7 Kiat Tepat Menjemur Bayi di Bawah Sinar Matahari

7 Kiat Tepat Menjemur Bayi di Bawah Sinar Matahari

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Menjemur bayi di bawah sinar matahari memang menjadi kebiasaan bagi para orang tua di negeri ini. Katanya sih demi mendapatkan vitamin D bagi bayi tersebut. Yah, pantas sih vitamin D, yang bisa diartikan Dijemur!

Sinar UV dari matahari bisa bermanfaat bagi bayi bila digunakan secara tepat. Oleh karena itu, bagaimana sih kiat yang benar menjemur bayi di bawah sinar matahari? Berikut penjabaran 7 cara-caranya:

1. Lihat Waktunya

Tentunya menjemur bayi di bawah sinar matahari ada waktunya. Hal itu dilakukan di pagi hari saja, jangan di malam hari. Tahu sendiri ‘kan alasannya? Hehe…

Pastikan juga matahari masih terlihat di langit. Kalau mendung akan sangat sulit untuk menjemur bayi. Apalagi matahari yang bukan asli, alias Mall Matahari. Ini mau menjemur apa mau belanja karena diskon besar?

Waktu yang tepat untuk menjemur bayi adalah hanya 10-15 menit. Itu sudah sangat lumayan bagi bayi. Waktunya antara jam 07.00 sampai jam 10.00. Mau WIB, WITA, WIT, WATI maupun RETNO, terserah. Jangan melebihi dari jam 10.00 pagi karena sinar UV-nya sudah kurang bagus. Selain itu juga terlalu panas. Jangankan jam segitu, jam 08.00 saja waktu apel pagi, masih banyak kok pegawai mengeluh karena dirasa panas. Ups!

Kulit bayi masih sangat sensitif. Jika salah dalam menerima sinar UV dari matahari, bisa menyebabkan kemerahan, rasa seperti terbakar, bahkan sampai iritasi. Ini iritasi betulan lho ya, bukan iri, bilang Bos. Waduh!

2. Lihat Pakaiannya

Menjemur bayi di bawah sinar matahari ternyata dapat mengencerkan dahak dan mengurangi penyakit kuning akibat bilirubin yang tinggi. Vitamin D dalam tubuh yang mendapatkan bantuan dari sinar matahari dapat berperan penting dalam pembentukan tulang dan gigi anak. Apalagi bayi ‘kan sedang masa pertumbuhan. Otomatis, tulang dan giginya sedang tumbuh.

Baca Juga: Bicara Tentang Warna Kotoran Bayi dan Teksturnya, Lebih Sering Terlihat yang Mana?

Ketika menjemur bayi kamu, maka usahakan dengan pakaiannya. Mau warna apapun, bebas saja, lebih bagus sih putih. Harganya juga terserah, yang penting terbeli saja sih. Toh bayi kamu juga tidak akan protes dengan pakaiannya, beli di mana, warnanya apa, diskonnya berapa, dan COD atau tidak? Ups lagi!

Jika dibuka bajunya, apalagi sampai telanjang bulat, maka dikhawatirkan rentan terhadap kuman penyebab penyakit. Sebaiknya pula, bayi memakai topi agar menghindari silau di matanya karena sinar matahari.

3. Lihat Lokasinya

Menjemur bayi tidak perlu jauh-jauh kok. Tidak perlu sampai jauh dari rumah. Apalagi sampai ke luar kota, hingga ke luar negeri. Mau ngapain sih jauh banget?

Bila kamu punya jendela di rumah yang menghadap sinar matahari pagi, bisa dibuka dan jemur bayi di dekat situ. Sudah cukup. Lebih aman di dalam rumah saja, kalau di luar, apalagi cuaca berangin, maka mata bayi bisa terkena debu atau polusi lainnya. Kasihan jika mata bayi sampai kelilipan. Terlebih di depan rumah, masih belum diaspal. Hah, hari gini masih ada ya jalan yang belum diaspal? Tinggal di mana sih? Hehe…

4. Lihat Kulitnya 

Ada memang bayi yang memiliki kulit sensitif. Lebih bagus, dikonsultasikan dengan dokter anak, apakah bisa dijemur di bawah sinar matahari secara langsung? Jadi, tanyanya ke dokter anak, bukan ke mataharinya. Lho?

Soalnya kalau kulit bayi sensitif, bisa membuat kulitnya kering, ruam, pengelupasan, dan iritasi umum. Jadi, memang harus hati-hati jika kamu punya bayi dengan jenis kulit sensitif ini. Oke?

5. Lihat Usianya

Bayi yang dijemur mungkin berusia 0-6 bulan, sedangkan orang tuanya sudah berapa bulan? Hem, lebih pas pakai tahun saja kali.

Tadi, sudah disebutkan tentang kadar bilirubin dalam tubuh bayi bila dilakukan penjemuran dalam beberapa pekan pertama. Nah, ternyata itu juga bagus bagi sang ibu sendiri untuk menjemurkan diri di bawah sinar matahari. Sama-sama butuh vitamin D ‘kan?

Baca Juga: Hubungan Antara Dampak Rokok dengan Berita Balita Memeluk Jenazah Ayahnya

Apalagi di tengah pandemi ini, sinar matahari pagi dibutuhkan untuk menambah vitalitas tubuh. Bagi orang dewasa, butuh vitamin D demi kesehatan tulangnya. Iya ‘kan? Apalagi bisa mencegah fotosintesis. Halah, salah. Yang betul itu osteoporosis.

6. Lihat Aktivitasnya 

Mungkin bayi yang dijemur sinar matahari akan berkeringat. Dan, itu muncul di lipatan perut, paha, kaki, dan area di belakang telinga. Mandi akan membersihkan keringat tersebut, sekaligus mungkin daki-daki kecil pada tubuh bayi. Apalagi ditambah dengan mandi pakai air hangat. Lho, bukankah mandi bayi memang pakai air hangat ya?

Jadi, aktivitas menjemur bayi di bawah sinar matahari memang dilakukan sebelum mandi. Termasuk juga orang tuanya. Mungkin sebelum bapak atau ibunya pergi ke kantor. Menyempatkan waktu untuk menjemur bayinya. Jika toh terlalu sibuk, mungkin orang tuanya berangkat subuh, maka bisa dengan baby sitter. Hem, sebenarnya ya problem juga ya, orang tuanya tidak sempat interaksi dulu dengan bayinya sebelum bekerja. Ah, tergantung keluarganya masing-masing deh!

7. Lihat Interaksinya

Bila seorang ibu menjemur bayi di bawah sinar matahari, itu adalah kesempatan yang bagus interaksi di antara mereka. Ibu atau Bunda bisa mengajak bayinya bicara. Cerita yang ringan-ringan saja, jangan cerita masalah politik untuk bayi. Misalnya: tentang pemerintahan. Waduh, terlalu berat bagi bayi, dan juga orang tuanya! Haha…

Ibu bisa juga membacakan Al-Qur’an kepada bayinya. Itu akan membuat pendengaran bayi jadi lebih berkesan. Sekaligus bagi sang ibu untuk murojaah hafalannya, yang mungkin cuma tiga Qul, tetapi sudah lumayan, lah.

Sambil dibacakan Al-Qur’an, bayi boleh sambil dibelai, sehingga menciptakan suasana yang aman dan hangat. Kesehatan bayi pun Insya Allah akan meningkat.

Bicara dengan bayi ini tidak hanya dilakukan pas menjemur, tetapi juga sepanjang waktu. Lebih bagus memang jangan dicadelkan-cadelkan, bicara yang jelas dan lugas saja, layaknya dengan orang dewasa. Pengalaman saya dengan anak-anak, tidak pernah bicara dengan cadel-cadel, Alhamdulillah, mereka cukup cepat bisa berbicara sendiri.

Kesimpulan

Memanfaatkan sinar matahari pagi yang gratis itu memang banyak dilakukan oleh orang tua kepada bayi, tetapi jarang pada diri orang tua sendiri. Orang dewasa lebih senang berada di bawah atap, takut panas. Baru ke luar sedikit saja bukan di ruangan, langsung cepat-cepat masuk. Padahal, di negara-negara lain butuh sinar matahari yang stabil layaknya di negara kita. Mereka mungkin juga tidak punya kebiasaan menjemur bayi di bawah sinar matahari seperti di sini. Lah, kalau mataharinya jarang nongol, bagaimana menjemur bayinya?

Baca Juga: Menciptakan Masjid Ramah Anak: Dua Kisah Nyata

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

30 Comments

  1. Menghibur banget, kak. Sampai ketawa cuma gara-gara berjemur di matahari mall. Tapi, setuju banget, saat jemur jangan lupa pakai topi sama penutup mata. Jadi cahaya matahari ngga langsung ngenain mata si bayi

  2. Waduh, saya jemur dedek Nbi dulu banyak salahnya berarti. Keseringan baju dibuka, berjemurnya habis mandi, tapi memang tenpat berjemurnya enggak begitu kena sinar matahari langsung. Dulu usia 2 minggu sampe sebulan Nbi keliatan kuning. Jadi sedih banget.

      1. Hahaha. Jadi ingat zaman masih jemur-jemurin si kembar di balkon rumah kami di Bali. Itu biasanya matahari bagus jam 9-9.30. Saya cuma pakein si kembar popok tok. Badan kaki tangannya naked, gak pakai apa-apa sama sekali. 20-30 menit saja cukup buat mereka.

  3. Ya ampun baca ini jadi kangen punya bayi lagi aku tuuuu
    Selalu senang sama aroma bayi. Apalagi habis berjemur pagi, keringatnya aja wangi
    Trus habis berjemur seru-seruan mandi. Makin wangi deh

  4. Tadinya mau jemur bayi di atas genteng, sambil diajak ngomong soal politik, ya siapa tau respon si debay bagus, hahahah. Saya juga sering berjemur pagi-pagi bareng anak-anak, lumayan cari keringet.

  5. Sejak dari orang-orang tua dulu sudah disaranin jemur bayi di sinar matahari pagi ya. Padahal ilmu medis jaman dulu belum semaju dan berkembang sekarang.

  6. Banyak sekali manfaatnya untuk ibu dan bayi berjemur di bawah sinar matahari pagi, saya sih prefer jam 7an deh, best time menurutku, gak terlalu panas jadi pas tuh buat bayi dan ibunya

  7. baca ini sambil manggut-manggut dan nyengir, ya biar gak serius juga ya bacanya :p
    poin-poinnya emang penting untuk diingat jika mau ngasih Vitamin Dijemur ya pada bayi, makassih lho 🙂

  8. Satu lagi perlu ditambah kak..
    Liat bayinya..

    Yakni bayi siapa yang kita jemur. Jangan sampe tetangga nyariin bayinya karena ternyata kita salah jemur bayi. Apalagi kita sampe salah jemur, itu bayi manusia atau bayi kucing tetangga.. wkwkwk
    Bagus kak artikelnya.

  9. wah banyak banget yang perlu di lihat karena gak sembarangan apalagi kondisi geografis tempat tinggal manusia berbeda-beda

  10. Wiih. tips keren banget nih. pas banget buat orang tua yang sering menjemur anaknya. Tentu ada tips-tipsnya ya. nggak sekadar asal jemur. Mantap mas…

  11. banyak ya manfaatnya menjemur bayi di bawah sinar matahari. polemik negeri ini emang kalau anaknya jarang dijemur, takut panas. nanti item. perlu diedukasi lagi mbak. hehe

  12. Pas punya anak pertama saya bingung waktu bidan bilang, “bayinya kalau pagi di jemur ya bu, biar nggak kuning” Saya perhatikan dan cari-cari, apanya, bagian mana yang kuning

  13. Saya penasaran apa sewaktu bayi saya juga dijemur, sepertinya memang iya. Karena ilmu menjemur bayi adalah ilmu yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang kita

  14. bener dokter apin juga suka edukasi ke ibu2 baru untuk menjemur dengan bijak jangan sampai gosong kalau dijemur, karena anak2 bukan kerupuk mentah bukan hehe

  15. Hehe menjemur bayi memang nggak perlu lama-lama , sewajarnya saja. Btw baca postingan ini langsung keinget waktu anak2 masih bayi

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.