Dua Kabar Duka: Meninggalnya BJ Habibie dan Teman SMP

Dua Kabar Duka: Meninggalnya BJ Habibie dan Teman SMP

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Innalilahi wa inna ilaihi rojiun. Kalau disesuaikan dengan rima, hari ini adalah Rabu, 11 September, maka cocok dinamakan dengan Rabu Kelabu. Saya menerima dua kabar duka, meninggalnya BJ Habibie, mantan Presiden RI yang ke-3 dan Wahyu Dwi Hantoro, teman saya di SMP 5 Yogyakarta.

Kita mulai dulu dari teman SMP saya, Wahyu, yang meninggal jam 10.00 WIB, di RS. MRC Siloam Jakarta. Keluarganya tinggal di Yogyakarta, dan akan dibawa perkiraan malam ini, jam sepuluh malam. Pemakamannya Insya Allah, besok Kamis tanggal 12 September jam satu siang. Ini menurut informasi yang saya dapatkan di grup WA SMP saya.

Wahyu Dwi Hantoro Rahimahullah adalah Seorang Dokter

Wahyu adalah teman sebangku saya selama bersekolah di SMP 5 Yogyakarta. Dia termasuk anak yang cerdas dan pintar dalam menghadapi pelajaran-pelajaran dulu. Beda halnya dengan saya, yang selalu susah mengikuti pelajaran. Bagaimana tidak, teman-teman saya rata-rata memiliki kecerdasan yang lumayan tinggi. Selama saya sekolah di situ, rangking tertinggi adalah 26, sedangkan terendah adalah 35. Miris bukan?

Baca Juga: Hubungan Antara Dampak Rokok dengan Berita Balita Memeluk Jenazah Ayahnya

Menurut teman-teman saya, Wahyu meninggal dunia karena kanker lambung. Nah, ini dia, kanker lagi yang menjadi pembunuh mengerikan. Entah itu karena makanan atau keturunan atau sebab lain, jelas saya tidak tahu. Namun, kita mesti waspada saja, dengan kemunculan kanker, jaga pola hidup, intinya jaga kesehatan secara umum, lah.

Meninggalnya BJ Habibie

Meninggalnya BJ Habibie, Pahlawan Bangsa Indonesia, Selamat Jalan Eyang

Nah, kalau tadi adalah hubungan antara saya dengan Wahyu secara personal dulu, pada hari ini juga, telah meninggal mantan Presiden RI Prof. Dr. Ing. Baharuddin Jusuf Habibie di RSPAD, Jakarta, pada pukul 18.05 WIB. Duka menyelimuti bangsa ini. Sebagai tanda berduka, maka dimohon ke seluruh elemen bangsa agar mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari sampai dengan tanggal 14 September 2019.

Hal itu tertuang dalam Surat Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, melalui surat nomor: B-1010/M.Sesneg/TU.00/09/2019 tanggal 11 September 2019. Jadi, bagi kamu yang di rumah ada tiang benderanya, atau belum ada, bolehlah dipasang bendera setengah tiang sebagai tanda duka yang mendalam. Bagaimana pun, beliau pernah memimpin bangsa ini dengan semangatnya yang luar biasa serta kecerdasannya yang tidak kalah luar biasa.

Kita Kapan?

Berita tentang teman SMP saya yang meninggal serta meninggalnya BJ Habibie kiranya menjadi suatu tanda bahwa kematian itu bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja. Kita jadi bertanya-tanya, kira-kira kita kapan ya? Apakah besok? Lusa? Sepekan lagi? Bulan depan? Tahun depan? Wa’allohu alam..

Seperti yang dikatakan oleh teman saya, bahwa kebanyakan orang itu cuma mempersiapkan hidup enak. Misalnya: rumah, kendaraan, pekerjaan, keluarga dan lain sebagainya, agar hidupnya terasa nyaman. Memang tidak salah juga sih, tetapi kalau lupa dengan urusan akhirat, maka itulah yang berat.

Mengapa orang jadi takut mati? Penyebabnya ternyata karena sudah banyak mempersiapkan dunia ini dengan hiasan yang luar biasa, tetapi lalai dalam mempersiapkan akhirat. Akhirnya, jadi takut pindah dari dunia yang nyaman ke keadaan lain yang bisa jadi jauh dari nyaman. Makanya, penyakit cinta dunia itu sangat mewabah sekarang ini. Saya? Oh, kena juga! Apalah saya yang tidak sempurna juga ini?

Persiapkan dengan Cinta

Jika kita melihat kisah hidup BJ Habibie dan istrinya, Ainun Habibie, maka kita akan dibuat kagum. Bahwa kisah hidup sepasang sejoli itu menginspirasi banyak orang untuk saling setia satu sama lain. Bertahan dengan satu orang pasangan secara halal dan legal memang tidak mudah. Aneka macam godaan bisa datang kapan saja dan dari siapa saja.

Sementara teman saya, Wahyu, meninggal dalam keadaan masih membujang. Saya juga tidak tahu kenapa sampai sekarang belum menikah, karena situasi yang menyebabkan kami memang kurang menjalin komunikasi.

Namun, apapun keadaan hidup kita, mau lama atau sebentar, kematian itu akan datang juga. Isilah hidup ini dengan cinta. Maka kematian itu akan terasa indah. Cinta kepada Allah, cinta kepada negeri akhirat yang kekal abadi. Kalau cinta dunia? Ah, lupakan saja!

Baca Juga: Awalnya Sakit Gigi Berlubang, Rupanya Malah Nyawa Melayang

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.