Ucapan yang Tak Pantas

Ucapan yang Tak Pantas

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Pagi ini, Aisy seperti biasa ada jadwal mengajar. Dimulai dari jam 7 pagi, dia sudah harus absen di mesin sidik jari. Menempelkan jempol kanan ke alat tersebut dan langsung terbaca namanya serta jam berapa masuk.

Aisy memang berusaha untuk berdisiplin. Apalagi jika terlambat, akan ada hukumannya. Aisy tidak mau hal itu terjadi. Sebab, honornya kecil untuk mengajar di sekolah tersebut, tambah dipotong lagi. Aduh, pasti tambah menderita nantinya.

Yang lalu, Aisy mengajar SD. Kini dia mengajar SMA. Mengambil pelajaran Bahasa Indonesia. Sebenarnya, dia tidak belajar secara khusus pelajaran tersebut. Hanya, dia memang ditempatkan sebagai guru SMA sekarang. Menggantikan guru sebelumnya yang dipindahkan ke SMP. Eh, dengar-dengar kabar, guru sebelumnya itu malah sudah tidak mengajar lagi.

Bagi Aisy, mengajar memang mendatangkan kesenangan tersendiri. Menghadapi anak-anak dengan berbagai corak dan sifat bisa mendewasakan Aisy. Sebagai cewek, dia memang berharap mendapatkan suami yang saleh. Namun, kapan hal itu akan terwujud? Dia sendiri tidak tahu. Sebelum hal itu terjadi, dia ingin lebih dewasa dan mandiri tentunya. Meskipun yah, dia masih tinggal dengan orang tuanya.

Godaan sebagai seorang cewek memang berat. Apalagi dia sudah berhijab lebar, besar, bahkan bercadar. Dia harus konsisten dengan cadarnya sendiri. Jangan sampai dilepas di depan laki-laki yang bukan mahrom, jangan juga ditanggalkan.

Mengagetkan

Dia naik ke lantai dua. Kelasnya memang ada di sana. Menapaki langkah satu demi satu sambil mengumamkan dzikir. Itulah kesukaannya. Agar hatinya selalu ingat dengan Allah.

Aisy ini memang luar biasa sebagai seorang muslimah. Tiap-tiap status WA-nya selalu tentang dakwah. Kalau bukan, tentang info dari sekolah atau organisasi dakwah yang diikutinya. Dia senang berada di organisasi dakwah tersebut. Mengabdikan diri kepada Allah, sambil terus berusaha menjadi orang baik. Selain itu, kalau bisa, dapat suami juga dari situ. Hem, siapa yang mau sama dia ya?

Memulai pelajaran dengan salam dan doa. Namun, pagi ini dia mendapatkan kejutan. Kalau kejutan bagus sih masih mending. Tapi ini kejutan jelek dan sama sekali tidak pantas diucapkan oleh seorang murid. Saat dia mengucapkan, “Assalamu’alaikum…”

Rupanya, ada seorang murid yang berinisial D menjawab, “Wa’alaikum sayang…”

Wuih, betapa jengkel dan marahnya Aisy! Salamnya yang berupa untaian doa justru dijawab sembarangan oleh muridnya sendiri. Dia tidak tahu, bahwa yang dihadapinya ini Aisy. Memang tidak langsung mengamuk atau sampai bicara kotor, tetapi dia simpan saja pembalasannya.

Dia sampaikan kejadian tersebut kepada temannya. Istri pimpinan sekolah. Dari situ, disampaikan pula ke pimpinan sekolah. Alhasil, murid tersebut diberikan Surat Peringatan. Langsung SP2, tanpa babibu lagi SP 1, apalagi SP7. Walah, bagaimana urutannya itu?

Tetap Semangat

Meskipun ada kejadian seperti itu, Aisy tetap bersemangat untuk mengajar besok, besok, dan besoknya lagi. Sebab, kesukaannya memang di bidang itu. Dia anggap mengajar seperti itu bagaikan mengajar anak-anaknya sendiri, suatu saat nanti. Tapi kapan? Lagi dan lagi, dia sendiri tidak tahu. Yang jelas, sudah banyak temannya yang sudah menanggalkan status lajangnya. Tetap dia berprasangka baik kepada Allah. Kapan? Dengan siapa? Ah, capek pikirannya kalau memikirkan itu terus.

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.