5 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri Setelah Menikah

5 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri Setelah Menikah

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Salah satu kalimat yang menyakitkan bagi pesangon, eh, pasangan adalah: Saya menyesal menikah dengan kamu! Hem, berarti itu tanda si suami atau istri belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Bagaimana penjelasannya?

Pernah dengar kalimat seperti itu ya? Atau mungkin pernah mengucapkannya sendiri di depan pasangan? Jelas kalimat itu membuat batin pasangan kita jadi terluka. Kalau batin sudah terluka, tidak mungkin bukan menelan Hansaplast untuk menutup luka di dalam?

Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

Selama ini, kita diajarkan untuk memaafkan orang lain. Momen paling pas yang banyak dilakukan orang adalah setelah lebaran. Lebaran ini memang namanya lebaran, jangan ditambahi jadi panjangan, mentang-mentang kamu guru Matematika. Soalnya, lebar kali panjang ‘kan sama dengan luas.

Momen lebaran ditambahi dengan saling memaafkan dengan orang lain membuat muslim jadi merasa sudah tidak ada lagi dosa. Ketika bulan Ramadhan, dosa-dosa seorang muslim diampuni oleh Allah. Setelah lebaran, minta maaf kepada orang lain, berharap kesalahan kita dimaafkan juga. Eits, tapi untuk utang, tetap dibayar lho ya!

Nah, hal yang mungkin sering kita lupakan adalah memaafkan diri sendiri. Ini yang bisa jadi tidak banyak disadari kita. Diri kita memang pasti dong pernah melakukan kesalahan. Pernah dong melakukan dosa, baik itu dosa besar maupun dosa kecil. Tapi, pernahkah kita memaafkan diri sendiri? Pernahkah kita membuat diri sendiri menjadi lebih nyaman dan melupakan segala kesalahan?

Apalagi Setelah Menikah

Pasangan suami istri yang menjalani bahtera rumah tangga juga pasti pernah menghadapi konflik. Tidak hanya bahtera, Bahruddin juga, apalagi kalau punya suami namanya itu. Jangankan rumah tangga kita, rumah tangga Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam saja juga pernah ada konflik dengan istrinya. Silakan cari sendiri ya haditsnya yang bercerita tentang itu. Meskipun ada konfliknya, tetap dikatakan rumah tangga yang sakinah bukan?

Bicara tentang keluarga sakinah ini, teman saya telah mengalaminya. Bahkan, sesaat setelah menikah, dia sudah menjadi keluarga sakinah. Padahal, sebelumnya dia tidak baca buku seputar pernikahan, tidak ikut ta’lim sakinah, tetapi langsung jadi keluarga sakinah. Lho, kok bisa? Kok iso? Ternyata jawabannya karena nama istrinya adalah Sakinah. Halah…

Kalau kaitannya dengan konflik, apalagi bagi suami istri yang bercerai, biasanya dimulai dari konflik yang kecil dulu. Konflik kecil ini contohnya adalah debat tentang semut. Suami istri berdebat apakah satu semut yang ada di depan mereka ini jantan atau betina? Itu ‘kan masalah kecil. Konflik kecil. Soalnya bahasnya semut. Coba bahas tentang gajah, maka itu adalah masalah besar, konflik besar. Paham ‘kan maksudnya?

Ada juga sih pasangan suami istri yang tidak sampai bercerai, tetapi hampir setiap hari bertengkar. Mirip antara Rusia dan Ukraina. Tidak tahu yang mana mirip Rusia, yang mana mirip Ukraina? Yang jelas, bagaikan dua negara itu yang sampai sekarang belum selesai-selesai. Lho, belum bel pelajaran sekolah kah, kok belum selesai-selesai?

Jika terjadi konflik suami istri, maka sebagai manusia yang normal, harus diredam. Harus diselesaikan dong. Masa mau konflik terus? Memang enak rasanya kalau batin jadi tegang, pikiran kusut gara-gara berkelahi yang terus berlarut-larut? Clurut!

Untuk mengatasinya, salah satu yang bisa ditempuh adalah berdamai dengan diri sendiri. Pasangan memang pada dasarnya seperti itu. Dahulu pas dinikahi, kok kelihatannya sempurna ya? Perempuan yang dinikahi kok bagaikan bidadari ya? Ternyata, setelah menikah lama, bukan bidadari, melainkan bidaduri. Nusuk, nusuk!

Caranya bagaimana? Yuk, kita simak subjudul berikut ini!

Cara Agar Bisa Berdamai dengan Diri Sendiri

Ada 5 cara yang saya sebutkan di sini, 5 cara untuk berdamai dengan diri sendiri setelah menikah. Lho, kok cuma 5, Mas? Lho, kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Hem, kenapa cuma 5, karena 5 ini adalah lambang dari Pancasila. Apalagi ini hubungannya?

1. Belajar Mengikhlaskan

Takdir Allah itu memang akan kita terima sepanjang hidup. Menurut kita, mau itu takdir baik maupun buruk, tetap namanya takdir. Sebenarnya, semua takdir itu baik, tergantung penerimaan kita, ya ‘kan?

Termasuk dalam hal ini adalah setelah menikah. Kita mesti belajar mengikhlaskan mempunyai pasangan yang seperti itu. Terima kelebihannya, misalnya kelebihan berat badan, dan terima kekurangan, mungkin malah kurang ajar. Setiap manusia, pasti ada sisi baiknya. Apalagi ketika suami menghadapi istri, maka harus lebih banyak bersabar. Sebab, kodrat perempuan yah seperti itulah, tidak perlu dijelaskan lebih panjang di sini bukan?

2. Memaafkan Kesalahan Diri Sendiri

berdamai-dengan-diri-sendiri-1

Mungkin ada di antara kita yang merasa salah dalam memilih jodoh. Lho, dulu kayaknya saya menginginkan istri yang begini dan begini, tetapi sekarang kok begono dan begolo? Apakah saya salah dalam memilih istri?

Jika merasa salah seperti itu, apakah langsung diceraikan? Apakah langsung pisah begitu saja? Nanti menikah lagi, tidak cocok lagi, merasa salah lagi, cerai lagi. Lha, terus mau sampai kapan kawin cerai begitu?

Andai merasa salah dalam memilih jodoh, maka poin kedua dalam cara berdamai dengan diri sendiri ini adalah memaafkan diri sendiri. Kita itu tidak salah kok, hanya tidak benar saja, hehe.

3. Beristirahatlah Sejenak

Berkelahi dengan pasangan memang membuat capek, lelah, letih, dan lesu. Tentu saja, itu juga menguras energi. Masih mending menguras bak mandi jadi bersih, kalau menguras energi membuat penyakit bisa rawan datang, apalagi ditambahi dengan kondisi stres. Bukankah kita tahu bahwa stres ini adalah gejala penyakit jiwa yang paling ringan? Lho, tidak tahu ya?

Ambil istirahat sejenak. Mungkin tidur beberapa saat. Jangan juga terlalu lama tidurnya, karena akan menimbulkan lelah yang baru. Selain istrirahat, aduh salah tulis, istirahat dengan tidur, bisa juga dengan jalan-jalan. Tidak harus terlalu jauh, misalnya ke kutub utara ketemu beruang. Mau curhat sama dia?

4. Meditasi

Orang selain Islam mengenalnya dengan meditasi, sedangkan bagi orang Islam sendiri bisa diganti dengan berdzikir. Misalnya, berdzikir di masjid, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Ditambah dengan doa kepada Allah agar dibukakan jalan untuk menyelesaikan persoalan, maka itu bisa menjadi poin keempat cara untuk bisa berdamai dengan diri sendiri.

5. Membuat Rencana Hidup Masa Depan

berdamai-dengan-diri-sendiri-2

Berdamai dengan diri sendiri tidak cukup dengan puas pada keadaan sekarang. Setelah berdamai, selanjutnya apa? Langkah kelima adalah membuat rencana hidup yang akan dilaksanakan pada masa depan. Manusia manapun tidak akan pernah tahu yang akan terjadi di masa depan, kecuali yang sudah diberitahu Allah. Misalnya tentang surga dan neraka, itupun juga sedikit saja yang diketahui manusia.

Masa depan memang masih suci, belum ternodai dengan tingkah laku manusia. Lho, mau dinodai lagi? Selain itu, masa depan adalah tempat berharap, tempat berprasangka bahwa ke depan Insya Allah lebih baik lagi.

Mungkin saat ini kamu merasa tersiksa dengan polah pasanganmu. Namun, tetap harus berprasangka positif bahwa nanti si dia akan berubah jadi lebih baik. Selama pasangan tidak melanggar syariat yang ekstrim, misalnya keluar dari agama Islam, berzina, maupun meninggalkan sholat, maka tetap ada peluang untuk lebih baik dan makin baik.

Lima cara berdamai dengan diri sendiri di atas tentunya masih kurang. Dan, kekurangannya itu silakan dilengkapi sendiri. Mungkin kamu punya pengalaman atau cara yang lain lagi, tulis di kolom komentar ya! Semoga jadi lebih bermanfaat buat orang lain.

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.