Bicara Tentang Kucing Lucu

Bicara Tentang Kucing Lucu

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Kalau terlalu besar itu malah mengerikan. Kalau kecil itu menggemaskan. Itulah kucing. Bandingkan kalau yang besar itu namanya macan. Mau dipelihara di rumah? Kecuali istri yang termasuk macan, alias manis dan cantik.

Kucing lucu. Biasa orang mengenalnya. Dari seluruh tubuhnya, memang lucu dan gemes banget waktu kita pegang. Terutama kucing yang masih anak-anak. Mereka masih suka main-main. Misalnya dengan lidi. Digoyang-goyangkan sedikit, kaki-kaki depannya akan menyentuh, bahkan mengejar lidi itu kalau kita jauhkan.

Namanya kucing lucu, warnanya pun semarak. Yang sering saya lihat, warnanya itu coklat. Ada unsur hitam-hitamnya sedikit. Selain itu, dari video-video di internet, seringnya warna oranye. Nah, kucing jenis ini polah-tingkahnya lebih “nakal” daripada yang coklat.

Melembutkan Perasaan

kucing-lucu-1

Menurut penelitian yang belum pernah saya lakukan, apalagi terhadap 1.000 orang, kucing lucu itu bisa lho membawa perasaan kita jadi lebih enak. Ini mungkin lebih cocoknya bagi yang jomblo. Misalnya, dia pulang kerja. Mungkin dimarahi bosnya. Bisa jadi, selama 30 tahun bekerja, bosnya tidak pernah marah. Waktu si jomblo itu melakukan kesalahan, eh, rasa marah yang terpendam sekian puluh tahun ditumpahkan semuanya dari si bos yang mulia. Nyesek nggak tuh? Bikin jengkel nggak tuh?

Rasa marah juga, malu, stres, pokoknya campur-campur macam tukang jamu yang baru saja lewat di depan rumahku, dapat mendatangkan penyakit apabila tidak disalurkan dengan baik. Terlebih dia belum menemukan pasangan hidup. Belum menemukan tambatan hati. Belum mendapatkan tulang rusuk yang hilang. Akhirnya karena tulang rusuk, hati serasa tambah ditusuk-tusuk. Toko yang bagus itu yang punya plang “Silakan Masuk”! Walah, tidak nyambung.

Untunglah jika dia punya peliharaan. Seperti kucing lucu itu tadi. Mungkin kucing itu habis pergi dari suatu tempat. Datang ke situ untuk meminta makan dan bertemu dengan majikannya. Melihat kucing itu, mengelus-elus kepalanya, eh, kok seketika perasaan jadi enak ya? Begitu juga sang kucing. Si majikan pun lebih nyaman perasaan. Emosi negatif pun tidak jadi muncul. Berganti menjadi perasaan enak. Itulah gunanya ada sang kucing yang dipelihara oleh si majikan. Ini contoh pemakaian “si” dan “sang” yang salah, hehe..

Suara Meong Kucing

Saya pernah menonton sebuah video yang ditayangkan oleh seorang dokter hewan. Menurutnya, suara meong kucing lucu itu bisa bermacam-macam arti lho. Ada yang bermakna dia hanya ingin menyapa majikannya. Ada yang artinya lapar, haus, mengantuk. Namun, yang perlu dipahami, kucing mengeong itu hanya untuk manusia. Untuk kucing lain, ternyata bukan mengeong istilahnya. Bandingkan ketika kucing berkelahi. Nada suaranya berbeda dengan eongan.

Suara meong kucing lucu juga bermakna kemanjaan. Maksudnya, kucing itu ingin bermanja-manja dengan tuannya. Seperti dulu, waktu saya masih tinggal bersama orang tua. Ada kucing putih di rumah. Ketika saya berbaring atau rebahan sambil menonton TV, dia datang dan tidur di atas dada dan perut saya. Begitu lembutnya. Padahal harusnya saya tahu bahwa rambut-rambutnya bisa dengan mudah masuk ke hidung saya. Namun, karena keasyikan dan tidak ingin mengganggu kucing tersebut, saya pun membiarkannya. Mungkin sekarang dia sudah meninggal dunia.

Dua Jenis Kucing

Membaca blog dengan link artikel http://miensumintarsih.blogspot.com/2021/12/edukasi-dari-emak-kucing.html tentang dua jenis kucing, yaitu: kucing yang boleh tinggal di rumah dan kucing yang harus tinggal di rumah.

Saya baru tahu ternyata ada dua jenis kucing tersebut. Yang boleh tinggal adalah bisa kucing dari luar, kita beri makan, lalu dia nyaman tinggal di rumah kita. Sedangkan yang harus tinggal di rumah, biasanya kucing mahal. Seperti kucing persia begitu ya? Jika kucing mahal sampai berkeliaran di luar rumah, khawatirnya nanti diambil orang. Kan rugi, sudah membeli mahal-mahal, eh, hilang begitu saja.

Jika kucing yang harusnya tinggal di rumah, tetapi dia tidak mau tinggal di rumah, mungkin solusinya, suruh ngekost saja! Mungkin itu lebih baik, daripada tersiksa batinnya di rumah kita, betul tidak?

Beruntung Ada Kucing

kucing-lucu-2

Saya pernah berpikir begini, Alhamdulillah, Allah menciptakan kucing. Kalau kita melihat macan atau harimau, betapa ngerinya. Badannya yang besar, kekar, dan larinya pun cepat. Binatang itu tidak segan-segan untuk memakan manusia. Sementara manusia pun sebenarnya bisa kok memakan macan, tetapi dalam bentuk Biskuat! Setelah makan, jadi “Biskuat, Sekuat Macan, Haummmmm..!!!”

Kucing lucu juga merupakan makhluk Allah yang sangat indah. Rambutnya yang berwarna-warni. Mukanya yang bagus dan indah juga. Kesukaannya yang rebahan, di sembarang tempat di dalam rumah, selalu menggoda untuk kita elus-elus.

Melihatnya mandi, kucing menjilat-jilati badannya sendiri, itu juga suatu pemandangan yang menyejukkan mata. Betapa kucing itu binatang yang mandiri. Dia tidak perlu mandi bawa air. Coba kita mandinya model begitu. Cuma jilat-jilat badan. Mungkin badan kita belum tentu bersih, air liur sudah habis, tambah bau naga lagi, hehe..

Bagi yang punya kucing, harus dirawat dengan baik. Cukup banyak kesempatan pula saya pelihara kucing. Ada yang bagus sifatnya, ada yang jelek. Yang bagus itu penurut, tidak nakal, dan yang lebih utama, tidak suka mencuri. Apalagi jika saya menaruh ikan goreng di meja makan, tertutup pula, kucing yang jelek itu yang membuka tutup saji, lalu mengambil makanan di dalamnya. Tanpa izin lagi!

Kucing yang jelek itu juga sukanya beol sembarangan. Keluarga saya pernah memiliki kucing yang suka buang kotoran di belakang pintu kamar mandi. Atau kucing yang tidak bagus itu punya penyakit. Pernah ada kucing yang sakit, lehernya bengkak sampai bernanah. Dibuang oleh ibu saya ke pasar, ternyata dia balik lagi. Entahlah kok bisa balik lagi? Apakah dia pakai Google Maps?

Kucing yang sakit itu sebenarnya perlu untuk diobati. Namun, siapa sih yang sempat-sempatnya membawa hewan ke dokter? Biasanya dibiarkan saja, tunggu dia mati atau sembuh sendiri. Kucing sakit biasanya ditandai dengan tidak mau makan sama sekali. Sukanya berguling-guling saja di tanah. Alhamdulillah, dulu pernah ada kucing saya sakit, akhirnya sembuh sendiri. Mau makan lagi.

Sekarang di rumah saya tidak ada kucing. Yang terakhir adalah kucing yang hamil. Dia sudah beranak. Namun, sekarang saya tidak tahu dia di mana? Mau ditelepon juga, tidak ada hapenya. Akhirnya saya berharap dia baik-baik saja di tempat lain. Kalau toh sudah mati, semoga matinya juga baik.

Begitu saja cerita tentang kucing, inspirasi dari blog http://miensumintarsih.blogspot.com/2021/12/edukasi-dari-emak-kucing.html.

Yuk, kita jaga kucing-kucing yang ada di rumah. Jangan disiksa, sebab itu ancamannya neraka! Saya sering merasa kasihan kalau ada kucing yang disiksa. Dibanting, dipukul, dipotong ekornya, hingga diinjak. Subhanallah, salah apakah kucing itu? Padahal jika dia datang ke rumah kita untuk mencari makan, maka itu bisa jadi Allah ingin kita berbagi. Memberikan sebagian rezeki yang diterima Allah kepada makhluk lain. Siapa tahu, dari situ, rezeki kita makin meningkat ‘kan? Apalagi kucing termasuk hewan kesayangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Jangan juga dikurung tanpa diberikan makanan sama sekali. Jika tidak mau dikasih makan, biarkan saja dia cari makan sendiri. Mungkin yah, jika kucing lucu itu tidak mau makan di rumah kita, paling tidak kasihkan uang saja, biar dia beli sendiri!

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

6 Comments

  1. Waaw m mantab tulisan Pak Rizky selalu menggelitik. Setuju.. kasih makan kucing yang datang ke rumah kita, boleh jadi rijki yg kita dapat ada hak u kucing tang datang ke rumah kita. Allah beri kesrmoaran pada kita untuk berbagi .

  2. Alhamdulillah, Terima kasih, tulisan sy di-pantun bale. Sempat deg-degan. Hehe….. Ulasan ringan dan menghibur. Terima kasih Pak.

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.