Setelah diblokir selama kurang lebih tiga hari, akses terhadap Facebook, Whatsapp dan Instagram sudah kembali normal. Alhamdulillah. Tiga media itu down luar biasa dan menyebabkan banyak warganet mengeluh. Untuk kebijakan dari menteri, medsos sudah pernah seperti itu. Tapi untuk blokir game online? Bagaimana?
Bicara tentang blokir-memblokir, memang dilakukan oleh orang yang punya kekuatan, plus kekuasaan. Misalnya, ada mahasiswa yang malas luar biasa. Jarang masuk. Mungkin dalam 10 tahun, dia cuma masuk sekali. Wah, ini sih parah banget! Maksudnya, saling lamanya tidak pernah masuk kuliah. Lalu, kampus mengambil kebijakan, memblokir akses si mahasiswa itu. Dia tidak bisa mengakses nilai-nilainya atau bahkan peluang untuk wisuda, juga terblokir. Gara-garanya siapa? Ya, jelas gara-gara blokir itu. Bisa saja mahasiswa itu panggilannya Bokir!
Media Sosial Termasuk Vital
Zaman dulu, kebutuhan pokok, ya, sandang, pangan, papan. Sekarang ada media sosial atau medsos. Kita lihat, biar tanpa sandang, pangan, papan, asal masih ada kuota internet plus smartphone, maka medsos menjadi lebih penting. Tapi apa iya, ada orang yang begitu? Tidak punya apa-apa, yang penting bisa tetap eksis di medsos?
Baca Juga: Ada yang Namanya Pak Edi Siregar, Tapi Jarang yang Bernama Pak Ide Segar
Nah, saking vitalnya media sosial, maka sudah tidak terkontrol. Makanya, muncul banyak hoax atau kabar bohong. Padahal hoax itu biasa muncul kalau orang mau meludah. “Hoaxxxx, cuhh!” Ke luar deh lendirnya. Awas, kena percikannya! Hehe…
Makanya, ketika Menkominfo, Rudiantara (benar nulisnya ya), memblokir tiga platform bersaudara (FB, WA dan IG), maka banyak orang kelimpungan. Pekerjaan mereka, bisnis mereka sampai narsis mereka jadi terganggu. Ya, karena mereka seringnya pakai tiga media itu. Terus, katanya, mau dialihkan ke TV. Sementara kata mereka, yang bisa dipercaya dari TV sekarang cuma adzan Maghrib. Acara lain? Nggak lah, yauw! Itu sih kata mereka lho! Saya sendiri sih tidak percaya. Karena memang jarang sekali nonton TV. Akhirnya, TV pun juga jarang menonton saya. Jangankan senyum, nonton saja jarang kan??
Bagaimana dengan Game Online?
Nah, ini juga jadi penyakit sebenarnya. Game online. Apalagi jika yang sedang main lagi kena sakit flu, batuk, masuk angin, tambah jadi penyakit kan? Game online lebih mudah diakses pakai HP alias smartphone. Dan, karena pakai HP sendiri, maka tidak perlu dong ke game center zaman 2000-an ke atas sedikit. Pada akhirnya, di mana pun bisa dimainkan. Asal sedang kondisi bangun saja. Karena nyatanya susah sekali main game sambil tidur.
Kalau yang medsos tadi, warganet jadi mengenal yang namanya VPN. Konon ini adalah semacam alat untuk membuka blokir situs-situs yang memang sedang diblokir di Indonesia. Nah, sejak tahu itu, maka yang parah, anak-anak pun tahu. Mereka tidak cuma kenal TKN milik 01 atau BPN punyanya 02, tetapi punya VPN yang entah apakah punya 03 atau 04. Celakanya, banyak yang gratisan. Tinggal download di Playstore, selesailah sudah. Lalu, mereka mau buka apa saja ya setelah FB, WA dan IG?
Baca Juga: 5 Proses Penting Bagi Kamu yang Buka Bisnis Online
Inilah yang menjadi kekhawatiran netizen bahwa akan banyak penyalahgunaan VPN untuk yang aneh-aneh. Menghadapi hal itu, Menkominfo ditantang untuk juga memblokir game online, seperti Mobile Legends dan PUBG. Beranikah Pak Menteri? Warganet Indonesia menunggu sepak terjang Anda yang fenomenal selanjutnya!
Jangan Didasari Oleh Rasa Panik!
Menurut warganet, pak menteri kita yang berkutat di teknologi informasi dan komunikasi itu melakukan pemblokiran medsos didasari oleh rasa panik. Ya, menghadapi serangan hoax, fotnah dan serangan-serangan provokatif, pak menteri mengambil langkah diblokir saja. Ya, pada akhirnya, banyak kalangan masyarakat yang dirugikan gara-gara keputusan itu. Pada akhirnya, mereka memberikan tanggapan, jangan panik pak menteri! Begitu.
Ya, terlepas dari sudah lepasnya blokir terhadap medsos, maka kini pak menteri diharapkan juga melakukan untuk blokir game online. Karena efeknya juga sebelas dua belas bahkan tiga belas, dengan tahunya anak-anak ingusan tentang VPN. Apakah pak menteri kita akan berani? Ya, kita tunggu saja! Kita sebagai rakyat, apalagi warganet, berharap yang terbaik untuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di negara ini.