Bagaimanapun, sebuah bisnis itu memang bisa jadi tidak selamanya indah, tidak selamanya menguntungkan. Termasuk bisnis besar sekalipun. Seperti yang dialami Hero Supermarket. Karyawan terpaksa harus di-PHK. Bagaimana berita selengkapnya?
Efisiensi, memang tujuannya adalah agar efisien. Meskipun ada juga namanya Bus Efisiensi di Jawa. Apa yang dilakukan Hero Supermarket untuk efisiensi itu? Salah satunya dengan menutup 26 toko atau supermarketnya.
Baca Juga: Hero Supermarket Menutup 26 Toko Miliknya [Pengaruh Apa?]
Menurut Corporate Affairs General Manager PT. Hero Supermarket, Tbk, Tony Mampuk, bahwa ternyata bisnis makanan yang lebih terkena dampaknya. Mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Sedangkan bisnis lain tetap ada pertumbuhan. Mungkin ini disebabkan oleh pola belanja masyarakat yang telah berubah. Belanja makanan tidak harus ke supermarket. Apakah online? Ya, salah satunya. Dari data yang ada, sampai dengan kuartal III tahun 2018, PT. Hero Supermarket, Tbk mengalami penurunan total penjualan sebanyak satu persen. Dari awalnya Rp 9,96 milyar menjadi Rp 9,85 miliar pada tahun 2017.
Tambah Tony, 92 persen dari 532 karyawan telah mulai paham dan sadar untuk dilakukan pemutusan hubungan kerja alias (PHK) yang terdengar menyakitkan itu. Para karyawan itu telah mendapatkan yang seharusnya memang didapatkan sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 yang isinya tentang ketenagakerjaan. Berat ya terdengarnya? Akan tetapi, begitulah bisnis. Melakukan amputasi pada beberapa bagian, untuk menyelamatkan secara keseluruhan. Kalau hubungannya dengan cinta, blokir kontak saja bila hal itu lebih bagus. Hem…
Baca Juga: Betulkah Blokir Kontak Membuat Nyaman di Otak?
Mengenang Kemegahan Bisnis
PT. Hero Supermarket sebenarnya tidak cuma mengoperasikan supermarket, tetapi juga hipermarket. Yang disebutkan terakhir ini, memang ukurannya lebih besar. Kamu bisa berbelanja dengan lebih banyak barang. Meskipun kadang, bagi sebagian orang, berbelanja di supermarket itu terkesan mahal. Malah, ada pula yang mengatakan bahwa minimarket semacam Indomaret pun mahal. Kembali ditanyakan, apakah mahal itu karena tidak punya uang atau memang belum gajian? Hehe…
Sebenarnya, bisa juga dikatakan seperti itu. Mahal karena perusahaan mengharapkan keuntungan dari penjualan produk-produknya. Untuk biaya karyawan, perawatan tempat, listrik, pajak dan segala macamnya itu perlu dibayar dari keuntungan penjualan. Harga-harga bisa berbeda dengan di tempat lain. Apalagi kalau dihitung pula dari sisi konsumen, biaya bensin, parkir, dan lain-lain. Oleh karena itu, belanja online menawarkan solusi yang cukup jitu. Cukup dari rumah, tangan lincah di sana-sini mencari barang, transfer sana-sini, tahu-tahu suami marah. Barang diantar ke rumah oleh kurir pas suami datang! Waduh, kasihan ibu-ibu kalau begini. Belanja tanpa bilang dulu. 🙂
Ketika kita belanja di Hero Supermarket, maka sebenarnya kita sekaligus rekreasi juga. Tempatnya adem, nyaman, bersih, tinggi, barang-barangnya segar. Mau tahu berapa cabang dari Hero Grup? Perusahaan ini awal didirikan pada tahun 1971. Sampai dengan tanggal 30 September 2018, sudah ada 59 Giant Ekstra, 96 Giant Ekspress, 31 Hero Supermarket, 3 Giant Mart, 258 Guardian Health & Beauty dan satu toko Ikea. Lumayan banyak ya? Omzet jelas jangan ditanya. Pastinya super besar.
Kalau dipakai seperti 10 Years Challenge, antara foto tahun 1971 sampai dengan 2019 (berarti malah 48 tahun), maka hal itu tidak mungkin. Karena lebih dari 10 tahun. Namun, perusahaan ini termasuk tangguh karena mampu bertahan sampai hampir setengah abad. Meskipun dilanda perubahan kondisi bisnis, sampai harus menutup 26 toko, tetapi toh Hero Supermarket secara umum tetap bertahan.