Bersama Saling Mendukung di Popmama Parenting Academy 2021

Bersama Saling Mendukung di Popmama Parenting Academy 2021

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Pada tulisan kali ini, secara khusus saya tujukan kepada kaum ibu atau para mama. Ada berbagai permasalahan yang dihadapi Mama.

Mengacu kepada masalah tersebut, terutama di dalam rumah, apa saja sih? Berdasarkan pengamatan dan observasi yang ada, setidaknya ada suatu persepsi yang berkembang di dalam masyarakat kita bahwa sosok mama harus seperti manusia super. Namanya Superman. Eh, itu kalau laki-laki, di sini saya menyebutnya Superwoman.

Bayangkan saja, siapa sih di rumah yang paling banyak pekerjaannya? Mama bukan? Ada seorang pembicara yang mengatakan bahwa mama itu bangun sebelum terbit matahari dan baru tidur setelah terbenam mata suami! Mama juga harus mengurus ini dan itu. Terlebih jika seorang perempuan murni menjadi ibu rumah tangga.

Persepsi Terhadap Mama

1. Mama Tidak Boleh Tumbang

popmama-1

Memangnya pohon beringin tidak boleh tumbang? Seorang mama diibaratkan orang yang bisa bekerja 24 jam. Kalau bisa 26 jam pun, akan 26 jam pula. Dari pagi buta sampai malam gelap gulita, mama terus bekerja dan sepertinya tanpa boleh istirahat.

Padahal Mama juga manusia biasa bukan? Mama bukanlah robot, wajar kok jika Mama merasa capek, sedih, dan ingin mengeluh. Lalu, mengeluhnya kepada siapa? Di sinilah peran suami Mama. Dia harus seperti “tempat sampah” untuk menampung segala unek-unek Mama. Sebab, jika bukan suami yang bisa diandalkan, maka tempat berikutnya adalah media sosial. Hayo, para suami, lebih pilih mana? Istrinya mengeluh ke dirimu atau ke medsos?

2. Me Time? Apaan Tuh? Terdengar Aneh!

popmama-3

Seorang mama semestinya memang punya waktu sendiri, bebas dari gangguan orang lain. Misalnya: menonton drakor, membaca buku, mengaji, beribadah, atau tidur nyenyak.

Bayangkan seorang mama yang tidak ada waktu untuk dirinya sendiri. Stres pasti mudah menjangkiti. Padahal mama butuh untuk menjalankan hobi atau mungkin usaha barunya.

Mama yang menjalankan me time bukan termasuk mama yang egois. Namun, itu adalah tanda bahwa Mama sadar akan kebutuhan diri sendiri.

3. Memang Begitu, Jadi Mama Pasti Capek

Iya, benar, jadi orang tua itu memang capek. Terlebih jika sedang dalam kondisi sakit. Ketika sakit, apakah Mama harus tetap bekerja seperti biasa? Tentu tidak dong. Mama yang sakit bukan berarti mama yang lemah. Mama juga bukan Fir’aun yang katanya seumur hidup tidak pernah sakit itu.

Kalau Mama sedang mengeluh, itu jangan diartikan mama sedang tidak bersyukur. Justru itu tanda bahwa Mama memang sedang betul-betul butuh istirahat dan mengisi kembali baterai cintanya.

4. Komentar-komentar Nyelekit dan Nyesek Tentang Mama

popmama-2

Berikut adalah komentar-komentar yang mungkin sering didengar oleh Mama atau minimal pernah didengar. Silakan dicek ya:

“Ya ampun, ini yang diet anaknya atau mamanya sih? Mungil banget!”

“Rumahnya berantakan banget kayak kapal pecah habis dilanda tsunami!”

“Dandan dikit juga dong, biar lebih cerah gitu di depan suami.”

“Anak kok dibiarin nangis sih? Nanti jadinya cengeng sampai dia gedhe lho!”

“Badannya kok kurus banget kayak lidi? Nggak bahagia setelah menikah dan punya anak ya?”

“Mau resign dari kerjaan di kantor? Nggak sayang tuh sama kuliahnya yang tinggi-tinggi?”

“Wah, mau balik kerja kantoran? Yakin tuh anak bakal terurus?”

5. Masih Ada Lagi yang Ini

popmama-4

Masih banyak mama yang merasakan penatnya pekerjaan rumah sampai tanpa sengaja kelepasan marahnya. Dalam kenyataan yang lain, mama juga akan nyesek jika sudah capek-capek masak, ternyata anak tidak mau makan. Atau, makan sih tetapi dimuntahkan semua. Suami datang juga dalam kondisi kenyang, habis makan di luar sama teman-temannya.

Persoalan merapikan rumah juga seakan-akan tidak pernah bisa beres sampai hari kiamat, hehe. Ada pula mama yang memutuskan untuk resign karena trauma dengan pengasuh anak.

Kesehatan mama juga bisa terganggu. Semalaman begadang karena anak sakit, tetapi tetap harus bangun pagi. Tugas-tugas rumah sudah menanti.

Nah, malam hari saat mama mau tidur, ternyata dihalangi pula oleh sesuatu. Contohnya: pilih tidur dulu atau nonton dulu ya?

Makin larut tidur karena mama mesti memikirkan belanja apa besok untuk lauk dan sayurnya? Saat sudah ada bayi, mama berpikir, “Ini sudah waktunya menyusu, dibiarkan dulu Adik tidur atau dibangunkan ya?”

Mama juga dapat dilanda rasa bersalah karena sehari tadi memarahi si kakak. Atau bukan si kakak, malah si adik yang kena semprot.

Aneka rupa masalah atau kejadian yang menimpa sosok mama, yang lebih ekstrimnya, mama bisa mandi sehari sekali saja sudah bersyukur sekali. Sedikit menyegarkan badan di tengah keringat yang terus membanjir.

Pokoknya, aneka masalah yang datang menghantam Mama harus segera dicarikan solusinya. Terlebih pada masa pandemi ini, tekanan bagi Mama bisa meningkat. Anak harus diajari lewat online dengan gurunya. Padahal mungkin dulu mamanya tidak menempuh pendidikan khusus guru, tetapi dipaksa untuk mengajar anak. Ini berat, salah-salah mama bisa senewen ketika mengetahui anaknya belum bisa paham-paham juga.

Pendidikan Anak dan Keluarga yang Tidak Ada 

Bayangkan saja, di Indonesia ini tidak ada tempat khusus yang mendidik seseorang untuk menjadi orang tua. Artinya, tidak ada sekolah khusus menjadi orang tua.

Sebagian besar dan hampir semuanya, menjadi orang tua itu karena berkaitan dengan faktor umur. Mungkin usianya sudah 20 atau 25 tahun ke atas, sudah saatnya untuk menikah. Setelah itu, sudah waktunya untuk punya anak.

Bachtiar Nashir pernah mengatakan bahwa kriteria orang tua menerima laki-laki untuk menjadi menantunya cuma karena dua faktor, yaitu: suka sama anaknya dan sudah kerja. Mengenai ilmunya seputar dunia keluarga atau parenting jarang ditanyakan.

Mendidik anak dianggap akan bisa dengan sendirinya nanti kalau sudah betul-betul punya anak. Kita lihat saja kenyataan sekarang, berapa banyak orang tua yang membaca buku tentang parenting? Berapa banyak orang tua yang rutin mengikuti seminar parenting?

Kalau ilmu parenting yang benar tidak dipelajari dengan baik, maka yang akan mengisinya adalah ilmu mendidik anak yang cuma ikut-ikutan. Ada anak nakal sedikit, dipukul, bahkan ditendang. Seperti itulah yang mungkin akan terjadi andai mendidik anak tidak dilengkapi dengan ilmu.

Mendidik anak jaman now juga pastinya berbeda ketika masih ada Dinosaurus dulu. Ya ampun, lama banget! Maksudnya, tantangan keluarga milenial saat ini adalah pola asuh anak tidak bisa dengan pendekatan kekerasan. Jika anak-anak dikerasi, justru mereka akan melawan, membantah, dan tambah susah diatur.

Persepsi belajar cuma di bangku sekolah juga dapat berpengaruh. Makanya, tatkala sebagian Mama yang menjadi orang tua merasa tidak perlu lagi belajar karena tidak lagi sekolah. Tidak lagi kuliah. Buku sudah tidak kenal sama sekali, kecuali buku nikah dan buku tabungan. Seminar apalagi, sudah sama sekali lupa. Tinggal menjalani hidup, mendidik anak mengalir begitu saja.

Cukup banyak yang berpandangan bahwa belajar parenting itu membuang-buang waktu dan tentunya, uang. Untuk membeli buku-buku parenting dirasa sangat tidak penting. Malas membeli, apalagi membaca. Padahal, untuk kebutuhan lain yang dirasa kurang bermanfaat, kok mampu? Kok sanggup?

Sebenarnya, jika Mama tidak meningkatkan diri dalam ilmu parenting sangat disayangkan. Sebab, ilmu tersebut terus berlaku seumur hidup. Dari sebelum anak lahir, waktu lahir, balita, TK, SD, hingga dewasa nanti, ilmu parenting tetap dibutuhkan.

Nah, masalah yang dihadapi oleh Mama sebagai bagian dari keluarga milenial tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada solusi yang jitu, tetapi praktis. Perlu mengajarkan ilmu parenting, tetapi dalam kemasan yang sangat menarik. Tidak membosankan, tetapi sangat menyenangkan. Apakah ada?

Ternyata, memang betul-betul ada. Situs popmama.com yang menjadi pelopornya. Situs yang menjadi bagian dari IDN Media tersebut, dikatakan Sandra Ratnasari, Editor in Chief popmama.com, bahwa Popmama untuk kalangan mama generasi milenial dan gen Z. Konten-kontennya kreatif dan menarik dibandingkan media konvensional. Apa sebabnya? Tidak lain dan tidak bukan karena popmama.com memakai banyak visual, video, list, bahkan humor lho dalam artikel-artikelnya. Pasti dibaca tidak akan membosankan deh.

Situs popmama.com memang berisi ilmu-ilmu yang sangat berguna untuk pendidikan anak dan pengembangan keluarga. Tulisannya tidak kaku, atau kesannya cuma menggurui, tetapi lebih ke arah sharing. Lebih ke arah berbagi pengalaman kepada para orang tua milenial. Sebab, mendidik anak memang harus disesuaikan dengan zaman. Kalau dulu HP tidak ada atau jarang sekali yang punya HP, sekarang HP sudah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari. Dan, anak sekarang susah lepas dari HP sama sekali bukan?

Popmama.com menyelenggarakan Popmama Parenting Academy di tahun 2021 ini. Event tersebut sudah berlangsung selama tiga kali berturut-turut sampai dengan tahun ini. Lalu, apakah Popmama Parenting Academy (POPAC) itu?

popmama-5

POPAC adalah suatu acara tahunan yang diadakan oleh popmama.com sebagai one stop solution bagi keluarga milenial yang mencari pengalaman menyenangkan, hiburan, pendidikan, bahkan pengalaman berbelanja.

Melalui POPAC 2021, kita sebagai orang tua milenial membutuhkan pengasuhan anak yang baik, terutama memanfaatkan teknologi di tengah kebutuhan akan internet yang sangat besar. Dalam event ini, orang tua milenial tidak merasa sendirian, ada banyak orang tua lainnya yang membenamkan diri untuk belajar pendidikan dan pengasuhan anak sejak bayi.

Materi Sangat Melimpah

popmama-13

Jika mencermati materi yang disajikan dalam POPAC 2021 ini memang sangatlah banyak dan semuanya bisa dikatakan luar biasa. Para orang tua akan mendapatkan ilmu yang lebih luas lagi tentang pengasuhan dan pendidikan anak.

Lima hal yang ditampilkan di POPAC 2021 ini, yaitu: webinar, kuliah melalui Whatsapp (kulwhap), content series, community awards, dan Popmama Little Star 2021. Mari kita ulas satu persatu.

Webinar

Dukungan dan Cinta Alya Rohali Terhadap Karier Musik Namira Adjani

Pernah mendengar nama Alya Rohali ya? Kalau bagi saya sih, nama ini adalah presenter kondang yang membawakan acara kuis Siapa Berani bersama Helmy Yahya. Kuis yang bisa menghadirkan sampai 100 orang dalam satu ruangan studio.

Alya Rohali dalam POPAC 2021 ini ikut berperan, tetapi anak perempuannya yang bernama Namira Adjani. Talkshow ini ditayangkan melalui live Instagram @popmama_talk pada hari Jumat (19/11/2021) pukul 15.00 WIB.

Kita bisa belajar tentang perhatian dan dukungan Alya Rohali kepada Namira Adjani yang punya hobi dan bakat dalam bidang musik.

Berbicara Melalui Cerita Bersama Rika Endang Triyani

Seberapa penting cerita bagi orang tua dan anak? Ternyata memang sangat penting. POPAC 2021 mewadahi kita untuk belajar dengan seorang profesional storyteller yang bernama Rika Endang Triyani. Beliau akrab dipanggil Kak Rika.

Ibu dari tiga putri dengan usia 16 tahun, 12 tahun, dan 9 tahun. Ternyata, semua anaknya homeschooling. Kak Rika aktif dalam Komunitas Ayo Dongeng Indonesia. Selain itu menjadi founder dari Dongeng Kota Hujan Bogor. Masih ada aktivitasnya dalam Teater Boneka Sangkar Burung atau TBSB sebagai eksplorasi cara mendongeng.

Acara bersama Rika akan mengembil tema “Merekatkan Bonding Mama dan Anak Lewat Mendongeng”. Diadakan pada Jum’at, 3 Desember 2021, pukul 11.30.-13.00 WIB. Live di Zoom dan YouTube Popmama.com.

Belajar Bersama dari Psikolog, Roslina Verauli M.Psi, Psi dan Public Figure, Sahil Muchsin Mulachela

POPAC 2021 ini menghadirkan narasumber-narasumber yang luar biasa. Lihat saja ada Roslina Verauli M.Psi., Psi dan seorang bapak dengan profesi broadcaster dan host yang sudah sering saya lihat video lucunya di TikTok bersama dengan istrinya. Beliau adalah Sahil Muchsin Mulachela.

popmama-6

Apa tema yang diangkat? Ternyata, temanya adalah: Dampingi Anak Hidupkan Keseruan Belajar dengan Bermain serta Mengasah Imajinasi di Era Digital. Cukup panjang judulnya, tetapi bisa dipastikan isinya akan sangat padat dan berisi.

Catat tanggalnya, Jumat, 3 Desember 2021, pukul 13.00 – 14.30 WIB. Live di instagram @Popmama_com, @popmama.parenting.academy, @cussonskids_id, YouTube Popmama dan IDN Live. Jangan lupa ya Mama untuk hadir di acara dahsyat ini!

Belajar dari Nugroho Indera Warman

popmama-11

Bicara tentang keluarga, kiranya Mama memang tidak boleh melupakan kondisi anak-anak. Apalagi selama pandemi Covid-19 ini. Anak-anak yang dimaksud bukan anak yang sudah remaja, atau bahkan dewasa, tetapi lebih khusus adalah anak usia dini. Nah, apakah mereka masih tetap baik-baik saja?

Pertanyaan tersebut akan dijawab dan diulas dalam sesi “Generasi Covid-19: Menyelamatkan Pendidikan Anak Usia Dini” bersama Nugroho Indera Warman (Spesialis Pendidikan – UNICEF Indonesia). Media masih sama, yaitu: Live di instagram @Popmama_com, @popmama.parenting.academy, @cussonskids_id, YouTube Popmama dan IDN Live.

Belajar dari Psikolog Anak dan Keluarga: Samanta Elsener, M.Psi, Psikolog

Psikolog ini mempunyai satu putri berusia 9 tahun. Punya pengalaman bekerja sebagai psikolog anak dan keluarga lebih dari 5 tahun. Mengawali karier sebagai psikolog anak dengan bekerja di Brawijaya Clinic Kemang.

Samanta berhasil mengembangkan sayapnya dengan memberikan psikoedukasi pada orangtua, anak, remaja serta dewasa muda melalui berbagai media sejak Oktober 2018. Beliau juga bekerja sama dengan berbagai instansi. Psikolog ini aktif juga mengisi aneka program seminar, talkshow, dan memiliki program-program self development workshop yang dikelola secara mandiri.

Cermati Ilmu Tentang Keuangan Keluarga Bersama Rista Zwestika Reni, S.Sos, AWP CFP

popmama-9

Rista menjadi seorang perencana keuangan yang telah tersetifikasi CFP sekaligus AWP. Jabatan saat ini sebagai Co-Head of Advisor di Finansialku.com, perusahaan perencana keuangan. Spesialisasi Rista adalah di bidang cash flow, keuangan keluarga, dana pendidikan, dan asuransi.

Mengetahui Kesehatan Anak dari Dr. Marlyn Cecilia Malonda, SP.A

Dr. Marlyn adalah dokter spesialis anak yang bekerja di Mayapada Hospital, Tangerang. Ilmunya tentang kesehatan anak siap dibagikan di kegiatan POPAC 2021 ini.

Belajar Juga dari Putu P.D Andani, M.Psi, Psikolog

Nah, beliau ini juga termasuk psikolog selain Samanta di atas. Putu adalah seorang co-founder klinik TigaGenerasi. Punya anak satu. Aktif juga sebagai pembicara di sekolah-sekolah, komunitas dan beberapa brand ternama.

Masih dari Klinik TigaGenerasi: Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog

Selain Putu, Saskhya adalah co-founder klinik TigaGenerasi. Lulusan Magister Profesi Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Tahu buku best seller “Anti Panik”? Beliau ini termasuk tim penulisnya.

Belajar dari Vera Itabiliana, S.Psi, Psikolog

Vera adalah psikolog anak dan remaja. Beliau menjadi ibu dari dua anak laki-laki. Vera ini pernah menulis buku dengan judul, “Tanya Jawab Seputar Perkembangan Anak” yang diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer pada tahun 2008. Buku yang berjudul “Profesi Psikologi Itu Seru”, penerbit Gramedia pada tahun 2018, beliau juga termasuk salah satu penulisnya.

Content Series

Ada banyak konten menarik seputar pendidikan keluarga di POPAC 2021. Mama bisa menemukannya di Instagram Popmama Parenting Academy atau langsung ke website popmama.com.

Mama dapat membaca kegiatan homeschooling yang bisa meningkatkan kemandirian anak, alasan dibalik perilaku bullying terhadap anak, tips menjaga imunitas agar anak siap sekolah saat pandemi, mengetahui kelebihan dan kekurangan homeschooling, aplikasi untuk mengawasi anak saat bermain gawai, dan masih banyak lagi.

Bersama Itu Lebih Baik

Profesi sebagai ibu rumah tangga kerap kali diremehkan. Apalagi jika yang menjadi ibu rumah tangga tersebut lulusan sarjana, atau bahkan lebih daripada itu.

Ibu rumah tangga dianggap bukan bekerja. Yang dikatakan bekerja itu berangkat ke kantor dari jam 08.00, pulang jam 16.00 atau 17.00. Berkantor dari hari Senin sampai Jumat. Sabtu dan Minggu libur, meskipun bisa juga tetap bekerja kalau ada lembur.

Nah, karena ibu rumah tangga itu memang sebagian besar di rumah, maka orang yang dihadapi itu-itu saja. Suami dan anak-anak. Ditambah dengan tukang sayur. Cukuplah kira-kira seperti itu.

Sering perasaan yang dihadapi oleh ibu rumah tangga itu adalah kesepian. Ketika anak ke sekolah, suami ke kantor, dia sendirian di rumah. Menjaga rumah. Menunggu orang-orang kesayangannya pulang.

Sekarang, di tengah pandemi, peran ibu rumah tangga bertambah berat. Anak-anak belajar daring di rumah, mesti diajari oleh sang ibu. Padahal, ilmu-ilmu waktu ibu sekolah dahulu sudah banyak yang lupa. Untuk memanggilnya kembali tidak mudah. Apalagi jika berdalih sudah tua atau otak sudah mulai menurun kualitasnya.

Stres karena belajar online dapat dirasakan oleh ibu rumah tangga. Sudah di rumah merasa jenuh, tuntutan pendidikan makin berat saat pandemi. Gurunya memberikan tugas, melalui Whatsapp misalnya, lalu anak mengerjakan tugas tersebut dibantu orang tua.

Tidak jarang stres sang ibu bertambah besar, hingga mengeluarkan emosi yang negatif. Nah, ini dia muncul lagi. Mengamuk, menggertak, sampai mengata-ngatai anak dengan sebutan kasar dan keras, menambah luka batin di hati anak. Masa ibunya sendiri berbicara seperti itu? Apakah ibu sudah tidak sayang ke aku? Begitu mungkin pikiran si anak. Apakah mama sudah tidak mau lagi menganggapku anak yang baik sampai aku terus dimarahi?

Jika kondisi seperti itu yang terjadi, ibu atau mama butuh dukungan. Butuh support yang kuat, jelas, dan tetap menyenangkan. Mama butuh berkumpul dengan sesamanya melalui komunitas. Ya, melalui komunitas yang positif, energi mama juga akan kembali positif. Bukankah antusiasme yang merupakan sifat positif itu memang menular?

Apa saja sih manfaat Mama mengikuti komunitas ibu dan anak? Ada lima jawabannya:

  1. Dapat teman baru, lalu sharing dengannya.
  2. Ada tantangan menarik setiap bulan.
  3. Tempat atau sarana untuk belajar.
  4. Ada update berita terbaru atau teraktual.
  5. Dapat menyalurkan hobi yang terpendam.

Dalam POPAC 2021, hadir Community Awards. Ada dua kategori dalam awards ini. Pertama adalah Educative Community. Dilihat dari namanya, jelas ini adalah komunitas yang berorientasi kepada pendidikan. Komunitas ini mesti memberikan memiliki program mendidik anggota dan masyarakat di luar komunitasnya.

popmama-7

Adapun bidang pendidikan yang dimaksud adalah seputar kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepada ibu dan ayah atau keluarga, pendidikan keuangan keluarga atau seputar finansial, dan lain-lain.

Kedua adalah Supportive Community. Komunitas ini memiliki program untuk memberikan dukungan kepada anggota dan orang di luar anggota. Bentuk dukungannya untuk meningkatkan pengetahuan, taraf kehidupan, dan relasi yang lebih baik.

Apa saja dukungan yang diberikan? Ternyata, meliputi dukungan seputar kesetaraan, perlindungan ibu dan anak, kerukunan, inklusi, dan demokrasi di masyarakat.

Sebagai syarat mengikuti Community Awards dalam POPAC 2021, komunitas perlu menunjukkan bukti gerakan dukungannya melalui tulisan atau narasi. Diulas kegiatan-kegiatan komunitas tersebut dan buktinya melalui foto-foto. Ditambah dengan data susunan pengurus. Jadi, komunitas bukan sekadar ajang kumpul-kumpul atau bahkan ngerumpi, hehe, tetapi sudah eksis sebagai satu organisasi.

Nah, ada yang lupa, siapa saja juri untuk Community Awards ini? Siapa yang akan menilai dalam ajang di POPAC 2021 tersebut? Tercatat ada tiga juri perempuan dalam hal ini, yaitu:

  1. Rosdiana Setyaningrum, Psikolog.
  2. Dr. Devie Rahmawati, Peneliti Program Vokasi Humas UI & Praktisi Komunikasi.
  3. Sandra Ratnasari, Pemimpin Redaksi Popmama.com.

Ketiganya jelas merupakan orang-orang hebat. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa hasil kompetisi ini akan berjalan seru dan mungkin cukup menegangkan, hehe.

Berfokus Pada Bakat Anak

popmama-10

Sebelum bicara tentang manusia, kita bicara tentang hewan terlebih dahulu. Kita pasti tahu, bahwa setiap hewan itu memang diciptakan sesuai dengan kondisi tubuh atau anatomi tubuh yang melekat padanya. Kita tidak akan mungkin menemukan ikan bisa hidup di udara layaknya burung. Kita juga akan sulit melihat burung yang hidup di dalam air seperti ikan.

Meskipun di dunia hewan saja tidak mungkin terjadi, ternyata dalam dunia pendidikan malah bisa begitu. Betapa banyak anak yang dipaksa untuk menjalani kehidupan sesuai kemauan orang tua. Padahal setiap anak memiliki bakat masing-masing, misalnya: menari, menyanyi, berakting, modelling, olahraga, dan lain sebagainya.

Bakat-bakat yang luar biasa tersebut dapat terwadahi dalam ajang Popmama Little Star 2021. Berbagai hadiah menarik disediakan untuk anak-anak pemenang.

Cara mengikuti kompetisi ini sebagai berikut:

  1. Merekam momen melalui video saat anak dengan rentang usia 7-14 tahun memperlihatkan bakatnya, seperti: menyanyi, menari, dan bakat lain yang sekiranya positif.
  2. Video tersebut diunggah di akun TikTok atau Instagram pribadi.
  3. Untuk caption atau keterangan video, dapat ditulis prestasi atau penghargaan yang sudah diterima oleh si anak.
  4. Untuk tag dan mention, harus menyertakan @popmama_com dan @popmama.parenting.academy serta hashtag #POPAC2021, #PopmamaLittleStar, serta #LittleStarbakat anak, contohnya: #LittleStarBerakting.
  5. Periode pendaftaran dari tanggal 15 November – 4 Desember 2021.
  6. Jangan lupa akun TikTok dan Instagramnya jangan diprivate.

Kompetisi ini tentunya bisa menjadi nilai plus bagi si anak untuk memperlihatkan bakatnya. Selain itu, melatih mentalnya untuk meramaikan ajang ini. Jika nanti menang, maka tentu akan membuat anak dan orang tuanya bahagia. Bila belum beruntung, tugas orang tua untuk menguatkan hati anak. Kecewa boleh, sedih boleh, tetapi bangkit itu yang harus lebih boleh.

Anak yang Dilanda Kesedihan

popmama-12

Acara POPAC 2021 ini tidak hanya untuk senang-senang tanpa memperhatikan orang lain yang dilanda kemalangan. Tidak terkecuali anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena pandemi covid-19. Mereka kehilangan kedua orang tua atau salah satunya.

Sungguh sebuah niat yang mulia ketika Popmama.com mengajak kita untuk menyisihkan sebagian harta untuk anak-anak korban pandemi covid-19 tersebut. Melalui link https://bit.ly/donasi-popac2021, kita dapat berdonasi dengan harta terbaik kita. Tentu saja, dalam pikiran kita sebagai orang yang beragama, tidak akan pernah berkurang harta jika disumbangkan untuk orang lain. Justru akan bertambah, baik jumlahnya maupun berkahnya.

Donasi akan terus dibuka sampai nanti ditutup tanggal 31 Desember 2021. Nah, masih banyak kesempatan, ada sebulan lebih waktu untuk berdonasi atau mengajak keluarga, teman, tetangga, atau siapa saja untuk ikut berpartisipasi dalam program yang mulia ini.

Parents Support Parents

Slogan atau tagline dari Popmama Parenting Academy 2021 ini, yaitu: Parents Support Parents memang cocok karena menandakan adanya kebersamaan, terutama kebersamaan dalam memberikan dukungan satu sama lain. Terlebih dalam suasana pandemi yang belum pulih benar ini, mesti dihadapi dalam suasana kebersamaan yang positif, tidak bisa sendiri.

Mengacu juga bagi keluarga muda, baik itu dari kalangan milenial dan generasi Z, yang harus diberikan pemahaman tentang mendidik anak dan keluarga dengan kondisi yang sangat jauh berbeda dengan orang tuanya dahulu.

Sukses untuk Popmama Parenting Academy 2021: Parents Support Parents!

popmama-14

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

31 Comments

  1. Masya Allah keren banget ya Popmama parenting…
    Aku kayaknya perlu banget nih, karena akhir-akhir ini juga mulai merasa tingkat stres naik pesat akibat pandemi yang tak kunjung berakhir.

  2. Aplikasi Popmama memberikan kesan istimewa buat keluarga dan pengasuhan, pengalaman dan pengetahuan menjadi prioritas buat ibu/mama/ummi di rumah

  3. Suka deh sama tulisan ini. Sering dengerin curhat istri ya pak, tulisannya ngena banget ke dunia para mama.

    Emang ya jadi mama itu nggak ada sekolahnya. Coba aja ya ada jurusan “Teknik menjadi orang tua” di bangku kuliah. Walau nggak ada sekolahnya, tetap dong harus belajar untuk menjadi mama yang baik bagi anak-anak. Belajarnya bisa lewat popmama

  4. Jadi istri dan ibu itu bisa luar biasa capeknya. Meski dilakukan sekian puluh tahun tak menjadikan mereka robot. Tetap saja ada masa lelah. Me time dan upgrade ilmu jadi kebutuhan yang sangat penting.

  5. Sesama mama tentu harus saling support ya agar ke depannya pun para ibu bisa lebih senang dan bahagia. Para ibu tentu harus punya me time karena sudah banyak kerjaan di rumah yang dilakukan. Keren sih kalo ada program menarik dari Popmama Parenting Academy.

  6. Keren banget POPAC ini. Masih ada nggak ya? Saya juga pengen ikutan belajar lho. Belajar dengan teman senasib beda tanggungan memang paling oke. Bisa saling curhat yang bisa bikin plong hati dan mudah-mudahan berujung solusi. Nggak cuma sekedar ghibah yang bikin dosa ya kannnn… hehe…

  7. Wah tulisannya lengkap dan panjang Pak hehehe. Luar biasa ya sosok Mama. Perjaannya berat dan sepanjang waktu. Agar bisa menjalani peran dengan baik perlu juga nih ikut Mama pasti bekerja di mana semakin bertambah.

      1. Betul ya mas Rizki, makainya kita kudu berbakti sama ayah ibu kita sampai akhir hayat kita nantinya. Semoga langkah kita dipermudah untuk berbakti pada mereka. Aamiin.

  8. Menjadi ibu yang bertugas mengurus semua anggota keluarga memang bukan pekerjaan mudah. Kelihatannya sih cuma di rumah saja, tapi pekerjaan yang dilakukan begitu banyak. Lebih salut lagi bagi ibu bekerja dan kadang masih suka ambil kerja sampingan seperti ngeblog misalnya. Itu sangat tidak mudah dilakukan. Salut.

    1. Ada yang mengatakan sih bahwa perempuan itu memang bisa multitasking dengan baik. Beda dengan laki-laki yang harus fokus.

  9. Mama bangun sebelum terbit matahari dan tidur setelah terbenam mata suami. Wkwkwk, ngakak. Bener banget ini mah mas.

    Saya mah dah kebal mas sama ibu-ibu jutek. Maklum, udah anak tiga. Kalo ada yang jutek sama anak saya ya saya jutekin balik dua kali lipat. Kalo juteknya sama saya mah, saya santai aja, niru bebek cuek.

    Keren ini mah popmama artikel-artikelnya. Padat berisi. Gak panjang-panjang tapi informatif, lansgung tersampaikan pesannya.

    1. Soalnya kalau baca terlalu panjang, mungkin kurang bagus juga. Jadi, langsung to the point, begitulah.

  10. Aku pernah mendengar tentang persepsi bahwa mama nggak boleh sakit. Karena aku merasakannya. Kala mamaku sakit, maka murung semua kondisi keluarga. Yah, emang seberpengaruh itu seorang mama.

  11. Jadi inget, setiap aku sakit mamer selalu bilang Kenapa sakit? sakitnya jangan lama-lama, entar yang ngurus suami sama anakmu siapa?
    huhuhu, pengen sedih tapi ada benar dan salahnya juga.
    Untung ada banyak bunda-bunda yang saling menguatkan dan memberikan dukungan seperti di Pop Mama ini.

    1. Kasihannya, sakit kok bisa dikontrol sendiri. Tapi justru ketika sakit semacam itu, pikiran mama jadi tidak tenang. Selalu dipikirkan suami dan anak-anaknya. Akhirnya, malah istirahatnya tidak bisa full.

  12. keren banget acara Popmama Parenting ini …
    materi materinya daging semua dan dipandu oleh pakar pakarnya.
    Semoga banyak ilmu yang bisa diterapkan dari segudang webinarnya ya, biar bisa mom yang bukan work hard tapi work smart sebagai manager di rumah tangga.

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.