Ibu yang Tega

Ibu yang Tega

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Mungkin kalau melihat kasus kejahatan, pengertian ibu yang tega ini adalah yang menelantarkan anaknya bahkan sampai membunuh. Tega bener ya? Kok bukan empat? Wah, itu sih tiga!

Sosok ibu biasa identik dengan sosok yang lembut. Sosok yang penyayang terhadap anak-anaknya. Sosok yang bisa sabar, bahkan ketika anaknya marah-marah.

Saya ingat ketika masih tinggal dengan orang tua di Jogja. Saya marah dengan ibu saya. Lupa, masalah apa saat itu? Yang jelas, marah saya terlampiaskan. Caranya, saya meninggalkan rumah dengan memutar keran ledeng pol. Baru setelah itu sholat Jum’at. Saya biarkan airnya deras mengalir, terserah ibu saya mematikan atau tidak.

Ternyata, ketika saya pulang, air ledeng atau PDAM itu sudah tidak mengalir. Berarti, sudah dimatikan. Saya lihat ibu tidak marah balik atau perasaan lain. Ibu cuma diam dan terlihat sabar. Sampai sekarang, saya jadi merasa sedih telah berbuat seperti itu ke ibu. Alhamdulillah, ibu saya masih hidup di Jogja sana, jadi Insya Allah masih ada kesempatan untuk berbakti.

Contoh Kasus

Sambil menulis ini, saya membuka Google dan mencari kata kunci “ibu yang tega”. Rupanya, memang cukup banyak kasus kriminal terkait ibu yang tega ini.

Ada seorang ibu muda yang tega membunuh bayinya yang usianya baru 10 hari di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Daerah lain, Sragen di Jawa Tengah, seorang ibu yang usianya 64 tahun tega membunuh anaknya juga. Dan, masih banyak kasus lain tentang ibu yang tega ini, sampai menghilangkan nyawa buah hatinya.

Biasanya, ibu yang tega ini juga terkait dengan kehamilan di luar nikah. Dia tidak membiarkan bayinya hidup dengan melakukan aborsi. Padahal, pas bikin, kok tidak dipikirkan akibatnya?

Kalau tentang orang pacaran yang sampai hamil di luar nikah begitu, saya jadi teringat teman-teman. Ada empat pasangan yang belum punya anak. Tiga pasang teman kantor, satunya teman satu organisasi. Macam-macam usia pernikahan. Yang jelas sudah bertahun-tahun, tetapi belum punya anak juga. Sementara yang pacaran baru beberapa bulan, sudah hamil duluan. Iki piye?

Memang Beda

ibu-yang-tega-1

Dalam tulisan kali ini, ada sebuah cerita juga tentang ibu yang tega. Namun, teganya tetap terbilang positif kok. Anaknya tidak sampai meninggal, ibunya pun tidak. Entah, tetangganya meninggal apa tidak?

Seorang ibu sebut saja namanya Suminah. Wah, nama ini jelas sangat milenial! Maksudnya milenial di zamannya. Kalau sekarang, hihihi…

Anaknya bernama Nabila. Nah, nama ini memang banyak dipakai orang. Namanya saja nama pasaran. Saya tidak tahu, apakah banyak penjual pasar yang namanya Nabila. Kan tadi dibilang nama pasaran.

Ketika berada di taman, tidak usah ditulis taman apa itu, Nabila sudah dibelikan es susu sachet, tetapi malah mulai batuk-batuk. Kalau botak-botak, mungkin bapaknya dan teman-temannya.

Nabila main lari-lari, haus lagi. Jelas dong, anak yang haus minta minum, masa minta adik lagi? Dia ingin minum es lagi. Nah, sekarang seperti ini percakapannya! Mirip sekali sih tidak, tetapi intinya sama saja.

Nabila: Ma, aku ingin dibelikan minuman es lagi, boleh apa tidak?

Mama: Tidak boleh, Nak. Kan tadi sudah minum es.

Nabila: Tapi aku haus, Ma, mau minum sekarang.

Mama: Oke, kalau Nabila haus, beli Aqua saja ya!

Nabila: Nggak mau, Ma, maunya minum es saja.

Usia Nabila adalah 3 tahun pada saat itu. Jelas dia belum kuliah, makanya minta minum es. Lho, hubungannya kuliah sama minum es apaan ya?

ibu-yang-tega-2

Ternyata, ada ceritanya yang lebih awal. Nabila diajak ke mall dan sudah dua kali beli es krim dan minum es teh. Jelas dong keduanya minuman dingin. Memang sih terasa nyess di tenggorokan, tetapi setelah itu? Biasanya jadi seret di organ tubuh tersebut. Saya sendiri juga pernah mengalaminya. Tetapi, saya mengalaminya bukan pas tiga tahun. Dan, saya ini bukan Nabila, catat ya!

Lanjut ceritanya. Nabila diajak mamanya ke taman. Oh, rupanya ada nama daerahnya, yaitu: di Purwokerto. Mamanya tetap melarang Nabila beli minum es lagi, karena tadi sudah minum es krim dan es teh. By the way, es krim itu dimakan atau diminum sih? Yang benar yang mana? Coba tulis di kolom komen!

Nabila tetap ngotot dengan permintaannya. Namun, Nabila tidak sampai bawa spanduk dan mengajak massa demi memperjuangkan permintaannya. Dia hanya berhadapan dengan mamanya. Tetap, sang mama tidak mau membelikan. Nabila cuma dikasih dua pilihan, mau minum air mineral atau tidak minum sama sekali? Jadi, bukan tiga pilihan, apalagi tiga pilihan bantuan. Memangnya kuis Who Wants to be a Millionaire?

Nabila: Pokoknya, aku maunya minum es! Titik!

Ternyata, Nabila mengerti juga tentang tanda baca. Sayangnya terakhirnya bukan titik, melainkan tanda seru. Tangis Nabila yang meraung-raung dan menjadi-jadi, membuat mamanya sempat khawatir. Waduh, ini di depan banyak orang, bagaimana ini? Ada suara dalam pikirannya untuk dibelikan saja, daripada Nabila makin menangis dan mengamuk.

Sang mama mulai dilihat orang-orang. Teriakan Nabila benar-benar keras dan kencang, mungkin satu taman bisa terdengar semua. Hem, Nabila nangis pakai TOA kah?

Mama: Silakan Nabila menangis sangat keras. Mama tunggu sampai selesai. Tapi, Mama tetap tidak akan membelikan es. Kalau Nabila mau, setelah selesai nangis, Mama akan belikan Aqua.

Nabila tetap menangis. Mamanya tetap diam seribu bahasa. Mungkin karena sudah tujuh hari tujuh malam, walah lebay banget, Nabila pun berangsur-angsur berhenti menangis. Itu berhentinya berangsur-angsur, kalau angsuranmu sendiri sudah lunas belum?

Pada akhirnya, Nabila mengatakan seperti ini, “Mama, aku mau minum Aqua saja. Nanti kalau minum es bisa batuk!”

Akhirnya Pun Lega

Nabila berhenti menangis, tetapi masih sesenggukan. Mamanya membelikan Aqua botol, ketika diminum, langsung habis setengah botol. Jelang dos, eh, jelas dong karena kan tadi dikuras tenaga dan suaranya untuk menangis kencang di depan umum.

Anak itu sudah minum dan kembali seperti biasa, rasanya seperti tidak ada terjadi apa-apa sebelumnya. Mamanya pun kembali tersenyum. Anaknya sudah kembali ke wujud semula, eh!

Tentang cerita ini, memang bukan tentang mamanya pelit atau tidak. Bukan juga tentang murahnya barang itu atau tidak, tetapi ini tentang aturan yang harus ditegakkan secara konsisten.

Mama itu dibilang atau dikatakan ibu yang tega sebenarnya tidak masalah. Lebih kasihan kalau anak tersebut tidak paham aturan yang ada.

Kejadian semacam itu, antara Nabila dengan ibunya tidak hanya terjadi sekali. Sebelumnya sudah sering. Namun, ketika di rumah, penanganannya lebih santai. Saat Nabila mengamuk, tinggal tutup jendela dan pintu. Itu jendela dan pintu rumah sendiri lho, bukan punya tetangga. Entah tetangganya punya jendela dan pintu juga apa tidak?

Tantangan yang betul-betul menantang, lho bagaimana ini kalimatnya, adalah ketika di tempat umum. Ketika di tempat itulah, campur aduk perasaan orang tua. Jika tidak dibelikan, takut dibilang pelit. Padahal yang mau dibeli ‘kan murah, cuma minuman es kok! Tidak sampai beli berliter-liter, apalagi sampai bergalon-galon.

Selain itu, tangisan anak membuat orang tuanya berpikir untuk dituruti saja, daripada rewel, daripada mengamuk. Padahal, sejatinya bukan itu. Anak juga perlu merasakan kecewa lho! Soalnya, yang dia inginkan tidak semuanya terjadi.

Anak perlu diajarkan untuk menerima, bahwa tidak harus semua hal dia dapatkan dan tidak semua barang mesti dia punya. Jika sedari kecil sudah dipahamkan seperti itu, maka setelah dewasa nanti, dia tidak akan sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.

Anak yang menangis terus demi mendapatkan keinginannya, maka cara itu akan terus diulanginya. Itu akan menjadi senjatanya. Termasuk senjata canggih memang karena bisa membuat orang tuanya jadi kasihan, lalu dibelikan deh!

Akan tetapi, jika orang tuanya konsisten dengan aturan, maka anak perlahan-lahan akan paham atau mengerti. Mana yang boleh atau bisa dan mau menerima yang tidak boleh. Ibu yang tega bukan sesuatu yang jelek dalam urusan ini. Sebab, itu adalah sebagai wujud tanda cinta, bentuk tanda sayang, seorang ibu kepada anaknya.

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.