Rencana Tanpa Renjana Akan Jadi Merana

Rencana Tanpa Renjana Akan Jadi Merana

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Hayo, masih ingat resolusi tahun 2022 ini? Katanya dulu kamu menyusun apa saja yang mau dilakukan tahun ini? Sekarang sudah bulan Februari, apa kabarnya nih?

Sebenarnya, menyusun resolusi itu tidaklah seenak makan resoles. Kalau resoles, tinggal beli murah, nikmat disantap pagi hari. Mungkin bersama teh hangat, kopi hangat, atau istri yang hangat, karena dia baru saja dari dapur. Badannya masih sehangat kompor.

Makan resoles di ruang tamu sambil melihat orang-orang yang lewat. Kalau orangnya habis, maka melihat ayam yang lewat. Ayam sudah habis, giliran kucing.

Lanjut kambing hingga sapi. Jika di kota mungkin hewan-hewan itu tidak ada yang lewat depan rumah, kecuali punya rumah di dalam kebun binatang. Sedangkan di desa, masih banyak ditemukan hewan yang lewat tanpa bilang permisi apalagi menyapa yang punya rumah.

Meneruskan Saja

Ada yang mengatakan bahwa resolusi di tahun ini adalah meneruskan resolusi di tahun sebelumnya yang juga bagian dari resolusi tahun sebelumnya lagi yang belum selesai. Jadi, berlanjut terus tanpa bisa selesai, layaknya sinetron Tukang Ojek Pengkolan.

Mungkin sempat menyusun, ah, aku mau bikin ini, bikin itu. Aku harus lebih baik daripada tahun sebelumnya! Mau pakai renjana atau semangat yang kuat, pada akhirnya, eh, rebahan juga. Kalau ada yang tanya, “Gimana resolusimu kemarin?”

Dijawab dengan singkat, “Nanti-nanti aja deh!”

Begitu yang terjadi tiap tahun. Hidup bagaikan air yang mengalir. Pertanyaannya, air apakah itu? Apakah air yang jernih layaknya air dari sumur bor? Ataukah air kencing yang pesing dan bikin pusing karena bau pesing yang disiram kering?

Menyusun resolusi kita akui memang tidak mudah. Sebab, selalu ada distraksi-distraksi. Selalu ada pengganggu fokus. Selalu saja ada keinginan untuk berubah dan keluar dari track yang sudah ditetapkan.

Apa yang Harus Dilakukan?

Manusia pada dasarnya tidak bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Manusia punya kemampuan otak yang terbatas.

Jadi, solusi yang sebenarnya adalah fokus dan konsisten. Menetapkan satu hal yang paling disukai, paling diminati, tetap di situ, jangan dulu beralih ke bidang lain kalau bidang ini saja belum sukses atau berhasil.

Namun, apakah itu gampang dilakukan? Saya ambil contoh teman Facebook saya. Seorang gadis yang add begitu saja, kan sering toh ada permintaan pertemanan dari orang yang sebelumnya tidak kita kenal.

Setelah dia menikah, mulailah berjualan online. Lewat Facebook waktu itu. Kalau tidak salah ingat, dimulai dari gamis. Wah, pas bahas gamis karena hari ini memang Gamis!

Posting-posting foto apa adanya yang intinya jualan gamis, caption yang apa adanya, sama sekali tidak mendapatkan interaksi, apalagi sampai aksi demonstrasi.

Berjalan beberapa bulan, jualannya tidak laku, ganti lagi kosmetik. Caranya sama, posting-posting foto produk, langsung jualan, caption atau copywriting lagi-lagi sederhana banget.

Ini juga tidak terlalu ditanggapi. Terus, dia ganti lagi. Saya lupa produk apa, yang jelas saya yakin, dia juga tidak akan sukses dengan usaha tersebut. Yakin!

Pada dasarnya, dia tidak punya renjana. Hanya mampu bikin rencana yang dijalankan apa adanya. Tanpa membuat langkah-langkah dari rencana yang ada. Pokoknya, dia sudah merencanakan gagal berbisnis sebelum gagal betulan.

Intinya, kalau ingin sukses, maka rencana tidaklah cukup. Harus dengan renjana. Menyalurkan energi yang besar pada satu bidang yang kita kuasai, minati, favoriti, dan tanpa dicurigai. Mulai dari hal yang sederhana untuk mewujudkan rencana itu.

Usaha dan Doa

Manusia punya akal, kaki, tangan, badan, dan kemampuan yang melekat. Namun, dia tetaplah makhluk yang lemah. Sekuat-kuatnya manusia, masih lebih kuat, apa ya? Mau ditulis apa hayo?

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, kecuali jika dilihat dari agama, yang paling sempurna tentu saja para nabi dan rasul.

Akan tetapi, manusia seperti kita ini ada kelebihan dan kekurangan. Jangan sampai kelebihan kita adalah terlalu banyak kekurangan dan kekurangan kita adalah tidak punya kelebihan. Ini ‘kan parah banget! Sana ke rumah sakit sana kalau parah!

Mengacu dari situ, manusia yang kuat, tetapi pada dasarnya lemah, maka butuh doa. Butuh bantuan dan pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jangan mengandalkan diri sendiri melalui semboyan: kerja, kerja, kerja. Tanpa istirahat, tanpa ibadah, tanpa doa, dan tanpa tawakkal kepada Allah. Hem, mau jadi apa manusia macam begitu?

Dan, rencana yang didukung dengan renjana adalah kunci sukses. Selama ini kita kenal ada kunci motor, kunci mobil, kunci rumah, kunci kamar, sampai kunci onderdil kendaraan.

Kalau kita sering bingung mencari kunci-kunci itu, jangan sampai kita mengatakan, “Ya, saya tahu kunci sukses itu! Cuma saya lupa taruhnya di mana tadi?”

kamis-menulis

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

27 Comments

  1. Tidak cukup rencaba tapi renjana harus ada .. semoga setiap detik waktu yg kita lewati selalu tertanam renjana 6ang kuat hingga aoa yg kita impikn terwujud..

  2. Humornya selalu sehat menghiasi tulisannya. Itulah Bung Rizky. Saya pasti.tersrnyum….. Apalagi melihat yang lewat seekor.kucing tanpa permisi di depan ku…..yah. Bak rencana sudah lewat. Lalu akhirnya lupa menaruh kunci sukses…
    Eh kunci motor. Pokoknya sukseslah buat Bung Rizky. Asti orangnya masih muda selalu. Habis awet.muda bikin tersenyum orang….jadi sehat. Nah. Salam

  3. Ah, sll saja dibuat tersenyum -senyum sendiri kalau membaca tulisan Mas Rizky ini. Benar2 dah jd branding.. keren dan mantap..

      1. Keren tulisannya, Bu. Menginspirasi sekali. Saya jadi malu bilang, resolusi tahun ini melanjutkan resolusi tahun lalu. 😆😆😆

  4. Semoga Renjana kita tidak padam dengan keadaan…melalui tulisan ini kita diingatkan untuk lebih konsisten.Terima kasih inspirasinya

  5. Merana….
    Ooh aku marana..
    Ditinggal renjana.
    Heheee..
    Semua memang harus direncanakan… dilanjut tindakakn.. hasilnya? ALLOH MAHA BIJAKSANA..

  6. Salah satunya mungkin aku yang lupa menaruh kunci untuk renjana itu…
    Entahlah….kemana perginya renjana untukku…

  7. “Ya, saya tahu kunci sukses itu, namun saya lupa menaruhnya dimana” hahahahah bisa saja Pak Rizki…

    Semboyan : Kerja… kerja… kerjaa, harus sedikit ditambah yaa Pak…
    menjadi : Kerja… istirahat… makan…. ibadah… hehehehe

    Sehat selalu Pak

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.