Kasihan, Remaja Terlantar di Terminal India Karena Lockdown

Kasihan, Remaja Terlantar di Terminal India Karena Lockdown

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Wabah Corona masih terus terjadi sampai dengan saat ini. Termasuk di negara Kuch-kuch Hota Hai, India. Negara besar tersebut mengambil langkah lockdown. Meskipun secara umum bagus karena mencegah penyebaran Corona, tapi ada seorang remaja terlantar di terminal India. Lho, kok bisa?

Remaja terlantar di terminal India tersebut berjenis kelamin laki-laki. Meskipun laki-laki, dia bisa menangis juga lho! Jadi, jangan selalu diidentikkan menangis itu hanya untuk perempuan. Sebab, Allah juga membentuk kelenjar air mata untuk laki-laki.

Kisah tersebut viral di media dunia maya. Ceritanya, dia tidak bisa pulang karena tidak ada bus. Kamu tahu rumahnya di mana? Ternyata, rumahnya di Bihar, India. Kamu tahu nggak Bihar itu ada di mana? Wah, sesekali kamu harus pergi ke sana! Hehe..

Tangisan Tersedu-sedu

remaja-terlantar-di-terminal-india-2
Kasihan Juga Ya..?

Memang pilu dan bikin sedih kisah nyata ini. Walaupun dia adalah seorang remaja yang notabene adalah fase menuju dewasa, tetapi hasrat kekanakannya masih ada. Maksudnya, keinginan untuk berkumpul kembali dengan orang tua dan keluarganya masih sedemikian tinggi.

Baca Juga: Penyebab Depresi Pada Remaja Karena Media Sosial?

Hal yang membuat trenyuh adalah wabah Corona di India juga masih belum reda. Sementara kebijakan lockdown ditempuh pemerintah demi menghambat penyebaran virus tersebut. Mungkin ancaman virus yang ganas tersebut juga membuat takut remaja tersebut. Tambah kasihan deh.

“Saya ingin pulang,” kata remaja laki-laki itu sambil menangis. Ada yang tahu bahasa Indianya untuk “saya ingin pulang”? Mungkin kamu dulu yang sering menonton Balvir atau Mahabarata bisa menjawab pertanyaanku ini?

Si remaja, dia terkatung-katung di terminal Anand Vihar. Bawaannya adalah sebuah tas ransel yang isinya tentu barang-barangnya. Perkiraan, dia menanti bus dengan tujuan ke rumahnya, tetapi tidak kunjung ada. Dia menunggu mungkin sampai tiga hari. Wah, sehari saja sudah luar biasa berat! Kalau kondisi normal sih masih agak mending. Ini Corona masih terus mengancam, Gaes!

Kelelahan dan Kelaparan

Namanya menunggu untuk sesuatu yang tidak pasti memang membuat lelah dan lapar. Seperti umumnya pemuda yang akan menikah, dia merasa lelah menunggu cinta dan lapar akan jiwa yang ingin mendapatkan pasangannya. Waw. Jodoh belumlah datang, sementara nafsu terus datang menghadang.

Remaja tersebut memang tampak kelelahan, juga kelaparan. Menurut polisi yang menemuinya, remaja itu bekerja sebagai kuli bangunan. Tepatnya di sebuah area pembangunan di Kota Delhir. Upahnya harian.

Serba Salah

Karena kisah ini viral, maka wajar kalau menyentuh hati banyak orang. Menurut politikus India, Tejashwi Yadav, yang mengunggah ke Twitter meminta kepada Kepala Menteri wilayah Bihar, Nitish Kumar, untuk melakukan pengaturan pengiriman makanan dan tempat bernaung bagi remaja laki-laki ini. Mungkin juga tidak cuma remaja itu, tetapi ada orang-orang lain di terminal tersebut.

Baca Juga: 5 Cara Cepat Menyelesaikan Skripsi

Ketika lockdown, masih banyak orang yang berdatangan ke terminal Anand Vihar. Mereka berharap ada bus yang bisa mengantar sampai ke Uttarakhand, Uttar Pradesh atau wilayah Bihar, tempat mereka berasal. Menurut Perdana Menteri India, Narendra Modi, masyarakat diminta untuk karantina mandiri. Apa artinya? Berarti sudah tidak ada lagi pelayanan kereta. Otomtis harus diganti dengan bus. E, ladalah, di terminal, bus, taksi dan makanan kok juga tidak ada? Piye toh iki?

Tambah Serba Salah

Jika ada banyak orang di suatu tempat, maka tentu ada kerumunan. Sementara di sana, polisi akan membubarkan kumpulan orang yang lebih dari empat. Kepala Menteri wilayah Delhi, Arvind Kejriwal, telah memberikan pengumuman Kota Delhi benar-benar lockdown pada hari Minggu (22/03). Cuma toko sembako yang bisa buka.

Bagaimana sih Corona di India? Rupanya menurut sebuah sumber, sudah lebih dari 500 kasus Corona sudah terkonfirmasi. Ada sepuluh kasus berakhir dengan kematian dari jumlah total kasus tersebut.

Baca Juga: KKN, Dari Kormanit Menjadi Kormanut

Sumber: Tempo

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.