Kok Bisa Pak Amir Tidak Ceramah di Masjid Ini?

Kok Bisa Pak Amir Tidak Ceramah di Masjid Ini?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Pada bulan Ramadhan, tentunya ada kebiasaan, ceramah sebelum sholat Tarawih. Hal itu selain sebagai sarana untuk dakwah, menebarkan ilmu, juga mungkin bisa dianggap rehat sejenak karena mau sholat Tarawih yang agak panjang.

Dalam kisah ini, sebut saja tokoh utamanya adalah Pak Amir. Beliau ini seorang bapak yang sudah memiliki anak, sudah memiliki istri, tetapi belum memiliki cucu, kalau cucu istrinya, dia punya juga, halah.

Ada masjid yang cukup dekat dengan kediaman Pak Amir yang tidak bisa disebut seperti istana. Rumahnya sederhana saja, masih mencicil tiap bulan, tetapi polah Pak Amir tidaklah pecicilan. Kalau kamu mau tahu arti dari pecicilan, cari di kamus bahasa Jawa ya!

Hampir tiap hari, berarti sudah sering sekali, Pak Amir sholat di masjid itu. Bersama anak-anaknya, dia sholat lima waktu. Bahkan, seandainya dulu perintahnya 50 waktu, maka Pak Amir akan tetap di situ. Soalnya, Pak Amir memang sudah kadung suka dan cinta di masjid tersebut. Kalau adzan tidak seperti masjid lain, jadi bisa berangkat agak sedikit lambat dari rumah.

Pak Amir ini juga seorang bapak yang bisa ceramah lho! Bisa juga khutbah. Pernah mengisi di masjid itu, khutbah Jum’at yang memang dilaksanakan setiap hari Jum’at. Kalau ada yang melaksanakan khutbah Jum’at di hari Sabtu, maka itu sudah bisa dipastikan aliran sesat. Ya ‘kan?

Meskipun masjid itu sebenarnya tidak terlalu banyak jamaahnya, tidak bisa melampaui jamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, tetapi Pak Amir cukup senang-senang saja. Dia nikmati perpindahan waktu sholat. Dari Subuh, ke Dzuhur, berikutnya Ashar, dan sholat selanjutnya, sholat selanjutnya. Masih hafal ‘kan kamu nama-nama sholat?

Ketika Ramadhan Tiba

Marhaban tiba, marhaban tiba. Eh, ini siapa yang nyanyi lagu ini ya? Kayaknya kenal deh! Terkenal apanya nih? Judesnya, hehe..

Banyaknya sholat yang dilakukan oleh Pak Amir, justru mendatangkan kegelisahan tersendiri. Selama dua tahun Ramadhan, Pak Amir tidak diberikan kesempatan pun untuk ceramah Tarawih di situ. Tentu saja, Pak Amir jadi galau, masjid yang seolah-olah masjid pribadinya, kok tidak ada peluangnya untuk berbagi ilmu syar’i yang dimilikinya?

Apakah panitia Ramadhan yang menyusun tidak melihat aktivitas Pak Amir selama ini? Dia bolak-balik dari rumah ke masjid, tetapi hal itu tidak menjadi dasar bagi Pak Amir untuk tampil ceramah. Bagaimana ini panitia?

Kejengkelan Pak Amir disampaikan kepada temannya yang jauh di sana. Temannya malah bertanya balik, “Kenapa bisa?”

Pak Amir juga menjawab tidak tahu. Seandainya tahu, pasti dia sampaikan ke temannya. Apakah itu karena ilmunya Pak Amir cuma sedikit? Makanya, tidak pantas dan cocok menjadi penceramah. Lebih bagus jadi jamaah biasa saja, duduk mendengarkan ceramah, dan telan mentah-mentah saja semua isi materinya.

Pembalasan Pak Amir

Ternyata, jadwal ceramah Pak Amir justru di masjid lain. Cukup jauh dari rumahnya. Makanya harus mengendarai sepeda motor atau mobil. Soalnya kalau merangkak, akan tampak lebih jauh lagi. Betul ‘kan?

Jadwal ceramah itu dimanfaatkan Pak Amir untuk membalas dendam kepada panitia ceramah masjid. Dia membacanya, ada namanya di list penceramah, tetapi selanjutnya dia cuek bebek. Dia lupakan saja isi pemberitahuan itu dan melakukan aktivitas lain.

Setelah sholat Isya, ada teman Pak Amir yang mempertanyakan ke panitia ceramah, kenapa Pak Amir tidak datang? Kalau cuma sekadar tidak datang, lanjut Tarawih sih tidak masalah. Namun, yang ini efeknya adalah jamaah pada pulang. Merasa malam itu, libur sholat Tarawih, makanya mereka pulang ke rumah.

Pak Amir ditegur oleh beberapa temannya, bahkan oleh bapak yang lebih senior. Tapi, Pak Amir diam saja. Dia tidak menanggapi apa-apa. Cuma senyum saja. Namun, pastinya itu adalah senyum kecut.

Rasa jengkel dan kecewa Pak Amir membuat korban orang lain sehingga malam itu, mereka tidak Tarawih. Makanya, perlu hati-hati menghadapi manusia macam Pak Amir ini. Nah, pendapat kamu sendiri? Tulis di kolom komentar ya!

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.