[Temukan di Sini] 9 Alasan Bosan dengan Pasangan

[Temukan di Sini] 9 Alasan Bosan dengan Pasangan

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Punya pasangan hidup secara halal dan legal adalah harapan bagi banyak orang. Mereka mendambakan bisa mendapatkannya melalui pernikahan yang semoga sakinah, mawaddah, warohmah. Tapi, bagaimana kalau muncul penyakit bosan? Boleh cermati 9 alasan bosan dengan pasangan ya!

Sebelum membahas alasan bosan tersebut, kaidahnya adalah yang namanya manusia, memang bisa muncul rasa bosan. Misalnya, bosan dengan makanan yang itu-itu saja. Tapi, kok tidak bosan dengan makan nasi ya? Tiap hari dimakan, tidak bosan? Mungkin tidak akan bosan, kalau hari ini ditraktir nasi goreng, besoknya nasi bakar, lusa nasi soto ayam, besoknya lagi nasi dengan sate. Bosan? Justru yang traktir itu yang bosan! Ini orang kok minta ditraktir terus… Hadeh…!

Kalau kaitannya dengan alasan bosan dengan pasangan, kenapa bisa muncul? Padahal ‘kan dulu anggapannya bahwa pasangan kita itu yang paling sempurna, orang lain tidak ada yang menyaingi. Cantiknya melebihi bidadari, tampannya melebihi apa ya? Malaikat? Pasangan sudah memberikan kita kenikmatan lahir dan batin, tapi tetap rasa bosan kepada pasangan bisa muncul layaknya tuyul. Awalnya tak diduga, tetapi malah ada.

Kamu kenal Dr. Gary Brown? Kalau tidak kenal, kamu kenal tetangganya? Atau minimal nama teman sekolahnya dulu? Memang pertanyaan yang tidak gampang dijawab. Namun, untuk rasa bosan kepada pasangan, alasannya mudah untuk dijawab.

Menurut Dr. Gary Brown yang rupanya merupakan terapis untuk banyak pasangan tersebut: “Salah satu yang menjadi alasan utama hubungan terasa membosankan, bahwa semakin lama hubungan tersebut, justru makin besar kemungkinan kita untuk tetap berada dalam pola yang tetap.” Maksudnya gimana itu Om?

Jadi, apa penyebab dan alasan bosan dengan pasangan itu? Mari kita simak pemaparan berikut ini, meskipun kamu baca tidak harus sampai terpapar sinar matahari lho!

1. Selalu Dianggap Pasangan Sempurna

pasangan-sempurna
Tertawa Saja dan Bahagiakan Diri Meskipun Pasangan Tidaklah Sempurna, By The Way, Ada yang Kenal Orang Ini?

Kita mesti ingat sebuah kaidah dalam berumah tangga: “Istrimu bukan bidadari, kamu bukan malaikat dan anakmu bukanlah syetan!”

Bosan dengan pasangan atau jenuh dengan suami atau istri kamu bisa muncul jika masih terus saja terpikirkan bahwa pasangan adalah sosok yang selalu sempurna. Nyatanya, tidak ada ‘kan orang yang seperti itu? Tiap orang selalu ada kekurangan, termasuk dalam hal ini adalah kekurangan uang. Sempurna bisa diraih dalam berumah tangga jika sama-sama belajar menuju kesempurnaan itu. Ketika sudah sempurna, maka mesti naik lagi ke level berikutnya.

Sosok suami dianggap derajatnya bisa setara dengan sahabat nabi misalnya, atau istri dibayangkan harus seperti Okky Setiana Dewi. Padahal, si istri mungkin lebih suka minum Okky Jelly Drink! Bisa saja kan?

2. Bersyukur Masih Kurang Banyak

bersyukur
Tetap Bersyukur dengan Keadaan Pasangan

Menurut Dr. Gary Brown lagi, kurangnya rasa terima kasih adalah alasan utama mengapa beberapa orang bosan justru di saat dalam hubungan yang terbaik. Berterima kasih kepada Allah jelas lewat bersyukur. Berdoa kepada Allah, merasa bersyukur sudah diberikan suami maupun istri. Betapa banyak yang belum punya suami atau istri. Akhirnya jadi korban bullyan. Malah ada yang sebelum menikah dibully, setelah menikah juga dibully. Mungkin karena mukanya itu cocok memang dibully.

Baca Juga: Berhenti Merokok Karena Diomeli Istri, Apakah Berhasil?

Bersyukur diwujudkan dengan berterima kasih kepada pasangan yang telah setia mendampingi selama ini. Sudah ikut ke mana saja. Sudah pernah makan sama-sama. Istri kamu mungkin yang lebih banyak makannya. Dia mulai gemuk? Tetaplah bersyukur ya? Karena disyukuri atau tidak, dia tetap bertambah gemuk. Tubuh melar bukan berarti hidup jadi kelar! Bener ‘kan?

3. Masih Kurang Terbuka Antara Suami Istri

terbuka-antara-suami-istri
Keterbukaan Antarpasangan Itu Perlu Terus Dibuka!

Okelah, antara suami dan istri memang tidak ada yang ditutupi. Tidak ada lagi aurat antara suami dengan istri. Semuanya mesti serba terbuka. Open house. Yang tadinya tertutup, menjadi tidak tertutup lagi. Pokoknya open, open dan open. 24 jam kalau perlu. Wah….!

Meskipun secara fisik bisa terbuka, rasa bosan dengan pasangan tetap bisa muncul. Apakah karena tubuh pasangan seperti itu-itu saja, maunya cari yang beda? Lho, bukannya antara laki-laki dan perempuan memang sudah casingnya begitu. Mau yang bagaimana lagi? Justru otaknya yang perlu ganti casing itu kalau ingin yang selalu beda.

Pada poin ketiga ini, bosan dengan pasangan karena kurangnya keterbukaan dalam hal pemikiran, pendapat, kritik, saran dan solusi. Kira-kira seperti itulah. Ketika ada masalah muncul, entah itu keuangan, rumah, anak, orang tua/mertua, tidak dibahas secara terbuka. Masing-masing semaunya sendiri. Mbok ya dibahas berdua begitu. Mungkin awali dulu dengan hubungan seks, bakal lebih greng lho! Tapi ya jangan malah tidur setelah itu. Lalu, kapan dibahasnya?

Bisa juga, tidak terbuka karena awalnya sudah bosan kepada pasangan. Atau sebaliknya, tidak terbuka sehingga jadi bosan. Om Brown muncul lagi dan dia menambahkan, “Kurangnya kejujuran emosional sejati pada pasangan bisa bikin perasaan hampa dan kesepian.”

4. Pesimis dengan Hubungan Jangka Panjang

pesimis
Bosan dengan Pasangan Bisa Karena Pesimis Pada Hubungan yang Kurang Manis

Nah, ini juga jadi penyebab bosan pada pasangan itu muncul. Ya, iyalah jadi penyebab, kan sudah dimasukkan jadi poin keempat. Gimana sih?

Hubungan dalam pernikahan berharap memang selama-lamanya. Jarang orang berpikir mau menikah cuma setengah tahun, satu tahun, tiga tahun dan seterusnya. Maunya sekali menikah, tetap menikah! Sekali merdeka, tetap merdeka! Kalau ada rasa bosan muncul, maka bisa jadi dong pernikahan itu masih belum merdeka. Cintanya masih belum murni sekali.

Baca Juga: Motivasi Untuk Menikah dengan Biaya Sendiri, Berani?

Faktor berpisahnya orang tua dulu juga bisa merambah ke pasangan suami istri yang sekarang. Salah satu pihak, baik suami maupun istri, bisa terbayang-bayangi bahwa hubungan pernikahan itu mungkin akan berumur tidak lama. Mungkin ujungnya akan berpisah juga. Padahal ‘kan kondisi setiap pasangan itu berbeda, bukan? Hah… kamu bilang bukan???

5. Merasa Seperti di Kandang Ayam

kandang-ayam
Sorot Matanya Terlihat Tajam, Tetapi Bentuknya Ayam

Bagi laki-laki, merasa bebas itu memang sangat diperlukan. Laki-laki itu bagaikan elang, yang bisa terbang tinggi dan menukik kencang untuk satu tujuan di ujung mata di sana. Namun, ada kalanya, laki-laki yang menjadi suami itu tidak diperlakukan seperti itu. Bukan seperti elang, malah seperti ayam. Bahkan ayam yang terkurung dalam kandangnya.

Suami selalu ditanya, ke mana perginya? Ngapain aja di situ? Sama siapa? Bahkan, ada juga lho, yang disuruh dengan video call untuk membuktikan bahwa suaminya betul-betul ada di tempat yang dia bilang tadi. Bukan di tempat yang aneh-aneh. Macam apa ini ya?

Termasuk istri harus mengatur pakaian suaminya. Weleeh… Kalau suaminya tidak mau diatur istri, maka istrinya akan sangat marah. Ini istri menganggap suaminya bak boneka saja ya? Apa-apa serba mau diatur. Apa juga mau bantu suami mengatur napasnya? Lah, kalau ini sudah penyakit namanya.

6. Seperti Tali Kekang Kuda

tali-kekang-kuda
Setangguh-tangguhnya Kuda Tetap Bisa Dikendalikan dengan Tali Kekang

Nah, kalau tadi bagaikan elang, ayam, sekarang bagaikan kuda! Kasihan banget ya jadi suami, disamakan dengan hewan terus? Bahkan persepsi buaya darat itu ‘kan melekat pada diri laki-laki. Kalau dalam poin 5 tadi, suami dikendalikan oleh istri, pada poin ini suami malah ibarat dijadikan kuda untuk kereta kuda istri. Walah…

Suami bisa terus ditekan istri untuk bekerja, kerja dan ja atau lebih lengkapnya: kerja, kerja, kerja! Dari pagi sampai sore, lanjut malam, istri selalu mendorong suami untuk terus mencari penghasilan. Alasannya, karena istri sudah punya gaya hidup yang mewah, tetapi bukan mepet sawah. Istri ingin meniru gaya bak Syahrini, tetapi sebenarnya mirip baknya Syahrini pun jauh.

Baca Juga: Betulkah Blokir Kontak Membuat Nyaman di Otak?

Setiap pasangan itu punya ego, bukan argo. Baik istri maupun suami, masing-masing punya keterbatasan. Kalau salah satu dipaksa terus bekerja, maka akhirnya satunya jadi kuda, satunya jadi kusir. Jika sudah begitu, maka rasa bosan dengan pasangan akan muncul. Merasa terus dicambuk untuk kerja, kerja dan kerja. Jangan menjadikan pasangan dengan banyak tuntutan dari kita. Memangnya mau demo apa?!

7. Hubungan Cintanya Monoton, Tetapi Bukan Monoton TV

monoton
Wajah Terlihat Bosan, Bisa Jadi Karena Monoton dengan Kehidupannya, Makanya Sekali-kali Monoton Pertandingan Sepakbola, Lumayan Seru Lho!

Itu-itu saja. Begitu-begitu saja. Dalam hubungan suami dan istri, mesti ada variasi. Jadi, tidak cuma motor atau mobil saja yang butuh variasi. Bila monoton hubungan itu, maka jelas bosan akan muncul. Terlebih jika hubungan suami istri yang garing, malah lebih sering konflik, bisa menjadi alasan bosan dengan pasangan.

Pergi liburan ke pantai, boleh. Ke atas gunung juga sip. Ke tempat yang belum pernah dijelajahi masing-masing juga mantap. Asal jangan terlalu lebay, mau ke Planet Mars, Planet Jupiter (kecuali untuk merek motor) atau malah ke galaksi lain. Terlalu jauh itu liburannya. Dan, tidak menjamin bisa balik atau tidak.

8. Kurang Kata Motivasi Dalam Cinta

motivasi-dalam-cinta
Meskipun Cuma Tulisan yang Mungkin Sederhana, Tetapi Kata Motivasi Dalam Cinta Bisa Dahsyat Efeknya! Pakai Saja Tulisan Komputer, Kalau Tulisan Tangan Khawatirnya Motivasi Membacanya Malah Tidak Ada, Karena Susah Dibaca

Kalau perkataan antara suami dan istri seputar uang saja, tentu ini akan jadi kurang hangat dan hot. Karena kadang uang bisa memicu konflik antara suami dan istri. Semestinya, suami dan istri berusaha untuk saling memberikan motivasi, khususnya yang berbau cinta.

Lihat saja di Google, banyak sekali kalimat rayuan maut dari suami ke istri atau sebaliknya. Boleh dicoba satu per satu. Tapi, jangan karena saking malasnya, salah satu pasangan menyuruh pasangan lain membuka Google. “Tuh, cari sendiri kalimat rayuanku untuk kamu.” Ini namanya bukan suatu kejutan. Kita harus memberikan kejutan yang wah kepada pasangan. Jadi lebay sedikit, bukan suatu masalah besar. Toh ini lebay yang berpahala Insya Allah.

9. Hubungan LDR atau Hubungan Cinta Jarak Jauh

hubungan-cinta-jarak-jauh
Hubungan LDR Bisa Bikin Bosan, Apalagi Jika Kurang Sekali Pertemuan. Kalau Begitu, Seringlah Ikut Pertemuan MLM Agar Termotivasi Juga!

Banyak juga, pasangan suami istri yang berjauhan tempat. Misalnya, satunya di Jakarta, satu lagi di Makassar. Berpisah tempat ini masih termasuk wajar. Cuma beda kota dalam satu negara. Yang penting, tidak sampai beda planet ya!

Menjalin hubungan LDR, yang berarti Long Distance Relationship, mesti diisi dengan sesuatu yang tetap bisa mendekatkan. Paling utama sih lewat komunikasi HP. Lewat telepon, SMS, Whatsapp, Telegram dan sebagainya. Video call juga boleh antara suami dan istri. Menatap wajah pasangan di layar HP bisa jadi pemuas rindu, paling tidak untuk sementara waktu. Kalau nafsu, ya, harus tahan diri dulu. Wah, berat juga ya?

Hubungan suami istri itu pada dasarnya memang hubungan fisik. Dekat satu sama lain dalam satu rumah. Mungkin ketika jauh, potensi konflik itu bisa berkurang, karena tidak bertengkar dalam keadaan fisik bertemu langsung. Namun, tetap akan ada, apapun keadaannya. Bosan mesti nelpon terus atau chat terus dengan pasangan, rindu untuk berbicara langsung dari hati ke hati, body ke body. Hem…

Ketika faktor-faktor di atas, muncul pada diri salah satu pasangan, apa yang harus dilakukan? Karena bosan dengan pasangan bisa muncul pada siapa saja. Sebenarnya, kunci untuk mengatasi solusi ini adalah kembali meyakini bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini. Semuanya pasti karena takdir dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Termasuk dalam hal ini adalah suami atau istri kita.

Mungkin kita berharap mau nikah sama si itu, si dia, si anu dan sebagainya. Namun, kok nikahnya sama si ini? Kenapa begini? Ketika mendapati kenyataan seperti itu, mungkin ada yang langsung tidak bisa menerima. Apalagi jika awalnya melalui proses perjodohan. Dari pihak keluarga sudah menjodohkan kita. Pada akhirnya, kita seperti terpaksa menjalani kehidupan pernikahan semacam itu.

Memahami bahwa pasangan kita adalah yang terbaik untuk kita, maka Insya Allah ketika rasa bosan itu muncul, maka segera harus kita cari solusinya. Niatkan untuk terus mempertahankannya semaksimal mungkin, sebisa mungkin. Cari sesuatu yang menarik pada diri pasangan. Mungkin selama ini kita tidak tahu karena terlalu dan selalu melihat kekurangan pasangan. Cukup banyak solusi untuk menjawab alasan bosan dengan pasangan dan Insya Allah kamu sudah tahu jawabannya.

Semoga kita dengan pasangan halal masing-masing selalu dilindungi oleh Allah dan terus berada dalam kebaikan. Aamiin…

Katakan Aamiin juga dong…!

Baca Juga: Renungan Penuh Hikmah Saat Mengambil Uang di ATM

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.