Dimulai dari Keteraturan: Materi Teks Prosedur Kelas XI Kurikulum 2013

Dimulai dari Keteraturan: Materi Teks Prosedur Kelas XI Kurikulum 2013

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas materi teks prosedur kelas XI kurikulum 2013. Apakah sebenarnya teks prosedur itu? Dan, bagaimana pula cara kerjanya?

Membahas materi teks prosedur kelas XI kurikulum 2013 memang pada dasarnya menarik. Ya, menarik sehingga mendorong untuk mempelajarinya. Prosedur itu pastilah sudah pernah kita dengar? Beda prosedur, beda pula produser. Hanya dibolak-balik, tetapi artinya memang tidak sama.

Keteraturan Hidup

keteraturan-hidup-materi-teks-prosedur-kelas-xi-sma

Hidup manusia itu memang serba teratur pada dasarnya. Kita bisa lihat keteraturan itu dari segi penciptaan manusia. Dari sel sperma bertemu dengan sel ovum di suatu tempat yang bernama rahim, terjadilah hasil pertemuan empat mata mereka. Hehe..

Janin pun mulai tumbuh. Hitungan hari, bulan, tetapi tidak sampai tahunan kok! Kira-kira dalam waktu sembilan bulan sepuluh hari, bukan sepuluh bulan sembilan hari, manusia baru dilahirkan ke muka bumi ini dalam bentuk bayi.

Begitu seterusnya, dari bayi menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, lalu menjadi tua dan meninggal dunia. Proses itu sudah sangat teratur dan siapa lagi yang bisa mengaturnya sebaik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, ya ‘kan?

Makanya itu, teks prosedur memang menyajikan keteraturan. Contohnya: membuat kopi. Tidak mungkin ‘kan dimulai dulu dari meminum kopi, lalu menyiapkan bubuk kopi, gula dan air panas. Terakhir, pakai cangkir. Jangan dibolak-balik.

Adanya teks prosedur juga menjadi langkah yang jelas dan pasti bagi orang yang pertama kali menggunakannya. Contohnya: beli sepeda motor baru. Pasti ketika kita ke dealer, kita akan diberikan buku panduan. Cara mengendarai, tombol-tombol yang ada, perawatan, hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh, seperti itu.

Adanya buku manual atau panduan dengan isinya teks prosedur itu semestinya diperhatikan oleh setiap pengendara sepeda motor. Tujuannya apa sih? Tidak lain dan tidak bukan adalah keselamatan pengendara itu sendiri, bisa juga berdua sih. Bukankah kalau dia selamat, orang lain sesama pengendara juga ikut selamat?

Sebaliknya, kalau si pengendara ugal-ugalan, maka bisa mengancam orang lain. Ada yang berkata bahwa ugal-ugalan itu artinya pura-pura ugal. Mirip dengan mobil-mobilan atau rumah-rumahan. Hehe..

Kita akan bahas lebih dalam lagi tentang materi teks prosedur kelas 11 SMA IT Al-Wahdah. Bombana. Dan, kita juga akan membahas satu persatu tugas dari kalian. Apabila ada yang masih kurang atau salah, itu wajar. Dimaklumi saja. Namanya belajar, pastilah tidak akan langsung sempurna. Oke?

Tugas kali ini, setiap murid atau santri membuat dua buah teks prosedur. Lalu, yang ketiga adalah membuat cerita fiktif, boleh juga nyata, justru akan lebih bagus, tentang orang yang mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Meskipun awalnya disampaikan secara lisan, tetapi ketika sudah ditulis, maka itu akan menjadi teks prosedur juga.

Baik, kita mulai dari peserta audisi pertama. Halah..

Firdha Alimuddin

Cara Mudah Membuat Slime

Slime adalah salah satu mainan favorit untuk anak-anak yang dapat kita beli di toko mainan. Tapi sebenarnya kita juga bisa membuat slime sendiri di rumah, berikut ini adalah caranya :

Alat dan Bahan:

● 1 botol slime activator yang bisa diperoleh di toko terdekat.

● 1 botol cusson baby oil.Pewarna makanan (warna sesuai dengan selera yang kamu inginkan).

● 1 botol lem povinalSendok dan piring.

Cara Membuat :

1.Campur lem povinal dengan pewarna makanan dalam sebuah wadah sampai warnanya merata. 2.Setelah tercampur, selanjutnya tambahkan slime actovator kedalam wadah tersebut dengan menuangkannya sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai campuran membentuk gel dan tidak lengket di wadah. 3.Selanjutnya tambahkan cusson baby oil agar slime tidak lengket pada saat kita sentuh. 4.Slime siap untuk digunakan.

Ulasan saya:

Baik, sudah lumayan lengkap untuk teks prosedur pertama dari Firdha ini. Mari kita bahas!

Secara umum, teks prosedur tersebut sudah bagus. Meskipun saya sendiri juga belum pernah mencobanya. Baru tahu juga ada mainan seperti slime. Sepertinya, saat kecil, saya belum main slime. Kan tidak mungkin saya kembali ke masa lalu untuk bermain itu, ya ‘kan?

Ada beberapa revisi untuk tulisan Firdha ini.

Cara Mudah Membuat Slime (judul sudah tepat, diawali dengan huruf kapital atau huruf besar dan sama sekali tidak menggunakan tanda baca).

Slime adalah salah satu mainan favorit untuk anak-anak yang dapat kita beli di toko mainan. Namun, (kalau di awal kalimat, gunakan “namun” atau “akan tetapi”, lalu berikan tanda koma) sebenarnya kita juga bisa membuat slime sendiri di rumah, berikut ini adalah caranya: (antara kata dengan titik dua, jangan dipisah atau diberikan spasi)

Alat dan Bahan:

● 1 botol slime activator yang bisa diperoleh di toko terdekat.

● 1 botol cusson baby oil. (Di sini, titik lalu spasi, baru huruf besar untuk kalimat baru). Pewarna makanan (warna sesuai dengan selera yang kamu inginkan).

● 1 botol lem povinal, (kurang tanda koma) sendok, (tanda koma lagi) dan piring.

Cara Membuat: (Ingat, kata disambung titik dua, jangan diberikan spasi!)

1. Campur lem povinal dengan pewarna makanan ke dalam (perlu ditambahi dengan “ke” agar menjadi petunjuk atau arah penempatan) sebuah wadah sampai warnanya merata.

2. Setelah tercampur, (kata “selanjutnya” dihilangkan saja karena terkesan mubazir, karena di awal kalimat sudah memakai kata “setelah”) tambahkan slime actovator (actovator atau activator ini?) ke dalam (“ke” dengan “dalam” harus dipisah karena “ke” di situ adalah kata depan, bukan imbuhan) wadah tersebut dengan menuangkannya sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai campuran membentuk gel dan tidak lengket di wadah.

3. Selanjutnya tambahkan cusson baby oil agar slime tidak lengket pada saat kita sentuh.

4. Slime siap untuk digunakan.

Oke, begitu revisi atau perbaikan dari saya untuk tugas pertama ini. Lanjut dengan teks prosedur lainnya dari Firdha:

Cara Membuat Telur Mata Sapi

Telur adalah makanan yang hampir setiap hari kita makan. Selain enak, cara pengolahannya pun mudah.Berikut adalah cara membuat telur mata sapi.

Bahan:

●Telur ayam (1 butir)

●Garam dapur (Secukupnya)

●Mentega atau minyak goreng (Secukupnya)

Cara Pembuatan Telur Mata Sapi:

1.Nyalakan api dengan ukuran sedang.

2.Letakkan wajan atau teflon diatas kompor.

3.Kemudian masukkan mentega atau minyak goreng lalu tungga hingga meleleh dan panas.

4.Pecahkan telur dan tuangkan isi telur kedalam wajan.

5.Tambahkan garam secukupnya.

6.Balik telur menggunakan spatula agar telur matang sempurna.

7.Jika telur sudah matang, angkat lalu tiriskan sebentar.

8.Letakkan telur diatas dipiring, dan telur mata sapi siap dihidangkan.

Ulasan saya:

Kasihan sebenarnya ayam ya? Sudah bertelur capek-capek, begitu sudah dimasak, eh, namanya telur mata sapi! Padahal, sapi ‘kan tidak bertelur.

Makanan semacam telur mata sapi ini memang menjadi menu yang praktis, enak dan cukup memberikan energi, apalagi jika diramu dengan energi cinta dari istri ke suami dan anak-anaknya saat sarapan pagi. Cieh, cieh..

Analisis dari saya begini:

Cara Membuat Telur Mata Sapi (judul sudah benar, dengan huruf besar di depan dan tanpa tanda baca)

Telur adalah makanan yang hampir setiap hari kita makan. Selain enak, cara pengolahannya pun mudah. (Setelah titik, perlu diberi spasi). Berikut adalah cara membuat telur mata sapi: (perlu dipakai tanda titik dua sebagai tanda perincian sesuatu).

Bahan:

●Telur ayam (1 butir). >> Jangan lupakan titik di akhir kalimat ya!

●Garam dapur (secukupnya). >> Untuk kata “secukupnya” pakai huruf kecil saja karena pada kata sebelumnya tidak ada titik, memulai kurung buka, tidak selalu harus dengan huruf besar).

●Mentega atau minyak goreng (secukupnya).

Cara Pembuatan Telur Mata Sapi:

1. Nyalakan api dengan ukuran sedang.

2. Letakkan wajan atau teflon diatas kompor.

3. Kemudian masukkan mentega atau minyak goreng lalu tungga hingga meleleh dan panas.

4. Pecahkan telur dan tuangkan isi telur ke dalam wajan. (“Ke” dan “dalam” mesti dipisah karena “ke” merupakan kata depan untuk “dalam”).

5. Tambahkan garam secukupnya.

6. Balik telur menggunakan spatula agar telur matang sempurna.

7. Jika telur sudah matang, angkat lalu tiriskan sebentar.

8. Letakkan telur di atas piring (kata-katanya menjadi “di atas piring”, untuk “di” dan “piring” dipisah karena merupakan kata depan, “dipiring” dihilangkan jadi “piring”) dan telur mata sapi siap dihidangkan.

telur-mata-sapi-materi-teks-prosedur-kelas-xi-sma

Itulah tadi koreksi dari saya. Semoga bisa pintar memasak juga. Berikutnya, masih dari Firdha tentang cerpen yang ada kaitannya dengan materi teks prosedur kelas XI SMA. Begini yang ditulis oleh Firdha:

LIBURAN DI Tinanggea

Saat liburan sekolah semester I saya berliburan ke kampung halaman saya di Kecamatan Tinanggea, saya berlibur di sana selama 1 minggu. Ketika berlibur banyak hal yang saya lakukan di Tinanggea saya lebih banyak bermain bersama saudara saya yang ada di sana, saya bersama adik saya bermain ke sungai, sawah , kebun dan banyak tempat di sana yang saya jadikan tempat bermain. Saat bermain ke sawah, saya bersama adik saya melihat ikan yang ada di pinggiran sawah dan kepiting yang berlarian di sana, saya pun melihat cacing dan memiliki ide untuk menjadikannya umpan memancing di sungai, karena saya sangat suka memancing di sungai. Karena saya tidak memiliki pancingan atau alat pancing saya pun berencana membuatnya bersama adik.

Sebelum saya memancing saya membuat alat pancing sederhana dahulu bersama adik saya, selanjutnya saya mencari bahan dan alat-alat yang akan di gunakan membuat alat pancing. Yang saya gunakan adalah satu pisau , kawat kecil  ,bambu  yang sudah saya belah dan memiliki panjang berkisar 1,5 meter, tali pancing ukuran kecil, sandal bekas ,dan kail ukuran kecil. Semuanya itu saya dapat di rumah dan di sekitar rumah saya.

Karena sudah saya siapkan lalu saya membuatnya bersama, saya pertama menyerut bambu agar ukurannya sama seperti tongkat pancing ukuran sedang dan dihaluskan dengan pisau, selanjutnya saya mengambil sandal bekas untuk di bentuk kerucut panjang sebagai pelampung, lalu saya ambil tali saya masukan tali ke  lubang pelampung dan saya mengikat kail pada ujung tali dan membelitkan kawat di antara pelampung dan kail sebagai pemberat, jika sudah saya mengikat ujung tali satunya pada tongkat dengan kuat. Akhirnya pancing saya pun jadi dan saya pun pergi ke sungai memancing dan menggunakan cacing sebagai umpannya .

Ulasan saya:

Orang melihat untuk pertama kali dari sebuah tulisan apa hayo? Ada yang tahu? Yak, benar! Yang pertama dilihat itu adalah judulnya. Tantangan bagi seorang penulis adalah menyajikan judul yang langsung menarik, membuat orang terkesima, terpengaruh dan berhenti bernapas untuk sementara. Wah, cukup lebay juga sih!

Namun, memang benar kok! Judul yang tidak perlu terlalu panjang, tetapi langsung mengena dalam pandangan pembaca, itu judul yang bagus.

Membaca tulisan Firdha ini, judul memang masih perlu diperbaiki. Dia menulis “LIBURAN DI Tinanggea”. Jika menulis judul, tidak usah menggunakan huruf balok alias huruf kapital alias huruf besar semua. Cukup di depannya saja ya? Seperti penulisan judul pada umumnya untuk karangan singkat. Mungkin akan sangat berbeda jika menulis untuk judul buku. Nah, kalau itu tergantung dari editor, penulis dan penerbitnya.

Judul yang tepat untuk karangan Firdha ini adalah: Liburan di Tinanggea. Cukup begitu saja. Kata “di” tidak perlu besar karena memang dalam kaidah Bahasa Indonesianya, dalam penulisan judul, “di” tidak boleh besar. Kata lainnya yang tidak boleh besar dalam judul, misalnya: yang, ke, dalam, untuk dan lain sebagainya.

Sudah beres judul. Sekarang masuk ke paragraf pertama. Begini:

Saat liburan sekolah semester I, (pakai koma) saya berlibur (“berlibur” saja, jangan “berliburan”) ke kampung halaman (kata “saya” dihilangkan saja karena sudah menyebutkan di depan tadi “saya berlibur”) di Kecamatan Tinanggea. Saya (ganti kalimat, diawali huruf besar, jangan lupa) berlibur di sana selama satu (untuk angka tunggal, ditulis biasa saja, jangan angka) minggu. Ketika berlibur, (lebih bagus memakai koma di sini agar lebih ringan dibaca dan cantik) banyak hal yang saya lakukan di Tinanggea. Saya lebih banyak bermain bersama saudara saya yang ada di sana, bersama adik (dua kata “saya” dihilangkan) bermain ke sungai, sawah, kebun, (pakai koma lagi di sini) dan banyak tempat di sana yang saya jadikan tempat bermain.

Lebih bagus ganti paragraf agar tidak terlalu menumpuk kalimat.

Saat bermain ke sawah, saya bersama adik saya melihat ikan yang ada di pinggiran sawah dan kepiting yang berlarian (kata “di sana” dihilangkan karena di depan sudah menerangkan tempat, yaitu: di pinggiran sawah). Saya pun melihat cacing dan memiliki ide untuk menjadikannya umpan memancing di sungai, karena saya sangat suka memancing di sana (“sungai” dihilangkan, menjadi “di sana” yang intinya juga menerangkan tentang sungai). Oleh karena saya tidak memiliki pancingan atau alat pancing, saya pun berencana untuk membuatnya bersama adik.

Sebelum memancing, (kata “saya” dihilangkan, lalu ditambahkan koma setelah kata “memancing”) saya membuat alat pancing sederhana dulu (bukan “dahulu”) bersama adik saya. (Lebih bagus titik). Selanjutnya, (pakai koma) saya mencari bahan dan alat-alat yang akan digunakan (“di” dengan “gunakan” mesti disambung) untuk (tambahkan kata “untuk”) membuat alat pancing. Yang saya gunakan adalah satu pisau, kawat kecil, bambu yang sudah saya belah dan memiliki panjang berkisar 1,5 meter, tali pancing ukuran kecil, sandal bekas, dan kail ukuran kecil. Semuanya itu saya dapat di rumah dan di sekitarnya (kata “-nya” tetap menerangkan rumah saya).

Benda-benda tersebut sudah saya siapkan, lalu saya membuatnya bersama adik. Pertama, menyerut bambu agar ukurannya sama seperti tongkat pancing ukuran sedang dan dihaluskan dengan pisau. Selanjutnya, saya mengambil sandal bekas untuk dibentuk (“di” dan “bentuk” harus disambung karena merupakan imbuhan atau awalan) kerucut panjang sebagai pelampung.

Satu paragraf cukup dengan tiga kalimat. Sambung ke paragraf di bawah ini:

Saya ambil tali dan dimasukkan ke lubang pelampung. Saya mengikat kail pada ujung tali dan membelitkan kawat di antara pelampung dan kail sebagai pemberat. (Titik lagi). Jika saya sudah (dibalik saja antara “saya” dan “sudah”) mengikat ujung tali satunya pada tongkat dengan kuat, pancing saya pun jadi. Akhirnya, saya pergi ke sungai untuk memancing dan menggunakan cacing sebagai umpannya.

Mungkin cukup begitu saja revisi dari saya untuk pekerjaan Firdha ini! Tetap belajar ya, begitu pula yang lainnya!

Ildiansyah

Tujuan: Membuat Kerajinan dari Koran Menjadi Keranjang

Bahan:

√ Koran

√ Lem

√ Tali

√ Cat

Perlengkapan:

√ Gunting

Langkah kerja:

♦ Mempersiapkan seluruh perlengkapan serta bahan yang diperlukan.

♦ Memotong secara memanjang koran sisa dengan dimensi yang sama.

♦ Menggulung potongan koran jadi semacam rotan.

♦ Merakit potongan koran hingga membentuk keranjang.

♦ Memberikan lem serta ikat ujung keranjang memakai tali.

♦ Keranjang dari koran siap digunakan.

Ulasan saya:

Tugas dari Ildiansyah ini secara fitur, halah kok fitur lho? Maksudnya dari segi format, sudah cukup tepat untuk menjadi teks deskripsi. Boleh juga memakai tujuan seperti itu. Secara umum, sudah benar penulisan dari Ildiansyah ini. Hanya yang perlu ditambahkan adalah titik di akhir kalimat, pada jenis-jenis bahan dan perlengkapan.

Lanjut ke jawaban yang kedua dari Ildiansyah:

Membuat Pizza

Tujuan:

Pizza merupakan santapan khas Itali yang sangat terkenal di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Semacam yang kamu ketahui, penciptaan pizza dilaksanakan dengan metode meletakan bahan- bahan diatas roti bundar pipih lalu dipanggang di dalam oven hingga matang.

Nah, pertanyaannya andai kalian tidak memiliki oven, bisa saja kamu membuat pizza tanpa oven sendiri dirumah? Tetapi tetap dengan rasa yang diciptakan di restoran- restoran. Silahkan perhatikan langkah-langkahnya dibawah ini serta bahan apa saja yang digunakan.

Material / Bahan :

√ 1/ 2 kilogram Tepung terigu protein sedang.

√ 5 gr fermipan.

√ 3 sdm minyak sayur.

√ 1/ 2 sdt garam.

√ 2 sdm gula pasir.

√ 250 ml Air

Material / Bahan (Topping):

√ Keju Mozarela.

√ Saus Tomat.

√ Bawang bombay iris halus. √ Toping kesayangan kalian, bisa bakso, sosis, ayam suwir, ikan tuna, daging asap, dll.

Metode Memasak / Langkah-Langkah:

♦ Gabungkan tepung terigu, fermipan, gula pasir, garam serta minyak sayur sampai tercampur.

♦ Tambahkan air tidak banyak, sedikit demi sedikit dibarengi uleni atau diaduk hingga menyusun adonan.

♦ Istirahatkan adonan di dalam wadah yang di blok kain biar adonan elastis.

♦ Tumis bawang bombay hingga harum, tambahkan topping pilihan kamu ke dalam tumisan.

♦ Tuang saus tomat serta saus cabai sesuai selera.

♦ Gilas ataupun giling adonan yang telah diistirahatkan seperlunya dengan ketebalan sesuai selera. Buat lebih tipis bilamana kalian sang pecinta santapan renyah. Dan masak tunggu hingga matang, sehingga siap disajikan

Ulasan saya:

Sebelum diulas, mau bertanya dulu ini! Itu menuliskan tujuan, kok kosong ya? Adakah tujuan yang kamu inginkan dalam membuat pizza ini? Jawaban bisa kamu tuliskan di kolom komentar ya! Untuk revisi yang lain, seperti ini:

Membuat Pizza (judul sudah benar, huruf besar di awal kata dan tanpa titik maupun koma)

Pizza merupakan santapan khas Itali yang sangat terkenal di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Semacam yang kamu ketahui, penciptaan pizza dilaksanakan dengan metode meletakkan (bukan “meletakan”) bahan-bahan (untuk tanda hubung di antara kata ulang jangan diberikan spasi) di atas (“di” harus dipisah dengan “atas” karena “di” di situ sebagai kata depan) roti bundar pipih, (bagus diberikan koma di sini) lalu dipanggang di dalam oven hingga matang.

Nah, pertanyaannya, (diberi tanda koma) andai kalian tidak memiliki oven, bisakah (kata ini lebih tepat untuk kalimat tanya) kamu membuat pizza tanpa oven sendiri di rumah, (“di” dengan “rumah” juga harus dipisah, karena berupa kata depan) tetapi tetap dengan rasa yang diciptakan di restoran-restoran? Silakan (yang benar adalah “silakan”, bukan “silahkan”) perhatikan langkah-langkahnya di bawah (sama dengan “di atas”, untuk “di bawah” mesti dipisah) ini serta bahan apa saja yang digunakan! (Menggunakan tanda seru karena ini merupakan kalimat perintah).

Material / Bahan: (jangan spasi setelah kata, dilanjutkan dengan titik dua, langsung gabung saja tanpa spasi)

√ 1/ 2 kilogram tepung (“tepung” pakai huruf “t” kecil saja) terigu protein sedang.

√ 5 gram fermipan (meskipun aslinya mungkin disingkat, tetapi untuk di pelajaran Bahasa Indonesia ini, jangan pakai singkatan).

√ 3 sendok makan minyak sayur.

√ 1/ 2 sendok teh garam.

√ 2 sendok makan gula pasir.

√ 250 mililiter air. (kata “air” dengan “a”kecil, jangan lupa di akhir kalimat ini, berikan tanda titik).

Material / Bahan (Topping):

√ Keju mozarela. (Diberi huruf kecil saja untuk “mozarela”). Mirip memang dengan merek HP. Eh, itu Motorola, deng!

√ Saus tomat. (Untuk “tomat”, huruf “t” mesti kecil).

√ Bawang bombay iris halus.

√ Toping kesayangan kalian, bisa bakso, sosis, ayam suwir, ikan tuna, daging asap, dan lain-lain. (Lain kali tulis saja semuanya, jangan “dll” atau “dsb”, kita berlatih Bahasa Indonesia dengan kata aslinya, bukan singkatan).

Metode Memasak / Langkah-Langkah:

♦ Gabungkan tepung terigu, fermipan, gula pasir, garam serta minyak sayur sampai tercampur.

♦ Tambahkan air tidak banyak, sedikit demi sedikit dibarengi uleni atau diaduk hingga menyusun adonan.

♦ Istirahatkan adonan di dalam wadah yang diblok (digabung) kain biar adonan elastis.

♦ Tumis bawang bombay hingga harum, tambahkan topping pilihan kamu ke dalam tumisan.

♦ Tuang saus tomat serta saus cabai sesuai selera.

♦ Gilas ataupun giling adonan yang telah diistirahatkan seperlunya dengan ketebalan sesuai selera. Buat lebih tipis bilamana kalian sang pecinta santapan renyah. Masak, lalu tunggu hingga matang dan siap untuk disajikan. (Terakhir saya tidak menemukan tanda titik di pekerjaan Ildiansyah. Makanya, saya lengkapi itu dengan membubuhi titik.

Jawaban ketiga dari Ildiansyah ini sangatlah panjang! Begini tulisannya:

Kisah Harut dan Marut sempat diceritakan dalam Alquran, tepatnya surah al- Baqarah ayat 102. “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka me ngatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).

Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yakni Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.’ Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dan istrinya.”

Sejumlah ulama mencoba menafsirkan ayat di atas. Ada yang berpendapat, Harut dan Marut benar-benar malaikat, tetapi ada pula yang menilai kedua nama itu merupakan orang yang sangat saleh seperti malaikat. Bahkan, ada pendapat mengatakan, Harut dan Marut merupakan orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

Dalam tafsir Ath-Thabari, para ulama mengatakan, Harut dan Marut adalah malaikat. Mereka turun ke dunia untuk menegakkan hukum di tengah manusia, lalu keduanya mengajarkan sihir kepada manusia. Hanya saja ulama lain, seperti al-Qasimi menyatakan, Harut serta Marut adalah dua orang yang menunjukkan kesalehan dan ketakwaan di Babil. Babil merupakan sebuah kota di Irak bekas ibu kota Babilonia Kuno.

Cerita Harut dan Marut memang memiliki banyak versi. Salah satu yang terkenal, yakni keduanya merupakan malaikat yang diutus Allah turun ke Kota Babil. Saat itu warga di sana dili puti kegelisahan sekaligus kesyirikan akibat tersebarnya sihir. Kala itu, Kota yang dipimpin oleh Raja Nebucadnezar tersebut berantakan. Sihir yang menyebar bahkan menimbulkan penyakit serta perceraian suami istri.

Penyebaran sihir berawal saat Raja Nebudcanezar menahan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Ketika sampai di Babil, para tawanan itu mulai memainkan sihir. Mereka lalu membuat warga Babil takut dengan membuat lingkaran besar sebagai lingkaran sihir.

Diutusnya Harut dan Marut untuk mengajarkan sihir kepada warga Babil. Hanya saja bukan untuk berbuat jahat, melainkan hanya untuk menjelaskan hakikat sihir.

Mereka mendatangi warga Babil dan menjalankan tugasnya. Harut dan Marut juga mengingatkan supaya tidak menyalahgunakan sihir yang dipelajari untuk berbuat syirik. “Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu. Maka, sebab itu janganlah kamu kafir,” kata Harut Marut.

Keduanya turut mengajarkan warga Babil cara menghilangkan lingkaran besar sihir buatan Yahudi. Setelah tugas selesai, Harut dan Marut kembali ke langit, tetapi warga Babil malah tidak mengikuti peringatan para malaikat tersebut. Warga justru merusak dengan ilmu sihir yang diajarkan. Sampai akhirnya Kota Babil semakin berantakan.

Dalam kisah Israiliyyat atau versi Yahudi, Harut Marut diceritakan secara berbeda. Keduanya dijelaskan sebagai malaikat yang tengah diuji oleh Allah. Hal itu karena malaikat tidak setuju dengan penugasan orang saleh sebagai khalifah di Bumi. Meski orang saleh berbeda dengan manusia biasa. Malaikat berpendapat, jika mereka diberikan nafsu seperti manusia, mereka dapat menahannya lebih baik dari orang saleh. Maka, Allah kemudian menurunkan Harut serta Marut ke Bumi untuk menguji perkataan para malaikat.

Keduanya diberikan hawa nafsu layaknya manusia. Sesampainya di Bumi, Harut dan Marut melihat wanita cantik dan langsung terpesona. Si wanita lalu menawarkan tiga perbuatan kepada Harut dan Marut, yakni pertama, menyembah berhala, kedua, membunuh bayi, serta ketiga, meminum khamar.

Mereka berdua berpikir, menyembah berhala merupakan perbuatan kafir dan membunuh bayi merupakan dosa besar. Akhirnya, mereka memilih meminum khamar.Setelah meminumnya, mereka menjadi mabuk sekaligus kehilangan akal sehingga melakukan berbagai dosa, mulai dari menyembah berhala, membunuh bayi, hingga memperlakukan wanita secara keji.

Atas segala dosanya, sifat kemalaikatan Harut dan Marut pun dicabut. Allah murka dan menggantung keduanya di langit Kota Babil sampai hari kiamat. Sejak digantung, mereka mengajarkan sihir kepada manusia. Hanya saja, kisah versi Yahudi itu dibantah oleh dalil-dalil tentang ma’shum-nya malaikat. Ahli Tafsir Ibnu Katsir juga menegaskan, cerita Harut dan Marut dari Israiliyat murni berasal dari lisan Yahudi, bukanlah hadis marfuk dari Rasulullah SAW.

Ulasan saya:

Hem, membaca tulisan tentang kisah Israiliyat ini memang lumayan menarik dan bisa menambah perbendaraan pengetahuan kita dalam Islam. Namun, wa’allahu alam, apakah kisahnya memang begitu? Sebab, di situ disebutkan tentang perkataan Ibnu Katsir rahimahullah bahwa itu bukan hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Pertama, saya komentari bahwa kisah tersebut meskipun panjang sekali, tetapi tidak ada kaitannya dengan teks prosedur. Teks seperti itu yang saya inginkan adalah yang sederhana saja. Tidak perlu terlalu muluk-muluk. Cara-cara dalam kehidupan sehari-hari pun bisa.

Kedua, saya komentari saja di bagian akhir tulisan. Ingat, sebagai bentuk adab kita kepada nabi, maka untuk nabi jangan ditulis SAW ya? Coba kita baca secara lisan Rasulullah SAW. Nanti orang bertanya, SAW? Apaan tuh SAW? Pernahkah mendengar ada orang mengatakan SAW dan tidak Shallallahu Alaihi Wasallam?

Nah, lain kali untuk nabi, gunakan dan tuliskan saja lengkap, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tidak sampai berkeringat dan berlelah-lelah kok untuk menuliskan nama tersebut. Jika ditulis lengkap, orang akan ikut membaca. Paling tidak, dia akan bersholawat pula kepada nabi utusan Allah tersebut. Ya ‘kan?

Sedangkan untuk Allah, juga perlu ditulis lengkap. Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bukan SWT. Belum pernah toh mendengar ada orang menyebut Allah SWT? Secara lisan lho! Kalau memang tidak ada, maka mesti ditulis lengkap. Sip?

Indoiyyah

nasi-goreng-materi-teks-prosedur-kelas-xi-sma

CARA MEMBUAT NASI GORENG

Bahan-bahan:

1.Nasi putih secukupnya

2.1butir telur

3.Garam dan gula secukupnya

4.Bawang merah dan bawang putih 1siung

5.Minyak goreng

6.Kecap secukupnya

7.Bumbu-bumbu lainnya sesuai selera(bubuk cabai, saus, dan sebagainya).

Alat-alat:

1.Wajan

2.kompor

3.spatula

4.piring

Cara membuat:

1.Iris bawang merah dan bawang putih hingga halus.

2.Panaskan minyak diatas wajan.

3.Masukkan bawang merah dan bawang putih yang telah diiris, telur, nasi putih, kecap, garam, gula, dan bumbu-bumbu lainya keatas wajan.

4.Aduk dengan spatula hingga merata.

5.Setelah matang, tiris sejenak lalu sajikan diatas piring.

Nasi goreng pun siap untuk dinikmati.

Ulasan saya:

Pada awal tulisan, pemakaian judul mesti diperhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Lho, kok malah “nyambungnya” ke pelajaran Sejarah? Hehe..

Judul jangan ditulis huruf kapital semua. Tahu ‘kan artinya kapital? Bukan lagu anak-anak, “aku seorang kapital, mempunyai pedang panjang…” itu lho!

Huruf kapital adalah huruf balok. Ini juga tidak ada kaitannya dengan Matematika. Nanti disangka ada huruf kubus, huruf, trapesium, jajargenjang dan lain sebagainya. Waduh, repot kalau begini!

Penulisan judul yang tepat adalah huruf besar di depan kata. Namun, ini tidak untuk semua huruf ya? Jika mau tahu lebih lengkapnya, bisa dibaca panduan pemakaian huruf kecil dalam judul. Semoga bisa dipahami.

Revisi berikutnya untuk tugas dari Indoiyyah adalah setelah membubuhkan titik, maka harus diberikan spasi untuk kata selanjutnya. Begitu pula dengan koma.

Terakhir, untuk penulisan kata “diatas” itu salah. Kata yang benar adalah “di atas”. Mereka harus dipisahkan meskipun memang ingin bersama, hehe. Kata “di” dalam kalimat tersebut sebagai kata depan, bukan imbuhan, apalagi awalan. Misalnya: dimakan, diminum, dipukul, dipegang, maka itu termasuk awalan sehingga harus digabung. Bisa mengerti perbedaannya ‘kan?

Lanjut ke jawaban yang kedua:

CARA MEMBUAT BINGKAI FOTO DARI KARDUS BEKAS

Bahan-bahan:

1.Kardus bekas apa saja dengan ukuran sesuai kebutuhan.

2.Gunting

3.Lem

4.Kaca

5.Kertas kado/kertas koran/daun kering (sesuai keinginan)

6.Penggaris

Cara membuat:

1.Ukur kardus dengan menggunakan penggaris. Ukuran ini bisa disesuaikan dengan ukuran foto yang ingin dipajang.

2.Ukur kaca seperti ukuran kardus diatas.

3.Potong dua lembar kardus sesuai ukuran yang sudah dibuat.

4.Buatlah sekat dibagian tengah kardus menggunakan potongan dari kardus kecil yang lainnya.

5.Rekatkan dengan lem.

6.Ambil kardus lain dan bentuklah sesuai keinginan.

7.Pasang kaca pada sisi bagian dalam kardus.

8.Gunakan kertas kado, kertas koran atau apapun yang anda inginkan untuk ditempel dibagian luar kardus sebagai hiasan agar terlihat lebih kreatif.

Ulasan saya:

Ya, silakan dibaca lagi ulasan saya yang masih sama tentang judul. Ada juga kaidah untuk penulisan akhir kalimat pada rincian 1, 2, 3 dan seterusnya, mesti ditutup dengan tanda baca. Nah, boleh menggunakan titik. Boleh juga menggunakan titik koma. Sebab, kalimat tanpa diakhiri dengan tanda baca mungkin akan jadi kalimat yang kasihan. Kalimat itu mau diapakan? Diteruskan juga tidak, berhenti juga tidak. Ya ‘kan? Kasihan bukan?

Untuk penulisan kata “dibagian” itu salah, yang benar adalah “di bagian”. Sebab sama dengan kata “di depan” untuk “di bagian” itu adalah “di” sebagai kata depan. Mesti dan harus dipisah.

Terakhir, untuk penulisan “apapun” apakah digabung atau dipisah sih sebenarnya? Ini yang bisa membuat kita menjadi bingung, bahkan saya sendiri kadang juga begitu. Untuk panduan lengkapnya, silakan dibaca pedoman penulisan kata “pun”.

Dari kaidah yang saya berikan link tersebut, maka yang benar bukan “apapun”, melainkan “apa pun”. Begitu saja ya?!

Jawaban yang terakhir atau ketiga dari Indoiyyah tentang cerita singkat yang berkaitan dengan teks prosedur:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…..

Saya akan berbicara sedikit tentang pengalaman saya ketika sedang diliburkan karena adanya pandemi covid-19. Selama libur saya tidak kamana-mana, saya hanya tinggal dirumah membantu ibu saya. Misalnya kerja yang sering saya lakukan:membantu memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan lain-lain. Setelah selesai membereskan pekerjaan rumah, saya pun mengerjakan tugas online yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah. Libur ini sangat menyedihkan dan sangat membosankan karena harus belajar online, tetapi setidaknya merasa bahagia karena dapat membantu meringankan pekerjaan orang tua dirumah. Ini pengalaman saya selama libur karena pandemi COVID-19. Syukran 🙏

Ulasan saya:

Secara umum, teks ini sudah cukup terlihat menarik, tetapi bukan berupa teks deskripsi. Ini adalah teks narasi. Artinya teks yang polanya berdasarkan urutan waktu, dari A sampai Z. Namun, baiklah, teks narasinya ini pun masih perlu untuk diperbaiki!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (Titik tidak usah terlalu banyak).

Saya akan berbicara sedikit tentang pengalaman saya ketika sedang diliburkan karena adanya pandemi covid-19. Selama libur, (bagus memakai tanda koma di sini) saya tidak kemana-mana (bukan “kamana), saya hanya tinggal di rumah (“di” dengan ‘rumah” mesti dipisah) membantu ibu saya. Misalnya, (bagus juga di sini diberikan tanda koma) kerja yang sering saya lakukan: (diberikan spasi setelah tanda titik dua) membantu memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan lain-lain.

Setelah (jangan menuliskan “setelah selesai” karena termasuk kata mubazir, pilih saja salah satu, mau “setelah” atau “selesai”, jangan digabung) membereskan pekerjaan rumah, saya pun mengerjakan tugas online yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah. Libur ini sangat menyedihkan dan sangat membosankan karena harus belajar online. Namun, (pakai kata “namun” di sini dengan tanda koma agar kalimat menjadi lebih pendek dan menghindari penggunaan kata “karena” dua kali) setidaknya merasa bahagia karena dapat membantu meringankan pekerjaan orang tua di rumah (ingat, dipisah). Ini pengalaman saya selama libur karena pandemi covid-19 (pakai huruf kecil saja untuk covid-19 maupun corona). Syukran 🙏

Nurfaidah

pembuatan kue (Bolu tape)

Bahan bahan:

-200gram terigu

-200gram tape di haluskan

-100gram gula pasir

-1 sdt(sendok teh) sp/tbm

-100gram blueband

-1 sdm (sendok makan) tepung maizena

-susu bubuk

-telur 4 butir

Cara buat:

Kocok gula ,sp/tbm,telur hingga mengembang, masukkan mentega yang sudah di cairkan aduk hingga tercampur, kemudian masukkan ke dalam oven dan tunggu beberapa menit kuenya atau cemilan nya sudah jadi

Ulasan saya:

Teks yang dibuat oleh Nurfaidah ini sudah tepat disebut dengan teks prosedur. Namun, tentu masih belum sempurna. jadi harus disempurnakan terlebih dulu. Begini perbaikannya:

Pembuatan Kue Bolu Tape (judul begini saja, hilangkan tanda kurungnya, diberikan huruf besar di awal kata)

Bahan-bahan: (karena termasuk kata ulang, maka harus ada tanda sambung “-“)

– 200 gram terigu. (Setelah menuliskan angka “200” harus spasi sebelum kata selanjutnya).

– 200 gram tape dihaluskan (“di” dengan “haluskan” harus digabung)

– 100 gram gula pasir.

– 1 sdt (sendok teh) sp/tbm.

– 100 gram Blueband. (Menggunakan huruf besar untuk “Blueband” karena termasuk merek makanan).

– 1 sdm (sendok makan) tepung maizena.

– Susu bubuk.

– Telur 4 butir.

Cara buat:

Kocok gula, sp/tbm, telur hingga mengembang (perhatikan kaidah penulisan koma dan kata setelahnya, setelah koma pakai satu spasi jarak), masukkan mentega yang sudah dicairkan, (“di” dan “cairkan” digabung saja menjadi “dicairkan”) aduk hingga tercampur. Kemudian masukkan ke dalam oven dan tunggu beberapa menit, (pakai koma di sini) kuenya atau cemilannya (“cemilan” dengan “-nya” harus digabung) sudah jadi. (Jangan lupa, di akhir kalimat selalu memakai titik sebagai penutup).

Jawaban pertama dan kedua sudah, sekarang yang ketiga:

Cerpen “pengalaman diri sendiri”

Awal pertama saya mengetahui membuat cemilan sederhana di rumah pada waktu di sore hari tahun 2020 ,bulan 7. Saya di beri pengetahuan dari ibu tercinta resep cemilan sederhana

Seperti buatan cilok dengan bahan sederhana ,ibu saya memanggil ke dapur dan menjelaskan semuanya bahan-bahan dan car buatannya

Ibu saya pertama menyuruh mengambil kan bahan seperti loyan-loyan kecil , kanji , tepung terigu ,Masako air dan telur dan kemudian cara kerja di jelaskan seperti pertma telur ,kanji dan tepung terigu nya di campur dan di jadikan satu adonan dan di setelah itu tambahan Masako sebungkus kamudian di bulat-bulat kan ,dan kemudian di masak kedalam air mendidih dan langkah terakhir bisa juga di goreng sesuai selera ,tetapi pertma saya mencoba membuat saya gagal untuk itu tetapi Alhmdulillah setelah saya mencoba dan mencoba lagi akhirnya saya bisa ,dan saya hidangkan ke orangtua .

Sekian dan saya akhiri cerpen dari saya sendiri Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh 🙏

Ulasan saya:

Sekilas, membaca tulisan dari Nurfaidah ini sudah benar dan tepat untuk kategori teks prosedur yang cukup lengkap. Namun, ada hal-hal krusial yang perlu diperbaiki agar tulisan ini bisa lebih maksimal menariknya. Seperti apa? Yuk, kita bedah satu per satu. (Penulisan “satu per satu” memang harus dipisah, karena artinya adalah satu demi satu).

Cerpen “Pengalaman Diri Sendiri” (Boleh pakai tanda kutip, tetapi tetap gunakan kaidah huruf besar tiap kata).

Awal pertama saya mengetahui cara membuat (ditambahkan kata “cara” menjadi “cara membuat” atau bisa juga “cara pembuatan”) cemilan sederhana di rumah ketika (“pada waktu di” ini termasuk kata yang mubazir, diganti menjadi ketika, saat atau waktu) sore hari tahun 2020, (koma, langsung diberi spasi satu jaraknya) bulan 7. Saya diberi (“di” dengan “beri” harus digabung menjadi “diberi”) pengetahuan dari ibu tercinta resep cemilan sederhana. (Ingat, akhir kalimat mesti pakai titik).

cemilan-materi-teks-prosedur-kelas-xi-sma

Seperti buatan cilok dengan bahan sederhana, (dengan kata sebelumnya, koma tidak diberikan spasi, baru kata setelahnya diberikan jarak) ibu saya memanggil ke dapur dan menjelaskan semuanya bahan-bahan dan cara (bukan “car”) pembuatannya. (Diberikan titik lagi di sini).

Ibu saya pertama menyuruh mengambilkan (antara “mengambil” dan “kan” harus digabung menjadi “mengambilkan”) bahan-bahan (perlu kata ulang karena bahan tidak cuma satu) seperti: (bagus diberikan tanda titik dua sebagai awal perincian) loyang-loyang kecil, kanji, tepung terigu, Masako, air, dan telur.

Cara kerja (“dan kemudian” dihapus saja tidak masalah) dijelaskan (“di” dengan “jelaskan” harus digabung menjadi “dijelaskan”) sebagai berikut: (kata “seperti” dihapus saja) pertama, telur, kanji, dan tepung terigunya (“terigu” dan “nya” harus digabung menjadi “terigunya”) dicampur dan dijadikan (“di” pada “dicampur” dan “dijadikan” mesti digabung karena merupakan awalan) satu adonan. Tambahkan (kata “dan di setelah itu tambahan” dihapus saja karena bisa dipersingkat dengan “tambahkan”) Masako sebungkus,. kemudian dibulat-bulatkan (ini digabung saja semua, menjadi “dibulat-bulatkan” karena menjadi satu arti). Masak (kata “dan kemudian di” dihilangkan saja sebab kalimat bisa diawali dengan kata “masak” yang menjadi bentuk perintah) ke dalam air mendidih.

Langkah terakhir, (kata “dan” dihapus, setelah kata “langkah terakhir” perlu diberikan koma agar orang bisa istirahat sejenak, sekian detik untuk membaca bagian kalimat selanjutnya) bisa juga digoreng (“di” dan “goreng” digabung saja, itu bentuk pasif) sesuai selera. Ternyata, (pakai koma) saya gagal ketika pertama membuatmya. (Kalimatnya lebih enak dibaca ‘kan? Bandingkan dengan kalimat di atas). Namun, Alhamdulillah, setelah saya mencoba dan mencoba lagi,  akhirnya saya bisa. Lalu, saya hidangkan kepada orangtua. (Begitu revisi kalimat dari saya).

Sekian dan saya akhiri cerpen buatan sendiri ini.  (Kata “dari saya sendiri” diganti). Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. (Titik jangan lupa di setiap kalimat!) 🙏

Muh. Raihan Abdurrahman

Prosedur Membuat kerajinan.

Tujuan: Membuat kerajinan dari koran menjadi keranjang.

Bahan: Koran, Lem, Tali, Cat.

Perlengkapan: Gunting.

Langkah kerja:

• Mempersiapkan seluruh perlengkapan serta bahan yang diperlukan.

• Memotong secara memanjang koran sisa dengan dimensi yang sama.

• Menggulung potongan koran jadi semacam rotan.

• Merakit potongan koran hingga membentuk keranjang.

• Memberikan lem serta ikat ujung keranjang memakai tali.

• Keranjang dari koran siap digunakan.

Ulasan saya:

Pada tugas atau jawaban yang pertama ini, kita perlu melihat dari penulisan judulnya. Ternyata, ada kesalahan sedikit, tetapi cukup mempengaruhi juga. Judul semestinya bukan “Prosedur Membuat kerajinan.” Sebab, di situ judul diberikan titik, seharusnya tidak perlu ada tanda baca apapun, kecuali: tanda tanya, tanda seru, atau tanda kutip. Titik dan koma tidak usah diberikan.

Untuk penulisan rincian bahan, mestinya pakai huruf kecil saja. Jadi, yang benar adalah koran, lem, tali, dan cat. (Menggunakan kata “dan” untuk mengakhiri rincian tersebut).

Selebihnya sudah benar. Sip!

Prosedur Cara mematikan PC / Leptop.

Tujuan: Jika PC / Leptop dimatikan tidak sesuai dengan prosedur maka bisa terjadinya cepat mengalami kerusakan serta tidak berfungsi.

Bahan: PC / Leptop.

Langkah-langkah:

• Menutup seluruh aplikasi yang sudah digunakan.

• Setelah itu, klik menu start yang terdapat dipojok kiri dasar layar.

• Kemudian klik perintah shutdown.

• Memilih perintah OK.

• Menunggu PC / Leptop sampai mati.

• Pastikan PC /Leptop serta CPU telah mati.

• Memutuskan arus listrik pada PC / Leptop supaya senantiasa nyaman.

Ulasan saya:

Nah, ini juga kesalahan yang sama dengan jawaban pertama tadi! Untuk judul, mohon perhatikan pemakaian huruf besarnya ya! Judul yang tepat adalah: Prosedur Cara Mematikan PC / Leptop. Pada akhir judul, tidak usah diberikan titik.

Kalimat yang lain sudah benar, tetapi ada satu kalimat: Setelah itu, klik menu start yang terdapat dipojok kiri dasar layar. Penulisan kata “dipojok” itu tidak tepat karena “di” pada kata itu termasuk kata depan, jadi harus dipisah. Lalu, menjadi: di pojok.

Jawaban atau tugas yang ketiga dari Muh. Raihan ini dengan membuat cerpen:

“Bu, hari ini dagangan Ayah cuma sedikit yang laku. Cuma segini yang dapat Ayah bagikan pada Bunda.” Sembari membagikan duit kepada istrinya buat kebutuhan rumah tangga.” Iya Yah. Nda papa yang penting Ayah telah berupaya, masalah hasil rezeki serahin semuanya kepada Tuhan.”

Keesokan harinya, pak Reno mulai berangkat bekerja dengan seperti biasa membawa barang dagangannya ke pasar. Di dalam perjalanan dia berjumpa dengan nenek tua yang kebimbangan jalan.

“Ada yang saya bisa bantu nek?” Tanya pak Reno mendatangi nenek tua tersebut.

“Nak, bolehkah aku meminta duit? Aku mau pulang ke rumah tetapi tidak ada ongkos.” Pinta nenek lirih kepada Pak Reno.

“Uangku pula mepet, dagangan dari kemarin gak laku, buat makan saja kadangkala masih kurang, ah tetapi gak papa. Kata pak ustadz sedekah dapat melancarkan rezeki, bismillah saja.” Gumamnya dalam hati.

“Baiklah, Nek, ini ada sedikit duit segini buat naik bus nenek hingga tujuan ya. Supaya aku antar hingga halte.” Ucapnya sembari mengantar nenek tersebut mengarah halte.

“Terima kasih nak, mudah- mudahan rezekimu senantiasa dipermudah.”

“Aamiin, Nek.” Sehabis mengantar nenek tersebut, pak Reno kembali ke pasar buat menjual dagangannya. Sesampainya di pasar, terdapat seseorang pembeli yang memborong dagangannya hingga habis.

“Alhamdulillah rezeki memanglah tidak kemana. Memanglah sedekah dapat melancarkan rezeki.” Gumam Pak Reno bersyukur.

Ulasan saya:

Cerita yang menarik dan menginspirasi, tetapi menurut saya masih kurang tepat dengan perintah soal. Cerita ini adalah narasi, atau berjalan berdasarkan alur waktu. Bukan dari teks deskripsi yang dijadikan sebuah cerita pendek.

Saya hanya ingin memperbaiki sedikit tentang kalimat dalam cerita di atas. Apa itu? Kalimatnya adalah ini:

“Terima kasih nak, mudah- mudahan rezekimu senantiasa dipermudah.”

“Nak” dalam kalimat langsung itu semestinya dengan huruf besar di depannya: Nak. Lalu, “mudah-mudahan” mesti disambung semuanya, jangan diberikan spasi setelah tanda hubung.

Begitu pula untuk penyebutan sapaan lainnya, ya, semacam: nak, nek maupun pak. Bila dalam kalimat langsung, harus dengan huruf besar untuk menyatakan panggilan kepada si lawan bicara.

Andi Nida Ramadhani

KUE LUMPUR LABU KUNING

Selain dimanfaatkan sebagai sayuran, labu kuning dapat juga dimanfaatkan sebagai olahan kue. Kue ini memiliki cita rasa yang sangat nikmat kerena memiliki aroma buah labu yang sangat khas. Tentunya kalian perlu mencobanya. Cara membuatnya mudah kok.

Di sini saya akan menjelaskan tentang langkah-langkah dalam membuat kue lumpur labu kuning.yuk disimak baik-baik yaa. Bahan-bahan yang diperlukan yaitu

* 1kg labu kuning yang telah dikukus dan dihaluskan.

* 1liter santan yang telah direbus dan didinginkan

* 1/2 kg gula pasir

* 200 g margarin yang telah dicairkan

* 5 butir kuning telur

* 4 butir putih telur

* 1/2 kg terigu

* 1 sdt vanili

* 1 sdt garam

Ulasan saya:

Oke, jawaban pertama dari Andi Nida Ramadhani. Sudah sesuai dengan kaidah teks prosedur, meskipun masih perlu direvisi. Saya merevisinya seperti ini ya:

Kue Lumpur Labu Kuning

Selain dimanfaatkan sebagai sayuran, labu kuning dapat juga dimanfaatkan sebagai olahan kue. Kue ini memiliki cita rasa yang sangat nikmat kerena memiliki aroma buah labu yang sangat khas. Tentunya kalian perlu mencobanya. Cara membuatnya mudah kok.

Di sini saya akan menjelaskan tentang langkah-langkah dalam membuat kue lumpur labu kuning. Yuk (setelah titik dan kata “yuk” perlu ada satu spasi) disimak baik-baik ya! (Tanda seru pas diletakkan di akhir kalimat ini karena merupakan kalimat perintah). Bahan-bahan yang diperlukan yaitu: (diberikan titik dua)

* 1 kilogram labu kuning yang telah dikukus dan dihaluskan.

* 1 liter santan yang telah direbus dan didinginkan.

* 1/2 kilogram gula pasir.

* 200 gram margarin yang telah dicairkan.

* 5 butir kuning telur.

* 4 butir putih telur.

* 1/2 kilogram terigu.

* 1 sendok teh vanili.

* 1 sendok teh garam.

Untuk penulisan kilogram, gram, dan sendok teh, perlu ditulis lengkap saja ya! Jangan disingkat, meskipun mungkin format seperti ini tidak seperti di internet dengan jutaan teks prosedur itu. Selain itu, harus diberikan titik pada akhir kalimat.

Jawaban yang kedua dari Andi Nida:

Cara membuat:

1. Siapkan wadah untuk mencampurkan bahan-bahan yang telah disiapkan tadi. Kemudian masukkan telur dan gula sampai terlihat mengembang.

2. Setelah mengembang masukkan lagi garam dan vanili kemudian di kocok lagi bersama dengan santan sampai semuanya rata.

3. Kamudian kalian tinggal memasukkan bahan yang terakhir yaitu labu dan tambahkan sedikit terigu lalu semuanya diaduk lagi sampai semua bahannya telah tercampur merata.

4. Panaskan cetakan kue lumpur menggunakan api yang sangat kecil.

5. Oleskan margarin yang telah dicairkan tadi di atas cetakan kue lumpur.

6. Tunggu 10-15 menit lamanya.

7. Jika sudah matang maka letakkan di piring. Dinginkan,dan kue lumpur siap di santap.

Nyam-nyam

Ulasan saya:

Agak kaget saya membaca tulisan dari Andi Nida ini. Maksud saya itu sebenarnya dibuat dua teks prosedur yang berbeda. Namun, mungkin karena salah pengertian sedikit, maka untuk kali ini dimaklumi, lah.

Ada beberapa revisi saya, di antaranya:

2. Setelah mengembang masukkan lagi garam dan vanili kemudian dikocok (ini mesti digabung karena merupakan kata pasif dan “di” di situ bermakna awalan) lagi bersama dengan santan sampai semuanya rata.

3. Kemudian (bukan kamudian) kalian tinggal memasukkan bahan yang terakhir, yaitu: (didahului dengan koma, spasi satu, dilanjutkan dengan titik dua, spasi lagi) labu dan tambahkan sedikit terigu. Semuanya (kata “lalu” bisa dihilangkan karena toh masih lanjutan kalimat sebelumnya) diaduk lagi sampai tercampur merata.

7. Jika sudah matang, (pakai koma) letakkan di piring. Dinginkan, (setelah koma harus spasi satu) kue lumpur pun siap disantap (yang benar adalah “disantap”, bentuk pasif, ada awalan, bukan “di santap”).

Dua format jawaban berhasil saya ulas, selanjutnya yang ketiga:

MEMBANTU IBU MEMBUAT KUE LUMPUR

Bismillah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Disini,saya akan menceritakan tentang diri saya ketika membantu ibu membuat kue lumpur labu kuning.

Suatu ketika di rumah kami, ada sebuah labu yang sudah lama tak dihiraukan dan dibiarkan begitu lamanya di bawah sebuah meja berwarna biru muda itu. Akupun bertanya kepada ibuku “bu,labunya bagus dibuat apaan ya? dari pada rusak gitu aja mending kita buatkan sesuatu “kataku pada ibuku. Ibu pun menjawab “iya ya,” sambil memikirkan dibuat apa labu itu. Ibuku mengatakan lagi “bagaimana kalau kita buatkan menjadi kue lumpur aja?kan mudah praktis,dan enak lagi”. Akupun berkata lagi “wah, separtinya enak, ayo kota coba!” Kataku pada ibuku. Ibukupun mengiyakannya.

Hari esok telah tiba, aku dan ibuku telah berencana untuk membuat kuenya hari ini. Dan ibuku menyuruhku untuk mempersiapkan bahan-bahannya mulai dari wadahnya sampai kipasnya sekaligus(supaya tidak kepanasan hehehe).

Kamipun memulainya mulai dari pagi sampai sore hari.

Sebenarnya buatnya gampang, tapi siapkan bahan-bahannya itu yang memerlukan banyak waktu.

Setelah semuanya telah jadi, aku dan ibuku merasa sangat lelah sekaligus merasa senang alhamdulillah ternyata kue lumpur yang kami bayang-bayangkan sudah jadi dan rasanya juga sangat enak(nyam-nyam).

Tanpa terasa hari pun mulai gelap, Kami kemudian melaksanakan shalat magrib hingga selesai dan mulai menyantap makan malam yang telah di siapkan aku dan ibuku. Setelah selesai makan, kami akhirnya dapat menyantap kue lumpur labu kuning buatanku bersama ibuku tersayang. Kami merasa semuanya lelah kami dari pagi hingga sore hari telah terbayar oleh rasanya kue lumpur buatan kami yang begitu nikmat(alhamdulillah)syukurku kepada Allah SWT. yang telah mengubah jerih payah kami menjadi kenikmatan yang luar bisa.

Sekian sedikit pengalaman dari saya dan mohon maaf jika ada terjadi kesalahan dalam berkata atau ucapan yang kasar jangan di masukkan ke dalam hati yaa. Dan juga sedikit pemberitahuan dari cerita diatas bahwa ada sebagian dari cerita diatas yang tidak benar-benar terjadi yang saya gunakan sebagai penambah cerita saja agar membuat cerintanya lebih baik dan mudah di pahami serta lebih menyenangkan untuk di baca buat teman-teman.

SEKIAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ulasan saya:

Dimulai dari judul, jangan huruf kapital semua ya! Cukup huruf depannya saja yang besar. Karena ini cukup panjang, maka saya tuliskan ulang di bawah ini:

Membantu Ibu Membuat Kue Lumpur

Bismillah, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. (Jangan lupa titik di akhir kalimat!)

Di sini (dipisah), (setelah koma ada satu spasi) saya akan menceritakan tentang diri saya ketika membantu ibu membuat kue lumpur labu kuning.

Suatu ketika di rumah kami, ada sebuah labu yang sudah lama tak dihiraukan dan dibiarkan begitu lamanya di bawah sebuah meja berwarna biru muda itu. Akupun bertanya kepada ibuku, “Bu, labunya bagus dibuat apaan ya? Daripada rusak gitu aja mending kita buatkan sesuatu,” kataku pada ibuku.

Ibu pun menjawab, “Iya, ya.”

Sambil memikirkan dibuat apa labu itu, ibuku mengatakan lagi, “Bagaimana kalau kita buatkan menjadi kue lumpur aja? Kan mudah praktis, dan enak lagi.”

Akupun berkata lagi, “Wah, sepertinya enak! Ayo kita coba!” Kataku kepada ibuku. Ibuku pun mengiyakannya.

Hari esok telah tiba, aku dan ibuku telah berencana untuk membuat kuenya hari ini. Ibu menyuruhku untuk mempersiapkan bahan-bahannya, mulai dari wadah sampai kipasnya sekaligus (supaya tidak kepanasan hehehe).

Kamipun memulainya dari pagi sampai sore hari (Dobel, “memulainya” dan “mulai”).

Sebenarnya membuatnya (bukan “buatnya”) gampang, tetapi menyiapkan bahan-bahannya itu yang memerlukan banyak waktu.

Setelah semuanya jadi (“setelah” dan “telah” dobel), aku dan ibuku merasa sangat lelah sekaligus merasa senang. (Pakai titik). Alhamdulillah. Ternyata, kue lumpur yang kami bayang-bayangkan sudah jadi dan rasanya juga sangat enak (nyam-nyam).

Tanpa terasa hari pun mulai gelap. Kami melaksanakan shalat Maghrib hingga selesai dan mulai menyantap makan malam yang telah disiapkan (“di” dan “siapkan” mesti digabung) aku dan ibuku. Selesai (dobel arti, antara “setelah” dan “selesai”, pilih salah satu saja) makan, kami akhirnya dapat menyantap kue lumpur labu kuning buatanku bersama ibuku tersayang. Kami merasa semua (“nya” dihilangkan) lelah dari pagi hingga sore telah terbayar oleh rasa dari kue lumpur buatan kami yang begitu nikmat. Alhamdulillah, syukurku kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (untuk penulisan nama Allah dan nabi, jangan disingkat ya) yang telah mengubah jerih payah kami menjadi kenikmatan yang luar biasa. (Luar biasa ‘kan? Bukan luar bisa?!)

Sekian sedikit pengalaman dari saya dan mohon maaf jika ada (hapus kata “terjadi”) kesalahan dalam berkata atau ucapan yang kasar, jangan dimasukkan (“di” dan “masukkan” harus digabung) ke dalam hati ya! (Ya cukup satu “a” saja dan pasang tanda seru sebagai kalimat perintah). Dan (kata “juga” dihapus) sedikit pemberitahuan bahwa cerita di atas (dipisah) ada sebagian yang tidak benar-benar terjadi. Saya menggunakannya sebagai penambah cerita saja agar menjadi lebih baik dan mudah dipahami (disambung) serta lebih menyenangkan untuk dibaca (disambung juga) untuk teman-teman.

Sekian, terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bagaimana? Terasa bedanya bukan?

Misbah

Telur asin adalah telur yang di buat dari bebek yang sudah melalui proses pengasinan lebih dahulu.Telur asin mengandung banyak vitamin dan gizi,sehingga mengonsumsi telur asin bisa bermanfaat bagi tubuh.Telur asin bisa di buat dengan cara yang sangat mudah karena alat dan bahannya sederhana.

Alat dan bahan

1.Telur bebek

2.Abu gosok

3.Tanah liat

4.Garam

5.Ampelas

Cara membuat telur asin

1.Cuci telur asin hingha bersih kemudian ampelas kulit telur sampai tipis

2.Campurkan abu gosok,tanah liat,dan garam sehingga merata

3.Lapisi telur yang sudah di ampelas menggunakan bahan campuran padi

4.Diamkan telur sampai 20 hari sampai 3 minggu

Ulasan saya:

Yap, ini juga termasuk teks prosedur. Langsung saja saya edit-edit berikut ini:

Telur asin adalah telur yang dibuat (disambung) dari bebek yang sudah melalui proses pengasinan lebih dahulu. Telur asin mengandung banyak vitamin dan gizi, (setelah koma pakai satu spasi) sehingga mengonsumsi telur asin bisa bermanfaat bagi tubuh. Telur asin bisa dibuat (disambung) dengan cara yang sangat mudah karena alat dan bahannya sederhana.

Alat dan bahan: (Mesti dengan titik dua, sebagai bentuk perincian)

1. Telur bebek.

2. Abu gosok.

3. Tanah liat.

4. Garam.

5. Ampelas. (Mulai dari telur bebek sampai ampelas, diberikan titik semua di akhir kata).

Cara membuat telur asin: (Sama dengan di atas, mesti pakai titik dua)

1. Cuci telur asin hingga bersih kemudian ampelas kulit telur sampai tipis.

2. Campurkan abu gosok, tanah liat, dan garam sehingga merata.

3. Lapisi telur yang sudah diampelas (disambung atau digabung) menggunakan bahan campuran tadi (bukan padi).

4. Diamkan telur 20 hari sampai 3 minggu (hapus kata “sampai” di awal kalimat).

Begitu saja untuk jawaban soal yang pertama dari Misbah. Lanjut ke soal kedua:

Pembuatan batu bata:Dinding rumah pada umumnya terbuat dari batu bata yang kemudian di lapisi dengan semen.Sekarang manusia modern mulai jarang menggunakan batu bata untuk bahan matrial rumah,mereka beralih menggunakan batako yang harganya lebih murah.Namun batu bata lebih kuat.Alat dan bahan yang di gunakan untuk membuat batu bata sangatlah sederhana dan mudah di cari.

Alat dan bahan

1.Tanah liat

2.Sekam padi

3.Abu kayu

4.Air

5.Cetakan batu bata

6.pisau atau golok

Cara membuat batu bata

1.Carilah lahan tanah liat,biasanya pada sawah-sawah yang sudah tidak di tanam lagi.

2.Rendamlah tanah liat yang masih keras dalam kolam selama lebih setenga hari.

3.Campur tanah liat dengan abu dengan abu kayu atau sekam padi.

4.Setelah proses pencetakan,selanjutnya keringkan batu bata tersebut,proses pengerinan membutuhkan waktu yang lama,sekitar 3-4 hari bahkan tergantung sinar matahari yang ada

5.Proses pembakaran.Jika batu bata mentasudah terkumpul banyak,tinggal melakukan proses pembakaran.

Ulasan saya:

Ini juga termasuk teks deskripsi. Namun, tentu saja, masih layak untuk disempurnakan. Yuk, simak revisinya!

Pembuatan batu bata: Dinding rumah pada umumnya terbuat dari batu bata yang kemudian dilapisi (disambung) dengan semen. Sekarang manusia modern mulai jarang menggunakan batu bata untuk bahan material rumah dan beralih menggunakan batako yang harganya lebih murah.Namun, batu bata lebih kuat. Alat dan bahan yang digunakan (disambung) untuk membuat batu bata sangatlah sederhana dan mudah dicari. (Ini juga disambung).

Alat dan bahan: (Diberikan titik dua untuk penjabaran).

1. Tanah liat.

2. Sekam padi.

3. Abu kayu.

4. Air.

5. Cetakan batu bata.

6. Pisau atau golok. (Semua kalimat diakhiri dengan tanda titik ya?!)

Cara membuat batu bata: (Harus dengan titik dua)

1. Carilah lahan tanah liat, biasanya pada sawah-sawah yang sudah tidak ditanam (disambung) lagi.

2. Rendamlah tanah liat yang masih keras ke dalam kolam selama lebih dari setengah hari. (Tambahan kata “dari” dan pembetulan kata “setenga”)

3. Campur tanah liat dengan abu kayu atau sekam padi.

4. Setelah proses pencetakan, selanjutnya keringkan batu bata tersebut. Proses pengeringan membutuhkan waktu yang lama, sekitar 3-4 hari bahkan tergantung sinar matahari yang ada.

5. Proses pembakaran. Jika batu bata mentah sudah terkumpul banyak, tinggal melakukan proses pembakaran.

Jawaban ketiga atau terakhir dari Misbah:

Kaka mengajarkan saya cara memasak ikan,peratama saya akan siapkan bahanya 1.siapkan loyang,periuk asam,garam,minyak,bawang merah dan pisau

Cara memasak,pertama saya akan campurkan kunyit,garam,asam,dan air.Kedua simpan kedalam periuk kemudian memasaknya,setelah matang iris bawang,tumis pakai minyak 2 sendok kemudian d simpan kedalam ikan yang sudah masak

Ulasan saya:

Kunci dari menulis yang baik dan benar itu adalah ketelitian. Ya, ketelitian yang tinggi menjadi aspek dengan nilai tinggi dalam latihan-latihan bersama saya. Untuk tulisan ketiga dari Misbah ini, langsung saya utak-atik!

Kakak mengajarkan kepada saya cara memasak ikan. Pertama, saya menyiapkan bahan, yaitu: loyang, periuk, asam, garam, minyak, bawang merah, dan pisau. (Jangan lupa titik di akhir kalimat!)

Cara memasak: pertama, saya campurkan kunyit, garam, asam, dan air. Kedua, simpan ke dalam periuk kemudian memasaknya. Setelah matang, iris bawang, tumis dengan minyak dua sendok. Simpan ke dalam ikan yang sudah masak.

Selesai perbaikannya. Silakan dilihat tulisan sebelum dan sesudah saya revisi!

Toni

*Cara menghidupkan Hp

Hp merupakan salah satu alat telekomunikasi eletronikdua arah yang bisa di bawah kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk.mengirim pesan berupa suara.sebelum di gunakan,hp harus di hidupkan terlebih dahulu.Untuk menghidupkan hp dengan benar,ikutilah langkah langkah berikut.

1.Pastikan anda telah menemukan tombol daya.Untuk smartphone,biasanya tombol power terletak di sisi kanan atau sisi atas ponsel,kadang kadang juga terletak di sisi kiri.

2.Tekan tombol daya selama 2-3 menit sampai anda merasakan hp anda bergetar,lalu lepaskan tombol power.

3.Tunggu untuk proses booting(proses menyalakan perangkat) sampai ponsel anda menunjukan layar beranda.

4.Jika hp sudah menjukan layar beranda maka anda telah berhasil menyalakan hp

Ulasan saya:

Cara menghidupkan HP? Bukannya HP itu termasuk benda tak bernyawa alias benda mati? Kok dihidupkan? Mungkin yang lebih tepat judulnya adalah: Cara Menyalakan HP. Kok judulnya ini, Ustadz? Sebab pada kalimat terakhir, ditulis “telah berhasil menyalakan HP.”

Tapi, jangan sampai juga ada yang bilang begini, “Menyalakan HP? Memangnya korek? Memangnya lampu?” Nah, jadi serba-serbi, eh, serba salah ‘kan?

Baiklah, kita ulas dan kuliti sedikit demi sedikit karya dari Toni ini, nama yang paling pendek di sini.

Cara Menyalakan HP (Judulnya berubah begini saja ya, Toni? Dan, untuk HP mesti dengan huruf besar semua, karena merupakan singkatan)

Hp merupakan salah satu alat telekomunikasi elektronik (bukan eletronik) dua arah yang bisa dibawa (bukan di bawah) ke mana-mana (“ke” dipisah) dan memiliki kemampuan untuk (hapus titiknya) mengirim pesan berupa suara. Sebelum digunakan (“di” dan “gunakan” harus disambung” karena merupakan awalan), HP harus dinyalakan terlebih dahulu. Untuk menyalakan HP dengan benar, ikutilah langkah-langkah (kata ulang, butuh tanda hubung atau sambung) berikut: (Berikah titik dua, karena akan menuju ke perincian)

1. Pastikan Anda telah menemukan tombol daya. (Ternyata, penulisan kata “Anda” harus dengan huruf besar atau kapital di awal, cek langsung di sini). Untuk smartphone, biasanya tombol power terletak di sisi kanan atau sisi atas ponsel, kadang kadang juga terletak di sisi kiri. (Ingat, setelah tanda koma dan titik, harus satu spasi jarak dengan kata berikutnya).

2. Tekan tombol daya selama 2-3 menit sampai Anda merasakan HP Anda bergetar, lalu lepaskan tombol power.

3. Tunggu untuk proses booting (proses menyalakan perangkat) sampai ponsel Anda menunjukan layar beranda.

4. Jika HP sudah menunjukkan layar beranda, maka Anda telah berhasil menyalakan HP.

Lanjut ke jawaban kedua dari Toni ini:

*Cara membuat kopi

Kopi merupakan salah satu rempah rempah yang banyak digemari masyarakat indonesia maupun di negara negara dunia.Sekarang sangat banyak jenis jenis kopi yang tersebar di seluruh manca negara seperti kopi arabica,robusta dan lain lain.Karena rasanaya yang nikmat,kopi sangat di sukai di kalanagan orang dewasa dan kaum tua.

Dan di sini saya akan memberikan langkah langkah pembuatan kopi dengan tujuan agar masyarakat tau cara pembuatan kopi dengan benar.

Bahan bahan:

– kopi hitam

– gula pasir

– segelas air

Langkah pembuatan kopi:

1.masak segelas air dan tunggu hingga mendidih

2.masukan satu sendok makan kopi ke dalam cangkir

3.masukan gula pasir sesuai selerah

4.tuangkan air yang sudah masak kedalam cangkir

5.aduk hingga seluruh bahan tercampur

6.secangkir kopi siap di nikmati.

Ulasan saya:

Untuk jawaban kedua ini, hampir mirip dengan jawaban pertama tadi. Kesalahannya pun hampir sama persis. Oleh karena itu, saya tetap membetulkannya sebagai berikut:

Cara Membuat Kopi (judul harus dengan huruf kapital semua)

Kopi merupakan salah satu rempah-rempah (kata ulang, pakai tanda sambung) yang banyak digemari masyarakat Indonesia (nama negara, pakai huruf besar di awal kata) maupun di negara negara dunia. Sekarang sangat banyak jenis-jenis (kata ulang lagi, dipakai tanda strip) kopi yang tersebar di seluruh mancanegara (kata “mancanegara” digabung semua) seperti kopi arabica, robusta dan lain-lain (kata ulang, butuh tanda sambung). Karena rasanya yang nikmat, kopi sangat disukai (harus digabung, jangan dipisah) di kalangan orang dewasa dan kaum tua.

Dan di sini saya akan memberikan langkah-langkah (pakai tanda hubung ya) pembuatan kopi dengan tujuan agar masyarakat tahu (tadi awalnya kata “tau”) cara pembuatan kopi dengan benar.

Bahan-bahan (kata ulang lagi):

– Kopi hitam. (Mesti dengan huruf besar dan diakhiri titik, demikian pula yang di bawah ini ya!)

– Gula pasir.

– Segelas air.

Langkah pembuatan kopi:

1. Masak segelas air dan tunggu hingga mendidih.

2. Masukkan (bedakan antara “masukan” dengan “masukkan”) satu sendok makan kopi ke dalam cangkir.

3. Masukkan gula pasir sesuai selera (cukup “selera”, jangan “selerah”).

4. Tuangkan air yang sudah masak ke dalam (di atas tadi sudah benar “ke dalam”, sekarang malah salah) cangkir

5. Aduk hingga seluruh bahan tercampur.

6. Secangkir kopi siap dinikmati (“di” dengan “nikmati” harus digabung, bukan dipisah).

Sudah saya koreksi untuk jawaban pertama dan kedua dari Toni, bagaimana dengan tugas ketiganya masih membahas tentang teks prosedur kelas 11 kurikulum 2013.

Ketika saya sekolah di pondok ada seoerang ustadz yang megajarkan kami tentang menghafal al Quran dengan cepat.ustadz itu berkata”ada dua tips cra menghafal al Quran dengan cepat yaitu memghafal per ayat dan per halaman.

*menghafal per ayat.

1.Baca satu ayat al Quran yang ingin di hafalkan sekitar 10 atau 20 kali.Sampai bacaan baik dan benar

2.tutup al Quran, kemudian halafkan.

3.ulangi langkah tersebut sampai mencukupi satu halaman.

4.jika sudah satu halaman ulangi bacaan yang baru anda hafal dari ayat pertama sampai terakhir yang baru anda hafalkan.

*Menghafal per halaman

1.Bacalah 1 halaman al Quran yang ingin anda hafalakan sekitar 40 menit.

2.tutup al Quran, kemudian hafalkan sekitar 20 menit.

3.jika sudah dihafal lanjutkan ke lembar selanjutnya.

4.kemudian jangan lupa morojaah lembar sebelumnya

Ulasan saya:

Baik, teks prosedur yang sangat menarik, terlebih dengan dunia kalian sebagai santri di SMA IT Al-Wahdah, Bombana, meskipun memang belum masuk secara fisik di pesantren tercinta tersebut.

Meskipun ini adalah teks prosedur dan sekilas mirip cerpen, tetapi saya belum menemukan Toni dalam menjalankan metode menghafalnya. Bukankah di soal ketiga, sebuah cerita pendek tentang orang yang mengajarkan sebuah prosedur kepada orang lain? Semestinya diceritakan sedikit, mungkin tentang mudahnya menghafal oleh Toni, metode yang dipakai, apakah teman-teman Toni bisa menggunakan dua metode tersebut dan lain sebagainya? Atau diceritakan metode menghafal selama di rumah ini? Bisa juga ‘kan?

Nah, sebagai guru, saya merasa gatal kalau ada tulisan yang belum benar, hehe. Makanya itu, tulisan dari Toni ini saya perbaiki saja sebagai berikut:

Ketika saya sekolah di pondok, (pakai koma) ada seorang ustadz yang mengajarkan kami tentang menghafal Al-Quran (begini penulisan yang baku) dengan cepat. Ustadz itu berkata bahwa ada dua tips cara menghafal Al-Quran dengan cepat, yaitu: (koma, spasi satu dan titik dua) menghafal per ayat dan per halaman.

*Menghafal Per Ayat (subjudul, tetap harus dengan huruf besar dan tanpa titik maupun koma)

1. Baca satu ayat Al-Quran yang ingin dihafalkan (“di” dan “hafalkan” perlu disambung) sekitar 10 atau 20 kali sampai (antara “kali” dan “sampai” tidak usah diberikan titik) bacaan baik dan benar. (Titik di akhir kalimat).

2. Tutup Al-Quran, kemudian hafalkan.

3. Ulangi langkah tersebut sampai mencukupi satu halaman.

4. Jika sudah satu halaman, (pakai koma dan jarak satu spasi) ulangi bacaan yang baru Anda hafal dari ayat pertama sampai terakhir. (Kata “yang baru anda hafalkan” dihilangkan saja karena sudah disebutkan sebelumnya dan untuk menghindari kalimat mubazir).

*Menghafal Per Halaman (subjudul lagi)

1. Bacalah satu (angka tunggal tulis dengan huruf saja) halaman Al-Quran yang ingin Anda hafalkan sekitar 40 menit.

2. Tutup Al-Quran, kemudian hafalkan sekitar 20 menit.

3. Jika sudah dihafal, lanjutkan ke lembar selanjutnya.

4. Jangan lupa pula murojaah lembar sebelumnya. (Akhiri dengan titik).

Itulah revisi saya untuk Toni, semoga bermanfaat dan diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan yang sama, begitu pula yang lainnya.

Nilai Tugas Ini

Tibalah saatnya yang ditunggu-tunggu. Nilai yang hangat untuk seluruh santri kelas ini yang sudah mengerjakan tugas dan mengirimkannya kepada saya.

Inilah nilai-nilai tersebut:

Toni: 79

Misbah: 80

Andi Nida Ramadhani: 88

Muh. Raihan Abdurrahman: 82

Nurfaidah: 86

Indoiyyah: 81

Ildiansyah: 79

Firdha Alimuddin: 88

Kesimpulan

Mempelajari Bahasa Indonesia ternyata tidak semudah yang dibayangkan bukan? Meskipun bahasa ini menjadi bahasa sehari-hari dengan keluarga maupun teman, juga tetangga, ternyata ada kaidah-kaidah tertentu untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kepada seluruh santri, saya ucapkan selamat yang sudah mendapatkan nilai bagus. Yang nilainya masih kurang atau dirasa kurang, Insya Allah masih ada waktu atau kesempatan untuk memperbaiki. Dan, kita tidak tahu, kapan kita akan bertemu secara fisik dalam kelas. Namun, yang jelas, mau online, mau tidak, tetap kita harus belajar. Tidak cuma kalian, tetapi saya juga.

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.