Awal Tahun 2023? Sama Saja Tuh!

Awal Tahun 2023? Sama Saja Tuh!

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Nah, ini sudah tanggal 5 Januari 2023, tidak terasa bukan tahun 2023 sudah berjalan 5 hari? Apa saja yang kamu lakukan selama 5 hari ini? Apakah bermanfaat ataukah bermangfaat? Bedanya apa ya?

Kalau diputar balik, pada malam tahun baru, sudah jutaan orang tumplek blek di jalan-jalan. Selain di jalan, mereka juga memadati tempat-tempat yang luas. Mereka menunggu bukan detak-detik proklamasi, tetapi detak-detik pergantian tahun. Dari jam 23.59 menjadi 00.00. Mau itu WIB, WITA, WATI, maupun RETNO sekalian.

Amankah?

Memasuki awal tahun 2023, pertanyaan pertama yang menggelitik datang dari seorang pengguna Twitter dengan ribuan followersnya. Dia menulis kira-kira begini, “Subuh pertama aman?”

Saya jadi berpikir, eh, benar juga ya dia menulis seperti itu. Dari awal malam, sampai tengah malam begadang, mungkin dengan berbagai acara, pulang sudah menjelang Subuh. Kemungkinan besar, salat Subuh bisa terlewat. Bisa bablas, bukan bablas angine seperti Tolak Angin itu, melainkan bablas pahalane alias lenyap pahalanya!

Sebenarnya, apa sih yang dicari dari malam tahun baru itu? Memasuki awal tahun 2023, kok dengan begadang begitu? Apa tidak lebih enak tidur saja? Eh, tapi jika masih jomblo, tidur sendiri mana enak? Bertemankan guling, apa enaknya, ‘kan itu benda mati. Tidak bisa diajak bicara, karena memang di dalamnya tidak ada baterai!

Kalau memasuki awal tahun 2023, mengakunya sudah punya resolusi, sudah punya tujuan yang ingin tercapai di tahun ini, mestinya dimulai dari salat Subuh tepat waktu di masjid. Bukan malah ditinggalkan. Mengakunya terlambat salat Subuh, bangunnya jam 7. Ketika ditanya, “Bangun terlambat, lha biasanya bangun jam berapa?”

“Jam setengah tujuh!” Katanya.

Ya, berarti terlambat 30 menit ya! Oke, fiks!

Resolusi

Kata “resolusi” sering menjadi bahan pembicaraan tatkala, wuih tatkala, memasuki awal tahun 2023. Mau itu tahun 2023 atau tahun 2033 nanti, resolusi selalu menjadi motivasi, paling tidak niatnya. Resolusi ini merujuk kepada perceraian suami istri, hem, maksudnya berkaitan dengan apa sih yang mau dilakukan di tahun yang baru ini?

Ada yang resolusinya ingin kawin, lebih sopannya, ingin nikah. Tahun-tahun kemarin jomblo akut, meskipun saking akutnya tidak sampai dibawa ke rumah sakit (tambah: jiwa).

Yah, niat ingin menikah itu bagus dong. Memang sudah begitu fitrah seorang laki-laki maupun perempuan yang belum punya pasangan. Manusia ini ‘kan memang diciptakan berpasang-pasangan. Laki-laki dan perempuan. Yang satunya mencari tulang rusuk, satunya mencari tulang punggung. Namun, jika pasangan laki-laki dan laki-laki, maka yang dicari adalah tulang lunak. Subhanallah.

Bagi yang ingin menikah, semoga dilancarkan saja ya! Namun, jangan terburu-buru, menikah atau kawin itu bukan ajang perlombaan lari sprint, meskipun ada yang namanya kawin lari. Walaupun teman-teman sudah menikah semua, yang jomblo tetap tenang dan santai saja. Memilih pasangan itu bukan untuk sehari atau dua hari, melainkan sampai seratus atau dua ratus tahun kalau bisa.

Resolusi lain bagaimana? Oh, ada yang ingin mendapatkan pekerjaan baru. Ini biasanya terkait dengan pandemi covid-19 yang lalu. Dia bisa jadi dipecat atau dirumahkan oleh tempat kerjanya. Menganggur cukup lama tanpa penghasilan yang jelas. Nah, sekarang sudah awal tahun 2023, harapan untuk dapat rezeki lebih banyak semoga diraih ya!

Ternyata Ini Lho!

Pada malam tahun baru, ada kejadian seorang pejabat yang sampai diamputasi dua jari tangannya. Alasannya memegang petasan dan meledak di tempat. Nah, itulah, dari yang awalnya petasan menjadi petaka. Petakilan sih.

Antara tahun 2022 dan 2023, ternyata sama saja kok! Apa sih yang membedakan, tidak ada. Lihat saja kalender 2023, bagi yang sudah membeli dan menempelkannya di tembok.

Kalender 2023 dengan kalender tahun-tahun sebelumnya tidak berbeda. Coba lihat, awal tahun 2023 dimulai dari tanggal 1 Januari, tahun sebelumnya juga sama bukan? Apa tahun 2022, tahun barunya tanggal 1 Oktober? Kan tidak mungkin. Itu adalah hil yang mustahal.

Begitu juga dengan jumlah harinya. Tetap tujuh hari, lah yauw! Apa tiap tahun tambah hari? Kan tidak juga. Dari Senin sampai Ahad, mau itu 2023, 2024, sampai masa presiden ke-2024 nanti, tetap urusan hari tidak berubah sama sekali.

Jika sudah sama seperti itu, maka berjalannya akan tetap cepat dan persis tahun sebelumnya. Sekarang baru bulan Januari, tetapi nanti tanpa terasa Februari, Maret, seterusnya hingga Desember lagi. Dan, ikut malam tahun baruan lagi. Cepat banget lho!

Agar hal itu tidak terjadi, resolusi jangan hanya kata di mulut. Kalau resolusi hanya untuk mulut, maka lebih baik makan resoles saja! Lebih enak, apalagi pakai lombok biji. Wuih, sedap, Gaes!

Resolusi atau tujuan kita di tahun sebelumnya, yuk, kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Apa harus menunggu tahun depan lagi agar resolusi kita tahun sebelumnya dilaksanakan?

Saya teringat dengan teman Facebook saya. Mungkin saking ingin menyamakan antara awal tahun 2023 dan 2022, maka dia menjual kalender 2022 miliknya. Dicari penawaran tertinggi.

Kira-kira, menurut kamu, berapa harganya yang pas?

kamis-menulis

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

6 Comments

  1. Wah… wajib ikut antologi Refleksi dan Resolusi ini pak rizky…

    Yuuuk kirim naskahnya ke aku..

    Hehee.. terimakasih..

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.