Kecantikan dari Hati, Kesehatan pada Diri, Tercermin dari Komoditas Lokal Terasi Udang Bombana

Kecantikan dari Hati, Kesehatan pada Diri, Tercermin dari Komoditas Lokal Terasi Udang Bombana

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Bicara tentang kecantikan, ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan buat kamu. Apa saja itu?

Pertama, saya memulai dari sebuah cerita seorang pejabat daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara. Beliau sudah mencapai pangkat yang cukup tinggi. Orangnya pun tinggi.

Dalam sebuah pertemuan, beliau mengungkapkan bahwa perempuan sekarang memang lebih cenderung memperhatikan kecantikannya saat mau ke luar rumah. Utamanya saat akan menghadiri pesta pernikahan.

“Kalau istriku mau ke pesta, tampangnya sudah kayak setan!”

Mendengar itu, saya dan banyak orang di situ jelas tertawa. Lucu sekali. Istri sendiri kok dikatakan mirip setan? Yang benar saja?

Beliau lalu menjelaskan bahwa dandanan istrinya itu menor sekali. Bedaknya tebal, lipstiknya tebal, pokoknya semua serba tebal. Beliau merasa tidak lagi mengenali istrinya. Makanya dikatakan istrinya mirip setan saking susah dikenalinya. Atau jangan-jangan karena jarang tampil cantik seperti itu di dalam rumahnya ya?

Video yang Menipu

Untuk bahasan kecantikan yang kedua, saya mengambil dari sebuah video yang cukup viral. Tentang seorang perempuan yang betul-betul cantik, mirip barbie, mirip artis Korea. Putihnya luar biasa. Pokoknya perfect banget, lah.

Bagi orang yang memandangnya dan tergila-gila dengannya, mungkin akan langsung menjalin komunikasi yang lebih intens. Laki-laki itu mungkin akan merasa bangga, jika dia mendapatkan pacar secantik itu. Mungkin saja lho!

Namun, tunggu dulu! Video yang sempat tampil di Facebook itu, justru membuat banyak orang tertipu, termasuk saya sendiri. Bagaimana tidak, kecantikan yang putihnya waow itu dipreteli satu per satu.

Baca Juga: Resensi Buku: Novel HAMKA

Bulu matanya dicopot, bedaknya dihapus. Tempelan-tempelan di wajahnya dihilangkan. Bahkan ada pula tempelan di hidungnya, mirip upil, tetapi besar. Hii..

Lipstik merah merona dihapus dengan tisu. Dan, tara, setelah semuanya dilepas, wajah itu kembali seperti semula. Ternyata orangnya punya wajah yang Subhanallah. Beda sekali dengan polesan kosmetik tadi. Aslinya kemungkinan besar tidak membuat banyak laki-laki tertarik. Nah, rasakan lo! Hehe…

Salah Mengira

komoditas-lokal-bombana-2

Pada tahun 2008, saya sudah meninggalkan kota Jogja, kota kelahiran saya, untuk tinggal di Kendari, Sulawesi Tenggara. Mulai tahun 2010, saya menetap di Kabupaten Bombana, juga masih dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Tentang Bombana ini, nanti akan diulik lebih dalam dan menjadi fokus di tulisan ini.

Waktu saya masih di Jogja, orang tua saya membuka sebuah toko kecil di depan rumah. Hal itu terjadi sekitar tahun 2003, ketika saya awal menjadi mahasiswa baru.

Ada yang lucu ketika saya menjaga kios tersebut dan melayani pembeli. Pernah ada seorang pembeli yang melihat saya bersama ibu. Dia bertanya ke ibu saya, “Bu, ini adiknya ya?”

Wuih, pertanyaan yang cukup menohok, dalam banget! Ibu saya tertawa agak terbahak, sedangkan saya ikut tertawa, tetapi cukup asam sedikit. Pembeli tersebut melihat ibu saya yang masih terlihat muda, sementara wajah saya sedikit terlihat tua. Boros di muka, mungkin itulah yang lebih tepat.

Nah, kenangan itu memang menjadi kesan yang mendalam terhadap ibu saya. Betapa beliau senantiasa menjaga kecantikannya, meskipun sehari-hari tidak banyak memakai kosmetik.

Sementara saya diserang berkali-kali oleh jerawat. Hilang satu – karena dipencet – datang lagi lebih banyak. Bekas-bekas jerawat itu membuat kulit wajah jadi tampak tidak indah. Ditambah saya tidak memakai produk khusus. Alhasil, jerawat pun makin senang “bersilaturahim” ke wajah muda saya.

Tergerus Waktu

Beberapa tahun saat saya sudah tinggal di Bombana, ibu saya di Jogja menjadi kurang kuat menghadapi pergerakan waktu yang tidak pernah berhenti ini. Kecantikannya mulai pudar juga. Rambutnya yang dahulu sering disemir hitam, dibiarkan beruban, dan makin banyak uban. Keriput di wajahnya makin jelas terlihat. Beberapa giginya sudah ompong dan diganti dengan gigi palsu.

Namun, yang tidak berubah padanya adalah kecantikan hatinya. Dan, kecantikan yang ini tidak bisa didapatkan dengan produk-produk kecantikan yang dijual bebas. Bahkan dengan merek-merek terkenal sekalipun, kecantikan hati belum tentu bisa didapatkan.

Meskipun terpisah dengan jarak ribuan kilometer antara Jogja dengan Bombana, ibu saya tetap menunjukkan cintanya kepada saya, istri, dan calon cucunya. Ya, pada tahun 2013, anak pertama saya lahir. Ibu saya datang ke Bombana untuk ikut menyaksikan cucu pertamanya.

Sejak kehamilan akhir istri saya, ibu sudah datang. Membantu yang bisa dilakukan menjelang proses persalinan. Alhamdulillah, berjalan lancar meskipun sempat dikira caesar.

Bayangkan saat diperiksa di Bombana, dokter waktu itu mengatakan istri saya perlu dicaesar. Akhirnya, dengan menggunakan ambulans dirujuk ke rumah sakit di Kendari. Normal kok.

Baca Juga: Sebuah Kisah Tentang Pengendalian Diri (Jangan Mau Terpengaruh Orang Lain)

Ternyata, dokter yang memeriksa di Bombana itu tadi adalah dokter umum, bukan dokter spesialis kandungan. Waktu itu memang belum ada dokter dengan spesialisasi tersebut ditugaskan di Bombana.

Kelahiran anak saya yang kedua pada bulan Mei tahun 2017, ibu saya juga datang. Alhamdulillah, anak saya ini lahir di Bombana saja. Perjuangan cukup berat karena pembukaannya sangatlah lama.

Dari klinik, dirujuk ke rumah sakit karena perkembangan lambat. Di rumah sakit, ada dokter spesialis kandungan yang memberikan perangsang agar lebih cepat ke luarnya bayi. Normal juga persalinannya oleh bidan.

masyarakat-sejahtera

Setelah melahirkan, ibu saya dibelikan oleh-oleh berupa terasi udang. Ada yang berbeda dari terasi udang Bombana ini dibandingkan terasi lain. Bentuknya lebih besar sedikit daripada bola tenis. Biasanya ‘kan terasi udang itu bentuk kotak. Iya ‘kan? Apalagi dikemas kecil-kecil mirip yang dijual di toko maupun minimarket itu lho!

Awalnya ibu saya menerimanya dengan biasa saja. Yah, seperti orang pada umumnya menerima oleh-oleh, lah. Untuk mengemas terasi dengan bau yang khas itu, dibungkus dengan rapat dan ditaburi kopi di kemasan luarnya, tetapi masih di dalam kardus. Bau kopi akan menetralisir bau terasi udang. Namun, jangan sekali-kali minum kopi dicampur dengan terasi udang lho ya!

komoditas-lokal-bombana

Kembali Bersua

Saya tinggal di Bombana bersama istri dan dua anak. Sejak 2010, saat masih jomblo, saya memang belum pernah berlebaran di Jogja. Alasan saya, karena waktu lebaran, Idul Fitri maupun Idul Adha, harga tiket pastilah naik. Tidak mungkin ‘kan datang pas lebaran hanya untuk sungkem? Pasti butuh juga jalan-jalan. Padahal, ketika itu, suasana kota akan sangat sumpek. Liburan ke mana-mana tidak nyaman karena banyak sekali pengunjung.

Solusinya ya, mengambil cuti. Seperti yang saya lakukan di tahun 2015, saya cuti di sana bersama keluarga. Mengambil waktu 12 hari kerja. Namanya cuti hari kerja, berarti hari libur tidak dihitung.

Sementara ibu saya sudah tiga kali datang ke Sulawesi Tenggara. Terakhir, pada tanggal 9 Agustus tahun lalu, 2020, waktu ada pernikahan sepupu. Anaknya paman saya di Kendari. Ibu saya datang bersama bapak. Menginap di hotel milik paman saya yang namanya R. Foresta Syariah.

masyarakat-sejahtera-1

Saya datang bersama keluarga dan tidak lupa mertua perempuan saya. Ketika sudah sampai di Kendari, ibu saya menanyakan, “Mana terasinya, Riz?”

Waduh, rupanya beliau masih ingat dengan oleh-oleh yang lalu, ketika anak kedua saya lahir. Saya terlupa untuk membawakannya terasi. Mertua saya juga.

“Terasi yang kemarin itu enak lho! Ibu bagi-bagikan ke teman-teman pengajian, mereka pada suka,” ujar Ibu tentu dengan bahasa Jawa.

Saya pun ikut senang bahwa terasi udang Bombana bisa diterima oleh lidah orang Jogja. Saya jadi teringat dengan teman saya, tinggal di Pulau Kabaena, masih wilayah Bombana juga. Saya berikan gudeg kaleng. Dia dan keluarga merasa sangat aneh dengan rasa gudeg itu. Katanya terlalu manis. Tapi, manis yang lain daripada yang lain. Hingga, gudeg itu pun mereka buang. Saya tertawa saja mendengar ceritanya.

Nah, karena Ibu masih berada di Kendari, dan tinggal selama empat hari sampai tanggal 11 Agustus, maka saya meminta ipar saya mengirimkan terasi udang melalui mobil angkot. Mobil ini, saya pertama kali melihatnya cukup aneh. Sebenarnya mobil pribadi, tetapi platnya kuning. Mereknya Avanza, Innova, APV, kendaraan minibus begitulah.

Baca Juga: Alternatif Lain Menggambar Pemandangan

Ini juga ada cerita tersendiri tentang terasi udang Bombana untuk Ibu. Sopir langganan saya yang berangkat pagi sudah duluan. Dia lupa mengambil terasi udang di rumah mertua saya, tempat ipar juga tinggal. Alhasil, ipar saya harus mencari sopir lain yang tidak dikenal sebelumnya. Pokoknya, ambil saja sembarang sopir di terminal.

Waktu sopir itu sudah sampai Kendari, dia tidak tahu hotel paman saya. Waduh, tambah masalah lagi! Dia maunya barang itu diambil saja di terminal Kendari. Karena saya tidak sempat, maka mertua saya yang mengambilkan. Alhamdulillah, setelah beberapa kali mengontak sopir itu, terasi udang itu diberikan juga ke ibu saya pada Senin tanggal 10 Agustus.

Masakan Pedas

Ketika saya masih remaja, pernah berkunjung ke tante saya di Jakarta. Tante ini adalah kakak dari bapak saya. Tante yang saya panggil “bude” itu sering memasak pedas. Pokoknya, cita rasanya enak sebenarnya, tetapi waktu itu, saya tidak menyukai masakan pedas. Keringat saya bercucuran, lalu tidak bisa menghabiskan makanan.

Sekarang, sangat berbeda. Kalau makan tidak pedas, rasanya tidak puas. Hampir selalu makan dengan sambal. Pernah beli bungkus di warung makan, lupa ambil sambalnya. Ketika di rumah, menyesal, “Kok nggak ambil sambalnya tadi ya?!”

Terasi udang adalah bahan yang sangat cocok untuk membuat sambal. Istri saya pernah membuatnya. Tidak sering memang, tetapi pernah saja.

Ibu saya juga penyuka makanan pedas. Makanya, ketika mendapatkan terasi udang Bombana, beliau merasa sangat senang sekali. Terasi udang Bombana yang mungkin tidak banyak terdapat di sana membawa kesan tersendiri terhadap cinta saya terhadap beliau. Hehe..

Apalagi terasi udang tersebut berbentuk bola tenis. Harganya satu Rp10.000,00. Jika beli sepuluh sekaligus, bonus satu. Menguntungkan bukan?

Kembali ke masakan pedas tadi dengan bahan terasi udang, sebenarnya baguskah masakan pedas itu? Agar lebih jelas, yuk, kita simak manfaat makanan pedas!

1. Membakar Kalori

Terlalu makan yang mengandung kalori menimbulkan efek yang tidak bagus untuk tubuh. Menurut Tribunnews, berkalori tinggi dapat menyebabkan obesitas, resiko stroke, penyakit jantung, dan kanker.

Makanan pedas bisa membakar kalori karena saat menyantap yang pedas-pedas, kamu akan mengalami metabolisme tubuh lebih cepat. Sebuah studi juga mengatakan bahwa seseorang yang makan pedas akan mengurangi beberapa kilo berat badannya.

2. Melindungi Jantung

Selain kalori, kolesterol jahat juga menjadi musuh bagi tubuh kita. Kolesterol tidak bersahabat itu bisa dihilangkan dengan makanan pedas karena kandungan  capcaisin dalam cabai. Hal itu membantu kamu melawan peradangan yang menjadi sumber serangan jantung.

3. Melenyapkan Rasa Sakit

Sedang mengalami rasa sakit? Merasa tersakiti atau malah sedang menyakiti? Halah, apa lho ini!

Zat capcaisin pada lombok ternyata dapat mematikan sinyal-sinyal rasa sakit tertentu yang dikirim dari sel-sel saraf kamu ke otak. Makanya, capcaisin sering digunakan sebagai bahan penghilang rasa sakit.

4. Kaya Akan Nutrisi

Cabai mengandung vitamin C dan A. Apa memang dari nama cabai itu yang terdiri dari huruf C dan A? Hem, tidak ada kaitannya kalau ini.

Tapi memang benar kok, vitamin C dan A, dengan beberapa mineral penting lainnya berguna untuk tubuh kita.

5. Dapat Membuat Lebih Bahagia

Kalau kepedasan karena makan cabai atau sambal ternyata justru bisa membuat kita jadi lebih bahagia. Lho, apa buktinya?

Otak kita bisa memproduksi hormon serotonin. Hormon ini membuat kita lebih siap untuk menghadapi depresi, kecemasan, kemarahan, dan stres.

6. Dapat Mencegah Kanker

Ada yang mengartikan bahwa kanker itu kantong kering. Waduh, kalau ini sih kenyataan yang dialami banyak orang! Hehe…

Dalam konteks ini, kanker tentu menjadi nama salah satu penyakit. Dan, penyakit ini cukup berat, biasanya berujung kepada kematian.

Namun, menurut American Association for Cancer Research, capcaisin memiliki kemampuan untuk membunuh sel kanker dan leukimia. “Ini memiliki efek yang sama pada tubuh seperti halnya obat kanker tertentu,” kata konsultan senior untuk inovasi perawatan kesehatan di Alline Hospitals and Clinics di Minnesota, Amerika Serikat, Gregory A. Plotnikoff, MD.

Manfaat Udang Untuk Kesehatan

Terasi udang saat dijadikan sambal, maka perlu dilihat juga manfaat dari udang untuk kesehatan. Sebelum membahas itu, bagian ekor dari udang adalah sumber makanan utama untuk dikonsumsi.

Ada juga sih yang beranggapan bahwa udang adalah makanan yang tidak sehat, karena kolestrolnya itu lho yang cukup tinggi. Padahal sebenarnya, udang termasuk makanan yang punya gizi tinggi.

Baca Juga: Berbeda Karena Cinta, Bersatu Karena Cinta Pula (Resensi Novel Kambing dan Hujan)

Udang juga sebenarnya rendah kalori. Mengandung protein dan lemak sehat dengan jumlah cukup besar. Udang juga sumber asam lemak omega-6 dan omega-3 yang baik. Bahan-bahan nutrisi yang menarik dari udang, lalu apa sebenarnya manfaatnya untuk kesehatan kita? Yuk, simak di bawah ini!

1. Mengurangi Nyeri Menstruasi dan Gejala PMS

Menstruasi memang hanya terjadi pada perempuan, meskipun istilahnya memakai “mens” dan bukan “womens”. Ada teman saya yang selalu merasa sakit luar biasa saat mau haid. Dia bahkan sampai berbaring saja, tidak bisa apa-apa. Gejala itu ternyata karena faktor keturunan.

Bagi kamu yang mengalami nyeri menstruasi atau gejala sebelum menstruasi yang dikenal dengan pramenstruasi, maka bisa makan udang. Tadi disebutkan udang mengandung kolesterol yang cukup tinggi, tetapi sebenarnya bermanfaat karena asam lemak omega-3.

Asam lemak ini mampu mengurangi kram saat menstruasi, serta mengurangi gejala saat pramenstruasi atau PMS itu.

2. Menjaga Kesehatan Rambut

Bagi yang kamu yang merasakan adanya kerontokan rambut, bahkan botak di sebagian area kepala, maka perlu mencoba untuk ikut makan udang. Apakah udang memang mampu menjaga kesehatan rambut?

Ya, benar. Hal itu karena kandungan mineral yang ada pada udang, namanya seng. Zat ini berperan besar dalam menjaga kesehatan rambut. Berguna untuk mempertahankan sekaligus menciptakan sel-sel rambut dan kulit yang baru. Bisa mencegah rambut rontok dan meningkatkan pertumbuhan rambut.

3. Menghambat Pertumbuhan Sel Kanker

Udang memiliki dua asam lemak, yaitu: astaxantin dan omega-3. Keduanya mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Dari situ, para peneliti mencoba dengan udang penelitian mendeteksi kanker.

4. Perlindungan Kulit

Tadi disebutkan tentang astaxanthin pada udang, masih ingat? Ya, tentu saja, lah, kan zat tersebut ada di poin ketiga di atas.

Ternyata, astaxanthin dapat mengurangi kerutan pada kulit, Cara pengurangan tersebut dengan meningkatkan kelembapan dan elastisitas kulit. Zat ini rupanya juga dapat mengurangi kerusakan kulit yang disebabkan oleh sinar ultraviolet (UV). Kalau sudah demikian, maka dapat menurunkan resiko kanker kulit.

5. Meningkatkan Jumlah Sel Darah Merah

Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah memang bisa juga dengan suplemen seperti yang pernah muncul dalam iklan di TV-TV kita. Namun, bisa jadi itu bisa berefek samping bagi tubuh karena pastinya ada zat pengawet juga.

Zat besi pada udang memang berperan dalam pembentukan hemoglobin. Mengandung juga dua nutrisi, yaitu: vitamin A dan vitamin B12. Kedua vitamin tersebut berguna untuk meningkatkan produksi sel darah merah.

6. Meningkatkan Kesehatan Prostat

Dua mineral dalam udang berperan penting untuk kesehatan prostat, Dua mineral itu adalah selenium dan seng. Keduanya memiliki efek regulasi testosteron dan DHT. Nah, DHT merupakan metabolit androgenik lebih testosteron, Ini berperan besar dalam pertumbuhan berlebih dari kelenjar prostat.

7. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Kandungan asam lemak omega-3 pada udang, ternyata bisa melindungi kesehatan jantung. Asam lemak Omega-3 tersebut terbukti mampu menurunkan kolestrol jahat (LDL) dan triglesida. Kolestrol baik (HDL) juga bisa naik secara bersamaan.

Tersaji dalam Kombinasi Lengkap Terasi Udang Bombana

komoditas-berkelanjutan-1

Terasi udang Bombana yang dibuat menjadi bahan untuk membuat sambal mampu sebagai sarana untuk memelihara kesehatan juga. Terlebih Bombana adalah wilayah kabupaten yang terletak di pesisir laut. Tentu saja, terasi udang adalah termasuk produk lokal Bombana.

Kalau daerah lain, untuk bisa melihat laut mungkin perlu menempuh jarak yang lumayan panjang. Namun, di sini, di Bombana, hanya sepelemparan batu, sudah terlihat laut. Bahkan, hampir tiap sore, selalu ditemukan sekelompok keluarga yang berenang. Katanya sih, air laut itu memang menjadi obat tersendiri bagi tubuh.

Hasil laut memang menjadi kekayaan bagi negeri ini, terlebih di Bombana sendiri. Tidak hanya udang, tetapi juga berbagai jenis ikan, cumi-cumi, kerang, dan komoditas laut lainnya.

Wilayah yang menjadi sentra pembuatan terasi udang ini adalah di Kelurahan Lampopala, Kecamatan Rumbia, ibukota Bombana. Kelurahan Lampopala terletak di pesisir laut.

memberdayakan-bombana-1

Terasi udang berasal dari udang rebon yang telah melalui proses fermentasi. Bentuknya seperti adonan atau pasta. Warnanya hitam-coklat. Kadang ditambah bahan pewarna yang membuat terasi menjadi kemerahan.

Pada prinsipnya, fermentasi udang ini termasuk fermentasi dalam larutan garam. Bisa ditambah dengan garam kristal yang membentuk flavour yang masih enak. Bisa juga flavour yang menyerupai daging.

Proses fermentasi substrat tidak menjadi sempurna dalam pembuatan terasi. Alasannya, produk harus mengandung protein yang terhidrolisis (tahap hidrolisis).

Perubahan yang diharapkan selama fermentasi salah satunya adalah liquid fiksi. Proses penggaraman yang sudah selesai, membuat cairan dari dalam udang terekstrak ke luar.

Baca Juga: Jawaban yang Telak Saat Kamar Berantakan Dibilang Seperti Kapal Pecah

Mulanya, kandungan nitrogen pada cairan rendah. Namun, setelah disimpan beberapa hari atau selama proses fermentasi, menyebabkan terjadi proses hidrolisis protein. Selanjutnya kandungan nitrogen yang terlarut pun jadi naik.

Seandainya pakai garam yang kurang murni, akan membuat pengerasan pada jaringan. Akibatnya, memperlambat penetrasi garam ke dalam jarigan udang. Makanya, memakai garam murni, sehingga bakteri halofil dapat tumbuh dengan baik. Lalu, terbentuk pula flavour yang baik.

Suhu fermentasi yang tinggi, yaitu: 55 derajat Celcius, bisa membuat proses hidrolisis menjadi lebih cepat. Setelah satu pekan atau satu minggu, fermentasi kandungan protein terlarut dalam cairan akan lebih tinggi. Syaratnya, fermentasi dilakukan dengan suhu 45 derajat Celcius. Suhu optimal untuk fermentasi memang antara 1-2 pekan.

Meskipun terasi udang Bombana menjadi ciri khas ketika orang berkunjung ke Bombana, lalu dijadikan oleh-oleh, makanan ini masih belum punya pemasaran yang bagus. Ada beberapa hal yang membuktikannya:

1. Tanpa Kemasan

masyarakat-sejahtera-bombana

Saat kita membelinya di Kelurahan Lampopala, terasi udang ini tanpa adanya bungkus yang rapi, menarik, elegan, layaknya makanan lain.

Jika kamu membelinya sepuluh biji, akan mendapatkan bonus satu. Dibungkus dalam plastik atau tas kresek kecil, dimasukkan ke dalam kardus. Biasanya sih kardus bekas minuman gelas instan.

Bisa juga pesan ke penjualnya untuk ditambahkan bubuk kopi di luar kemasan terasinya sehingga baunya tidak menyengat. Itu jika akan dibawa menggunakan perjalanan jauh. Seperti yang pernah saya lakukan waktu cuti ke Jogja dan membawa terasi. Alhamdulillah, bau terasi tidak menusuk dan aman dimasukkan ke dalam kabin pesawat.

2. Tanpa Pengawet

Terasi udang Bombana tidak memakai bahan pengawet, tetapi bisa tahan beberapa bulan dan tidak kehilangan cita rasanya. Salah satu buktinya adalah ketika terasi ini diletakkan di meja misalnya, maka akan ada lalat yang datang dan menempel. Itu menjadi tanda bahwa terasi itu tidak memakai bahan yang aneh-aneh.

Adanya lalat mungkin bisa membuat persepsi lain. Wah, kesannya jorok ya, sampai dikerubuti lalat begitu? Untuk ini, dikembalikan ke persepsi masing-masing.

3. Tanpa Pemasaran yang Berarti

Oleh-oleh berupa terasi udang Bombana memang bisa didapatkan di pasar tradisional maupun di rumah-rumah penduduk di Kelurahan Lampopala. Namun, untuk skala nasional, jenis makanan ini belum mampu menembusnya dalam skala besar. Memang, ada juga yang dijual lewat marketplace, tetapi itu lebih cenderung ke produsen yang lain, jadi bukan asli dari Bombana.

Menurut sebuah kabar dari situs Lontaraa, pernah sebuah jaringan ritel minimarket nasional tertarik untuk menjual terasi udang Bombana. Namun, tidak bisa direalisasikan karena dinilai kemasannya tidak higienis.

Bombana yang salah satunya mengandalkan terasi udang menjadi bukti pemanfaatan alam untuk kemanfaatan masyarakat. Tujuannya adalah juga demi masyarakat sejahtera. Hasil laut diambil dan diolah menjadi terasi udang dengan cita rasa yang khas. Hal itu, menjadi gambaran adanya ekonomi lestari. Seperti apa lengkapnya tentang ekonomi lestari itu? Boleh disimak dalam video berikut ini:

Komoditas lokal terasi udang Bombana bisa menjadi komoditas berkelanjutan jika ada campur tangan dari pemerintah. Usaha tersebut juga bisa memberdayakan masyarakat lebih banyak lagi jika pemerintah ikut berperan. Caranya?

Jawabannya bisa memberikan akses untuk pemasaran yang lebih luas dalam skala nasional. Namun, sebelum itu, perlu dikemas secara apik dan menarik. Tanpa bahan pengawet memang sudah oke, itu sudah poin plus. Selanjutnya adalah pemasaran modern lewat kemasan yang bagus itu tadi.

Pemerintah daerah juga perlu menggalakkan pariwisata agar kunjungan orang ke Bombana meningkat. Jika wisatawan meningkat, otomatis peluang untuk membeli oleh-oleh juga lebih besar. Jadi, komoditas lokal ini akan semakin mendatangkan keuntungan hingga semakin memberdayakan masyarakat Bombana sendiri.

Kesimpulan

Apa yang bisa dikaitkan antara kecantikan, kesehatan, dan oleh-oleh khas Bombana berupa terasi udang? Ketiganya memang bisa dihubungkan.

Terasi udang memang tidak bisa dijadikan produk yang membuat perempuan jadi lebih cantik. Namun, ketika terasi udang dijadikan sambal yang nikmat, maka manfaat dari sambal bisa dirasakan sebagaimana saya tulis di atas.

Kesehatan yang prima dari jiwa, dengan nutrisi dari cabai dan udang itu sendiri, membuat kecantikan bisa terpancar. Apa gunanya wajah terlihat cantik dan menarik, tetapi dalam tubuhnya keropos? Apa gunanya tampil cantik kalau penyakitan atau menyimpan potensi untuk sakit yang cukup berat? Ya ‘kan? Alangkah lebih baik kalau kesehatan dulu yang lebih diutamakan, baru kecantikan atau penampilan luar.

Selain itu, bukankah oleh-oleh itu bagian dari kecantikan juga? Lebih tepatnya adalah kecantikan jiwa. Bukankah memberikan oleh-oleh itu pada dasarnya memberikan sebagian harta kita, uang kita, kepada orang lain? Berkorban untuk orang lain dalam wujud oleh-oleh itu.

Ketika memberikannya, kita mungkin tidak berharap banyak dari si penerima. Kita memberikannya atas dasar cinta, atas dasar suka kepada orang tersebut. Dan, melihat wajah gembira dan cerianya, maka gembira dan ceria itu menular. Kembali kepada kita. Membuat kita ikut bergembira dan ceria juga. Begitu bukan?

Jadi, tidak usah terlalu muluk-muluk membeli berbagai macam kosmetik dan produk kecantikan, jika kita tidak bisa memunculkan kecantikan dari dalam diri.

Baca Juga: Apakah Perlu Ada Pelatihan Khusus Untuk Admin Grup Whatsapp?

Sumber:
Liputan6.com
IDNTimes
Skripsi tentang usaha terasi udang Bombana

#LestarikanCantikmu #LTKLxMadanixBPN #BlogCompetitionSeries #Temenanlagi

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

45 Comments

  1. baru lihat model bentukan terasi bulet gitu,
    jadi penasaran pengen nyobain rasanya gimana, apa sama seperti terasi udang pada umumnya atau lebih gimana gitu. ha ha ha

  2. Pak Rizki. Adik ipar saya orang sulteng. Tapi saya ga pernah merasakan terasi itu🤭🤭
    Sukses tulisannya bagus dan lengkap. Saya penyuka makanan pedas. Tapi saya ga bisa dandan🤭🤭🤭

    1. Ini Sulteng, maksudnya Sulawesi Tengah atau Sulawesi Tenggara ya Bu? Soalnya kalau Sulawesi Tenggara itu disingkat jadi Sultra, bukan Sulteng.

  3. Oh begitu yah hubungan antara kecantikan dan terasi udah? Kereen idenya..
    Kangen juga akan tulisan Mas Rizky yg lama menghilang dr komunitas kita😁✌

  4. Terasi bombana bikin penasaran, ya. Pengin bikin sambel terasi gitu. Habis makan sambel terasi bombana bisa jadi glowing enggak ya? Ha ha ha

  5. Wuih mantap banget tulisannya mas. Ternyata terasi bisa bikin sehat dan cantik juga ya. awalnya pas baca judul aku bingung apa hubungannya ternyata oh ternyata setelah dibaca isi artikelnya begitu hubungannya.

  6. Lengkap sekali tulisannya. Sampai terasi udang berbentuk bulat rasanya sangat enak. Manfaat pedas ternyata banyak juga ya…wah kebetulan aku oenyuka makanan pedas nih. Mantul

  7. aq baru tau kalo ada terasi udang bentuknya bulat sempurna kayak gitu kak, selama ini cuma pakai terasi kemasan. tapi biasanya produk daerah gini rasanya enak banget. jadi pengen nyobain

  8. Waaah jadi pengen nyobain terasi khas Bombana. Bentuknya bulat-bulat ya, gak kecil-kecil kotak atau persegi kayak terasi dari Jawa. Ibu saya suka masak sambal terasi, wuenak pollllll. Pedasnya josss. Bahkan gara-gara sambal terasi, makan cuma pakai sayur dan sambal tok tetap aja bisa nambah.

  9. Terasi kalau di tempat saya cocok buat oleh-oleh nih karena emang tiap terasi daerah beda-beda ya rasa dan kualitasnya.

  10. Wah, mantep ini. Saya suka bikin sambal terasi. Jadi penasaran gimana kalau pakai terasi udang Bombana. Bentuknya juga unik sekali.

  11. Setiap pulang ke Kendari, saya selalu bawa terasi udang ke Bogor sebagai oleh-oleh untuk tetangga sekitar. Dan mereka semua menyukai rasanya
    Di lingkungan rumahku, udah pada akrab deh sama terasi udang bombana ini hehe

  12. Terimakasih mas Rizky sudah berbagi informasi tentang produk lokal terasi di Bombana. Wah cukup terjangkau ya harga terasinya. Berarti 1 buletan terasi bisa dipakai untuk beberapa kali masak tuh? Oya sama terasi udang ABC yang dijual seribuan di pasar itu gimana ya rasanya? mantul yang mana mas….mas kalo ada toko online terasinya bombana bisa kasih rekomendasinya juga dong…pengen nyoba order.hehe

    1. Terasi udang yang kemasan pabrik itu pasti ada pengawetnya, Pak. Beda dengan terasi udang Bombana ini. Kalau link toko onlinenya, saya kurang tahu, Pak. Kalau mau pesan, langsung japri saja saya ya.

  13. Wah baru kenal nih dengan terasi Bombana. Kalo di Medan biasa terasi disebut belacan.
    Produk belacan lokal gak begitu terkenal, lebih terkenal teri Medan.
    Semoga terasi Bombana semakin terkenal dan menjadi komoditas yang mengangkat perekonomian warga di sana.

  14. Sambal terasi, membuat makan jadi lahap dan bisa nambah nasi. Pokoknya lupakan diet lah kalau ada sambal terasi. Apalagi terasi udang bombana ini masih asli ya, tanpa pengawet. Kalau terasi buatan pabrik, rasanya udah beda

    1. Jelas beda, antara buatan pabrik dengan yang masih tradisional. Yang buatan pabrik memang lebih cocoknya untuk yang praktis-praktis saja.

  15. Saya nggak mengerti bagaimana perbedaan terasi satu sama lainnya. Tapi memang sih, ada juga terasi yang rasanya kurang nampol kala menjadi bahan untuk sambal. Meski begitu, setiap wilayah barangkali punya cita rasanya masing-masing. Seperti terasi bombana ini.

  16. Hadeuh.. cerita terasi kok muter-muter ke kecantikan pula. eh tapi keren sih…wkwkw..Mantap. Terasi ini sangat lekat di masyarakat. Membikin sambal makin sedaappp. Cerita yang keren

  17. Bentuk terasinya gede banget ih. Jadi pengen makan sambel terasi udang. Bener banget sih saat saya menerima oleh-oleh dari seseorang, bukan tentang apa isinya atau seberapa mahal harganya. Cukup perhatiannya. Dia memberikan atas dasar suka, dan ingat pada kita saat membelinya 🙂

  18. Wah sampai dikira pembeli mas rizky ini adiknya ibu ya, hehe.. perlu diteladani tuh ibunya mas rizky bisa tetap awet muda meski telah putranya telah menjadi seorang pemuda ya. Btw, selera masakannya Sulteng sama Sumut hampir mirip ya, sukanya yg pedes-pedessss

  19. wah gak sangka banget terasi udang bombana sangat unik banget dan banyak manfaatnya kudu di coba nih hehe mau beli di online shop semoga aja ada

  20. manfaat sambal bertemu dengan manfaat udang sebagai bahan utama terasi bikin badan makin sehat, satu lagi kekayaan Indonesia

  21. Aku nggak suka pedas sih, jadi bisa dibilang sangattt jarang bikin sambel dan pakai terasi. Cuma lihat bentuknya terasi Bombana ini, unik sekali. Rasanya pengen ke Bombana, mungkin banyak olahan seafood yg bisa dicoba, sambil bawa oleh2 terasi udang

    1. Boleh saja, Kak, silakan datang saja di Bombana. Ke Kendari dulu, lanjut perjalanan darat sekitar 3-4 jam pakai mobil.

  22. Jadi pengen ngerasain terasinya Nih. Secara aku penggila sambal pakai terasi. Hahaha

    Aku nih mas kalau sambal nggak pakai terasi rasanya aneh. Tapi selama ini sambal bau terasinya yang badu diincip masih seputaran jawa aja. Pernah sekali di Lombok. Sih

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.