Kenali Anak Kecanduan Pornografi Bersama Bunda Elly Risman

Kenali Anak Kecanduan Pornografi Bersama Bunda Elly Risman

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Mau tahu bisnis yang mengerikan sekarang? Bisnis senjata gelap termasuk salah satunya. Hal ini bukan berarti senjatanya tanpa senter lho ya, melainkan senjata yang diperjualbelikan tidak resmi. Ada yang lebih dahsyat lagi?

Ternyata masih ada, yaitu: bisnis pornografi. Bisnis yang satu ini sudah sangat menjamur dan jangkauannya sudah betul-betul memprihatinkan. Apalagi kaitannya dengan kecanduan pornografi. Lebih ada kaitannya lagi dengan anak-anak. Ya, sudah sangat banyak anak yang kecanduan pornografi.

Menghadapi masalah pelik seperti itu, tentunya membutuhkan ilmu. Dan, kebutuhan tersebut terpenuhi pada Sabtu (24/12/2022) yang lalu. Pada malam Ahad, dimulai sekitar 20.00 WITA, melalui dua media, yaitu: Zoom dan YouTube. Bersama psikolog terkenal, Bunda Elly Risman (BER).

Acara ini disponsori oleh Masjid Nurul Ashri, Jogja. Untuk mengikuti, perlu mengeluarkan infaq terbaik. Jadi, tidak gratis, lah yauw! Setelah bergabung ke grup khusus di WA dan Telegram, tiap orang yang sudah mendaftar dan berinfaq, diberikan link aksesnya. Dan, dilarang untuk menyebarluaskan link tersebut. Ya, dong, adil dong, yang berinfaq saja yang bisa ikutan. Nah, berikut adalah profil dari BER:

kecanduan-pornografi-1

Analogi Kerusakan Otak Akibat Kecanduan Pornografi

Menurut artikel-artikel yang ada di internet, pornografi ini memang merusak, terlebih kalau sampai kecanduan. Kata BER, kerusakan otak akibat kecanduan pornografi itu seperti naik mobil yang mengebut, tiba-tiba mengerem dan menabrak! Otak atau kepala di bagian depan mengalami benturan atau kerusakan yang sangat keras. Seperti itulah perumpamaannya. Mengerikan ya?

kecanduan-pornografi-2

Otak bagian depan itu disebut otak prefrontal korteks. Fungsinya untuk perencanaan masa depan, kendali emosi, tunda kepuasan, pengontrolan diri, konsekuensi, dan pengambilan keputusan. Bagian otak tersebut akan matang di usia 25 tahun.

Baca Juga: 5 Kiat Mengatasi Anak Susah Tidur

Kata BER lagi, sesuai hasil penelitian yang dikutipnya, ada empat efek negatif pornografi:

  1. Gelombang otak jadi impulsive (maunya sekarang dan memang harus sekarang) dan compulsive (terus-menerus).
  2. Banjir dopamin. Hormon yang ini adalah hormon kesenangan, tetapi malah mengucur deras dan berlebihan akibat mengonsumsi pornografi. Membanjiri otak bagian korteks sampai menjadi kehilangan kontrol diri.
  3. Ada kecenderungan volume otak menyusut sebanyak 4,4 %.
  4. Adiksi atau ketergantungan atau kecanduan pornografi itu seperti ketergantungan narkoba.

kecanduan-pornografi-3

Tentang kecanduan narkoba ini, di negara kita ada BNN (Badan Narkotika Nasional). Nah, kalau kecanduan pornografi, siapa yang akan mengurusnya? Lembaga mana yang fokus menangani urusan itu? Nyatanya belum ada bukan?

kecanduan-pornografi-4

Tidak harus sampai kecanduan pornografi lho, hormon dopamin mengucur deras. Ketika melihat dengan tidak sengaja saja adegan pornografi selama satu detik, hormon tersebut sudah keluar.

Baca Juga: Mau Punya Anak Banyak, Begini Rahasia Paling Rahasianya

Yang namanya bisnis, meskipun hanya satu detik, tetapi pembuat konten pornografi sudah mendapatkan keuntungan. Apalagi kalau yang mengakses banyak, wuih, berapa banyak lagi keuntungannya itu?!

Peran Ayah

Antara ayah dan ibu, peran ayah lebih utama untuk mencegah kecanduan pornografi pada anaknya. Sosok yang satu ini perlu menyadari bahwa kecanduan pornografi bisa memunculkan aktivitas seksual yang beresiko.

Lalu, bagaimana peran ayah di rumah? Tahap awalnya adalah mengenali perasaan di dalam rumah. Tentang perasaan ini, sering tidak dianggap penting lho! Padahal, perasaan itu perlu 3D, yaitu: dikenali, diterima, dan dihargai.

Contohnya begini. Ketika orang tua mengepel lantai, anak-anak pulang sambil melempar sepatu, maka orang tua biasanya akan marah. Padahal, seharusnya dikenali dulu perasaan anak. Orang tua bisa bertanya seperti ini, “Kok bisa melempar sepatu seperti itu, Nak?”

“Ada masalah apa, Nak?”

“Tadi ketemu siapa saja, Nak?”

Orang tua hanya menanyakan perasaan anak lebih detail dan dalam. Jika anak tidak dikenali perasaannya, maka sudah banyak pemangsa yang siap untuk menyantap dan melahap anak. Namun, sebelum mengenali perasaan anak, kenali dulu perasaan kita sebagai orang tua ya!

kecanduan-pornografi-5

Masih tentang peran ayah, ada tiga bentuknya:

  1. Ayah harus menjadi ayah dulu, baru menjadi pencari nafkah.
  2. Ayah menentukan siapa yang mengasuh anaknya.
  3. Ayah harus menyadari bahwa dialah tokoh identifikasi.

Kelengketan Seperti Kertas dan Perangko

kecanduan-pornografi-6

Pertanyaan sekarang, berapa usia anak-anak kamu? Apakah 0 sampai 5 tahun atau di atasnya? Menurut BER, kelengketan antara orang tua dan anak usia 5 tahun, artinya baru mulai di usia itu, maka termasuk sudah expired alias kadaluarsa. Padahal, kelengketan itu diperlukan untuk belajar, berhubungan dengan orang lain, dan menjelajah atau explore.

Hubungan orang tua dan anak memang seperti kertas dan perangko. Harus langsung menempel. Namun, jika menempel, kemudian terlepas, menempel lagi, terlepas lagi, maka diibaratkan perangko akan rusak.

Baca Juga: Jawaban yang Telak Saat Kamar Berantakan Dibilang Seperti Kapal Pecah

Dalam kehidupan anak, memang tidak seterusnya di rumah, tetapi di sekolah juga. Misalnya saat anak masih usia TK. Pada jenis sekolah ini, adakah guru laki-laki? Rupanya memang jarang atau hampir tidak ada. Mulai dari fase ini, anak-anak kita sejak kecil sudah berjiwa keperempuan-keperempuanan. Butuh juga sosok ayah atau laki-laki saat sekolah TK tersebut.

Oleh karena itu, di rumah, sosok ayah harus punya peran kuat bagi anak-anaknya. Jangan sampai di dalam rumah, anak jadi lapar ayah. Namun, untuk menuju ke sana, memang tidak mudah. Apalagi jika hubungan suami dengan istrinya bermasalah. Akhirnya, suami sekaligus ayah itu juga tidak bisa menjalankan peran secara maksimal.

kecanduan-pornografi-7

Istri harus menyelesaikan masalah dengan suami. Dan, perlu adanya komunikasi yang intens. Caranya bagaimana? BER menyebutkan ada empat kiat ngomong dengan suami:

  1. Tingkatkan frekuensi hubungan suami istri. Ketika anak melihat pornografi, maka itu sama saja dengan efek saat orang tuanya berhubungan intim. Ada empat hormon yang keluar saat berhubungan, yaitu: dopamin, norepinerpine, oxytoxin, dan seretonin.
  2. Isu yang dibicarakan suami dan istri tersebut harus kritis.
  3. Kalimat istri kepada suami tidak boleh panjang, tidak lebih dari 15 kata sekali bicara.
  4. Pakailah kalimat bertanya kepada suami.

Memenuhi Kasih Sayang

Pada saat ini, kebutuhan akan perasaan itu memang sangat penting seperti yang saya tulis di atas. Jika kekurangan kasih sayang, maka akibatnya bisa menjurus kepada kecanduan pornografi.

Oleh karena itu, mengatasi kecanduan pornografi pada anak adalah dengan memenuhi kasih sayang yang bolong-bolong tersebut.

Terlebih jika masih ada luka masa lalu yang dialami oleh orang tua. Meskipun sudah dewasa, tetapi sosok anak kecil dari masa lalu dalam diri kita akan bisa muncul. Jika muncul, maka pada dasarnya kita yang masih anak-anak mendidik anak yang juga masih anak-anak. Itu yang dinamakan dengan mal praktek. Sudah berapa tahunkah kamu melakukan mal praktek tersebut?

Meskipun belum bisa memenuhi kepuasan semua peserta yang hadir, tetapi saya mulai menemukan wawasan baru tentang kecanduan pornografi ini. Dalam penyampaiannya, sosok BER memang tidak membosankan. Ada kalanya saat menyampaikan materi, beliau merasa emosi, marah yang terpendam, hal itu terlihat, eh, terdengar dari suaranya.

Bahkan, karena perasaan emosi tersebut, sang presenter seperti ikut dimarahi. Seperti ketika membahas luka masa lalu yang bisa keluar, sang presenter malah bingung sendiri. BER tanya berkali-kali, barulah presenter tersebut ngeh dan paham arah pertanyaan BER. Para peserta memberikan komentar di kolom chat agar presenter bersabar ya! Soalnya cuma dia yang dekat untuk dimarahi BER, hehe…

Acara kemarin itu, para peserta disuruh untuk terlibat langsung. Caranya dengan mengambil kertas kosong, dilipat dua, selanjutnya dilipat lagi. Masing-masing lipatan diberikan nomor 1-6 dan dibaliknya 7-12. Seperti ini bentuknya:

anak-kecanduan-pornografi

Dalam setiap kolom, ada jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari slide. Metode seperti ini jadi sangat menarik karena peserta tidak pasif saja.

Sampai di ujung akhir acara, BER memberikan kunci bagi orang tua dalam menanggulangi kecanduan pornografi adalah 3C, yaitu: calm, control, and consistent. Kalau teorinya sih mudah, tetapi prakteknya?

Memang, untuk menerapkannya langsung sempurna, rasanya memang sulit. Butuh proses yang mungkin cukup panjang. Namun, di situlah menariknya menjadi orang tua. Menghadapi anak dan musuh anak bernama pornografi, menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.

Baca Juga: 10 Perkataan yang Merusak dan Meruntuhkan Dunia Anak

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dialah yang Maha Mengabulkan dan Dialah yang paling bisa memberikan solusi.

Acara kemarin malam itu sangat mengasyikkan, meskipun saya sempat dilanda kantuk dan hampir tidur di kursi. Namun, saya duduk tegak kembali dan menyimak materi sampai selesai. Sebab, materi tersebut memang sangat penting bagi keluarga saya dan keluarga-keluarga lainnya.

kecanduan-pornografi-8

BER punya pesan kepada seluruh peserta yang jumlahnya 1.000 lebih itu, untuk menyampaikan pesan materi kemarin itu kepada orang lain, dimulai dari satu saja. Jika semuanya menyampaikan, maka pesan kebaikan ini akan tersebar juga.

Jadi, bagi kamu yang peduli dengan kondisi anak-anak kita, sampaikan pesan BER lewat tulisan saya ini ya! Dampak kecanduan pornografi memang sangat mengerikan. Anak-anak bisa menjadi korban, bisa pula menjadi pelaku kejahatan seksual. Sebelum hal itu terjadi, maka peran aktif orang tua, terutama ayah, menjadi sangat penting.

Dan, bagi kamu yang ingin mendapatkan tulisan terbaru saya berikutnya tentang parenting dan pendidikan keluarga atau materi seputar webinar semacam ini, silakan ketik di kolom komentar pada bagian bawah. Syukron. Terima kasih. Wassalam…

Baca Juga: Menciptakan Masjid Ramah Anak: Dua Kisah Nyata

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.