Alternatif Lain Menggambar Pemandangan

Alternatif Lain Menggambar Pemandangan

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Anak-anak kecil yang masih sekolah, akan diajari oleh gurunya cara menggambar pemandangan gunung maupun pantai yang indah. Mengajarinya tentu dengan suasana yang ceria, akrab dan menyenangkan.

Menggambar pemandangan gunung, pantai, laut atau apapun memang menjadi kenangan yang indah, sampai kita dewasa sekarang. Dan, tentu masa anak-anak adalah ketika kita lucu-lucunya, imut-imutnya, bahkan nakal-nakalnya.

Nah, kalau memang ada anak yang nakal, maka jelas butuh solusi. Nakal yang buruk nantinya malah akan merugikan orang tuanya sendiri. Saya melihat yang nakal itu kuncinya ada di kesehatan. Termasuk kesehatan dari orang tua. Mau tahu info kesehatan yang lebih menyehatkan? Cobalah kamu simak di sini.

Terus, sebuah kenyataan bahwa semua orang dewasa jelas akan melewati masa anak-anak. Sebuah masa yang sebenarnya tidaklah lama. Meskipun bisa juga sih dikatakan lama, jika ada orang dewasa yang tingkah lakunya mirip anak-anak. Waduh, siapa ini yang merasa ya?

Menggambar pemandangan bisa dilakukan dengan apapun. Boleh dengan pensil warna, krayon atau cat air. Ketika kita lihat, mereka senang menggambar pemandangan tersebut, sambil belajar. Iya, belajar sambil bermain. Bermain sambil belajar.

Baca Juga: 10 Perkataan yang Merusak dan Meruntuhkan Dunia Anak

Apakah ada orang dewasa yang seperti itu? Oh, ada juga! Bahkan ada pula orang dewasa yang bermain terus tidak pernah belajar. Seperti pemain game online itu. PUBG contohnya. Bisa dibaca papji atau per hurufnya P, U, B, G. Padahal, menurut saya, kepanjangan dari singkatan itu adalah Permainan Untuk Bikin Gob**k. Demikian. Setuju ‘kan?

Menggambar dan Mewarnai

Menggambar pemandangan memang diilhami dari dua keterampilan dasar, yaitu: menggambar dan mewarnai. Dua kesenangan tersebut sering ditampilkan, baik di dalam sekolah melalui pelajaran dari gurunya, maupun di luar, lewat lomba misalnya.

Ada yang dimulai dari kertas kosong, anak-anak menggambar obyek pemandangan yang dia sukai. Ada juga yang gambarnya sudah ada, tinggal diwarnai. Terserah yang mana saja.

Ada sebuah kejadian nyata. Sebuah pelatihan guru di salah satu sekolah di salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Wuih, di mana lagi itu tempatnya? Kayak tersembunyi sekali! Hehe… Sengaja memang.

Seorang trainer memberikan tugas kepada para peserta yang terdiri dari para guru SD, SMP dan SMA untuk menggambar pemandangan. Waktu yang diberikan cuma lima menit.

Para peserta dengan cepat mengambil kertas kosong dan mulai menggambar pemandangan menurut versi mereka. Syaratnya adalah tidak boleh saling komentar, pokoknya kerja saja. Saya juga ikut dalam pelatihan itu. Namun, saya tidak langsung menggambar, mikir dulu, apa nih kira-kira gambar pemandangan yang bagus dan berbeda daripada lainnya?!

Baca Juga: Cara Buat CV Jaman Now [5 Website Ini Membantu Agar CV Kamu Jadi Makin Menarik, Ciamik, Asyik dan Langsung Dilirik]

Waktu makin berjalan. Jelaslah. Teman-teman di sebelah sudah mulai, bahkan ada yang sudah diwarnai. Wah, ini jebakan Batman! Kalau gambar pemandangan dalam pikiran saya adalah dua gunung, jalan, rumah, pohon kelapa, sawah dan lain sebagainya. Kamu pasti tahu sendiri, lah.

Makanya itu, saya berusaha menggambar yang sedikit berbeda. Saya coba ambil sudut yang lain. Mulai deh menggambar pantai. Laut, dengan kapalnya. Lalu di pantai ada sebuah rumah, dengan lengkungan tanah yang cukup indah. Setidaknya menurut saya.

Ketika waktunya habis, trainer menghentikan seluruh aktivitas peserta. Yah, namanya juga sudah habis waktunya. Gambar-gambar yang ada pun dikumpulkan.

Betapa kagetnya yang ada di ruangan itu. Rupanya memang hampir sama semuanya. Selalu saja ada kata kunci yang ada di gambar-gambar pemandangan tersebut. Ya, gunung, awan, matahari, sawah, rumah, pohon kelapa, laut. Eh. gambar saya juga termasuk yang sama. Waduh…!

Kalau semuanya sama, tentulah tidak seru. Tidak asyik. Harus ada yang beda, seperti yang satu ini, bisa kamu lihat dan rasakan bahwa memang berbeda. Buktikan deh!

Bentuk yang Lain

Dalam benak kami saat itu, memang tidak ada alternatif lain dari gambar pemandangan. Tahunya ya cuma itu. Namun, sang trainer menjelaskan bahwa ternyata ada bentuk lain dari menggambar pemandangan. Wah, batin kami saat itu, langsung memusatkan perhatian! Hah, ada bentuk lain? Ada alternatif lain?

Sebelum trainer menjelaskan jawabannya, dia menyebutkan tentang pikiran sadar dan bawah sadar. Yang paling berperan dalam menentukan hidup kita itu adalah pikiran bawah sadar.

Menurut sumber yang saya dapatkan dari Mbah Google, pikiran bawah sadar adalah bagian dari otak kita yang membuat kesan dan keputusan secara tidak sadar. Istilah lainnya adalah autopilot. Para psikolog telah memberikan pendapat dan melakukan identifikasi tentang pikiran bawah sadar itu sebagai sumber kreativitas, perasaan intuitif, inspirasi, serta kesadaran spiritual.

Jelang dos, eh, jelas dong, pikiran bawah sadar itu berasal dari pikiran sadar. Makanya, ketika kita sering berpikir jelek, misalnya kurang ganteng, cantik, tidak bisa apa-apa, grogi ataupun tidak pintar, maka itulah yang nanti masuk ke pikiran bawah sadar.

Ketika ada kesempatan untuk lebih positif, pikiran bawah sadar kita akan menghalangi terlebih dahulu. Akhirnya, betul-betul kita dibuat kenyataan dari berbagai macam pikiran negatif tersebut.

Sama dengan menggambar pemandangan. Sejak kecil, kita sudah dilatih atau diajari oleh guru TK, bahwa gambar pemandangan itu sudah jelas. Ada gunungnya, matahari, awan, pohon kelapa, rumah, sawah dan jalan.

Begitu juga pemandangan di laut, ada kapal, ikan, rumah nelayan, awan, plus matahari lagi. Memang, kalau matahari cabangnya ada di mana-mana ya? Termasuk ada dalam setiap gambar.

Selama 20, 30 atau 40 tahun umur kita, rupanya persepsi gambar pemandangan memang tidak pernah berubah. Padahal itu bisa jadi salah persepsi. Tidak semua gambar pemandangan itu berupa wujud yang sudah saya sebutkan. Jadi, salah persepsi pun bisa berbahaya. Kalau kita salah persepsi, maka lebih baik pindah gedung. Pindah acara!

Ustadz yang sekaligus menjadi trainer pelatihan itu menyebutkan menggambar pemandangan lain misalnya adalah acara pernikahan. Hah, acara pernikahan? Walimah? Kok bisa?

Ini berdasarkan analisis yang ada, bahwa walimah atau acara pernikahan, apalagi yang syar’i itu sangatlah indah. Betapa sesuatu yang tadinya haram, penuh dosa, menjadi halal dan berkah. Pegangan tangan tidak boleh. Memandang bukan mahrom, terlarang. Berduaan pun tidak benar. Namun, semua itu menjadi lebur dalam bingkai pernikahan yang luar biasa indah. Sudah tidak ada lagi batasan aurat antara suami dan istri. Bebas lepas.

Gambar apalagi yang lain? Bisa juga gambar sebuah keluarga kecil, ayah, ibu dengan dua anak, makan bersama di meja. Seperti gambar kaleng biskuit Khong Guan itu termasuk pemandangan bagus, lho! Meskipun seandainya kamu betul-betul makan isi dari kaleng biskuit Khong Guan, kamu perlu memanjakan perutmu dengan cara berikut ini.

Kebersamaan antaranggota keluarga, tanpa ada gadget yang mengganggu, menikmati makanan meskipun mungkin sederhana saja, kesempatan untuk saling bercengkrama dengan leluasa, coba apa itu bukan gambar pemandangan yang bagus?

Boleh lagi gambar seorang ayah yang menggendong anak kecil atau bayinya. Jika ibu menggendong bayi, maka itu sudah sangat biasa. Namun, seorang ayah, di tengah kesibukannya mencari nafkah, mencari sesuap nasi untuk keluarga tercinta, tidak serta-merta punya waktu yang banyak buat anak-anaknya.

Jadi, saat ada seorang ayah, dengan riangnya bermain dengan sang anak, sekali lagi tanpa terganggu gawainya atau pekerjaannya, maka itu jelas gambar pemandangan yang luar biasa mengesankan.

Masih banyak contoh lainnya. Misalnya, gambar majelis taklim. Ada seorang ustadz di depan, duduk di kursi belakang meja, mungkin dengan spanduk di belakang ustadz tersebut, berpenampilan sangat Islami, memberikan ilmu agama Islam.

Jamaah duduk dengan tenang, bersila, mendengarkan dengan seksama. Pada barisan belakang, ada hijab yang menghalangi pandangan dengan jamaah perempuan. Itu jelas indah.

Bukankah kajian ilmu syar’i itu adalah sebagian dari taman-taman surga yang ada di dunia ini? Coba sekali lagi, taman di antara taman-taman surga! Bayangkanlah keindahannya, Kawan! Bayangkan betapa nikmatnya pemandangan tersebut.

Berani Tampil Beda

Unik dan kreatif. Itulah yang diperlukan dalam keseharian kita. Tidak cuma mengikut orang lain. Tidak cuma mengekor orang lain. Ya, kalau mengekornya benar masih mending, tetapi bagaimana kalau salah? Bukankah kita sendiri yang akan repot?

Untuk menuju kepada kreatif itu tentulah tidak mudah. Otak perlu yang segar-segar dan membuat pikiran selalu dingin. Saya kok melihatnya ada di bagian ini ya. Bagaimana dengan kamu sendiri?

Sementara pendidikan kita sudah terlanjur berada dalam satu koridor yang sama, satu jawaban yang sama, satu pemikiran yang sama. Seperti itu tadi, menggambar pemandangan akan selalu begitu terus. Jarang terpikir untuk mencari bentuk dari gambar pemandangan lain. Padahal, tidak selalu gambar pemandangan yang ada itu benar. Bisa juga benar sih, tetapi masih ada kebenaran yang lain.

Setelah membaca artikel saya di atas, bagaimana dengan pendapatmu sendiri? Yuk, tulis di kolom komentar di bawah ya karena pada dasarnya berbagi itu indah, apalagi kalau berbagi ilmu dan pengalaman. Ya ‘kan?

Tonton Juga: 

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

27 Comments

  1. Bismillah….
    Barakallaahufiik,, MasyaAllah dari gambar pemandangan tersebut mengingat kan bahwa, melukis pemandangan seperti Gunung dan sawa dan matahari adalah sebuah kenangan kita dimasa kecil:)
    dengan karya-karya yang menarik, menampilkan sebuah
    Penampilan yang berbeda-beda,
    Semoga dengan menggambarkan pemandangan ini nantinya bisa lebih menampilkan yang lebih unik lagi dalam melukis dan lebih berkembang untuk sebuah persentasi yang bisa di banggakan semua orang.

  2. Tanggapan saya mengenai cerpen diatas adalah menurut saya, ceritanya sangat menarik, mudah dipahami dan ada juga pelajaran yang bisa dipetik dari cerpen diatas.

  3. Masya Allah, menurut saya artikel tersebut sangat menarik untuk di baca. Di dalamnya menjelaskan tentang bagimana kita bisa mengembangkan imajinasi kita dalam menggambar dan tak perlu selalu berpatokan pada gambar pemandangan saja, masih banyak kok gambar-gambar yang lain seperti yang telah dijelaskan pada artikel diatas. Pada artikel tersebut, penulis dapat menjelaskan secara baik tentang beberapa alternatif dalam menggambar sehingga mengajak kita untuk berpikir mengenai pendapat yang ditulis pada artikel tersebut. Dan yang terakhir, artikel ini memiliki penjelasan isi dan maksud yang jelas bagi pembaca, khususnya bagi saya sendiri.
    Semoga kedepannya bisa membuat lebih banyak lagi artikel-artikel yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.

  4. Bismillah…
    Menurut saya cerita di atas sangat bagus dan mengingatkan saya akan indahnya masa masa kecil di waktu SD. Cerita di atas juga mengajarkan kita agar tampil dan berpikir beda dengan orang lain.
    Tetapi saya tidak terlalu tertarik membaca cerita di atas.

  5. Gambar pemandangan yang mainstream gini, jadi inget waktu kecil. Sering banget gambar pemandangan yang isinya cuma gunung, sawah, jalan, pohon kelapa dan awan, plus beberapa ekor burung asli yang terbang, hahahaha…

    Namun seiring berkembangnya teknologi, gambar pemandangan saat ini sudah mulai berubah, nggak mainstream kayak dulu lagi. Sudah lebih bervariasi. Makasih sudah berbagi, walau bukan berbagi duit, tapi ceritanya bermanfaat buat bekal tua nanti

  6. Saya langsung terbayang gambar pemandangannya …memang serupa mungkin satu dengan lainnya.
    Maka, ketika kini anak sulung saya yang hobi menggambar sering browsing karya artist lain saya sampaikan, jadilah dirimu sendiri. Percaya dengan karyamu, karena setiap orang itu unik.

  7. Menggambar pemandangan bisa hampir samaan ada dua gunung, sawah dan pohon tapi pasa akhirnya satu sama lain akan berbeda sesuai imajinasi masing masing

  8. kalau sebut pemandangan, pasti auto buat sawah, rumah, burung, matahari yaa, begitu juga dengan laut, kapal, dan lagi-lagi ada burung dan matahari sih emang padahal benar itu kata Trainer nya, pemandangan itu banyak jenisnya, ya namanya juga yang enak dipandang begitu ya, harusnya tidak terikat dengan gambar sawah, gunung dan lautan simpanan kekayaan *ehh malah nyanyi 😀

  9. Dulu saya paling takut kalau disuruh menggambar , karena gambar saya paling gak bisa kreatif. Skkrng mah udah cuek aja karena gambar yang kita buat itu hasil kreatifitas kita

  10. Aduh… sumpah ya…
    sampai sekarang aku juga belum bisa menggambar dg baik.
    Pengen banget kursus gambar biar bisa jadi sarana melepas stres

  11. Kalau saya dulu pasti menggambar pemandangan itu tidak jauh dari dua gunung dan satu matahari. Paling banter, bawahnya ditambah sawah-sawah dan sungai. Kreativitas yang mandek kayaknya. Soalnya hampir kebanyakan anak-anak satu generasi saya pasti gambarnya begitu. Entah siapa yang mencontohkan.. hahaha… Padahal, semua bermuara dari kreativitas anak. Jika itu diasah, pasti menggambar pemandangan juga lebih banyak variasi.

  12. Memang gambar gunung dan sawah tu andalan banget bagi saya. Dulu guru juga nggak mengoreksi dan menyarankan gambar lain. Kalau untuk anak sekarang, saya sarankan menggambar benda-benda di sekitar saja. Lebih variatif ketimbang sawah dan gunung.

  13. Gambar pemandangan maksudnya supaya mensyukuri ciptaan Tuhan ..mungkin itu alasan kenapa setiap anak dicontohkan gambar pemandangan ..

  14. Yups Ketika disuruh gambar pemandangan pasti Tak jauh-jauh dari gunung, Matahari, sawah, Langit biru, jalan, pohon Dan bunga-bunga. Wkwkwk emang nggak kreatif sih ya, tapi Kaya sudah nempel banget di kepala

  15. Oh iya ya, kita sebenarnya bisa banget menggambar pemandangan malam, dan aku sama sekali belum pernah sih nge-gambar ini. Ntr weekend depan ah coret-coret bareng anak mbarep pas nih.

  16. Nah, ini dia. Menggambar butuh imajinasi. Gambar pemandangan bukan cuma gunung dan sawah yang kayak sering aku bikin waktu jaman SD. hahaha.. Daaaan harus berani eksplor bentuk sih ya biar gambarnya makin cakep

  17. Jadi flashback ke masa kecil deh, kalau pelajaran menggambar dulu studinya pelajaran muatan lokal namanya.
    Menggambar sawah, gunung, sungai,ikan dll.
    Taoi seiring berkembang zaman, udah makin kreatif lagi anak anak sekarang dalam menggambarnya.

  18. Hahahaha…. saya banget nih mas. Kalau disuruh nggambar pemandangan, pasti gambar dua gunung, sawah dan jalan. Gak lupa matahari yang ngintip diantara dua gunung. Pernah dikritik waktu kuliah. Dosen saya ngetes dengan nanya ke mahasiswanya. Coba gambar pemandangan. Hampir semua teman saya gambar gunung semua. Wkwkwk… kayaknya udah mendunia nih pemandangan identik sama gununh. Padahal pemandangan gak cuman gunung kan. Ada pantai, jalanan, kebon, dll… dasar kitanya aja ya. Wkwkwkwk…

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.