Punya basis ilmu seputar teknologi karena berasal dari Jurusan Teknik Informatika, Universitas Halu Oleo, Kendari, justru membuat Abdul Talib tergerak untuk memberdayakan petani. Produk yang menjadi titik fokusnya adalah sayuran sehat. Melalui platform Pasarbumi, Abdul bersama timnya dengan total 15 orang mengembangkan melalui website dan aplikasi Android di Playstore. Dari 15 orang itu, ada pula yang fokus di urusan legal dan keuangan.
Menurut Abdul, teknologi yang digunakan pada website adalah Framework Codeigniter dengan bahasa pemrograman PHP. Sedangkan untuk aplikasi mobile adalah Framework Flutter, bahasa pemrograman Dart dan menggunakan API.
Platform ini mencoba untuk memasarkan hasil bumi dari kelompok tani yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara. Saat ini sebagian besar berada di lahan binaan dalam wilayah Pondidaha, Kabupaten Konawe. Selain itu, juga di Buton Utara dalam bentuk beras merah.
Kerjasama dengan LSM
Pasarbumi.id tidak bekerja sendirian untuk tujuan penyediaan sayuran sehat bagi masyarakat Kendari dan sekitarnya. Abdul Talib menggandeng sebuah LSM bernama Bina Potensi Desa (Sintesa) yang berdiri sejak 1991 sampai sekarang.
“Harga-harga dalam pasarbumi.id belum terupdate,” kata Abdul Talib. Dia menyebutkan antara harga jual dengan harga beli berbeda.
Beberapa produk Pasarbumi yang sudah dikemas contohnya sebagai berikut:
Nama Pasarbumi sendiri diambil oleh Abdul Talib dan timnya dengan harapan memasarkan semua hasil bumi. Dalam websitenya, ada empat hal yang akan disasar, yaitu: pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Akan tetapi, Abdul Talib merasa kesulitan untuk langsung mengembangkan empat-empatnya. Oleh karena itu, fokusnya pada bidang pertanian, utamanya sayuran sehat itu tadi.
Abdul Talib tidak menyebut memasarkan sayuran organik. Sebab, jika sayuran organik, maka PH air harus dihitung semua. Abdul Talib optimis nantinya akan menuju ke sana, meskipun dengan perlahan.
Sebelum Menjadi Startup
Abdul Talib dan tiga rekannya sudah pernah mengikuti beberapa event bertema teknologi. Mereka pernah mengikuti 1.000 Startup Digital Indonesia di Makassar dan The Next Dev Telkomsel.
Dalam pengembangan pasarbumi, Abdul mendapatkan nasihat dari seorang mentor. Startup itu tidak bisa scale up karena Abdul dan rekan-rekannya berlatar belakang IT. Abdul harus mencari orang yang berkompeten dalam bidang pertanian untuk menjadi CEO Pasarbumi.
Saran itu berhasil dilaksanakan karena Abdul bekerja sama dengan LSM Sintesa. LSM ini selain bergerak dalam bidang pertanian, juga bidang kesehatan dasar, peningkatan pendapatan masyarakat, perikanan, air bersih, demokratisasi, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.
Sebelum ada startup Pasarbumi, cara kerja Abdul Talib untuk memasarkan sayuran dimulai secara offline. Saat pandemi covid-19 belum melanda, dia mempekerjakan orang. Mengantar sayuran sampai ke rumah-rumah. Menggunakan motor Viar yang berjumlah tiga buah. Satu di Pondidaha dan dua di Kendari.
Ketika mulai membangun startup, dua motor Viarnya diparkir di kantor LSM Sintesa di kawasan Gunung Meluhu, Kendari. Tantangan dalam mengembangkan usaha adalah pada kebiasaan petani setelah panen. Hasil panen harus cepat diambil. Sebab jika tidak, mereka akan menjual dengan harga yang dimainkan oleh pembelinya.
Abdul dianggap pengepul modern, karena memang banyak pengepul yang mengincar hasil panen petani. Namun, Abdul tetap berusaha dengan memakai norma yang ada. Kaitannya dengan harga, dia berkonsultasi dengan dinas terkait. Jadi harga bisa sesuai dengan harga pasar.
Tantangan Berikutnya
Selain tantangan untuk mengambil hasil panen petani dengan cepat, tiga tantangan berikutnya menghadang Abdul Talib dan timnya. Sayuran sehat yang dipasarkan tidak diminati oleh semua orang. Sayuran jenis ini lebih khusus untuk orang-orang yang ingin diet atau sadar betul dengan kesehatannya.
Sayuran sehat juga tidak tahan lama. Tidak sampai satu minggu. Abdul pernah memasukkan sayuran sawi ke dalam kulkas yang besar. Namun, hasilnya, tiga hari sudah rusak.
“Saya melihat kok beda ya dengan sayuran-sayuran yang dijual di mal-mal? Bisa tahan lama. Mungkin karena pakai bahan kimia tertentu kali ya?” Ujar Abdul Talib.
Dari sayuran sehat yang dipasarkan Abdul Talib, ternyata beras merah dari Buton Utara yang menduduki produk favorit. Beras ini dikemas dalam satuan kilogram. Untuk daya tahannya, Abdul Talib mengatakan, “Selama kemasannya tidak bocor, bisa lebih dari sebulan.”
Sedangkan tantangan untuk pasarbumi.id sendiri adalah masih dalam tahap pengembangan. Website tersebut belum menjadi sempurna untuk digunakan secara luas di masyarakat. Abdul mengatakan bahwa platform tersebut belum Grand Launching.
Abdul Talib tidak merasa Pasarbumi sebagai pionir di Kendari. Akan tetapi, kalau bicara yang ada kantor dan perusahaan teknologinya di Kendari, maka itulah Pasarbumi. Bentuk Pasarbumi ini adalah koperasi agar lebih luas masuk untuk penetrasi dalam pengembangan usaha.
Abdul Talib menaruh harapan terhadap petani yang bekerja sama dengannya dan menjadi binaan LSM Sintesa agar nantinya bisa menjadi petani mandiri. Mereka bisa mengemas produk sendiri dan hasilnya untuk kesejahteraan petani juga.
Sukses terus untuk Pasar Bumi.
Siap berinovasi dan menembus tantangan ke depan.
Mudah-mudahan Pasar Bumi semakin berkembang. Aamiin
Keren banget yah. Hasil pertanian yang dipasarkan melalui aplikasi, sehat lagi. Menginspirasi
Keren banget yah. Hasil pertanian yang dipasarkan melalui aplikasi, sehat lag.
Keren banget yah. Hasil pertanian yang dipasarkan melalui aplikasi
Semoga yang menjadi harapan terwujut. Luar biasa… Semoga dapat mmbrikn inspirasi bagi pembaca. Untuk lebih mmhami betapa pentingnya hidup sehat dengan mengkonsumsi sayur dan buah. Juga kegiatan yg di lkukn kerjasama dengan LSM..
Inovasi yang dilakukan anak-anak muda yang patut didukung dan diapresiasi. Semoga makin berkembang.
Wah…. informasi yang sangat berharga……memacu berwiraswasta. Salam literasi Bung Rizky
Salam literasi juga pak..
Saya pernah kemah mahasiswa di Universitas Haluoleo dan mencicipi minuman sarabba. Top banget….
Ya, sarabba minuman yang hangat-hangat segar.
Anak-anak muda yang luar biasa. Sukses terus pak..