Dulu, ketika masih mahasiswa, saya pernah mendapatkan syubhat yang sangat berbahaya dari kakak kelas. Katanya, skripsi itu kalau dikerjakan, akan cukup lama. Dari kalimat sesat itu, alhasil skripsi saya pun selesai kurang lebih setahun. Padahal, dulu tentu inginnya skripsi cepat selesai. Begitukah?
Istilah mapala memang tidak serta merta mengacu pada mahasiswa pecinta alam. Bahkan, dulu di kampus saya sendiri, termasuk mahasiswa yang tipe begitu, justru sekretnya tercium bau paling pesing. Sebab letaknya di lantai dua kampus dan ada semacam balkon yang bisa dinaiki di depannya. Dari situlah, bau pesing menguar. Mungkin dia kira lantai dua itu seperti lereng gunung apa ya? Jadi, bebas buang air di situ.
Terus, selain mapala yang itu artinya, yang lainnya adalah mahasiswa paling lama. Masa studi yang sudah mau menopause, tidak cuma dihadapi oleh mahasiswi, tapi juga mahasiswa.
Dosen Versus Mahasiswa
Lho, Mas, kok kayak diversuskan begitu? Memangnya antara dosen dengan mahasiswa itu bermusuhan? Wah, tentu saja tidak! Cuma, entah kenapa lebih pantas bikin subjudul begitu ya? Halah…
Bagi mahasiswa, mereka mungkin saja dihadapkan kepada tekanan agar skripsi cepat selesai. Mungkin dari orang tua yang sudah mengancam tidak akan membayarkan lagi uang kuliah. Hem, seperti saya yang harus mencari sendiri uang kuliah selama dua semester terakhir. Alhamdulillah, berhasil juga. Nggak merasa pamer lho ya, karena masih banyak yang biayai kuliah sendiri lebih dari dua semester.
Baca Juga: 5 Tips Ampuh Menghilangkan Malas
Dosen pun maunya begitu. Agar skripsi si mahasiswa itu bisa cepat selesai. Mungkin agar tidak ketemu lagi dengan si mahasiswa dengan muka yang begitu-begitu saja. Biasanya mahasiswa lho ya, mahasiswi itu beda. Hehe…
Namun, apa boleh baut, bahwa tugas dosen itu luar biasa banyak. Selain meneliti skripsi mahasiswa, dia juga harus mengoreksi paper-paper mahasiswa lain. Mempersiapkan kuliah. Mengadakan proyek penelitian yang nilai rupiahnya, ehem, ehem. Mungkin juga aktif di organisasi luar kampus. Atau membimbing mahasiswa yang bikin tesis sampai disertasi. Dan masih banyak lagi…. Silakan isi titik-titik tersebut!
Mahasiswa yang ingin skripsi cepat selesai mestinya memang dasar, eh, sadar bahwa dosen itu super sibuk. Tidak cuma ngurusi kamu aja, kunae (khas bahasa Sulawesi). Terasa ‘kan kalau ketemu saja susah. Sudah janji, eh, kok tiba-tiba dibatalkan lagi. Ini jangan disamakan dengan janji caleg lho. Kamu tahu sendiri toh…?
Sebagai mahasiswa yang baik juga mesti berempati, bahkan limati, atau sampai sembilanti, bahwa skripsi yang masuk ke meja dosen memang belumlah sempurna. Ada yang kalimatnya masih berantakan, mirip kisah cinta si mahasiswa. Isinya sendiri sesuai dengan teori skripsi juga perlu diperhatikan dosen.
Makanya, jadi seorang dosen itu memang dituntut harus sabar, ulet, tekun dan sabar lagi. Lho, kok dua kali sabarnya, Mas? Ya, kalau mahasiswanya ada dua, ‘kan sabar dan sabar. Itu contoh kalau mahasiswanya dua lho! Kalau lebih, silakan tambahkan sendiri! Hehe…
Antara Kualitas dan Tenggat Skripsi
Tekanan pada mahasiswa yang ingin skripsi cepat selesai memang bukan berasal dari luar negeri. Wah, kayak pemerintah saja ya! Namun, faktor internal maupun eksternal membuat mahasiswa memang harus segera selesai, selesai dan selesai. Mau sampai kapan lagi, hah? Sudahlah waktu bersenang-senang, dema-demo di sana-sini, sekarang waktunya untuk bisa skripsi rampung.
Baca Juga: [Temukan di Sini] 5 Hal Positif Saat Kamu Diblokir Mantan di Whatsapp
Dosen memang bisa dipusingkan dengan mahasiswa tipe seperti ini. Maunya memang serba cepat. Kalau tidak cepat, nanti tidak dikasih bintang lima lho! Walah…
Apalagi jika si mahasiswa rajin mengirimkan bingkisan pesan Whatsapp menanyakan kelanjutan episode skripsi tercintanya. Pesan seperti itu bisa mirip promo dari operator seluler lho! Yang isinya penawaran inilah, itulah. Juga tawaran gadai BPKB, yang bisa cepat cair. Apanya yang cepat cair? Pikiran si mahasiswa bisa membeku begitu kok kalau nasib skripsi masih belum jelas.
Namun, ada memang momen-momen tertentu pertimbangan kemanusiaan dan kemahasiswaan yang cukup tinggi. Dosen semestinya bisa melihat segi kegentingan yang memaksa pada diri si mahasiswa. Awalnya mungkin mahasiswa itu malas mengerjakan skripsi. Bisa jadi dia bingung cara memulai skripsi.
Makin umur tua, ini umur studi mahasiswa, dia pun berpikir berapa lama mengerjakan skripsi sih? Kok ada yang skripsi selesai 2 bulan? Pastilah itu mahasiswa yang luar biasa! Lalu, mencari cara menumbuhkan semangat mengerjakan skripsi hingga benar-benar tuntas, tas, tas! Ayo, kamu pasti bisa!
Nah, mahasiswa yang sudah tiap hari merapalkan doa agar skripsi cepat selesai, semestinya itu terkabul dan hasilnya adalah dosen memudahkan jalan si mahasiswa agar betul-betul rampung skripsinya. Mengenai kualitas? Kalau ini bisa jadi pertimbangan selanjutnya bagi dosen, karena kadang dilema, mahasiswanya ingin cepat selesai, tetapi si skripsi sebenarnya di bawah standar garis pikiran.
Kesimpulan
Mudahkanlah saja, Pak Dosen, Insya Allah Anda juga akan dimudahkan dalam urusan-urusan kampus Anda selanjutnya. Mungkin itulah sekadar kalimat harapan bagi dosen dalam menghadapi mahasiswa yang ingin skripsi cepat selesai. Meskipun tidak semua, tetapi bisa jadi akan menemukannya. Entah itu semester ini, semester berikutnya atau mungkin di kampus lain kali ya?