[Mungkin Kamu Baru Tahu] Penyebab Unik Munculnya Konten Negatif Media Sosial

[Mungkin Kamu Baru Tahu] Penyebab Unik Munculnya Konten Negatif Media Sosial

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Ketika melihat konten negatif media sosial yang muncul di HP kita, kira-kira apa penyebabnya? Apakah memang si penyebar itu memang gampang emosi sehingga langsung bikin semacam itu? Ternyata, ada pula penyebab uniknya! Mau tahu? Yuk, simak!

Sebelum bicara lebih jauh, meski bukan berupa hubungan jarak jauh, kira-kira apa sih pengertian dari konten negatif media sosial. Jika mengacu dari kata “negatif” itu, jelas persepsinya bukan dalam arti positif. Artinya tidak baik, mengganggu dan memang kurang cocok jika muncul di media sosial kita. Sudah beli paket data mahal-mahal, eh, isinya konten negatif semua. Kan jadi rugi gitu! Apalagi untuk belinya harus menabung sekian tahun. Halah…

Data Tentang Konten Negatif di Internet

Setelah saya mengecek di Eyang Google – kalau kamu mungkin bilangnya Mbah Google – bahwa contoh situs negatif, berarti konten negatif di media sosial juga, contohnya adalah gambar porno, perjudian, penipuan, pelecehan, pencemaran nama baik dan berita bohong.

Nah, kalau itu sudah muncul di beranda HP kita, maka termasuk dalam macam-macam konten negatif. Bisa dilaporkan, bisa dihapus, asal jangan disebarkan. Terlebih kalau kamu pakai WiFi gratisan. Sepertinya jadi jelek banget, sudah gratis, isinya negatif pula.

Sekarang kita bicara dengan data. Wah, data apa itu? Data gadis yang belum menikah? Hem, maunya! Eh, tunggu dulu! Data gadis yang belum menikah? Ada yang punya datanya? Bukannya namanya gadis itu memang belum menikah? Haha…

Kali ini ada data dari Crimson Hexagon, dari awal tahun 2019 sampai dengan bulan Juli 2019, ternyata ada 15,2 juta pembicaraan dengan kata-kata negatif, lho! Jika dihitung tapi jangan pakai kalkulator, itu berarti dalam satu hari ada kira-kira 70 ribuan lebih pesan negatif yang diluapkan di berbagai media sosial. Ngeri juga kan? Hah, tidak!

Baca Juga: Bayar Sekarang Atau Nanti?

Bagaimana dengan tahun sebelumnya? Okelah, pada tahun 2017, ada 3,3 juta unggahan pesan negatif yang diunggah di media sosial. Tahun 2018? Oke juga. Ada 8,3 juta unggahan pesan negatif di medsos. Rupanya data-data tersebut yang dijadikan dasar oleh suatu produk makanan, kaitannya ada tidak antara konten negatif media sosial dengan rasa lapar. Lho, lho, rasa lapar? Iya, itu lho yang sering menyerang kamu, terlebih kalau kamu anak kost, jomblo lagi.

Lapar dan Konten Negatif

Lapar Memicu Muncul Konten Negatif di Media Sosial

Seorang marketing manager produk makanan tersebut melakukan analisis cuitan salah satu platform media sosial: Twitter. Kamu masih sering main begituan? Data yang didapatkan dari pukul 09.00 sampai 12.00 WIB, rupanya tren kicauan kata-kata negatif meningkat. Kita tahu bahwa waktu tersebut adalah waktu orang merasa lapar, meski ada juga orang yang lapar tiap jam. Ini biasanya dialami oleh orang yang lapar akan cinta, perlu ditampung di panti tuna asmara.

Selanjutnya, pada pukul 12.00 hingga 13.00 WIB – untuk melihat pukul pada jam itu tidak perlu jadi petinju lho ya – orang akan menikmati hidangan makan siang. Efek positifnya, setelah orang makan, trennya malah turun sedikit dan tweetnya tidak terlihat meningkat lagi seperti sebelumnya. Mungkin karena mengantuk kali ya? Terlalu berat mengangkat kelopak mata, apalagi HP yang lebih berat daripada itu.

Bagaimana dengan waktu sore hingga malam hari? Pada pukul 16.00 alias empat sore sampai sekitar 20.00 atau delapan malam WIB, unggahan kicauan kata-kata negatif atau konten negatif media sosial Twitter kembali meningkat. Jelas meningkat karena pada kondisi tersebut adalah waktunya sebelum makan malam.

Kamu biasa makan malam jam berapa sih? Biasanya makan malam itu antara jam delapan malam sampai sembilan malam. Waktu satu jam itu, konten negatif di internet lewat Twitter mereda, laksana hujan yang mulai berubah jadi gerimis. Meskipun ada pula hujan yang selalu deras, yaitu: hujan rindu untuk mendapatkan pasangan yang halal. Cie, cie…

Waktu malam hari, peningkatan paling tinggi konten negatif internet dalam rentang waktu pukul 21.00 hingga 24.00 WIB. Dari data tersebut mengacu pada penggunaan media sosial, meskipun yang diteliti adalah Twitter, maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa konten negatif media sosial terpicu oleh orang yang marah, tegang, emosi dan perasaannya kacau-balau. Pada rentang usia 18-30 tahun, kondisi itu dapat terjadi atau muncul karena lapar. Ya, lapar!

Jaga Diri Dari Lapar

Kelihatan Seger Banget Ini!

Sebenarnya, lapar itu bagus juga lho untuk tubuh, karena termasuk dalam proses detoksifikasi tubuh. Begini logikanya. Ini terjadi waktu puasa contohnya, entah itu puasa wajib Ramadhan, puasa sunnah, puasa ganti atau puasa karena nadzar, misalnya karena kamu lolos jadi PNS.

Baca Juga: 5 Tips Agar Tetap Sehat dan Segar, Meskipun Sering Kerja Malam

Ketika waktu sahur, kamu makan sahur. Ya, jelaslah. Setelah itu, gosok gigi, siap-siap sholat Subuh. Rupanya, proses pencernaan makanan itu berhenti pada waktu Dzuhur. Baru pencernaan beristirahat dari proses mengolah makanan. Ibaratnya emak-emak yang kerja di dapur. Sudah selesai masak, dihidangkan ke keluarga tercinta, kini saatnya bersih-bersih dapur.

Sampah-sampah yang ada di pencernaan dibersihkan sendiri oleh organ percernaan. Dibuang melalui buang air kecil, sedang maupun besar. Tunggu, buang air sedang itu seperti apa ya? Ah, tidak usah dipikirkan. Dijalani saja!

Makanya itu, ketika orang berpuasa, justru badan jadi lebih sehat. Percernaan juga jadi lebih ringan. Kita semestinya tahu bahwa organ mesin yang paling berat kerjanya di dunia ini adalah percernaan lho! Belum selesai diproses makanan nasi sebelumnya, digosok lagi dengan kue, sup buah, gado-gado dan lain sebagainya. Mungkin mereka akan protes layaknya demonstrasi mahasiswa menentang RUU.

Jadi, inti dari tulisan ini adalah jaga dirimu dari lapar, ketika lapar mesti jaga diri. Tidak cuma bisa melahirkan konten negatif media sosial, tapi juga marahmu itu bisa menyerang keluarga. Betapa banyak orang yang marah justru karena tidak ada makanan di atas meja makan. Muntap dan langsung meluap-luap kadar emosinya. Ini ‘kan sangat berbahagia, eh, berbahaya.

Termasuk lapar di sini adalah rasa lapar untuk menyerang orang lain, seperti mengajaknya berdebat tentang agama Islam. Dia asal ngeshare saja, asal copas saja, kamu debat habis-habisan. Entah siapa yang lebih tahu, jangan sampai malah keduanya sebenarnya juga tidak tahu. Atau menyebarkan yang negatif tentang mantan kamu. Waduh, susah banget move on kalau begini!

Sekadar solusi praktis, kalau perlu, ketika main medsos, sediakan buah di dekatmu. Buah yang ringan saja, seperti pisang, semangka, jeruk, mangga atau kurma. Boleh juga ditambah dengan infused water. Jadi, percernaanmu bisa terisi dengan makanan dan minuman yang ringan plus menyehatkan, termasuk bisa bikin pikiranmu jadi lebih jernih. Oke?

 Baca Juga: Awalnya Sakit Gigi Berlubang, Rupanya Malah Nyawa Melayang

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.