Virus Corona memang tidak pandang bulu. Mau bulunya tebal atau jarang, bisa diserang semuanya. Termasuk dalam hal ini adalah anak-anak. Memang kenyataannya, sudah ada balita terpapar virus Corona. Hem, seperti apa?
Kalau kita melihat atau menyaksikan kehidupan para balita, memang tidak lepas dari satu kata: lucu! Apakah mereka berbakat pelawak? Oh, bukan begitu. Balita lucu karena wajahnya, badannya, dan tidak ketinggalan adalah tingkah lakunya.
Semangat hidupnya sangatlah tinggi. Balita jarang yang mengalami sedih, galau, patah hati, ambyar atau sampai terpikir buat bunuh diri. Hidup mereka diisi dengan permainan-permainan. Pekerjaannya memang cuma itu. Tidak ada ‘kan balita bikin tugas kantor, mengetik di Word, bikin situs, bikin blog atau malah jualan online?
Lucunya balita memang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kedua orang tua. Mereka yang dulunya belum menikah, sekarang sudah menikah. Mereka yang dulunya jomblo, dan penuh dengan bullyan, sekarang sudah tidak jomblo, dan gantian membully. Widih, balas dendam!
Baca Juga: Kiat Mengatasi Demam Pada Anak
Adanya anak itu menjadi ciri khas bahwa pernikahan itu berhasil. Ya, buah dari hubungan seks orang tua, entah di waktu siang, maupun malam. Di kamar, dapur, ruang tamu, ruang tengah, terserah, asalkan jangan sampai diketahui orang lain, apalagi divideokan. Hem… parah banget kalau yang ini!
Anak yang sehat, kuat, aktif, ceria dan pintar menjadi dambaan orang tua selanjutnya. Untuk mewujudkan hal itu, orang tua memberikan nutrisi terbaik. Susu, vitamin, mineral, buah dan sayuran, plus dengan imunisasi khusus dalam periode-periode tertentu. Semua dilakukan orang tua, agar anak balitanya tidak gampang sakit.
Jika sampai sakit, maka orang tua akan merasa resah, sedih dan ada yang kurang dalam hidupnya. Bahkan, mereka sering berujar, janganlah anak mereka yang sakit, cukup mereka saja. Padahal, orang tua sendiri sudah banyak penyakitnya. Misalnya gula, kok mau ditambah penyakit dari anak lagi?
Nah, salah satu penyakit yang bisa menyerang anak atau balita adalah virus Corona atau Covid-19. Virus ini betul-betul masih menjadi buah bibir di mana-mana. Elektabilitasnya mengalahkan semua capres di dunia ini. Tanpa perlu banyak kampanye, dia bisa masuk ke sudut dunia yang paling tersembunyi sekalipun. Menyasar semua orang yang masih hidup. Dan, tidak akan mungkin ada jenazah di dalam tanah, bisa tertular virus ini. Ya ‘kan?
Ketika ada berita balita terpapar virus Corona, maka perasaan sebagai orang tua akan sangat was-was. Meskipun yang sembuh masih lebih banyak daripada yang meninggal, tetapi berpikir untuk kemungkinan terburuk itu bisa saja terus merasuk. Positif kena, tetapi tetap harus dengan pikiran yang positif.
Berita tentang Balita Kena Corona
Sebenarnya saya pernah melihat sebuah video lucu-lucuan tentang seorang presenter yang mewawancarai virus Corona. Muka si virus tampak menyeramkan, sedangkan presenternya tampak bapak setengah baya.
Pertanyaan presenter kepada om virus adalah apakah akan menyerang anak-anak juga? Ternyata, om virus menjawabnya dengan tidak, karena dia sayang dengan anak-anak. Lho, kenyataannya kok bohong, Om? Gimana sih Om? Padahal video tersebut ditonton oleh banyak sekali orang lho!
Hem, entahlah, mana ada ya virus bisa ngomong? Tapi, ada juga virus yang bisa bilang. Mau tahu virus apa itu? Contohnya adalah: Assalamu’alaikum, ukhti. Tahajud yuk! Nah, itulah virus. Hehe…
Lanjut bahas Corona lagi. Biasanya, orang terkena Corona karena tertular orang lain. Susah dikatakan bahwa Corona tiba-tiba muncul sendiri dari dalam tubuh. Jreng, jreng begitu! Pagi ini, ketika saya menulis ini, sudah ada tiga berita balita terpapar virus Corona.
1. Balita di Merauke
Pernah ke Merauke belum? Kalau menyanyikan lagunya pastilah pernah ya? Dari Sabang Sampai Merauke. Sudah hafal belum? Hehe..
Pada kota di timur Indonesia tersebut, ada seorang balita perempuan yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Tertular dari mana? Nah ini dia, dari ibunya. Balita tersebut mesti dirawat di di RSUD Merauke, Papua.
Ada pernyataannya? Oh, ada dari Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Merauke dr. Neville Maskita, melansir Antara, Jumat, 1 Mei 2020. Menurut dokter Neville, kondisi balita tersebut relatif stabil, artinya mungkin masih belum terlalu mengkhawatirkan. Semoga saja tetap stabil seterusnya dan sembuh ya, Dok.
Ibu si balita adalah seorang aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Lantamal XI Merauke. Ternyata, perempuan tersebut tertular dari temannya yang telah positif korona. Ya, iyalah, namanya ibu pastilah perempuan.
Adakah riwayat perjalanannya? Dari keterangan ibu itu sebelumnya berkunjung ke Jakarta, Manado, dan Makassar. Wah, ini dia penyebabnya juga barangkali ya!
Tidak cuma balita itu sendiri lho, tetapi si pengasuh balita ikut terkena Corona. Alhasil, ketiganya dirawat di RSUD Merauke. Oke, lanjut ke balita kedua!
2. Balita di Sukabumi
Dari Merauke, kita mampir dulu di Sukabumi. Tapi, tidak untuk mencoba sekoteng singapore, kue jahe, sagon bakar ciaul dan lain sebagainya. Lengkapnya ke sini saja.
Kembali ke balita lagi. Pada Jumat 1 Mei 2020 dia terpapar virus Covid-19. Diduga, anak dengan usia 4 tahun itu, terpapar dari kedua orang tuanya yang sudah positif duluan.
Mereka bertiga telah dievakuasi tim medis. Dirawat di Rumah Sakit (RS) Stukpa Lemdikop Secapa Polri, Jalan Bhayangkara, Sukabumi.
Baca Juga: 10 Perkataan yang Merusak dan Meruntuhkan Dunia Anak
Ruangan isolasi menjadi tempat mereka untuk mencegah penyebaran lebih meluas. Sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, tidak ada alat nafas atau alat apapun.
Ada pernyataan? Kalau di bagian pertama tadi ada, sekarang pastinya ada juga dong! Menurut Juru Bicara Media Centre Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Sukabumi, Wahyu Handriana, memang ada penambahan warga yang terpapar Covid-19. Kedua orang tuanya bertugas di institusi negara. Total balita terpapar virus Corona di Sukabumi sekarang menjadi dua orang.
3. Balita di Bali
Dari hasil rapid test, ohh, ada satu orang yang dinyatakan reaktif positif, seorang kepala urusan di salah satu desa di Kecamatan Kubu. Pada beliau ini, dilakukan tes swab. Lalu yang 12 orang lainnya, karantina di rumah masing masing.
Balita tersebut didampingi oleh ibu kandungnya ke Denpasar untuk menjalani perawatan agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas di Kecamatan Kubu.
Kasus positif Covid-19 di Kubu tersebut merupakan kasus yang pertama. Berdasarkan hasil pengecekan oleh Gugus Tugas, kasus pada balita ini termasuk transmisi lokal. Balita tersebut ada indikasi terkena di Padangkerta Kaler, Karangasem.
Tes swab pada balita tersebut dilakukan dua kali. Awalnya negatif, berikutnya positif. Penularan tersebut terjadi dari keluarga pekerja migran yang telah sebelumnya sudah positif. Balita tersebut bersama kedua orang tuanya malah menginap di rumah sang nenek di Padang Kerta. Nenek tersebut menggendong cucunya, sehingga hasil gendongan tersebut si balita jadi positif. Waduh, Nek, Nek!
Solusinya Bagi Anak atau Balita
Kalau di atas disebutkan tentang balita terpapar virus Corona, maka perlu ada solusinya dong! Namun, sebelum itu, perlu dilihat gejalanya, meski bisa juga tanpa gejala. Mungkin kamu sudah tahu, bahwa gejala yang umum pada penderita Covid-19 adalah demam, pilek, radang tenggorokan atau tenggorokan kering, batuk-batuk dan sesak napas.
Bisa juga muncul gejala gangguan pencernaan, seperti muntah dan diare, walaupun ini bisa dikatakan sangat jarang. Jangan diremehkan gejala umumnya yang ringan, gejala pada balita atau anak-anak bisa berkembang lho menjadi syok sepsis dan acute respiratory distress syndrome. Ini disebut dengan gagal napas akut yang sangat berbahaya.
Baca Juga: Gangguan Mental Pada Anak
Peluang balita tertular virus Corona bila memiliki riwayat dari bepergian ke negara-negara terjangkit virus Corona, seperti Tiongkok, Korea Selatan, Amerika Serikat atau Italia. Jadi, jangan pamer kalau habis travelling dari negara-negara tersebut ya! Apalagi upload ke sosmed. Besoknya bikin status: lagi flu dan batuk-batuk nih! Nah, lho…!
Mencegah Virus Corona pada Anak Maupun Balita
Tanggung jawab untuk mencegah anak balita terpapar virus Corona memang berada di pundak orang tua. Bahkan juga keluarga lain yang sudah dewasa. Dalam tulisan ini, akan disebutkan tentang cara-cara mencegah virus Corona muncul pada anak atau balita kita.
1. Anak Perlu Diajarkan Mencuci Tangan dengan Benar
Mencuci tangan dengan sabun memang tidak sembarang mencuci tangan. Mesti dengan air mengalir dan sabun, paling tidak selama 20 detik. Seluruh bagian tangan, punggung tangan, sela-sela jari, ujung kaki dan pergelangan tangan mesti kena semua.
Waktu yang dianjurkan untuk mencuci tangan adalah sebelum dan setelah makan, menyentuh hewan, serta sesudah batuk maupun bersin.
Bawakan juga anak dengan hand sanitizer bila nanti masuk sekolah lagi. Belum tentu ‘kan setiap sekolah ada keran air mengalir yang mumpuni?
2. Memakai Masker
Awalnya, balita bisa rewel ketika dipakaikan masker. Langsung terasa pengap dan mirip susah bernapas. Begitu pula dengan anak kedua saya. Dia menangis saat dipasangkan masker di mukanya. Ya, iyalah, pasang di mana lagi?
Ajarkan ke balita atau anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh masker. Pakaikan masker apabila di dekat orang yang sakit. Tentu juga harus masker yang pas dengan ukuran anak-anak. Mungkin lebih pas yang pakai tali di belakang itu. Agar tetap melengket di kepala dan tidak gampang lepas.
3. Makan Makanan Bergizi
Alhamdulillah, bila kita diberikan rezeki untuk membeli aneka makanan yang bergizi. Semacam sayur dan buah-buahan dengan beta karoten yang tinggi, seperti: wortel dan jeruk, itu ternyata bisa menaikkan sistem kekebalan tubuh anak sehingga bisa melawan infeksi, dalam hal ini tentu saja virus Corona.
Oh, ya, jangan lupa juga agar makanannya selalu dimasak dengan sempurna terlebih dulu ya! Selain cita rasanya lebih enak, Insya Allah juga lebih sehat.
4. Ikut Olahraga Juga
Anak-anak boleh juga lho diajak berolahraga. Tidak perlu lama-lama kok, bisa 30 menit dalam satu hari. Agar anak-anak lebih nyaman, maka mesti dipilih olahraga yang disukai anak.
Apa contohnya? Bisa main bola, kelereng, badminton atau lari-lari biasa. Jarang ada anak-anak yang suka olahraga seperti panjat tebing, bungee jumping, selancar dan olahraga ekstrim lainnya. Kalau es krim jelas disukai dong! Termasuk orang tuanya juga.
5. Ajarkan Kebiasaan Baik
Tadi mencuci tangan sesering mungkin sudah. Masih ada yang kurang, yaitu: menutup mulut dengan tisu ketika bersin maupun batuk. Boleh juga ketika bersin menempelkan wajah di siku. Tentu siku sendiri juga ya! Jangan dulu sentuh mata, hidung dan mulut sebelum tangan benar-benar bersih setelah mencuci tadi.
6. Bosan Iya, Tapi Itulah yang Terbaik Saat Ini
Slogan #dirumahaja memang membosankan. Tidak cuma bagi orang tua, remaja, tetapi juga bagi anak-anak dan balita. Di rumah terus, itu-itu saja dan ketemu orang itu-itu saja bisa membuat anak-anak jenuh. Maunya ke luar, rekreasi begitu, ke tempat-tempat yang jauh dan mengasyikkan.
Namun, jelaskan dengan baik pakai bahasa yang dipahami anak pentingnya mencegah dari virus Corona ini. Jangan sampai anak cuma mengerti bahasa Jawa atau Indonesia, bicara pakai bahasa Tagalog! Kan jelas tidak nyambung, selain juga orang tuanya belum tentu mengerti juga. Walah.
Ketika anak sakit, maka perlu diharuskan istirahat. Jangan dulu main ke luar rumah! Sebab, anak-anak bisa jadi akan merasa tetap sehat-sehat saja, kendati dia demam, flu dan batuk.
Kesimpulan
Kita memang tidak tahu, sampai kapan pandemi virus Corona ini akan berakhir? Wabah baru bisa dikatakan selesai apabila sudah ada vaksin yang efektif, sudah diberikan kepada banyak sekali orang, sehingga terbentuk ketahanan tubuh bersama.
Apabila hal itu belum bisa dilakukan, maka kita memang dipaksa cara hidup sesuai dengan serangan Corona tersebut. Ada bayangan takut terkena, tetapi jangan lupakan juga pikiran segar dan baik bahwa suatu saat wabah ini akan cepat berlalu. Aamiin..