“Buar, jalan!” Eh, ini kok malah seperti habis apel atau upacara?! Padahal yang mau dituju di tulisan ini adalah kata “buar”. Apa sih maksudnya?
Saya mendapatkan kata itu tadi malam, di sebuah grup Whatsapp “Cakrawala Blogger Guru”. Kata “buar” menunjuk perbuatan boros dan menghambur-hamburkan harta. Apa ini pernah menjadi kebiasaan kita?
Karena Mampu
Namanya orang boros, pastilah dia menjadi begitu karena mampu. Coba kalau dia tidak ada uangnya, bagaimana mau jadi boros? Katakanlah, punya gaji sebesar 10 juta rupiah perbulan. Dia mau boros dengan membeli aneka macam, bisa saja. Apalagi jika dia masih jomblo, belum ada tanggungan anak dan istri. Kalau tanggungan dosa, pastilah ada, hehe..
Menurut aturan agama Islam, pemboros adalah saudaranya setan. Saya tidak tahu, setan itu punya uang berapa, kok bisa mereka jadi boros begitu ya?
Namun, pemboros itu secara umum memang tidak baik. Uang jadi dihamburkan atau dibuang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Contohnya: mampu makan di rumah, dengan nasi putih dan mi instan, eh, malah memilih makan di restoran mewah. Pakai traktir teman-temannya lagi.
Atau, mampu pergi ke kantor atau tempat kerja dengan angkutan umum semacam bus, tetapi malah pakai taksi seperti Silver Bird yang buka pintu saja sudah ratusan ribu rupiah.
Baca Juga: Penyebab Depresi Pada Remaja Karena Media Sosial
Bisa juga, menginap di hotel yang lebih murah, tetapi memilih hotel berbintang tujuh. Ternyata, karena bintang tujuh, malah jadi sengsara akibat borosnya hingga harus minum Bintang Toejoe juga. Puyer! Puyeng!
Apalagi ya? Oh, kebiasaan-kebiasaan yang tidak selalu kaitannya dengan uang. Contohnya: waktu. Ini yang paling dilakukan orang, bahkan saya sendiri juga – yah – pernah sih. Namanya adalah pemborosan waktu.
Era media sosial menjadi sarana yang sangat pas untuk memboroskan waktu. Scroll ke sana kemari, masuk ke FB, IG, Twitter, TikTok, YouTube, semuanya dimasuki. Ternyata, yang dilihat juga tidak terlalu bermanfaat. Gambar lucu yang tidak bermakna apa-apa. Foto cewek yang cantik. Tapi, cantiknya cewek itu bagi saya menjadi tidak cantik lagi, karena bukan milik saya. Hem…
Selain itu, dengan joget-joget yang sangat tidak jelas. Hancur parah. Malah yang pakai jilbab, hingga yang jilbabnya lebar, joget-joget begitu, apa maksudnya sih? Malu woy dengan jilbabmu!
Kalau mau joget-joget boleh, tapi di depan suami saja. Boleh juga tanpa sehelai kain pun, terserah, ‘kan sudah halal. Tapi, jika di depan umum, terlebih di depan kamera, lalu ditonton oleh begitu banyak orang, apa manfaatnya sih? Kan bisa menambah dosa tuh. Yang ibadah saja kemarin-kemarin belum tentu diterima dan dikasih pahala, ini malah tambah dosa. Naudzubillah min dzalik.
Termasuk yang Ini
Tadi saya sudah singgung sedikit tentang boros dalam hal makanan. Oh, ya, paling terlihat ini di bulan suci Ramadhan. Bulan tersebut mengajarkan kita untuk hidup lebih sederhana, tetapi kenyataannya malah lebih boros, pengeluaran lebih meningkat dibandingkan bulan-bulan biasa.
Makanan-makanan yang sebelumnya tidak ada menjadi ada dan harus ada. Ketika di depan penjual makanan menjelang buka puasa, karena perasaan lapar dan haus yang amat sangat, kita jadi ingin beli semuanya. Termasuk beli etalasenya, bahkan beli penjualnya kalau bisa.
Beli ini, beli itu, pas sudah dihidangkan di meja makan atau lantai, makan beberapa, eh, Alhamdulillah, langsung kenyang. Hanya dengan beberapa butir kurma, atau kue, atau buah, rupanya perut sudah terisi full.
Terus, yang banyak tadi mau dikemanakan? Bagus kalau diberikan kepada yang lebih membutuhkan, tetapi kalau sudah malam? Mau diberikan ke siapa? Ujung-ujungnya kita akan membuangnya juga.
Padahal, sebuah makanan itu tercipta dari banyak hal, dari banyak faktor. Ada dari bahan-bahan alam, pakai tenaga manusia, pakai sumber energi, pakai transportasi, listrik, dan segala macamnya. Ketika dibuang begitu saja, maka faktor-faktor tadi menjadi mubazir juga. Menjadi terbuang percuma pula.
Itu tentu kebiasaan yang sangat tidak baik. Marilah kita beli sesuai keperluan saja, jangan sesuai keinginan. Kalau keinginan mau dituruti, maka ujungnya jadi buar lagi. Jadi boros lagi.
Ada lagi efek dari buar pada makanan, yaitu: menimbulkan banyak penyakit. Perut manusia adalah wadah yang paling buruk lho! Apa saja bisa masuk. Yang halal masuk, yang haram pun bisa masuk. Baru saja makan nasi, sayur, lauk lengkap, masih ditambah lagi dengan roti dua buah. Tidak lama masuk kue aneka warna. Belum terlalu lama lagi, diajak makan soto ayam, dan mau lagi. Tambah porsi lagi. Waduh!
Tidak heran, muncul banyak penyakit karena perut yang kewalahan. Kamu bisa cari di Google, banyak kok sumbernya. Dari situ, kita bisa belajar untuk tidak buar dalam makanan, tidak sembarang mengonsumsi makanan.
Lalu, buar yang bagus itu kaitannya dengan makanan apa dong? Kalau yang ini, sangat diperbolehkan. Kita buar dengan makanan dan minuman yang menyehatkan, efeknya sangat bagus untuk tubuh.
Makanan atau minuman yang dianjurkan untuk dikonsumsi dengan sangat rutin adalah madu. Saya menemukan pilihan madu yang sangat lengkap di sini ternyata, klik saja ya.
Apa sih Madu Itu?
Mungkin agar lebih jelas, kita perlu tahu madu itu apa? Kita sering mendengar, tetapi definisi yang lengkap itu bagaimana? Menurut Wikipedia, madu adalah subtansi makanan manis dan kental. Makanan ini dibuat oleh lebah madu dan beberapa serangga lain. Madu dihasilkan lebah dari sekresi gula tumbuhan, biasa dinamakan dengan nektar bunga atau dari sekresi serangga lain, seperti madu serangga.
Baca Juga: 10 Perkataan yang Merusak dan Meruntuhkan Dunia Anak
Terbentuknya madu karena proses regurgitasi, aktivitas enzimatik, dan penguapan air. Sarang lebah yang terdiri dari struktur lilin dipakai untuk menyimpan madu. Variasi madu yang dihasilkan oleh lebah madu (genus Apis) adalah madu yang paling terkenal. Sebabnya, diproduksi secara komersial dan paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Madu dikumpulkan dari koloni lebah liar. Selain itu, dari sarang lebah peliharaan peternakan lebah.
Terus, kalau cuma madu tok, maka kurang memuaskan. Makanya, ada madu mix dengan propolis plus bee pollen dan royal jelly 1000 gram, gratis sari kurma. Ada pula madu sumbawa. Madu spesial pencernaan yang berguna untuk sakit lambung, maag, radang usus, hingga liver.
Bagi yang sering pernapasannya tidak lega atau hidung tersumbat, perlu dilawan dengan madu extract mint. Sebenarnya, di sini, tidak cuma madu sih. Ada pula minuman jus diet dari bahan-bahan alami tanpa pengawet. Bisa dicoba juga minuman perasan buah lemon. Pokoknya, kalau saya bercerita terlalu banyak, mungkin kurang bagus, jadi silakan kunjungi saja link berikut ya!
Buar Untuk Sehat, Kenapa Tidak?
Minum air memang menyegarkan. Tapi, minum air apa dulu? Bila cuaca panas, lalu minum air bening dari galon, memang menyegarkan. Tapi, apa berhenti di kata “menyegarkan”? Apakah tidak tertarik untuk meningkat lagi menjadi “menyehatkan”?
Sebagai orang yang ingin terus hidup sehat dan terhindar dari penyakit, terlebih di tengah pandemi yang terus menggila ini, rasa-rasanya kita perlu alihkan buar untuk makanan dan minuman yang tidak perlu, menjadi makanan dan minuman yang menyehatkan. Kalau yang ini, buar sangat diperbolehkan. Karena toh ketika dirasa kebanyakan, maka kita dapat memberikannya ke orang-orang tercinta kita.
Bukankah mereka juga ingin sehat? Bukankah mereka ingin juga hidup lebih lama? Bukankah kita ingin juga dapat pahala karena membantu meningkatkan kesehatan mereka?
Saya mereferensikan bagi yang baca ini untuk mengunjungi yang satu ini. Tersedia paket lengkap madu dan minuman kesehatan yang Insya Allah sangat bermanfaat bagi semua.
Jika dirasa informasi ini bermanfaat, boleh dibagikan ke yang lain. Karena berbagi itu sebenarnya gratis. Nanti kita akan dibayar juga. Siapa lagi yang bisa memberi lebih dari sekadar bayaran selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala? Bentuknya pahala karena keutamaan membantu dan menolong sesama untuk lebih sehat, segar, dan hidup lebih lama, semoga berkah.
Saya boros tipe mana ya,,,??
Ini pertanyaan yang susah untuk dijawab. 😁
Sudah sepanjang dan selengkap ini tulisannya. Mana bahasanya gak bikin bosen. Panutan. Mau iri gak boleh. Anan aja lah.
Wah, itu slogan dari blog ini, Pak!
Memang baca artikel Mas Rizky itu gak bosenin. Keren.
Ibu2 tuh dekat banget sama yg namanya buar, buar makanan ketika ramadahan itu sering tak terasa Ambu lakukan, astagfirullaah..
Iya, Ambu, semangat Ramadhan justru dikalahkan semangat untuk memperbanyak makanan.
Aku tak akan buar kata. cukuplah aku bilang kalau anda memang luar biasa. Ngenee tenan.
Alhamdulillah, makasih banyak pak..
Waduh tambah banyak buat jenisnya, semakin banyak yang masuk. Semoga bisa mengurangi buar makanan dan waktu.
Sipp, semoga berhasil.
Lengkap tulisan buarnya. Terima kasih info buar untuk kesehatan tubuh. Nanti saya akan mencobanya.
Oke, bu, ditunggu ya…
Tulisan kaya nutrisi…..mau sehat ada….mau tersenyum ada…mau dengar ayat suci ada…mau tahu arti kata baru buat ada….mau solusi ada……Bung Rizky memang komplit artikelnya. Salam Literasi Bung
Sip, salam literasi juga pak..
Tulisan yang renyah, dan mengundang tawa. Lekat sekali kalimat setan itu punya uang berapa? Hahahaa benar2 menghibur😀
Terima kasih banyak Bu… Hehe…
Buar menjadi positif ditangan Pak Rizky.
Anan aja deh..
Terimakasih sudah berbagi
Sehat selalu Pak
Sama-sama juga pak..
Menjelaskan buar dlm berbagai kondisi dan tetap di bagi dalam brberapa sub bagian. Selalu profesional dlm menulis keren
Alhamdulillah, makasih..
bolehlah untuk madu kesehatan, tapi jangan madu yang membuat sakit hati…
Madu apaan tuh? Haha..
Wah dari kata buar kita bisa banyak mengambil pengetahuan ya. Keren tulisan yang bisa menambah wawasan ini.
Makasih bu, ditunggu kunjungan berikutnya.