Ketika Ada Status WA Bijak Tentang Kehidupan, Justru Disalahpahami

Ketika Ada Status WA Bijak Tentang Kehidupan, Justru Disalahpahami

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Melihat status WA bijak tentang kehidupan, sebenarnya kita jadi merasa tersentuh hati. Biasanya sih berupa konten dakwah berupa meme atau video singkat. Tapi, kok muncul masalah?

Status WA alias Whatsapp adalah fitur yang cukup disukai oleh para warganet kita. Status itu sifatnya sementara, ya, 24 jam saja. Sama juga dengan story di FB maupun IG. Setelah lewat waktunya, ya, hilang dari peredaran.

Ketika kita menulis status WA, apalagi status WA bijak tentang kehidupan sehari-hari, maka seharusnya kita melakukan itu demi menasihati diri sendiri. Setelah itu, barulah orang lain.

Misalnya, dalil tentang berbakti kepada kedua orang tua. Maka, harusnya kita berbakti dulu kepada orang tua, baru bisa mengeluarkan nasihat itu ke orang lain. Atau minimal, kita terdorong juga setelah membaca postingan status kita sendiri untuk lebih berbakti.

Tidak Cuma Dakwah

Jualan pun bisa masuk ke dalam status WA bijak tentang kehidupan. Lho, kok bisa? Iya, misalnya ada yang jualan gamis atau baju muslim, bukankah itu sebuah nasihat bahwa seharusnya memang begitulah seorang muslim atau muslimah berpakaian? Apalagi yang menjualnya adalah seorang muslim, seperti ustadz, atau muslimah seperti ustadzah. Tentu itu lebih punya daya yang lebih powerful.

Barang seperti itu ternyata tidak hanya laku pas Ramadhan atau lebaran lho ya! Asal pandai meracik kalimat promosi, plus diskon atau hadiah khusus, tentu dengan target market yang juga tepat, bukan tidak mungkin hasilnya tetap menggiurkan.

Boleh juga jualan baju muslim dan gamis untuk anak-anak. Mengenalkan mereka untuk sedini mungkin paham tentang adab berpakaian yang benar. Kan ada tuh anak-anak yang pakaiannya seperti orang tuanya. Anak perempuan pakai rok mini dan baju mini. Meskipun masih anak-anak, tetapi itu ‘kan bisa membekas sampai dewasa. Apalagi mencontoh orang tuanya, hem..

Saya memang suka membaca status WA bijak tentang kehidupan sehari-hari dari teman-teman saya di aplikasi hijau itu. Menyaksikan postingan dakwah dalam status itu paling tidak mengingatkan saya bahwa ilmu agama Islam itu sangatlah penting. Meskipun saya sering terlupa dengan itu, paling tidak ada secercah ilmu yang sampai ke diri saya. Mudah-mudahan selalu ingat.

Makanya, teman-teman saya ya dari kalangan aktivis dakwah, baik laki-laki maupun perempuan. Ikhwan maupun akhwat. Status akhwat pun sering juga saya lihat. Ini bukan berarti saya suka yang bikin status lho, karena beberapa sudah menikah. Sekali lagi, isinya yang lebih penting. Bahkan, itu bisa menjadi bahan saya untuk menulis. Contohnya tulisan ini ‘kan tentang status WA bijak tentang kehidupan sehari-hari.

Makanya, jangan disalahartikan kalau saya membaca dan melihat status WA orang lain langsung diartikan ada apa-apanya. Biasanya saja kale. Bukankah status WA itu pada dasarnya memang juga untuk orang lain. Tergantung settingannya sih. Bisa untuk semua teman, bisa juga untuk teman tertentu.

Mengherankan

Ada lho, dua orang yang berteman di WA. Keduanya terikat dalam satu tempat kerja yang sama. Yang laki-laki sudah menikah, otomatis sudah beristri, lah. Punya anak juga. Sedangkan yang perempuan belum, masih gadis ting-ting.

Namun, yang memang mengherankan dan betul-betul bikin heran, gara-gara status WA bijak tentang kehidupan sehari-hari, eh, si laki-laki itu diblokir! Iya, betul-betul diblokir! Ada apakah gerangan?

Ini sebenarnya penyebabnya apa sih? Sampai sekarang, penyebab pastinya masih belum bisa diketahui. Apakah si perempuan tersebut risih dilihat status WA-nya oleh si laki-laki? Apakah si laki-laki memang yah, bisa dikata, cukup agresif melihat status WA sang gadis? Misalnya, melihat berkali-kali. Ya pagi, ya, siang, sore, hingga malam. Satu status WA bisa dilihat berkali-kali. Memang begitulah, kecuali dihapus oleh pemiliknya.

Langsung diblokir dan laki-laki tersebut merasa bingung. Mengetahui kenyataan ini, saya juga bertanya-tanya, ada apa di antara laki-laki dan perempuan itu? Kok sensitif sekali?

Ada juga kabar tentang masalah ini, si perempuan menghubungi laki-laki itu lagi. Yah, tentang urusan kerja yang belum selesai. Pakai nomor lain, bukan nomor yang dipakai untuk memblokir.

Begitu tahu itu perempuan yang pernah memblokirnya, si laki-laki gantian memblokir. Mungkin dalam hatinya mengatakan, “Rasain lu! Emang enak diblokir?!”

Tidak cukup berhenti di situ, nomor si perempuan, yaitu: XL yang tadinya disimpan, menjadi dibuang. Tidak disimpan lagi di kontak HP. Pokoknya, dibuang jauh-jauh, lah.

Sebegitu bencinya si laki-laki terhadap perempuan yang telah memblokir tanpa alasan yang jelas. Lho, bukannya tadi karena status WA bijak tentang kehidupan, Mas? Sebenarnya saya sendiri juga tidak tahu. Kira-kira saja, dari informasi yang saya terima dari teman atau bersliweran di sana-sini.

Yang Jelas Begini

Menghadapi perempuan memang akan cukup sensitif, apalagi si perempuan memang sensitif. Jangankan perempuan yang bukan mahrom, menghadapi istri saja, suami harus banyak berpikir, ditambah dengan bersabar.

Perempuan tercipta dari tulang rusuk yang bengkok. Kalau dibiarkan, maka akan tetap bengkok. Kalau diluruskan, maka akan patah. Jadi, bersabar dan berperilaku baik saja kepada mereka, siapapun mereka.

Mau diblokir di WA, FB, atau media sosial yang lainnya, percayalah itu hanya bikinan manusia. Dan memang berhak seperti itu. Jika ada yang risih dilihat atau dibaca orang lain, maka blokir adalah solusi yang tepat. Walaupun nanti akan timbul masalah ketika akan kontak untuk hal yang penting, tetapi perasaan bagi seorang perempuan semestinya didahulukan, hehe…

Manusia boleh memblokir, tetapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak! Ketika kita berbuat dosa terus-menerus, Allah tidak pernah menutup kesempatan pengampunan selama kita masih hidup. Jadi, saat diblokir oleh manusia, keluhkan saja kepada Allah. Mungkin ada hikmah di balik itu. Yah, misalnya ada perasaan cinta dari si perempuan di atas kepada si laki-laki beristri. Lho, sah-sah saja ‘kan? Slot laki-laki itu untuk empat orang, janganlah jadi perempuan tamak dengan mengambilnya semua untuk diri sendiri. Setuju?

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.