Dampak? Kita tahu bukan bahwa dampak itu ada dua, kalau bukan positif, ya, negatif. Namun, jangan khawatir! Inilah yang positif dari dampak pandemi Covid 19 terhadap anak. Entah itu anak saya maupun anak kamu.
Seperti biasa, sebelum melangkah lebih jauh, anak memang merupakan harta kita yang sangat bernilai. Harus kita jaga betul, apalagi di tengah corona yang masih terus menghantui, melebihi hantu-hantu di film-film itu. Jika kita tidak hati-hati, yang muncul malah hal negatif dari dampak Covid 19 terhadap anak.
Insya Allah, di setiap hal yang dianggap negatif, selalu tersimpan kebaikan yang bisa kita dapatkan dengan baik. Yah, namanya saja kebaikan, pastilah ujungnya baik juga. Kejelekan, ujungnya juga jelek. Ya ‘kan?
Apa saja dampak pandemi Covid 19 terhadap anak yang positif?
1. Lebih Akrab dengan Teknologi
Awal dibuat teknologi adalah membantu pekerjaan kita. Bila tidak ada teknologi, kira-kira seperti apa hidup kita? Pastilah akan susah. Kalau susah, jelas tidak mudah. Hehe…
Dari permasalahan yang sederhana saja. Mencuci misalnya. Kita terbantu sekali dengan adanya mesin cuci. Mesin tersebut bisa kita perintah, tanpa sedikit pun dia protes. Disuruh mencuci pagi hari, dia mau. Siang hari, oke. Malam pun sip-sip saja. Dia tidak mengantuk juga lho.
Permasalahannya hanyalah, kita sendiri mau rajin mencuci apa tidak? Mau menaruh pakaian kotor di badan mesin cuci apa tidak? Jangan-jangan simpan pakaian kotor di kamar terus? Sampai menggunung dan tingginya melebihi rumah. Walah, terlalu lebay ini!
Baca Juga: Rindu Suasana Kantor, Begini Solusinya
Atau yang paling akrab dengan kehidupan kita deh! HP. Ya ‘kan? Hayo, adakah barang lain yang lebih dekat daripada ini? Saya yakin tidak.
Kita lihat HP sekarang. Masih dinamakan dengan smartphone alias telepon pintar, tidak kita tahu HP tersebut sekolah di mana dan lulusan mana? Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa itu sebenarnya komputer dalam genggaman.
Yang jelas, fitur-fitur yang ada sudah sangat canggih. Membuat hidup kita jadi sangat terbantu, terutama untuk urusan komunikasi. Termasuk mencari informasi, permainan dan tidak kalah penting, yaitu: belajar.
Hal yang terakhir ini menjadi bagian positif dari dampak Covid 19 terhadap anak, terutama anak sekolah. Anak-anak kita jadi bisa menyalakan maupun mematikan mikrofon saat belajar lewat Zoom maupun Google Meet. Mereka juga jadi lebih akrab dengan piranti teknologi. Tidak cuma HP, tetapi juga sampai laptop dan tablet.
Menurut Dr. Ann-Louise Lockhart, seorang psikolog anak, banyak anak telah beradaptasi lewat belajar menggunakan perangkat, aplikasi dan program yang sebelumnya asing bagi mereka.
Pada poin ini, menyikapi dampak Covid 19 terhadap anak, yang perlu diwaspadai selanjutnya adalah orang tua jangan sampai kalah tahu teknologinya dibandingkan anak. Jangan sampai anak lebih pintar daripada orang tuanya. Kalau sudah begitu, maka orang tua bisa dibodohi oleh anak. Bahaya ‘kan?
2. Interaksi Sosial, Hati-hati!
Selama lebih dari enam bulan, anak-anak lebih banyak tinggal di dalam rumah. Mereka berinteraksi dengan sesama anggota keluarga inti saja. Pola interaksi sosial ke luar tidak seperti dulu lagi. Paling tidak, selama corona ini masih terus membayang-bayangi.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Anak Menangis Minta Sesuatu Menurut Para Psikolog
Konsep jaga jarak masih ada dalam pikiran mereka. Termasuk dengan teman sebayanya, meskipun itu anak tetangga. Saya menyaksikan anak sendiri juga seperti itu. Dia ditegur oleh teman alias tetangganya agar jaga jarak. Padahal, ketika bermain di dalam rumah saya, mereka juga tidak menerapkan itu. Ah, anak-anak bisa lupa lagi kalau sudah asyik bermain. Kita yang terus mengingatkan ya!
3. Ikatan Keluarga Lebih Harmonis
Poin ini, masih kaitannya dengan dampak pandemi Covid 19 terhadap anak, jelas terlihat dan dirasakan oleh semua anggota keluarga inti. Orang tua yang masih WFH alias Work From Home, anak-anak yang masih pula SFH alias School From Home atau belajar dari rumah saja, menimbulkan interaksi dan jalinan hubungan yang mungkin tidak seakrab ini sebelumnya.
Apalagi orang tua yang harus menjadi guru bagi anak-anak. Hayo, siapa dulu yang menyalahkan guru kalau anak-anaknya bandel? Sekarang bisa merasakan sendiri bahwa orang tua cukup kerepotan dengan tugas dan PR setiap hari yang dibebankan kepada anak.
Saya juga seperti itu. Tidak setiap hari bisa merampungkan tugas-tugas yang ada. Anak saya yang sulung masih kelas 2 SD.
Kata Lockhart, psikolog anak yang saya tulis di atas itu, anak-anak yang besar menjadi berlatih bertanggung jawab. Sedangkan anak-anak yang lebih kecil jadi belajar mandiri. Dan ini yang lebih penting, yaitu: orang tua jadi lebih mengenal anak-anaknya lebih dalam.
Bagaimana orang tua akan mengenal anak jika dia sering ke luar rumah, atau sibuk bersama teman-temannya di luar, atau nongkrong di kafe, atau malah pergi ke tempat-tempat yang tidak jelas?
4. Penyesuaian Terhadap Rencana dan Masa Depan
Terakhir, dalam pembahasan tentang dampak pandemi Covid 19 terhadap anak ini adalah mengajarkan ke anak-anak kita bahwa memiliki rencana itu penting, melaksanakannya juga penting, tetapi jangan lupakan tentang kondisi sebaliknya yang bisa terjadi.
Contoh sederhananya, rencana pergi ke masjid. Sudah pakai baju koko lengkap dengan songkoknya, eh, ternyata hujan deras. Akhirnya, jadi sholat di rumah saja berjamaah dengan orang tua. Dari situ, orang tua bisa mengajarkan bahwa tidak selamanya rencana yang sudah disusun atau dipikirkan bisa dilaksanakan atau diwujudkan dalam kenyataan.
Baca Juga: Menciptakan Masjid Ramah Anak: Dua Kisah Nyata
Termasuk dengan pandemi Covid 19 ini. Siapa sih yang bisa menyangka virus dari China ini akan merebak dan menggelisahkan semua orang? Kita lihat di tayangan TV, kejadian di Wuhan, pada akhir tahun lalu. Ada orang yang tiba-tiba jatuh, lalu ditolong oleh orang dengan kostum putih-putih layaknya astronot. Tidak disangka bukan, sampai juga ke daerah kita?
Lockhart, bukan lockdown lho ya, bahwa dampak pandemi Covid 19 terhadap anak ini adalah bahwa hidup memang tidak selamanya mudah. Semudah membalikkan telapak kaki, eh, telapak tangan. Dalam perkataan yang lain, bahwa hidup ini tidak selalu dapat diprediksi atau direncanakan dengan rapi.
Namun, jangan lupakan adanya adaptasi. Ketika rencana kita tidak berjalan sebagaimana mestinya, apa yang mesti dilakukan? Anak-anak bisa belajar dari sini. Intinya, dampak pandemi Covid 19 terhadap anak membuat anak-anak mampu belajar, tidak cuma pelajaran sekolahnya, tetapi juga tentang kehidupan itu sendiri.