Cara Mendidik Anak Untuk Disiplin Justru Bukan dengan Teriak, Tapi dengan …?

Cara Mendidik Anak Untuk Disiplin Justru Bukan dengan Teriak, Tapi dengan …?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Sebuah kisah nyata tentang cara mendidik anak menggunakan kekerasan dalam perkataan. Anak yang sering mendengar kata-kata seperti “Goblok”, justru bisa belanja ke Glodok, eh, tidak nyambung. Maksudnya meniru kata-kata kasar semacam itu dalam kesehariannya. Lho, kok?

Sebagai pasangan laki-laki dan perempuan, dalam hal ini suami dan istri, memang melahirkan anak. Mempunyai anak, kadang menjadi kebahagiaan bagi suami dan istri tersebut. Bahkan, pasangan yang sudah punya anak, bisa jadi membully yang belum punya. Waduh, parah juga itu ya! Padahal, anak adalah karunia dan rezeki dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah yang tentukan siapa saja yang punya anak itu.

Meskipun belum punya anak, tetapi bisa tetap mulia lho! Contohnya saja istri Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, Aisyah Radhiyallohu anha. Beliau tidak mempunyai anak, tetapi namanya tetap mulia di hati kaum muslimin karena masuk ke dalam Ummul Mukminin, ibunya orang-orang beriman. Jadi, jangan risau bila belum dikaruniai anak, meskipun ada yang memperpanjang sebutan jomblo itu termasuk pasangan suami istri yang belum punya keturunan. Hadeh…

Disiplin Pada Anak

Mendidik Anak Tetap Harus dengan Cara yang Menyenangkan Bagi Mereka

Memang, orang tua selalu berharap agar anaknya bisa menjadi sukses di masa depan. Mana ada sih anak yang kecil terus badannya? Kecuali si anak itu sudah meninggal waktu kecil, maka memang kecil terus. Namun, secara umum dan alamiah, ketika sudah besar, maka orang tua menginginkan anak lebih baik dan berhasil daripada orang tuanya sendiri.

Cara mendidik anak agar disiplin dan mandiri sekalian memang tidak gampang. Tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi kalau tangannya itu kapalan. Lho kok bisa? Ya, jelaslah, karena tangan kapalan itu pertanda lebih keras dan kasar. Memang begitulah kehidupan, kadang terasa keras dan kasar. Waow…

Ketika anak terlihat tidak disiplin berulang-ulang, wajarlah menyebabkan orang tuanya jadi jengkel. Kalau sudah jengkel, apalagi ditambah dengan makan jengkol, bisa melahirkan suatu kekerasan fisik yang menimpa anak.

Kekerasan yang diterima tubuh anak seperti memukul, mencubit, menendang, memakai ikat pinggang jelas bukan merupakan cara yang tepat agar anak itu bisa berdisiplin. Sebagai orang tua mesti ingat bahwa tujuan atau cara mendidik anak adalah memberikan pelajaran yang mana sih yang salah dan mana sih mesti dilakukan.

Tanggapan Psikolog Anak Tentang Cara Mendidik Anak

Meskipun Mungkin Terlihat Terlambat, Tapi Keceriaan Anak Tetaplah Terlihat

Seorang psikolog anak yang bernama Rayi Tanjung Sari mengatakan, “Semua hukuman fisik itu tidak boleh dilakukan. Dengan memukul kita mengajarkan bahwa kekerasan fisik adalah hal yang diperbolehkan. Nanti dia akan mencontoh.” Hal itu dikatakannya saat diskusi dalam acara Orami Community di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

Terus, apa cuma kekerasan fisik saja Bu Rayi? Ternyata tidak juga, bahkan berteriak ketika memarahi anak itu sangat perlu untuk dihindari. Efek buruknya bisa memicu emosi negatif yang akan muncul pada anak.

Kesabaran dan empati dalam cara mendidik anak memang diperlukan sekali untuk dapat memahami perspektif si Kecil. Setelah itu, membimbing anak tersebut menuju ke arah yang lebih baik.

Anak yang melihat orang tuanya berteriak atau memukulnya malah bisa menimbulkan dampak berupa pengalaman buruk. Tidak cuma pengalaman buruk, anak malah tanpa bisa memahami apa kesalahannya?

Lalu, apa sih kunci cara mendidik anak agar disiplin, mandiri, bertanggung jawab dan cerdas sekalian? Rayi memberikan penekanan bahwa kunci untuk menerapkan disiplin ke diri seorang anak adalah komunikasi yang positif.

“Kita enggak bisa kasih peraturan tiba-tiba kalau kita tidak bangun komunikasi dulu,” begitu kata Rayi.

Psikolog ini juga menyarankan orangtua agar bisa berintrospeksi diri terlebih dahulu. Apakah hubungan komunikasi yang baik dengan anak sudah terjalin sehingga dapat memberikan pemahaman kepada si Kecil?

Tanpa adanya komunikasi yang baik bagi si Kecil, menurut Rayi, justru nantinya akan lebih cenderung mengalami kemunduran. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk tidak berfokus hanya pada memberikan hukuman, tetapi lebih kepada memberikan disiplin dengan empati.

Baca Juga: Hubungan Antara Dampak Rokok dengan Berita Balita Memeluk Jenazah Ayahnya

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.