Etika Menginap di Rumah Orang Lain

Etika Menginap di Rumah Orang Lain

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Kebutuhan akan rumah termasuk kebutuhan primer. Meskipun ada pula yang punya rumah mewah bukan karena primer, melainkan lebih untuk pamer.

Rumah disebut juga dengan papan. Walaupun, tidak harus betul-betul papan untuk jadi rumah. Orang yang merendah, akan menyebut rumahnya dengan sebutan “gubug”. Kalau rumah besar itu saja disebut gubug, lalu yang benar-benar gubug seperti apa ya?

Walaupun kita punya rumah sendiri, tetapi ada kalanya perlu menginap di rumah orang lain. Mungkin itu menginap di rumah saudara, keluarga jauh, teman, pacar (eh), atasan, dan lain sebagainya. Bisa jadi karena ada keperluan yang mendesak atau jika kita kembali sangatlah jauh, maka menginap di rumah orang lain adalah solusi yang tepat.

Saya sendiri pernah menginap di rumah atasan saya. Ketika itu, rumahnya ada di Kendari, sedangkan rumah saya ada di Kabupaten Bombana. Antara Kendari dengan Bombana sekitar 3-4 jam perjalanan darat. Boleh pakai mobil maupun motor. Sangat tidak disarankan naik sepeda, kecuali sepedanya ditaruh di bak truk dan kamu naik di atas sepeda itu.

Menginap di rumah orang lain pada dasarnya memang tidak sama di rumah sendiri. Meskipun berbeda, jangan dibanding-bandingkan ya! Contohnya, orang lain yang punya rumah itu banyak pintunya, sementara rumah kita sendiri pintunya cuma dua, yaitu: pintu masuk/keluar dan pintu WC.

Ketik menginap di rumah orang lain memang betul-betul harus kita lakukan, maka mesti ada etika. Mesti ada hal-hal tidak tertulis yang disepakati bersama. Soalnya, kalau tidak ada etika semacam itu, manusia akan jadi mirip hewan seperti kucing. Tiba-tiba tanpa permisi dan dipersilakan, kucing langsung masuk mengambil ikan yang tersaji di meja makan.

Masa kita mau seperti itu? Tiba-tiba masuk rumah, lalu mengambil ikan? Jangan dilakukan, karena siapa tahu kita lihat kucing melakukan hal yang sama. Nanti bingung, yang mana kucing, ikan, dan orang? Halah..

Baik, sepanjang ini baru masuk ke intinya. Apa saja itu? Saya akan tuliskan, tidak perlu banyak-banyak kok. Etika menginap di rumah orang lain berlaku untuk semua jenis rumah, kecuali rumah sakit atau malah rumah tahanan. Kan keduanya disebut dengan “rumah” juga toh?

Pastikan

Etika menginap di rumah orang lain yang pertama adalah memastikan. Lho, memastikan apa? Pastikan bahwa tempat kita menginap itu benar-benar rumah yang sudah jadi. Tidak nyaman toh kalau rumah orang lain tersebut rupanya masih berbentuk tenda. Apalagi dianya memang sedang kemah.

Selanjutnya adalah pastikan pula tuan rumahnya ada. Jangan ketika kosong rumahnya, lalu kita menginap di situ. Atau rumah yang dari dulu memang kosong. Itu bukan disebut dengan etika menginap di rumah orang lain, melainkan etika menginap di rumah makhluk lain. Serem lho!

Dapatkan

Setelah memastikan bahwa tempat yang mau kita menginap itu adalah betul-betul berwujud rumah betulan, bukan rumah permainan monopoli, maka berikutnya yang harus kita dapatkan adalah izin. Jangan sampai pas kita mau menginap, eh, tuan rumah tidak mengizinkan. Jangan sampai pula saat kita tidak dapat izin, terus bilang ke tuan rumah, “Lha bapak sendiri tinggal di rumah bapak sendiri, sudah ada izinnya belum?” Jangan ya, cari perkara saja.

Bawakan

Agar berkesan bagi si tuan rumah, bawakan oleh-oleh untuk dia. Tidak harus oleh-oleh yang mahal, seperti emas batangan. Soalnya, harga emasnya itu malah lebih tinggi daripada rumah yang mau kita inap.

Kita bisa bertanya kepada si tuan rumah, kira-kira mereka suka makanan apa sih? Makanan favorit mereka apa? Begitu kita tahu, kita bisa langsung membawakannya. Meskipun makanan favorit, tidak harus bawa banyak ya! Atau lebih parah lagi, bukan bawa makanan favorit, malah si tukang masaknya dijadikan oleh-oleh di situ. Kan jadi aneh.

Masih di poin ini, usahakan memang membawa peralatan mandi sendiri, seperti: handuk, pasta gigi, sikat gigi, sabun, sampo, dan sebagainya. Tidak perlu sampai bawa bak mandinya dari rumah, atau bahkan ember sendiri. Selain terlalu repot, membawa bak mandi sendiri bukan jadi mandi bersih, malah mandi keringat. Masa mandi keringat begitu, langsung pakai sabun?

Makan Makanan

Sebagai tamu, tentunya tuan rumah ingin menyenangkanmu, termasuk ketika kita bermalam di rumahnya. Salah satu cara menyenangkannya adalah menghidangkan makanan untuk kita.

Oleh karena kita tamu, belum tentu makanan yang disuguhkan itu cocok dengan lidah kita. Cocok dengan selera kita. Malah itu selera si tuan rumah. Jadi, bagaimana dong? Ya, setidaknya tetap kita menyantap makanan tersebut, walaupun cuma sedikit. Tapi, juga jangan terlalu sedikit. Masa tuan rumah menghidangkan nasi goreng, kita tidak suka nasi goreng, hanya mengambil nasinya sebutir?

Sikap

Mungkin saja tuan rumah punya keluarga. Entah itu suami atau istrinya, anak-anaknya, keponakan, paman, bibi, kakek, nenek, selingkuhan (eh), dan kerabat lain.

Sikap kita sebagai tamu atau yang menginap di situ adalah tetap ramah dan baik ke semua penghuninya. Perbanyak senyum, menyapa, bertanya basa-basi, menawarkan bantuan jika memang diminta, dan sikap baik lainnya.

Etika menginap di rumah orang lain seperti ini akan membuat tuan rumah merasa senang. Mereka juga jadi lebih nyaman karena kita sebagai tamu tidak rewel. Yee, memangnya bayi, pakai rewel segala?

Usahakan

Walaupun namanya etika menginap di rumah orang lain, tetaplah diusahakan jangan terlalu lama. Kita juga mesti menghargai privasi tuan rumah. Mungkin mereka butuh juga ketenangan tanpa kehadiran kita lagi. Atau tingkah kita mulai menyebalkan sehingga dalam hatinya ingin mengusir kita.

Pertahankan

Itulah beberapa etika menginap di rumah orang lain. Sikap-sikap yang baik kepada tuan rumah dan keluarga yang ikut tinggal, perlu dipertahankan di manapun berada. Sebab, yang namanya karakter itu memang selalu melekat dalam diri kita.

Jika kita pandai menerapkan etika menginap di rumah orang lain, siapa tahu, siapa tahu lho ya, kita akan dikasih rumah baru oleh si tuan rumah. Ya ‘kan? Siapa tahu lho!

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.