Istri yang Dimarahi Suami, Cek Dulu 3 Poin Ini Sambil Berpikir dari Hati

Istri yang Dimarahi Suami, Cek Dulu 3 Poin Ini Sambil Berpikir dari Hati

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Sebuah kisah disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda, Lc. MA. Seorang istri yang dimarahi suami. Namun, marahnya kalap, sampai istrinya jadi korban. Apa yang terjadi?

Istri yang dimarahi suami tersebut mendapatkan perlakuan kasar. Dia dipukul oleh suaminya. Pukulannya cukup keras, hingga membuat muka terluka. Celakanya, gigi si istri pun ikut patah, copot.

Saking emosinya suami, bisa melakukan hal semacam itu. Namun, seiring redanya marah suami, dia melihat istrinya sudah ompong. Gigi tersebut tidak bisa tumbuh kembali. Dan, pastinya luka di hati istrinya juga sulit sembuh sendiri.

Tiga Orang

Masih banyak suami yang memang menghendaki kesempurnaan pada istri. Padahal, mana ada sih yang sempurna? Setahu saya, yang sempurna itu cuma merek rokok. Itu lho rokok yang kemasannya merah. Iya, memang sih sempurna, tetapi sempurna menyebabkan penyakit. Hehe…

Tantangan Menulis Huruf Sebelumnya (H) Boleh Klik di Bawah Ini:

#KamisMenulis: Hidup, Hirup, Hibuk

Perlu diingat, istri bukanlah bidadari. Suami juga bukan malaikat. Sedangkan anak bukanlah setan. Kalau istri itu bidadari di dunia ini, maka tentunya dia yang paling cantik. Tidak pernah buang air, selalu muda terus, tidak pernah haid maupun nifas.

Namun, adakah istri yang begitu? Ada yang cerita, istrinya buang air saja masih pesing, suka kentut sembarangan, masih muda, tetapi kelihatan tua, kurang perawatan wajah lagi.

Sedangkan suami juga bukanlah malaikat. Kalau malaikat, maka perawakannya akan gagah luar biasa. Badannya bagus, mulus, dan betul-betul mempesona.

Selain itu, dia tidak punya dosa sama sekali. Nah, adakah suami yang begitu? Perutnya saja mulai buncit, botak, dan jenggotnya pun mulai meninggalkan dunia hitam alias banyak ubannya.

Begitu pula anak. Yang satu ini sering menjadi korban pelampiasan dari kedua orang tuanya. Apalagi saat anaknya dilihat nakal, terlalu banyak tingkah, dan sering merepotkan. Sampai ada yang mengatakan, “Dasar anak setan!” Terus, si anak balas mengatakan, “Kalau saya anak setan, Bapak setannya dong!” Wah, malah dibalas ‘kan? Tapi ini jangan dicontoh ya!

Pada dasarnya, suami, istri, dan anak-anak adalah manusia biasa. Tidak ada yang menjadi manusia luar biasa. Kalau biasa di luar, itu sering, terutama suami.

Saya sendiri pun begitu. Alhamdulilah, karena cukup sering ke luar, tidak sampai masuk angin. By the way, kalau di Inggris sono, penyakit masuk angin itu disebutnya apa ya? Masa enter of the wind?

Nah, kalau pada dasarnya ketiga orang tersebut adalah manusia, maka selalu dan selalu ada kesalahannya. Selalu saja ada kekurangannya.

Tentu di balik itu juga ada kelebihannya. Lebih bagus, fokusnya di kelebihan dan kemampuan itu saja. Kekurangan nanti bisa diperbaiki pelan-pelan.

Meskipun secara teori ini mudah, tetapi dalam praktiknya masih ada juga suami yang melihat kekurangan istri. Bahkan, saya pernah punya teman, dia bercerai dengan istrinya karena si istri jarang menyiapkan makan siang di rumah.

Padahal, istrinya kerja, mengajar di sekolah. Yah, mana sempat, lah, menyiapkan makan siang. Sibuk. Kalau pagi sampai malam mungkin bisa.

Masalah yang sepele itu sebenarnya membuat suami marah. Istrinya yang dimarahi suami tersebut mungkin terjadi tiap hari. Makin memuncak dan memuncak, akhirnya suami menceraikan istrinya.

Jika diberikan solusi, kenapa tidak makan siang di warung saja? Bukankah banyak warung makan? Ternyata teman saya tersebut merasa malu jika makan di warung. Sebab, dia akan dianggap tidak diurus oleh istrinya, sampai harus makan di luar. Apa tanggapan orang nanti?

Walah, itu juga masalah sepele. Aduh, tepuk jidat dulu deh! Duk!! Nah, sudah. Eh, jidatnya siapa tadi saya tepuk ya? Hehe…

Ada juga lho, acara radio dakwah. Saya mendengarkan siaran tersebut juga miris. Bukan karena tidak ada gambarnya, melainkan karena isi ceritanya.

Istri yang dimarahi suami karena dianggap suami, istrinya tidak beres di rumah. Tidak menyiapkan makan ketika suami tiba, karena memang sibuk mengurus anak-anaknya.

Istri makin menderita diomelet, eh, diomeli terus, makin lama dia terkena penyakit berat. Hal itu karena pikirannya yang sangat kalut. Akhirnya, meninggallah si istri. Bila sudah begitu, menyesal apa tidak elu, si suami?

Sampai dengan Kekerasan

istri-yang-dimarahi-suami-2

Kata Cak Nun atau Emha Ainun Nadjib, dalam rumah tangga itu memang perlu ada kekerasan. Lho, jangan salah sangka dulu! Ini dalam konteks hubungan suami istri. Kalau tidak ada kekerasan, mana bisa jadi? Ups, hehe…

Kekerasan dalam rumah tangga atau disingkat KDRT bisa terjadi di dalam rumah kita sendiri. Meskipun namanya KDRT, tidak ada yang namanya KDRW, apalagi KDDesa, KDKelurahan, atau malah KDKecamatan. Ini bahas apa sih sebenarnya? Pusing saya.

KDRT bisa terjadi karena dominasi suami terhadap istrinya. Okelah, suami adalah pemimpin dalam rumah tersebut. Laki-laki memimpin istri dan anak-anaknya.

Namun, yang namanya pemimpin, ada disebut pemimpin otoriter. Pemimpin yang maunya seenaknya sendiri. Akhirnya, bertindaklah sewenang-wenang, mentang-mentang punya wewenang.

Melihat istri melakukan kesalahan, suami yang otoriter bisa berubah menjadi kejam. Orang yang kejam memang jarang yang melihat jam.

Suami akan melontarkan kata-kata yang berupa caci maki, hinaan, celaan, sampai dengan sumpah serapah. Mengutuk istri bahkan mendoakan jelek agar istri dimasukkan ke neraka Jahannam, ada juga lho suami yang seperti itu.

Jika hal itu tidak terlalu mempan, maka suami akan melakukan yang lebih berat lagi. Itulah yang saya tulis di atas, masih ingat ‘kan?

Kekerasan fisik yang diterima oleh istri. Menyebabkan cacat, sampai giginya patah dan copot. Mungkin tidak cuma itu, bahkan bisa sekujur tubuhnya menerima serangan dari suami.

Tantangan Huruf Sebelumnya (G) Boleh Klik di Bawah Ini:

#AprilChallengeLagerunal-Huruf G: Gigi Juga Perlu Diperhatikan, Jangan Dilupakan!

Awalnya suami menikmati tubuh istri demi kepuasan seksual, kini menikmati tubuh istri demi kekerasan yang ujungnya sesal. Apa mau diharapkan dari suami macam begitu? Tidak bisa menjaga emosinya.

Lalu, solusinya bagaimana? Jika ada istri yang dimarahi suami, bagusnya bagaimana?

Sebelum itu terjadi, berikut saya bagikan tips atau kiat sebelum memarahi istri atau efek yang akan terjadi. Tahun depan saja ya! Halah, kelamaan!

1. Suami yang Memilih Istri

Sebenarnya, laki-laki yang memilih perempuan menjadi istrinya atau perempuan yang memilih laki-laki untuk menjadi suaminya sih?

Persepsi yang ada di masyarakat, laki-laki itu menang memilih, sedangkan perempuan menang menolak. Jumlah perempuan dirasa memang makin banyak sekarang. Laki-laki berhak untuk memilih satu di antara begitu banyak perempuan untuk menjadi pendamping hidupnya.

Dari situ, berarti laki-laki sudah menentukan kriteria-kriteria tertentu dalam memilih istri. Misalnya, harus sarjana, berjilbab, wajahnya cantik, dan tentu saja agama yang menjadi pertimbangan juga, bahkan pertimbangan utama.

Berarti, laki-laki saat nanti menjadi suami harus siap dengan semua kondisi istri. Seperti yang dikatakan Ustadz Zezen Zainal Mursalin, yang berdomisili di Kendari, saat laki-laki memilih perempuan untuk menjadi istrinya, maka harus melihat dengan kedua mata.

Lihatlah langsung perempuan yang akan dinikahi tersebut. Melotot kalau perlu. Asal jangan sampai matanya lepas saja.

Begitu sudah menikah, melihat istri dengan hanya satu mata. Beliau mengartikan bukan seperti bajak laut lho. Maksudnya adalah melihat kelebihan-kelebihan yang ada pada istri.

Kekurangan-kekurangan yang muncul setelah menikah, jangan terlalu dilihat. Makanya, dimaknai melihat dengan sebelah mata saja. Hem, tentu ini juga bisa berarti matanya kelilipan kena debu lho!

Seandainya suami akan memarahi istri, maka lihat dulu, siapa yang memilih perempuan ini? Bukankah dia sendiri? Kenapa sekarang istrinya mau dimarahi, bahkan diperlakukan kasar?

Lha dulu milihnya bagaimana? Apakah karena dijodohkan? Walah, jaman now masih ada perjodohan kayak Siti Nurhaliza, eh, Siti Nurbaya. Jadilah laki-laki yang bertanggung jawab dengan pilihannya sendiri.

2. Saat Butuh, Akan Bingung

istri-yang-dimarahi-suami-1

Suami biasanya selalu ke luar rumah. Sedangkan kalau istri yang begitu, bisa dikatakan istri Jarum Super. Lho, kok malah merek rokok? Begini, itu maksudnya Jarum Super adalah jarang di rumah suka pergi-pergi. Bukan istri yang perokok merek tersebut, haha…

Ketika suami bekerja mencari nafkah, memenuhi kebutuhan anak dan istrinya, bisa jadi sering melihat godaan.

Ada perempuan cantik yang bukan mahrom, pakai baju seksi, naik motor di jalan, laki-laki mana yang tidak tertarik? Laki-laki mana yang tidak muncul nafsunya, biar cuma sedikit. Normalnya, laki-laki akan tertarik, lalu mulai terangsang.

Jika dia punya istri, maka akan gampang. Tinggal datangi istri, lalu puaskan nafsu tadi.

Pada dasarnya atau hakikatnya, yang ada pada perempuan di jalan itu dengan istrinya sama saja. Sama-sama punya alat kelamin. Lalu, kalau ada yang halal, kenapa pilih yang haram? Begitu ‘kan cara berpikirnya?

Hal itu akan berbeda saat dalam kondisi istri yang dimarahi suami. Batinnya terluka, fisiknya juga mungkin terluka, kok kini suaminya tiba-tiba minta jatah? Memangnya istrinya itu petugas raskin?

Enak saja tiba-tiba minta, padahal sebelumnya menyakiti. Pasti istri tidak akan mudah untuk menerima ajakan itu. Dia masih teringat kata-kata kasar suami, perlakuan kasar, yang itu tidak bisa sembuh dalam waktu singkat.

Tantangan Huruf Sebelumnya (F) Boleh Klik di Bawah Ini:

Fakta: Diberi Vaksin Covid-19 Ternyata Tidak Bikin Sakit

Suami juga bakal merasa tidak enak. Tadi menyerang istri, kok sekarang mau menikmati tubuhnya? Tubuh yang sudah dicabik-cabik, ibaratnya begitu, kini mau diambil dagingnya. Mau diambil sarinya lagi. Hem, mengenaskan.

Makanya itu, ketika hendak memarahi istri, pikirkan lagi dan pikirkan lagi. Bagaimana nanti jika suami butuh? Bagaimana nanti jika suami terbit nafsunya? Pantaskah memakan lagi daging yang telah dibuang?

3. Gagal Mendapatkan Bidadari di Hadapan Seluruh Manusia

Pernah tahu acara Take Me Out ya? Itu lho acara di TV yang isinya ajang perjodohan.

Seorang laki-laki maupun perempuan bisa memilih lawan jenisnya dari berbagai pilihan yang ada. Caranya dengan menekan tombol pada meja-meja di belakang para kandidat itu. Tekan tombol kandidat yang tidak disukai.

Tapi jangan semua ditekan, jangan semua dimatikan. Ketika dicek, kok lampunya mati semua? Ternyata sedang matu lampi, eh, mati lampu. Wah, PLN, PLN!

Mungkin bagi yang mengalaminya, mendapatkan lawan jenis sesuai yang diinginkannya akan menimbulkan rasa bangga. Mungkin si laki-laki mendapatkan calon kekasih yang cantik, badannya bagus, rambutnya panjang, tidak sampai ke lantai sih, pokoknya perfect, lah. Sempurna, lah, kata si laki-laki itulah.

Bayangkan, itu saja kebanggaan dan kesukaan di dunia, di acara TV yang notabene hanya di masa ini. Bagaimana dengan di akhirat nanti? Saat bisa memilih bidadari yang disukai.

Ingat lho. Bidadari di akhirat itu sudah pasti cantik, sudah pasti sempurna, sudah pasti menggiurkan. Lha ini diberikan kesempatan untuk memilih bidadari dari sekian banyak bidadari. Apa dalilnya tentang perkara ini?

Berdasarkan riwayat dari Mu’adz bin Jabal radhiyalahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang menahan amarahnya sedangkan dia mampu untuk membalasnya, Allah akan membanggakannya pada hari kiamat di hadapan semua manusia, dan kemudian Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Masya Allah, luar biasa kenikmatan yang disediakan Allah bagi orang-orang yang bisa menahan amarahnya. Melihat kenikmatan yang luar biasa besar seperti itu, alangkah ruginya kalau seorang suami sampai meluapkan amarahnya yang luar biasa kepada istrinya sendiri.

Ditambah dengan kata-kata yang kasar sampai dengan serangan fisik. Bidadarinya bisa lepas, Coy! Nggak merasa rugi tuh? Pastinya akan sangat rugi sekali.

Besok-besok, ketika istri melakukan kesalahan, lalu suaminya akan marah, maka ingatlah, bahwa nanti di akhirat disediakan bidadari yang pastinya jauh lebih cantik daripada istrinya sekarang. Sabar saja. Ditahan saja amarahnya.

Kesimpulan

Kok cuma tiga poin, Mas? Sudah, itu saja. Sampai di sini saja sudah 1.680 kata, terlalu banyak nanti kalau mau ditulis semua. Karena saya juga tahunya baru tiga, hehe..

Intinya, suami adalah jodoh istri, begitu juga istri adalah jodoh bagi suami. Ada rasa marah di antara keduanya memang wajar dan pasti akan terjadi. Tidak ada rumah tangga yang adem ayem, yang ada mungkin adem ayam. Soalnya daging ayamnya dimasukkan ke freezer, jadinya adem. Walah…

Yuk, kita jaga hubungan dengan suami atau istri kita. Marah yang muncul bisa merusak hubungan indah tersebut. Apalagi godaan yang paling disukai oleh iblis adalah memisahkan antara suami dengan istri.

Pernah ada orang yang bertanya kepada seorang ulama, iblis itu ada istrinya apa tidak? Jangan-jangan kalau iblis ada istrinya, maka juga akan marah-marah begitu ya? Apa jawab ulama tersebut?

“Waduh, tidak tahu, he! Soalnya dulu kalau betulan menikah, saya tidak diundang!”

istri-yang-dimarahi-suami-3

Tantangan Huruf Sebelumnya (E) Boleh Klik di Bawah Ini:

Enaknya Punya 7 Ide Kamar Anak Minimalis untuk Laki-laki

Referensi: Muslim Okezone.com

NB: Oh, ya, mungkin ada di antara pembaca ada yang bertanya, kok ada tantangan-tantangan, itu maksudnya bagaimana? Nah, ini dia. Saya mengajak pembaca semua untuk ikut gabung di grup Lagerunal atau Cakrawala Blogger Guru. Tiap hari selalu ada tantangan untuk menulis hal-hal yang baru. Komentarnya juga mantap-mantap. Dan, tiap Kamis, Insya Allah selalu ada hadiah menariknya. Waoww…!! Saya sendiri juga pernah menang undian lho!

Tertarik ingin bergabung, yuk langsung saja masuk ke sini: GABUNG GRUP CAKRAWALA BLOGGER GURU.

Ditunggu ya….!!

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

25 Comments

  1. Baca tuh para lelaki!. Jangan suka marah sama isteri. Aku sih kalau dimarahi pakai kekerasan mending minggat. Kekerasannya sih waktu-waktu tertentu aja

  2. Baca tuh para lelaki!. Jangan suka marah sama isteri. Aku sih kalau dimarahi pakai kekerasan mending minggat.

  3. Wow, luar biasa wejangannya ini. Setuju banget dg semua yg dituliskan . Ini nasihat perkawinan. Mas Rizky panteas jadi penasihat perkawinan👍

  4. Aku sudah baca , dan aku gak suka marah marah. Paling cuma diem aje. Makasih Bang Rizky. Tulisannya keren dengan karakter paparan yang kuat. Khas punya Bang Rizky.
    Ngomong ngomong saya sudah dua kali klik tombol anak panah biru loh

  5. Semoga bisa saling melengkapi bukan menyempurnakan. Ingat mata satu dan enter the wind nya he he.

  6. Keren… Master Rizki, share ilmunya. Emak… Bisa belajar terus dari Master2 yg muda dan karismatik mantap

  7. Betul,suami bisanya marah nah kalau disuruh cari nafkah katanya payah terutama suami yang tergantung sama istri mencari nafkah😯🤧

    1. Ada memang istri yang jadi tulang punggung keluarga. Mungkin karena suaminya habis di-PHK akibat pandemi covid ini.

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.