Kepedulian Terhadap Sampah

Kepedulian Terhadap Sampah

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Katanya, jadi anak itu tidak boleh bicara kotor ya? Padahal ini yang susah.

Kalau anak tidak boleh bicara kotor, maka dia tidak boleh menyebutkan “septic tank”, “selokan”, “toilet”, dan tidak ketinggalan “sampah”. Semua kata itu konotasinya memang kotor. Jadi, susah bukan, anak kalau harus bicara yang bersih-bersih saja.

Dari empat kata itu, ada satu yang terdengar akrab di telinga kita. Maknanya bisa sangat luas, seluas hasilnya. Apa itu? Kata itu adalah “sampah”. Ya, sampah yang menjadi hasil buangan dari manusia itu.

Arti Sampah

Sebelum melangkah lebih jauh, maksudnya yang baca ini tidak usah ambil langkah seribu, apalagi kalau sedang di kantin, bayar dulu woy! Sampah, menurut KBBI, adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas.

Sampah selalu diusahakan untuk dibuang. Meskipun ada orang yang tidak rela membuang sampahnya sendiri. Ada lho! Saya pernah melihat sebuah video tentang orang yang menumpuk sampahnya sendiri di dalam kamar kost.

Tumpukan itu hampir memenuhi isi kamar. Baunya tentu saja, busuk luar biasa! Jangan ditiru ya! Kalau mau menimbun, lebih bagus menimbun pahala saja, daripada minyak goreng juga, hehe..

Menurut jenisnya, sampah terbagi menjadi dua stafnya, yaitu: organik dan anorganik. Ini juga jangan disalahartikan dengan pegawai ya? Sebab ada instansi yang masih terbagi menjadi dua, yaitu: pegawai organik dan pegawai pemda yang diperbantukan. Masa sih kita menyebutkannya sampah organik dan sampah pemda yang diperbantukan?

Kalau sampah organik itu biasanya mudah hancur dan mudah larut. Contohnya: dedaunan, daging, kayu, ranting pohon, kertas, makanan, dan lain sebagainya.

Sementara sampah anorganik tidak mudah hancur, tidak seperti hati para gadis yang mudah hancur karena laki-laki. Paling banyak sekarang adalah plastik. Katanya sih perlu waktu ribuan tahun agar bisa hancur. Ada yang bisa membuktikan ini? Berusaha hidup ribuan tahun untuk melakukan penelitian.

Kalau sampah organik itu adalah limbah dari rumah tangga, sudah pernah dikonsumsi, sampah anorganik sebagai pembungkus atau wadahnya. Kita sering membeli makanan dengan wadah styrofoam. Meskipun warnanya putih, seputih hatiku, ternyata tidak mudah lenyap ketika tertimbun di dalam tanah.

Menangani Sampah

Data-data tentang sampah dan dampak buruknya silakan dicari sendiri di internet. Ada begitu banyak permasalahan yang muncul gara-gara sampah ini. Oleh karena itu, kita harus menangani sampah. Tentunya ini dengan tangan. Sebab, jika dengan kaki, namanya mengkaki’i sampah. Ribet ‘kan istilahnya?

Memisahkan sampah dan membuang pada tempatnya adalah hal sederhana yang bisa dilakukan. Jangan sembarang membuang sampah! Yang bisa sembarangan dibuang itu adalah kenangan bersama mantan. Baik mantan majikan, bos, maupun atasan. Wuih, semuanya di atas kita tuh!

Khusus atasan, tidak harus selalu dihargai tinggi kok. Bukankah di pasar Tanah Abang, atasan cuma 30 ribu rupiah saja?

Gerakan penanganan sampah yang menurut saya sangat bagus telah dilakukan di MTsN 3 Kebumen. Link websitenya adalah: https://misterbejebelajarpenjas.blogspot.com/2022/02/mtsn-3-kebumen-memperingati-hari-sampah.html

Hal yang dilakukan di sekolah tersebut adalah membersihkan sampah di lingkungan madrasah dan tebar ikan di sungai irigasi. Setiap kelas dibagi tiga buah kantong plastik besar, untuk sampah organik, kertas, dan plastik. Sampah yang terkumpul nantinya disetorkan ke Bank Sampah Desa Kuwarisan, desa tetangga.

Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional setiap tanggal 21 Februari. Bagi yang lahir di tanggal itu, tidak perlu minder ya! Sama sekali tidak ada kaitannya dengan sampah kok, hehe..

Melihat dari isi website Mister Beje, kiranya itu menjadi contoh bagi sekolah lain. Mengajak warga sekolah untuk peduli dengan sampahnya sendiri. Menggalakkan juga yang namanya bank sampah.

Namun, jangan salah, bank sampah hanya untuk menampung sampah. Ada pula sampah dari bank, yaitu: cetakan slip rekening kita sendiri yang terasa makin lama makin berkurang isinya. Hikksss…

pantun-bale

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

10 Comments

  1. Luar biasa….Betul sekali cara pengelolaan sampah oleh Mr.Beje bisa menginspirasi kita .Krn sampah sangat sulit untuk dibenahi,kalau bukan oleh diri kita

  2. Setuju, gebrakan Mas Bj terhadap sampah patut kita contoh. Cuma sayangnya di desaku blm ada bank sampah, jd drpd ditabung ya mending dibuang aja. Sayang juga sih..

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.