anak kamu bangun. Atau rewel. Akhirnya, dibatalkan lagi. Entah bisanya kapan lagi?

Baca Juga: Bayar Sekarang Atau Nanti?

Seharusnya memang ada waktu milik berdua bagi suami maupun istri. Agar dunia kembali milik berdua. Misalnya, menitipkan anak sementara ke panti jompo, eh, maksudnya panti jomblo. Yah, mungkin ada keluarga yang belum punya pasangan, boleh juga agar pasangan yang halal cepat datang, dititipi anak kamu. Apakah langsung datang jodoh seperti yang dia inginkan? Ya, belum tentu juga. Tapi setidaknya, kamu dan si dia sedang berusaha menjadi pasangan bahagia dan kembali merasakan bahwa dunia milik berdua. Yang lain dibilang mengontrak semua, tetapi kamu pasti tidak berani menagih biaya kontraknya ke mereka semua ‘kan?

6. Romantisme yang Wajar

Romantisme
Menunjukkan Romantisme Sebagai Tanda Pasangan Bahagia

Suami dan istri mungkin bisa juga bergandengan tangan di tempat umum sebagai tanda romantisme, meskipun sebaiknya dihindari. Kenapa? Takutnya ada yang merasa iri dan dengki. Kamu dan si dia bergandengan tangan terus, sementara ada orang yang lihat cuma bisa bergandengan tangan dengan tiang listrik! Atau malah dengan anak-anak yang kamu titipkan. Nah, masih menyambung dengan poin 5 di atas rupanya.

Bergandengan tangan dapat menurunkan tingkat ketegangan yang mungkin terjadi dengan pasangan kamu. Soalnya, kalau tidak, kamu sebagai suami, jika tidak menggandeng tangan istrimu, maka kamu yang jadi tegang. Jangan sampai dia keluyuran ke mana-mana, akhirnya membawa tagihan belanjaan yang tidak biasa. Nah, selamat kalau begitu!

7. Bercerai Itu Bukan Solusi yang Dicari

Bercerai
Janganlah Langsung Terpikir Untuk Bercerai, Selama Masih Ada Solusi

Mungkin ada pasangan suami istri yang sudah larut dengan masalah, pada akhirnya menempuh jalur serai, eh, cerai. Berpisah apakah lebih baik bagi mereka? Kita bisa lihat dalam kehidupan para artis. Sampai-sampai kita bisa berpikir, mereka ini belum nikah saja, sudah berpikir mau cerai! Atau target, kapan mau cerainya? Mau cerai setelah berapa tahun? Nah…!

Pasangan bahagia tidak akan berpikir untuk berpisah. Toh, buat apa? Hidup mereka asyik-asyik saja kok! Masalah jelas ada. Prahara juga jelas akan muncul. Namun, mereka bisa menyiasati itu, dengan siasat yang jitu, lebih jitu daripada siasat masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dari lembaga bimbingan belajar itu. Bahkan, untuk lebih menjalin hubungan cinta yang indah, untuk urusan keuangan yang termasuk sensitif, dibikinlah rekening bersama. Ada teman saya yang begitu. Betul-betul rekening bank milik bersama. Tidak semata-mata rekening listrik milik bersama. Karena ‘kan memang tinggal satu rumah?!

8. Kompromi dan Negosiasi Tingkat Tinggi

Kompromi dan Negosiasi
Pasangan Bahagia Akan Lebih Mendahulukan Perbincangan Daripada Percincangan. Wuih, Ngeri!

Ternyata, kompromi dan negosiasi tingkat tinggi itu tidak untuk antar kepala negara, tetapi untuk pasangan suami istri. Karena menyangkut eksistensi keluarga mereka. Kehidupan rumah tangga yang tadinya bahagia akan berubah drastis, jika kompromi dan negosiasi suami istri tidak berjalan dengan mulus.

Untuk menjadi pasangan bahagia, perlu ada jalan tengah. Ini bukan berarti jalan di tengah-tengah lho! Itu bisa ditabrak dari belakang. Lebih jelasnya adalah menemukan solusi yang menguntungkan suami maupun istri, tentunya juga untuk anak-anak. Kalau suami maupun istri sudah pandai kompromi dan negosiasi, siapa tahu, suatu saat nanti menjadi kepala negara juga. Minimal negara api.

9. Jangan Lupakan Kebaikannya!

Kebaikan
Wajar Setiap Pasangan Ada Kesalahan, Yang Penting Ada Kebaikan Dari Dirinya, Kalaupun Tidak Ada, Ya, Tetap Mesti Dicari.

Poin 9 ini termasuk yang sangat penting, bahkan paling penting dan menjadi kunci dari langkah-langkah di atas. Setiap orang, baik itu suami maupun istri pastilah memiliki kebaikan, meskipun itu cuma sedikit sekali. Selalu ingatlah kebaikan pasangan itu, agar bisa menjadi pasangan bahagia. Suami pemarah? Pasti ada kebaikannya yang lain. Misalnya, sering memberi uang tak terduga. Kadang memberi hadiah. Sering bantu istri mencuci baju dan lain sebagainya. Istri malas pekerjaan rumah tangga? Pasti juga ada kebaikannya. Misalnya, pelayanannya di tempat tidur sangat memuaskan. Dan lain sebagainya.

Kalau ini yang dipegang dengan erat, maka kebahagiaan bagi pasangan itu akan dapat diraih. Setiap manusia tidaklah sempurna, tetapi sedang dalam proses menuju kesempurnaan. Bahagia adalah hal yang paling dicari setiap pasangan. Dan, tidak cuma di dunia dong, tetapi sampai ke akhirat. Setuju? Kalau yang ini, mesti setuju. Kalau tidak setuju, ya, harus setuju. Hehe…

Baca Juga: Betulkah Blokir Kontak Membuat Nyaman di Otak?

 

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

4 Comments

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.