[Anak dan Ibunya] Ketika Awalnya Harus Berpisah, Kini Kembali Karena Facebook

[Anak dan Ibunya] Ketika Awalnya Harus Berpisah, Kini Kembali Karena Facebook

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Ada kalanya dalam satu keluarga mengkondisikan harus berpisah. Mungkin alasannya karena pekerjaan, pendidikan, bahkan sampai perceraian. Nah, bagaimana dengan anak yang terpisah dengan ibunya karena sang ibu bekerja di Malaysia? Simak berikut ini!

Jika kita lihat dalam dunia Facebook kita, mungkin sering ditemukan status-status tentang perpisahan. Tapi yang ini, seorang remaja memposting tulisan yang isinya kangen kepada ibunya di akun Facebooknya. Remaja yang bernama Ega itu dibantu oleh Nur Aini, nenek Ega. Ibunya Ega terpisah selama 13 tahun setelah berangkat ke Malaysia untuk bekerja. Jadi, mereka terpaksa harus berpisah karena pekerjaan rupanya.

Baca Juga: Berhenti Merokok Karena Diomeli Istri, Apakah Berhasil?

harus-berpisah
Anak dan Ibu Terpaksa Harus Berpisah Karena Pekerjaan di Malaysia

Ega berasal dari Banjarejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Umurnya 17 tahun, berarti memang masih muda alias remaja. Sementara banyak juga yang mengaku 17 tahun, atau minimal terlihat bagaikana masih 17 tahun. Rupanya itu dari hasil aplikasi, seperti Faceapp misalnya. Eh, begitu pakai Faceapp dengan format berbeda agar terlihat lebih tua wajahnya, wajah aslinya justru lebih tua daripada itu. Wah, tuanya! Berarti aplikasi tidak selamanya bisa dipercaya ya? Bukankah umur itu pada dasarnya adalah bilangan usia saja?

Dibantu Pekerja Migran

Orang bekerja itu memang bisa di manapun dan sebagai apapun. Syarat utamanya adalah halal. Namun, ketika bekerja di luar negeri, ya, siap-siap dengan kondisi yang jelas berbeda daripada di Indonesia. Harus berpisah dengan keluarga itu yang cukup berat. Rindu termasuk di sini. Dilan benar bilang bahwa rindu itu berat. Nyatanya, Dilan sendiri tidak pernah jadi TKW seperti dalam berita ini.

Baca Juga: 9 Langkah Untuk Menjadi Pasangan Bahagia

Menurut peribahasa pula, hujan batu di negeri sendiri masih lebih baik daripada hujan emas di negeri orang. Mungkin peribahasa ini dibuat ketika ada tawuran antarsuporter bola ya? Bagaimana menurut kamu sendiri? 🙂

Lalu, bagaimana Ega menemukan ibundanya tercinta? Ternyata dibantu oleh sejumlah pekerja migran dari Indonesia yang tahu orang yang dicari oleh Ega dan neneknya tersebut. Alhamdulillah, sudah bisa ketemu. Bahkan bisa dilakukan video call antara ibu yang terpisah tersebut dengan anaknya. Ini karena status di Facebook yang ternyata berkhasiat.

Kontak Hilang

Bagi kita, kontak itu sangatlah penting. Bagi perempuan, penting karena menjadi lensa. Bagi karyawan, bisa menjadi kontak person. Bagi HP, menjadi kontak nomor, telepon biasa maupun WA. Sedangkan bagi pasangan pacaran yang telah putus, sudah hilang kontak. Lebih baik kontak hilang, daripada dijanjikan yang manis-manis terbayang, tetapi tidak kunjung datang. Kasiaanggg….

Sedangkan untuk pesawat terbang, juga tidak kalah penting. Pilot pesawat terbang – menurut seorang ustadz teman saya – bahwa pesawat terbang itu seperti orang buta. Harus dituntun dan dipandu dari bawah melalu menara ATC. Alur pesawat terbang memang harus diatur. Antarpesawat satu dengan lainnya perlu dimanajemen dengan baik. Begitu pula dengan kondisi cuaca dan resiko lainnya.Transportasi udara itu kan memang standarnya tinggi.

Dalam berita Ega kangen ibunya ini, rupanya kontak yang hilang pada ibunya itu. Sekitar 13 tahun, semua kontak yang ada hilang. Ini yang parah, karena sudah terpisah dengan jarak yang tentu sangat jauh, berkomunikasi pun tidak bisa, harus berpisah dengan ketiadaan kontak.

Lalu, apakah setiap pekerja memang diberikan akses informasi ke luar? Ternyata tidak selalu seperti itu. Menurut Nur Aini, bisa maklum kondisi anaknya yang terpisah dengan dunia luar. Katanya, pernah ada seorang pekerja yang cuma melemparkan kertas dari rumah majikannya, itupun dari lantai dua.

Harapan Ketika Harus Berpisah

Ketika memang harus berpisah dengan keluarga, harapan untuk bersatu kembali itu jelas ada. Apalagi antara anak dengan orang tuanya yang memang tidak akan terpisah, sebab dari darah dan daging yang sama, tulang juga. Pada era sekarang ini, berpisah jarak masih bisa disiasati dengan teknologi. Pakai video call misalnya. Itu sudah cukup membantu karena menatap langsung lawan bicara.

Akan tetapi, bagaimana bila memang harus berpisah karena alasan yang memang tidak bisa ditolak. Ini terjadi di akhirat nanti. Dalam satu keluarga bisa saja harus berpisah tempat, satunya di surga, satunya di neraka. Tidak ada tempat lain di luar dua itu. Nah, kalau sudah begitu, bagaimana caranya? Jelas akan sangat susah sekali, apalagi terpisah memang karena keimanan masing-masing. Namun, masih bisa tetap bertemu keluarga dan sahabat di surga.

Baca Juga: [Tak Terbayangkan] Solusi Luar Biasa Untuk Kelebihan Bagasi Pesawat

Jika harus berpisah karena bukan jodoh bagaimana? Apakah masih ada harapan? Oh, jelas, harapan itu masih ada. Penolakan dari orang tua si perempuan terhadap lamaran si laki-laki karena pekerjaan misalnya, tetap masih ada harapan. Begitu juga dengan suami yang berpisah dengan istrinya, juga harapan masih bisa. Caranya? Jika benar-benar ingin dimunculkan harapan itu, meskipun semua jalan sudah tertutup, cara satu-satunya adalah menuliskan kata “harapan”. Bisa di kertas. Bisa juga di HP. Bila tulisan “harapan” itu terlihat, maka di situlah harapan itu memang masih ada, meskipun sekadar tulisan. 🙂

Sumber: Kompas

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.