Wah, orang tua mana sih yang belum pernah menghadapi anak yang menangis keras minta sesuatu? Misalnya permen begitu? Berikut akan diungkapkan 7 cara mengatasi anak menangis minta sesuatu. Panduan untuk orang tua.
Dunia menangis memang selalu akrab dengan diri anak-anak. Mulai sejak lahir saja bayi sudah menangis. Mungkin belum pernah Anda menyaksikan anak lahir langsung tertawa. Sambil bilang, “Halo, Ma, apa kabar?” Mungkin kalau ada begitu, si orang tua akan lari terbirit-birit, meskipun dalam kesehariannya susah untuk irit. Lah…
Bahasa Anak Memang dengan Menangis
Seperti itulah komunikasi antara anak dengan orang tuanya. Bayi yang belum bisa bicara, menangis untuk dipenuhi kebutuhannya. Entah itu buang air kecil, buang air sedang dan buang air besar. Tunggu, buang air sedang itu maksudnya bagaimana? Oh, gampang saja, Ayah dan Bunda, tinggal dibalik saja, sedang buang air. Nah, ini yang benar.
Makin besar anak, menangis masih menjadi senjatanya. Tidak tergantung anak itu laki-laki maupun perempuan, menangis selalu melekat pada dirinya. Termasuk dalam hal ini adalah minta sesuatu dari orang tua. Nah…!
Apa sih yang biasanya diminta dari seorang anak? Apakah minta sepeda motor? Laptop? Rice cooker? Atau malah kulkas. Anaknya siapa ini ya minta beginian? Bagaimana kalau mintanya baju? Kalau mintanya baju, solusinya ada di sini, Ayah dan Bunda.
Anak-anak biasa meminta mainan, permen atau gula-gula, snack alias makanan ringan, minta main padahal harusnya belajar, minta baju juga bisa dan lain sebagainya. Aneka permintaan bisa muncul dari seorang anak. Bahkan, ada yang minta bisa terbang atau mungkin pergi sampai ke bulan. Bilang saja, “Tenang, Nak, jangankan ke bulan, ke Matahari pun kita boleh kok. Apalagi ada banyak diskon 50 %!”
Itu yang mau ke sana sebenarnya si anak atau orang tuanya sih? Bagaimana kalau disatukan saja? Antara permintaan anak dan orang tua yang sanggup memenuhi, bisa didapatkan dengan belanja produk anak di Toko Dunia Keluarga. Anda bisa cek langsung di sini ya!
Tangisan Anak Ada Maunya
Ada anak yang menangis minta sesuatu sampai tantrum. Pengertian tantrum jauh sekali dari kesetrum lho, Ayah dan Bunda. Anak yang menangis sampai tantrum, maka dia akan meraung-raung, ini juga bukan mirip sirine ambulans yang sering dikatakan meraung-raung itu.
Mungkin si anak akan menangis sambil duduk di tanah yang kotor. Kakinya bergoyang-goyang tidak jelas, tangannya juga begitu, tubuh mungilnya juga begitu. Berteriak yang membuat seluruh isi planet ini mendengarnya. Wah, terlalu lebay nih!
Baca Juga: 10 Perkataan yang Merusak dan Meruntuhkan Dunia Anak
Anak yang berperilaku seperti itu tidak jarang membuat orang tua panik. Apalagi kalau di depan umum, di depan teman-teman si orang tua. Kan malu jadinya. Terkesan mengganggu kalau pas ada acara keluarga atau teman-teman orang tua tersebut.
Disuruh diam, eh, si anak malah makin melunjak. Tambah kencang menangisnya. Orang tua makin panik dan mengalirlah ucapan yang menenangkan si anak, “Ya, sudah, nanti kita beli ya habis ini.”
Ketika selesai, janji orang tua itu tinggallah janji. Anak tidak dibelikan sesuatu seperti yang dikatakan orang tua. Sampai rumah, menangis lagi. Ronde kedua menghantam orang tua lagi. Menangis lagi. Apakah mau janji lagi? Sekarang kita masuk ke cara mengatasi anak menangis minta sesuatu.
Cara ke-1: Menahan Diri
Kiat pertama cara mengatasi anak menangis minta sesuatu, apalagi sampai menangis berlebihan adalah dengan menahan diri. Ini bukan berarti menahan si anak ke mana-mana lho. Atau malah melarang anak untuk melangkah. Bukan seperti itu konsep menahan dirinya, hehe…
Bagaimana kata ahlinya? Seorang ahli, yaitu: psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi M.Si, memberikan pendapat bahwa menahan diri pada anak itu memang memiliki banyak manfaat. Tidak cuma sekarang, untuk waktu yang lama alias jangka panjang, anak mampu terbebas dari sifat rakus, tidak bisa menahan diri dan tidak dapat membedakan kebutuhan atau keinginan. Hal yang cukup mengerikan kalau mereka sudah memasuki dunia kerja.
Mulai dari anak 2 tahun menangis terus, bisa diajarkan untuk menahan diri. “Jika anak mengalami temper tantrum yaitu: menangis, teriak-teriak sampai guling-gulingan itu menjadi waktu yang pas untuk mengajarkan anak menahan diri,” kata wanita yang akrab disapa Nina ini dalam acara Diskusi Media ‘Satu Tahun Implementasi Program Anak Cerdas PJI & HSBC.’ Bertempat di SDN 12 Bendungan Hilir, Jalan Taman Bendungan Jatihilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Terus, cara mengatasi anak menangis meminta sesuatu itu akan terjadi sampai kapan? Kata Nina, bisa terjadi sampai anak berusia 8 tahun. Ketika hal tersebut terjadi, orang tua dianjurkan untuk menenangkan anak, bukan, selalu memberikan apa yang diinginkan oleh anak.
Mengajari dengan Bahasa Sopan Kepada Anak
Penjelasan dari Nina lagi, anak perlu diajarkan untuk meminta dengan baik dan sopan kepada orang tua. Misalnya dengan mengucapkan, “Bu, saya minta dong!” Itu kalau sesuatu tersebut baik dan menjadi kebutuhannya, tetapi kalau sesuatu yang sebetulnya tidak diperbolehkan bagaimana? Contohnya minta lagi permen, padahal tadi sudah menghabiskan tiga buah permen?
Orang tua boleh mengatakan kepada anaknya, “Maaf Nak. Tadi kamu sudah makan permen banyak, sekarang tidak ada lagi permen untuk kamu hari ini ya!”
Peraturan di rumah perlu ditegakkan dengan benar. Misalnya, anak balita tidak mau mandi karena khawatir nanti akan kotor lagi. Pada dasarnya, anak tersebut memang malas mandi. Ya ‘kan? Lalu, apakah air di kamar mandi juga akan malas bertemu dengan anak tersebut? Nah, ini pertanyaan yang susah untuk dijawab.
Jika ada peraturan dan ketentuannya, meskipun tidak selalu harus tertulis atau diumumkan di media massa, maka orang tua sebagai pihak penegak aturan mesti konsisten dan penuh komitmen. Bila anak mulai tampak malas mandi, maka orang tua bisa menjawab bahwa aturan mandi di rumah adalah dua kali sehari. Begitu kata psikolog yang juga praktik di klinik Tiga Generasi ini.
Untuk Anak Usia Sekolah Dasar
Untuk anak yang masuk usia SD, maka pengendalian dirinya adalah dengan melalui aktivitas sehari-hari. Nina memberikan contoh, ketika anak mau pergi ke luar rumah, sementara belum bikin PR, maka anak bisa terlihat melalukan tawar-menawar.
Kalimat anak akan berbunyi seperti ini, “Bu, saya mau main dulu. Nanti kalau sudah selesai, saya baru mau belajar”. Menghadapi pertanyaan macam itu, maka orang tua perlu menjelaskan dengan kalimat semacam ini, “Oh, tidak seperti itu, Nak. Kebalik. Kamu mesti belajar dulu sampai selesai, terus habis itu, kamu boleh bebas main.”
Anak perlu diajarkan untuk menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu, baru mendapatkan haknya. Jadi, dalam diri anak dapat tertanam, hal-hal yang perlu diprioritaskan atau diutamakan dulu, lalu baru masuk ke hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan, makanya bisa belakangan. Demikian menurut Nina lagi.
Cara ke-2: Mengatakan Boleh, Tapi…
Tadi disebutkan pendapat dari psikolog anak dan keluarga yang bernama Anna Surti Ariani S.Psi M.Si, sekarang kita ke psikolog yang lainnya lagi. Namanya adalah Neny Widyana. Menurut Neny, setiap manusia mempunyai naluri untuk memiliki sesuatu, tidak luput pula anak-anak. Ketika keinginan mereka tidak dipenuhi, misal karena orang tuanya belum punya uang yang cukup, maka biasanya mereka belum mengerti dan peduli dengan alasan seperti itu.
Terus cara mengatasi anak menangis meminta sesuatu bagaimana menurut Neny? Sebelum benar-benar terjadi anak menangis untuk meminta sesuatu, maka anak mesti diberikan apresiasi terlebih dahulu.
Jangan cuma mengatakan “tidak” kepada anak ya Ayah dan Bunda, tetapi perlu diberikan apresiasi. Soalnya, kalau cuma dikatakan “tidak”, biasanya anak-anak akan kecewa terus sedih. Sedih terus kecewa. Ah, entah yang mana dulu, yang jelas keduanya bisa muncul pada diri anak-anak tercinta kita.
Baca Juga: Fenomena Anak Kecanduan Game Online
Mengatakan boleh, tetapi harus dengan alasan itu menjadi alternatif kalimat bagi si anak. Misalnya, dibelikan mainan, tetapi belum dibelikan. Tunggu, kalimatnya kok rancu? Maksudnya, mau dibelikan, tetapi uang orang tua belum cukup misalnya begitu.
Kalau memang diperlukan bagi anak tersebut dan orang tua menganggapnya juga penting, maka bisa berjanji kepada si anak akan membelikannya. Tapi, perlu dengan syarat, misalnya harus belajar dulu, dapat nilai bagus dan lain sebagainya. Tapi, ingat, jangan sekali-kali membohongi anak ya Ayah dan Bunda! Sebab, hal itu bisa membekas pada diri anak. Masa orang tua yang harusnya mengajarkan kebaikan, malah kebohongan sih?
Sekarang, psikolog yang ketiga adalah Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht yang akan berbagi tips dalam membantu mengatasi masalah ini dan menawarkan cara mengatasi anak menangis minta sesuatu.