Pil Aborsi Disetujui di Jepang, Bakal Dijual Secara Bebas

Pil Aborsi Disetujui di Jepang, Bakal Dijual Secara Bebas

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Mendengar kata “aborsi”, pasti yang terbayang adalah pembunuhan bayi yang ada di dalam rahim ibunya. Nah, bagaimana jika ternyata ada pil aborsi yang bisa membantu mewujudkan aborsi itu? Simak tulisan ini ya!

Negara Jepang bakal menyetujui adanya pil aborsi untuk pertama kalinya tersebut. Selama ini, aborsi ‘kan memang hanya lewat operasi, ya ‘kan?

Namanya “Mefeego”

Pil aborsi buatan Jepang tersebut bernama “Mefeego”. Tidak usah tanya artinya apa dalam bahasa Jawa ya, pusing soalnya.

Diambil dari Mainichi pada Minggu (23/4/2023), pil aborsi tersebut dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Inggris yang bernama Linepharma International Ltd. Pil ini diharapkan dapat menjadi pilihan baru yang dapat meringankan tekanan pada perempuan. Biasanya sih, ketika aborsi, muncul tekanan fisik dan mental pada wanita.

Pil aborsi tersebut disetujui oleh Subkomite farmasi di Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang. Hal itu dilakukan setelah mengumpulkan opini publik. Keputusan ini dilakukan secara hati-hati. Soalnya, ada kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping dan harganya.

Pada awalnya, pertemuan dijadwalkan pada akhir Maret 2023. Namun, terpaksa ditunda setelah kementerian menerima sekitar 12.000 komentar publik yang setuju dengan obat tersebut.

Efeknya, pil aborsi ini dapat menghentikan kehamilan dengan usia 63 hari atau sembilan minggu. Lho, kok bisa? Iya bisa dong karena terbuat dari kombinasi mifepristone (yang menghambat hormon kehamilan, dan misoprostol). Jadi, pil ini bisa merangsang kontraksi rahim.

Berdasarkan uji klinis domestik pada 120 wanita yang memilih untuk aborsi, ternyata 93 persen dari mereka berhasil menghentikan kehamilan, lho! Itupun dalam waktu 24 jam setelah konsumsi.

Efeknya bagaimana? Oh, 59 persen dari mereka menunjukkan gejala seperti sakit perut atau muntah. Akan tetapi, gejalanya tergolong ringan atau sedang. Oh, begitu ya? Dari angka tersebut, ditemukan ada empat kasus dengan gejala parah. Gejalanya adalah perdarahan berlebih dan infeksi bakteri.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan obat tersebut ke dalam daftar obat esensial untuk aborsi. Menurut Linepharma, obat ini tersedia di 80 negara, Indonesia ada apa tidak ya? Sedangkan, menurut data Kementerian Kesehatan Jepang, ada 126.174 kasus aborsi pada tahun 2021. Lumayan banyak, lah. Itu sebagian berdasarkan prinsip: Mau enaknya, nggak mau anaknya. Bagaimana tanggapan kamu? Tulis di kolom komentar ya!

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.