Ngotot Menolak Allah di Atas Arsy, Hem…

Ngotot Menolak Allah di Atas Arsy, Hem…

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Bicara tentang keberadaan Allah di atas arsy, anak kecil saja tahu lho! Namun, ada juga orang dewasa yang tidak percaya kaidah itu. Ah, masa sih? Coba kamu simak kejadian nyata berikut ini!

Allah berada di atas arsy memang termasuk perkara gaib. Sifatnya yang lebih maya daripada dunia maya, memang tidak terlihat dalam pandangan manusia. Sedikit ada kaitannya dengan dunia gaib, ada katanya yang bisa lihat jin, ternyata dia habis nonton film Aladdin. Ada pula yang bisa lihat bidadari. Wah! Rupanya, yang dikatakan bidadari itu istrinya sendiri. Cieh, cieh…

Baca Juga: 9 Langkah Untuk Menjadi Pasangan Bahagia

Perkara gaib itu termasuk keberadaan Allah. Sebagai manusia, siapa sih yang pernah melihat Allah secara langsung? Tentunya, belum ada ‘kan? Di dunia ini, memang tidak bisa melihat Allah langsung. Apalagi Allah itu berada di mana? Dari pertanyaan itu, yang awalnya dari kata “Wahabi”, malah muncul dialog yang cukup panjang.

Dari Facebook

Seorang teman saya di Facebook yang bernama Arm bp (nama aslinya disingkat saja), membuat gambar, kira-kira gambar itu isinya bahwa umat Islam berkumpul di negeri Wahabi untuk ibadah haji. Nyatanya, mereka disambut dengan sangat baik, tidak dibunuh maupun dikafirkan. Masih percaya dengan tipu daya agama Syiah terhadap Arab Saudi? Pertanyaan terakhir ini yang jadi kunci untuk isi cerita berikut.

Selanjutnya, ada sebuah akun yang bernama Zainur R (begitu pula dengan ini, disingkat). Dia mengatakan bahwa Mekkah dan Madinah bukan berarti milik Wahabi. Diberikan penjelasan bahwa Wahabi itu adalah pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab. Nah, di sini saya yang ikut masuk. Nimbrung.

Baca Juga: Pertanyaan Penting: Yang Gaji Kamu Siapa?

Saya mengatakan bahwa kalau Wahabi itu berarti pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab, maka akan keliru, karena berarti ikut bapaknya. Nama bapaknya ‘kan Abdul Wahab. Saya menambahkan bahwa seharusnya pengikut syekh itu namanya Muhammadiyah.

Boleh Juga Dalam Membantah

Allah-di-atas-arsy
Beda Memang Pemikiran Setiap Orang

Ternyata, dia balik tanya ke saya, kalau Imam Asy Syafii itu nama orang atau buyutnya? Waduh, dapat pertanyaan balasan ini! Namun, tidak diteruskan pembahasannya. Si pembuat status dan saya tidak menjawabnya.

Bahasan selanjutnya adalah tentang keberadaan Allah. Zainur bertanya, di manakah Allah? Dia mengambil jawaban sendiri setelah kalimat-kalimat selanjutnya, bahwa Allah itu tidak butuh dengan tempat. Kaidah Allah di atas arsy ditolak mentah-mentah oleh Zainur. Mungkin niatnya ingin mensucikan Allah yang berbeda dari makhluk. Allah tidak butuh tempat, Bro!

Untuk membantah ini, Insya Allah saya mencoba untuk menjernihkan hati, meskipun nyatanya sangat sulit. Syubhat semacam ini, harus diluruskan. Saya melemparkan pertanyaan selanjutnya, kenapa kalau kita berdoa menengadah ke atas? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika Isra Mi’raj juga ke atas, bertemu dengan Allah. Eh, Zainur bikin lagi pernyataan: Allah kok turun naik? Kayak pesawat saja.

Astaqfirullah. Tepuk jidat! Menghadapi orang semacam ini, memang harus sabar. Karena dia termasuk obyek dakwah. Meskipun dari pertanyaan Zainur itu juga membuat darah saya sedikit mendidih. Masa disamakan dengan pesawat? Hadeh.. Lha, Allah itu tidak bisa disamakan dengan apapun dan siapapun, he!

Tetap Berkisar Pada Kaidah Allah di Atas Arsy

Zainur menolak klaim Allah di atas arsy. Dia bertanya, jika Allah di atas langit, sebelum langit diciptakan, Allah ada di mana? Zainur membuka dirinya sendiri bahwa sepertinya dia memang lebih cocok jadi ulama, tetapi ulama ngawur. Dia menggunakan kalimat: “Menurut saya, Allah tidak butuh tempat, karena semua adalah ciptaan-Nya.”

Kenyataan bahwa berdoa mengangkat tangan ke atas juga dibantah oleh Zainur. Dia menganggap bahwa itu tidak selalu berarti Allah ada di atas, maupun di bawah. Nah, makin bingung ‘kan? Dalil bahwa Allah turun ke langit dunia di sepertiga malam terakhir juga tidak mau diterima oleh Zainur. Aneh juga ini orang!

Untuk lebih ilmiah, saya tampilkan pendapat dari Imam Syafii. Kira-kira si Zainur mau menerima apa tidak? Bagaimana menurutmu? Diterima atau tidak?

Jawaban jelasnya adalah TIDAK! Bahkan dia menuduh bahwa Wahabi memalsukan terjemahan dari Imam Syafii. Bikin gemes juga ini orang. Langsung, kulempar pertanyaan saja: Di antara empat imam mazhab (Abu Hanifah, Malik, Syafii dan Ahmad), siapa yang punya pendapat bahwa Allah tidak di atas arsy?

Zainur terdiam, bukan untuk menerima, melainkan untuk menyerang lagi. Dia ngeles, mengalihkan pembicaraan tentang sejarah Arab Saudi. Kukasih saja menjawab syubhat tentang pendapat Zainur itu. Zainur tetap tidak mau mengerti dan menerima. Bahkan mungkin menurut saya, dia tidak buka link itu sama sekali! Yakin, deh.

Ending Dari Dialog (Atau Debat?)

menengadahkan-tangan-ketika-berdoa
Ini Jelas Bukti Bahwa Allah Itu di Atas Arsy, Karena Menengadahkan Tangan Ketika Berdoa

Pada akhirnya, saya pun menyerah dan tidak mau meneruskan dialog itu. Soalnya sudah bukan lagi ilmiah dan lebih menonjolkan hawa nafsu. Apalagi Zainur kuanggap tetap ngotot dengan pendapatnya sendiri.

Muncul dua akun lagi sebagai penengah. Satunya Andi IA, satunya Ahmad A. Andi mengatakan bahwa perdebatan itu awal dari perpecahan. Dia menyuruh kami berhenti saja. Sebenarnya tidak selalu juga. Pecah piring maupun gelas di dapur tidak selalu karena berdebat. Bisa saja karena dicuci dan jatuh dari tangan. Tapi, kan tetap mesti dicuci, meskipun ada resiko pecah! Ya ‘kan?

Sedangkan Ahmad menganjurkan ke Zainur untuk belajar tauhid. Sarana belajar tauhid ini sudah sangat banyak. Jangan sampai terkena pemahaman yang seakan-akan terlihat ahlus sunnah wal jamaah, tetapi rupanya isinya mistik, bidah, syirik dan menjadikan Al-Qur’an sebagai teori dan imajinasi.

Baca Juga: Mencari Recehan Dunia, Aduhai Asyiknya!

Ahmad menasihati saya dan Arman untuk menghindari membahas perkara-perkara gaib. Ketika perkaranya jauh dari pemikiran normal atau aqidah para ulama, maka mesti ditinggalkan. Beristiqfar dan tinggal terima saja kaidah yang ada.

Saya sendiri sudah menyarankan yang buat status untuk tidak usah lagi berdebat. Karena percuma juga. Pada akhir babak, Zainur masih menyerang tentang keberadaan Allah. Dia bertanya kepada Ahmad, percaya Allah di atas arsy? Rupanya Ahmad malah menghindari menjawab perkara itu karena termasuk hal yang gaib.

Zainur bertanya lagi, bagaimana dengan mereka yang bilang bahwa Allah ada di atas arsy? Ahmad menjawab dengan “Wallahu a`lam“. Wah, sepertinya Ahmad ini terkena syubhat dari Zainur? Hehehe… Pertanyaanku, apakah Ahmad juga meragukan Allah ada di atas arsy? Hem dan hem…

Ketika Agama Dianggap Semua Orang Bisa

Saya teringat dengan video dari Ust. Dr. Arifin Badri. Agama Islam ini memang berbeda dengan ilmu farmasi. Kalau ilmu farmasi, tidak setiap orang mengaku bisa. Takut salah. Namun, kalau agama, semua orang bisa mengaku pintar.

Memang benar juga pendapatnya. Semua orang sekarang bebas sekali bicara agama Islam. Meskipun orangnya perokok berat, pakaiannya tidak menutup aurat dengan sempurna, bahkan parahnya lagi, tidak sholat, atau sholat tapi waktunya diakhirkan, ketika bicara agama, maunya maju duluan! Sembarang sekali omongannya. Padahal seharusnya ketika tidak tahu, diam saja. Justru, makin banyak bicaranya.

Kaidah Allah di atas arsy memang tidak bisa sembarangan. Soalnya ini menyangkut tauhid dan termasuk urusan gaib. Akan tetapi, ketika ada dalil dari Al-Qur’an, hadits sampai dengan pendapat ulama bahwa memang sudah disepakati bahwa Allah di atas arsy, maka siapa yang bisa membantah? Mau dibantah bagaimana lagi? Pendapat empat imam mazhab mengakui itu. Adakah yang merasa lebih pintar?

Mengerikan juga lho, ada orang yang mengaku pintar dalam agama Islam, tetapi sebenarnya pendapatnya ngawur. Perlu banyak belajar dulu, terutama tauhid maupun aqidah agar agama ini tidak dibawa dengan sembarangan. Termasuk saya, juga masih butuh banyak belajar. Bagaimana dengan kamu sendiri, yakin Allah itu di atas arsy? Atau punya pendapat macam Zainur itu?

Wa’allohu alam bisshowab..

Semoga kita selalu dalam lindungan dan penjagaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Aamiin…

Baca Juga: Temukan 5 Manfaat Ketika Berhasil Menemukan Kepribadian Anda

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.