4 Jenis yang Dikurbankan Ketika Idul Adha

4 Jenis yang Dikurbankan Ketika Idul Adha

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Ketika saya menulis ini, sudah tanggal 5 Dzulhijjah. Tinggal 5 hari lagi, kita akan merayakan Idul Adha. Tentu dong dengan ibadah kurban di dalamnya.

Menyangkut ibadah kurban, kaitannya selalu dengan hewan. Untuk hewan kurban itu sendiri, ada beberapa kriteria. Apa saja itu?

Sebentar, pakai subjudul dulu ya! Heading 2, pakai warna oranye. Oke, ini dia!

Kriteria Hewan Kurban

Pertama, matanya tidak buta. Kalau hewan kurban itu buta, pastilah kelihatan bagi kita dong, ya! Dia kalau jalan akan menabrak-nabrak. Ini hewan yang tidak boleh dikurbankan.

Namun, jangan juga terlalu berlebihan. Nanti ada hewan kurban yang buta huruf dan buta warna, ikut tidak dikurbankan. Jangan ya! Sebab, yang dihindari adalah buta betulan.

Kedua, kaki tidak pincang. Carilah hewan kurban yang kakinya empat. Dan, keempatnya itu harus tegak dan bisa dipakai semua. Jika pincang, maka jalannya juga pincang. Jika tegak, maka jalannya juga akan tegak. Begitu logikanya.

Ketiga, telinga tidak terpotong. Ada memang hewan yang telinga terpotong, mungkin karena cacat sejak lahir atau dipotong orang. Tidak mungkin, lah, hewan itu memotong telinganya sendiri. Sestresnya hewan tidak akan seperti itu. Benar ‘kan?

Keempat, kurus karena sakit. Ini memerlukan sedikit pengamatan yang cermat. Bisa pakai dokter hewan atau tukang atau pawangnya pun boleh. Widih, ada sapi atau kambing pakai pawang!

Kurus karena sakit jelas tidak cocok untuk dijadikan hewan kurban. Kurusnya hewan tidak mungkin karena diet. Pada dasarnya, diet itu tidak harus menyiksa. Boleh kok ketika diet kita bersenang-senang. Seperti itu lho, acara diet natalis. Kan ada makan-makannya juga tuh!

Kelima, ekor tidak terpotong. Apakah ada hewan kurban yang panjang ekornya sampai empat meter, lalu terpotong satu meter? Oh, jelas tidak ada!

Hewan yang terpotong ekornya berarti hewan cacat. Sama dengan telinga, tidak mungkin hewan kurban itu memotong ekornya sendiri. Bedakan kambing dengan cecak ya! Kan beda banget tuh.

Oke, sekarang kita sudah tahu beberapa kriteria hewan kurban. Sudah dulu ya!

Lho, Mas, eh, belum! Judulnya saja belum dibahas. Baik, kita mulai ulik dan kupas satu persatu, 4 jenis yang dikurbankan ketika Idul Adha.

Sebentar, ini juga pakai subjudul. Heading 2 lagi, dikasih warna oranye lagi. Yuk, cuss!

4 Jenis Sesuai Judul

Walah, subjudulnya begitu! Untuk subjudul berikutnya, kita pakai Heading 3, dikasih warna merah, ini dia:

1. Unta

Hewan ini adanya memang di bagian Timur Tengah sana. Menjadi yang paling mahal untuk dijadikan hewan kurban. Hewan spesial, sudah ada sejak zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Bisa jadi tunggangan, bisa juga jadi santapan makanan.

Meskipun hewan ini dagingnya banyak, tetapi yang menanggung adalah tujuh orang maksimal. Saya dulu pernah punya pandangan yang sedikit keliru tentang 7 orang ini. Saya kira, harus tujuh orang. Ternyata tidak. Boleh lima orang, boleh enam orang, boleh empat orang. Yang penting, patungan mereka cukup untuk membeli hewan kurban. Atau, salah satu membayar lebih banyak, tetapi yang lain ridho atau mau, boleh-boleh juga.

Kalau di Indonesia, hewan unta sangat jarang dikurbankan. Bahkan, setahu saya belum pernah. Mungkin ada yang mau mencoba di sini?

2. Sapi

Sampai sekarang hewan ini masih berkaki empat saja. Hewan yang harganya lumayan mahal, makanya dibagi maksimal tujuh orang saja. Di tempat saya, patungan satu orangnya 1,8 juta. Dikali 7 orang, ketemulah angka 12,6 juta rupiah.

Kemarin paman saya menelepon lewat Whatsapp. Ada yang kenal paman saya? Dia bilang, harga sapi di Jawa mencapai 22 juta. Jadi patungannya lumayan juga tuh! Tapi, itu ‘kan tergantung jenis sapinya juga sih. Bahkan, ada sapi limosin yang mencapai berat 1 ton. Ini juga kalau patungan, lebih lumayan lagi, hehe..

3. Kambing

Tadi unta dan sapi untuk tujuh orang. sekarang untuk hewan kambing, tidak bisa. Kambing hanya untuk satu orang. Makanya, jika punya dana berlebih, lebih baik kurban kambing saja. Sebab, tercatat pahalanya juga satu orang. Kalau sapi atau unta, jika patungan, maka pahalanya dibagi 1/7, tergantung jumlah orangnya berapa.

Dari unta, sapi, kambing, bagaimana urutan yang benar atau hewan kurban apa yang paling utama? Menurut yang saya tahu, pertama adalah unta untuk satu orang. Berikutnya unta untuk tujuh orang. Ketiga, sapi untuk satu orang. Keempat, sapi untuk tujuh orang. Kelima, kambing untuk satu orang.

Setelah kambing, masih ada lagi? Ternyata masih ada. Seorang penceramah Idul Adha di Bombana ini, saya lupa tahun berapa, pernah mengatakan bolehnya berkurban ayam! Ya, ayam seperti yang biasa kita makan dalam keadaan digoreng atau dibakar.

Penceramah tersebut mengatakan berkurban ayam boleh saja. Tapi, saya lupa, dalil apa yang dia pakai? Yang jelas, hal itu sangat salah dan menyesatkan. Tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat, kok bikin-bikin sendiri? Mau ibadah, tapi malah berdosa. Kan rugi dongggg…

Terus, jenis kurban yang terakhir apaan, Mas? Kurban yang terakhir ini justru paling banyak, yaitu…

4. Perasaan

Banyak orang yang mengatakan, mereka hanya kurban perasaan. Entah, perasaan apa yang dimaksud? Apakah perasaan karena ditinggalkan alias ghosting? Di-PHP orang?

Menurut saya, kurban perasaan yang ditampakkan di Idul Adha ini adalah perasaan sedih, menyesal, dan rugi karena tidak bisa ikut berkurban. Selama setahun, 12 bulan, satu bulannya 30-31 hari kalau Masehi, tetapi belum terkumpul uang juga untuk kurban.

Herannya, untuk beli barang-barang lain, mereka bisa. Ada yang punya mobil, cicilan perbulannya 4-5 juta, tetapi hanya untuk sapi atau kambing senilai 2 jutaan tidak bisa.

Ada juga yang rumahnya bagus, tetapi demi mendapatkan rumah di akhirat lewat berkurban tidak dilakukan. Aneh bukan?

Terbalik

Beberapa tahun yang lalu, muncul tren tanaman hias. Harganya sampai jutaan rupiah, eh, orang banyak beli juga. Lanjut dengan tren berikutnya, yaitu: batu akik. Ini juga mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah.

Sekarang, trennya adalah berkurban. Ibadah ini cuma bisa dilakukan pada hari Idul Adha. Pada hari-hari lain tidak bisa. Menyembelih hewan kurban untuk Allah cuma di momen ini. Jika di hari lain, namanya aqiqah. Ada juga menyembelih biasa, sekadar acara makan-makan bersama keluarga.

Jadi, sampai di sini, mau pilih kurban jenis apa? Jangan dulu dilihat uangnya, tetapi dilihat hati kita. Sudahkah kita punya niat yang kuat dan semangat untuk mendapatkan pahala di bulan mulia ini dengan berkurban? Hanya kita sendiri yang bisa menjawab.

kamis-menulis

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

25 Comments

  1. Hahahaha.. jangan mau dong kalo qurban jenis yg ke-4 mah. Sebisa mungkin dihindari krn membuat hidup tidak bahagia…

  2. Waduh penasaran yang ke empat, setelah sampai 3 hewan apalagi? Ternyata yang paling banyak dikorbankan he he.

  3. Saya tadi inget2 kenal gak sama paman Kakak. Ternyata gak jnget. Mungkin saya belum kenalan. Atau memang belum bertemu. Semoga paman Kakak beserta keluarga sehat selalu.

  4. Wah, enak ya … 1,8 sudah bisa patungan sapi. Di kami hampir dua kali lipatnya. Tapi alhamdulillah di lingkungan RT ada inisiatif patungan qurban dengan menabung setiap Minggu. Alhamdulillah.

  5. Di Kebumen Jateng kayaknya sapi satu minimal harganya sekita 17 Juta. Yang sedangsekitar 21 jutaan. Yang lebih besar harganya lebih mahal lagi. Di Bombana kenepa harganya murah sekali ya. Sayang jauh. Kaau dekat aku borong tuh sapi bawa ke Kebumen hehehe….

  6. Betul sekali… Master Rizki, ciri2 hewan untuk kurban. Trimks share tulisan yg luar biasa keren…

  7. Saya pikir yang keempat Domba…
    Ehhh… ternyata kurban perasaan.
    Hmmm, jika dipikirkan, bagaimana menyemblih kurban perasaan yaa?
    Heheheheh

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.