Cerita Kak Bimo Tentang Anak TK di Palestina

Cerita Kak Bimo Tentang Anak TK di Palestina

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Ketika saya masih tinggal di Jogja, saya sudah mengenal Kak Bimo. Beliau ada seorang pendongeng Muslim yang kalau sudah cerita, Masya Allah. Berbagai suara mudah ditirukannya. Dan, cerita-ceritanya beliau berasal dari Al-Qur’an.

Dalam tulisan ini, saya ingin menceritakan tentang Kak Bimo yang berada di Palestina. Namun, tidak langsung dari beliau, melainkan dari video Ustadz Adi Hidayat. Video tersebut saya tonton di TikTok. Mungkin bagi kamu yang punya akun TikTok, bisa menontonnya juga. Itupun jika kamu punya HP juga sih.

Kak Bimo berhasil sampai di Palestina untuk memberikan bantuan. Tidak hanya bantuan makanan atau minuman, tetapi juga memberikan bantuan semangat dan menghibur anak-anak di sana. Berkumpullah 150 anak TK. Ustadz Adi Hidayat menceritakan, bahwa di sana itu anak-anak TK Palestina tidak meminta ke para donatur. Mereka tidak menengadahkan tangan. Kak Bimo menyaksikan langsung keadaan seperti itu. Masya Allah.

Padahal, keadaan anak-anak TK tersebut di Palestina cukup mengenaskan. Sangat berbeda jauh dengan keadaan kita di Indonesia ini. Mereka menderita lahir batin, diblokade oleh Israel. Diserang setiap hari, tetapi jiwa anak-anak tersebut bukanlah peminta-minta kepada orang lain.

Bagaimana dengan di Indonesia? Justru banyak sekali peminta di sini. Pengemis juga banyak. Dan, pengemis itu tidak hanya datang ketika hari Kamis, tetapi juga setiap hari. Sukarela mereka menengadahkan tangan, seakan-akan yang memberikan rezeki itu adalah dari manusia.

Saya pernah melihat ada orang tua yang begitu takzim menengadahkan tangan di depan masjid. Orang tua tersebut saya lihat selalu ada di tiap mau sholat Jum’at. Sebelum dan sesudah. Before and after. Saya bertanya-tanya, dia sholat Jum’at apa tidak sih? Apa ke situ cuma nebeng tangan saja?

Perlu Dicek Terlebih Dahulu

Itu keunikan dari anak-anak TK di Palestina. Mereka memang diajarkan untuk selalu meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Betapa tingginya rasa tauhid mereka, ketika masih anak-anak sudah seperti itu. Pantas, yang orang dewasa dan menjadi tentara Hamas juga tidak meminta negara-negara Arab untuk mengirim senjata atau bantuan militer. Wih, pokoknya keren habis deh orang-orang Palestina! Yang muda, yang tua, dan anak-anak, keren semua!

Hal unik kedua dari anak-anak TK Palestina yang jumlahnya 150 orang ditemui Kak Bimo itu adalah ketika mau minum, mereka tidak sembarangan. Sebab, harus dites dulu air yang akan mereka minum. Sebab, sumber airnya di Palestina sana sudah diracun oleh Zionis Israel. Kaum laknat tersebut memang sangat sengaja untuk mau melenyapkan seluruh orang Palestina. Nyatanya sampai sekarang tidak pernah terbukti. Allah terus melindungi orang-orang Palestina.

Ingin Syahid Fisabililah

Biasanya nih, anak-anak TK itu ditanya tentang cita-citanya toh? Bagaimana dengan cita-cita anak TK di Palestina? Kak Bimo bertanya kepada mereka. Saat ditanya, “Siapa yang mau jadi dokter?” Ada beberapa yang mengangkat tangan.

Ditanya lagi, “Siapa yang mau jadi pemain sepakbola?” Anak-anak yang mengangkat tangan lebih banyak daripada yang pertama tadi. Nah, waktu ditanya, “Siapa yang ingin syahid fisabilllah?” Rupanya, tidak ada yang angkat tangan. Mereka justru berdiri sambil mengepalkan tangannya, “Saya ingin sakit, menyusul paman saya!” Ada yang mengatakan ingin menyusul ayahnya. Pokoknya, semuanya kompak meneriakkan semangat untuk syahid fisabillah. Lebih tepatnya, mati syahid di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Fenomena itulah yang membuat terharu. Ustadz Adi Hidayat ketika menceritakan hal ini menitikkan air mata. Beliau mengusap matanya dengan jari. Semangat anak-anak Palestina memang patut dicontoh. Mereka tidak terlalu berambisi untuk menjadi ini dan itu kalau untuk urusan dunia. Mereka lebih tertarik untuk syahid dan gugur di jalan Allah Ta’ala.

Makanya, kata Ustadz Adi Hidayat, mereka cepat gugur, cepat meninggal dunia, karena Allah lebih sayang mereka. Anak-anak tersebut sudah hafal Al-Qur’an sejak usia belia. Jadi, mereka sudah benar-benar mencintai Allah sejak kecil. Allah pun sayang kepada mereka hingga memanggil mereka lebih awal.

Bagaimana dengan kita sendiri? Yang sudah menjadi orang tua dan berumur lanjut ini. Apakah ada semangat juga untuk syahid fisabillah? Atau masih berambisi untuk menguasai dunia? Untuk mengeruk sebanyak-banyak harta dunia?

Kalau sudah mendapatkan semua yang ada di dunia, jadi merasa bahagia begitu, ya? Jadi mudah masuk surga di akhirat begitu? Rasanya, kalau “surga” di dunia, mereka memang bisa mendapatkannya. Apalagi jika dengan modal duit segepok, maka kepuasan di dunia ini bisa direguk.

Palestina adalah negara yang masih terus dijajah oleh Israel. Kita rutin memberikan bantuan kepada mereka. Namun, sejatinya, merekalah yang membantu kita. Mereka yang membantu mengajarkan kita tentang arti kehidupan yang sebenarnya. Mencari dunia memang perlu, tetapi mencari akhirat lebih perlu lagi. Terima kasih anak-anak TK Palestina. Meskipun masih TK, tetapi semangatnya lebih patut diacungi jempol daripada orang-orang dewasa yang kelakuannya seperti anak-anak TK.

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.