Anak insecure itu bukan berarti anaknya sekuriti, atau malah anaknya surikiti. Ini sangatlah berbeda. Anak insecure perlu untuk dicarikan solusinya.
Anak insecure artinya dia sedang tidak percaya diri. Mungkin sifat percaya diri itu sudah jadi sifat yang lama mengendap, mungkin juga terjadi baru-baru ini.
Jika anak kurang percaya diri, maka dia bisa kehilangan harga diri. Kalau sudah begitu, anak akan jadi tersiksa, terutama secara batin. Tanpa ada kaitannya dengan ilmu kebatinan, anak insecure memang batinnya perlu untuk diobati.
Apakah, diobati langsung ke dokter? Tidak harus sampai ke sana, apalagi ke dokter hewan. Itu kalau yang insecure adalah kucingnya si anak, cocok. Orang tua pun bisa kok jadi penyelamat anak sehingga tidak insecure lagi.
Apa yang harus dilakukan orang tua agar anak insecure bisa kembali normal lagi? Berikut adalah tips-tipsnya, semoga bisa membantu. Kalaupun tidak bisa membantu, paling tidak bisa menolong. Ya ‘kan?
1. Cari Tahu Penyebabnya
Tidak ada asap tanpa ada api. Tidak ada ayam bakar, tanpa adanya api juga. Apalagi kalau Ayam Bakar Wong Solo. Walah, malah iklan di sini!
Orang tua perlu menyelidiki penyebab anak insecure itu? Setelah itu, tawarkan bantuan kepada mereka. Bantuan di sini jelas berbeda dengan kuis Who Wants to be A Milllionaire, yang berupa: Ask the audience, phone a friend, atau fifty-fifty. Masih ingat nggak dengan kuis itu?
Kunci untuk membantu atau menolong anak insecure adalah melalui proses komunikasi. Orang tua tidak perlu kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi dulu, baru berkomunikasi ke anak. Kelamaan!
Orang tua dapat berkomunikasi dengan anak dengan berbagai cara. Tanya penyebab anak kok berubah keadaannya? Dari yang tadinya gembira, ceria, suka cerita, kini kok tampak menderita.
Proses komunikasi dengan anak itu mesti dilakukan dengan lembut. Jangan langsung marah atau meledak-ledak. Orang tua jelas bukan petasan. Dan, tidak pantas pula sudah jadi orang tua, masih suka main petasan!
2. Mengajari Anak
Apa yang harus diajari di sini? Apakah kerajinan tangan cara membuat bunga plastik? Wuih, ini sih tugas pelajaran Seni Rupa.
Hal yang lebih utama adalah mengajari anak insecure untuk mencintai diri mereka sendiri. Setiap kesalahan sampai anak insecure mesti dijelaskan bahwa anak bisa belajar dari kesalahan tersebut. Cegah anak untuk terus mengasihani diri sendiri atau dirundung rasa bersalah yang terus-menerus. Setiap orang bisa kok melakukan kesalahan.
Mengajari anak untuk mencintai diri sendiri adalah dapat juga dengan tidak membiarkan kritik, emosi, ditambah dengan komentar orang lain menyerang mereka. Beri semangat anak agar terus bersemangat! Walah, gimana sih ini kalimatnya?!
3. Waspada Media Sosial Anak
Ini dia yang mungkin menjadi faktor terbesar anak insecure. Ini adalah media sosial. Tidak usah dijelaskan apa saja itu media sosial, kita sendiri pasti tahu. Coba sebutkan 100 media sosial yang ada! Bisa nggak?
Ketika anak memakai media sosial dan notabene anak berada dalam fase diserang, mungkin juga dibully, maka insecure itu akan datang. Terlebih jika anak sedang tidak siap secara psikis, maka komentar negatif yang sedikit saja dapat menggerogoti batin anak.
Oleh karena itu, orang tua tetap perlu memantau media sosial yang digunakan oleh anak. Apalagi si anak sudah punya HP sendiri, orang tua lebih waspada lagi. Seorang penulis pernah mengatakan bahwa dia membenci belajar online, karena anak jadi terbiasa dengan HP. Memang sih, hal itu tidak bisa dimungkiri. Bukankah belajar online itu memang sebagian besar melalui HP? Selain HP, ‘kan bisa juga lewat Android. Ya ‘kan?
Orang tua tetap perlu berteman dengan anak di media sosial. Dari situ, ketika ada status atau postingan anak yang mendapatkan serangan, maka orang tua bisa mengcounter. Kecuali yang lewat japri atau chat langsung. Ini orang tua yang perlu bertanya langsung. Namun, jangan sampai berlebihan. Jangan sampai anak merasa tidak nyaman karena kita yang ingin lebih dalam memasuki kehidupan pribadi dan sosial mereka.
4. Baik Terhadap Anak
Akhlak orang tua yang baik tentu saja akan menjadi contoh yang baik juga untuk anak. Orang tua dengan model seperti itu akan berpikir jauh ke depan. Kalau anak sering dikasari, dimarahi, bahkan disakiti fisiknya, jangan-jangan nanti ketika anak sudah jadi orang tua, akan begitu ke anak-anak mereka? Atau yang lebih parah, anak yang sudah dewasa itu akan membalas perlakuan kita yang kasar dan kejam? Hiii, atutt, ah!
Anak insecure sudah bermasalah. Perasaannya sudah tidak nyaman. Masa mau kita tambah tidak nyaman? Menjadi orang tua yang baik adalah sebuah keutamaan. Bukankah yang lahir duluan adalah orang tua? Bukankah orang tua pernah muda, sedangkan anak belum pernah jadi orang tua? Nah, dari situ, orang tua haruslah lebih banyak pengalaman dan juga ilmu, terutama ilmu tentang berbuat baik kepada keluarga ini.
5. Bangun Sikap Menghargai Kelebihan Anak
Masa anak terlahir ke dunia ini tanpa memiliki kelebihan sih? Kalau ada anak obesitas, itu termasuk kelebihan apa bukan ya? Apa sekadar kelebihan berat badan saja?
Sejak anak lahir, tumbuh mulai besar, dari situlah anak mulai memunculkan kelebihannya. Dalam fase ini, apakah orang tua paham yang mana itu sebenarnya kelebihan anak? Belum tentu lho orang tua tahu. Buktinya ketika anak besar dan memilih sekolah tingkat lanjut, orang tua masih memaksakan keinginannya tanpa memperhatikan lagi kelebihan atau potensi luar biasa dalam diri anaknya.
Buatlah anak melihat kelebihannya dan kesempatan untuk terus mengembangkannya. Insecure itu akan hilang, karena anak diserang dari kekurangannya. Padahal, seperti yang saya tulis di atas, coba baris ke berapa, setiap orang pasti punya kekurangan. Kelebihan yang cuma satu atau dua akan menjadi kunci sukses bagi anak sampai dewasa nanti. Asalkan tetap positif dan bermanfaat untuk orang lain, sah-sah saja untuk terus dikembangkan. Memangnya cuma kembang yang perlu untuk dikembangkan?
Insecure Bukanlah Masalah Lagi
Masih banyak cara lain untuk mengubah atau mengatasi anak insecure. Namun, dalam tulisan ini, disebutkan cuma lima saja. Soalnya, kalau sampai 5.000 cara mengatasi anak insecure, akan begitu panjang tulisannya. Selain itu, saya sendiri juga bingung, apa saja 5.000 cara tersebut? Jangan sampai saya yang jadi insecure karena memikirkan cara mengatasi insecure yang super banyak itu! Hehe…
Yang jelas, anak insecure tidak boleh dipandang sepele, apalagi dipandang sebelah mata. Orang tua ‘kan bukan bajak laut, jadi tidak perlu memandang dengan sebelah mata!
Problem anak insecure akan bisa teratasi oleh orang tua yang baik, orang tua yang mengerti anak, dan orang tua yang siap untuk terus belajar ilmu pendidikan anak. Walaupun orang tua tidak lagi sekolah, tetapi anaknya yang sekolah bukan? Ditambah jika orang tua adalah kepala sekolah, maka si anak adalah anak kepala sekolah. Ini maksudnya apa sih?? Bikin insecure, deh! Walah…