6 Kesalahan Bisnis Online di Instagram

6 Kesalahan Bisnis Online di Instagram

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Siapa di sini yang belum punya akun Instagram? Mungkin sudah banyak yang punya. Kecuali mungkin bayi yang ada di dalam kandungan, dia belum bikin.

Kalau dilihat berdasarkan data yang ada, tentunya bukan data berapa orang di kampungmu yang belum divaksin, Instagram adalah media sosial yang menduduki peringkat ketiga di Indonesia yang paling banyak digunakan. Lho, pertama dan keduanya apa? Ternyata, peringkat satu dan dua adalah YouTube dan Whatsapp. Entahlah, apakah bu guru kelas memberikan hadiah buat juara pertama dan kedua tersebut!

Pengguna Instagram

Sampai dengan Juli 2021, berdasarkan data dari Kompas, pengguna Instagram di Indonesia mencapai 91,77 juta jiwa. Jangan dilihat berapa orang yang belum menikah, berapa yang sudah, tetapi jumlahnya memang sebanyak itu.

Jumlah yang besar menjadikan Instagram tidak bisa dipandang enteng. Memang sih, Instagram itu dibuka di HP yang notabene HP-nya enteng, ya ‘kan? Adakah di sini yang punya HP sebesar dan seberat batu bata? Mungkin tidak ada sama sekali.

Meskipun Instagram punya jumlah pengguna yang besar dan dipakai juga untuk bisnis online, tetapi kenyataannya tidak semuanya berhasil. Tidak semuanya mampu mencapai penjualan yang signifikan. Kalau sudah seperti itu, berarti ada kesalahan-kesalahan dari para pebisnis online yang kerap dilakukan. Nah, nah, nah, apa saja itu kesalahan mereka? Apakah salah makan juga termasuk? Atau salah tidur sampai lehernya sakit? Hem, boleh jadi, hehe…

“Masih banyak yang keliru hingga merugi saat berjualan di Instagram dan menganggap Instagram bukanlah tempat yang efektif untuk menjalankan bisnis,” ujar Content Planner Boox, Shinta Dwi Yovianti, ketika diwawancarai oleh Kompas, Senin (25/10/2021).

Yuk, kita intip kesalahan bisnis online di Instagram.

1. Kurang Perencanaan

Dalam kalimat yang lain adalah perencanaan yang kurang matang. Mungkin saja orang yang seperti ini karena terbiasa makan telur setengah matang ditambah dengan mie instan yang kurang matang? Entah apa hubungannya, yang jelas semoga hubungannya dengan istri baik-baik saja. Aamiin…

Perencanaan di sini juga terkait dengan akun yang dipakai. Sebenarnya, akunnya itu dipakai buat apa sih? Apakah khusus buat jualan atau personal branding atau apa? Mestinya harus ada fokus. Jika sudah punya fokus, maka untuk merencanakan konten berikutnya akan lebih mudah.

2. Jarang Posting

Kekuatan dari media sosial, mau itu Instagram, Facebook, YouTube, atau bahkan mau memakai media sosial yang belum dibikin orang, adalah konsistensi. Lebih keren lagi adalah persistensi. Usahakan tiap hari selalu ada yang baru. Jangan satu hari posting konten sebanyak 5 kali, besoknya tidak lagi. Nanti setelah hari kiamat, baru mau diposting. Sudah sangat telat!

Rutin dan selalu memperbaharui konten itu membuat akun IG kita jadi terasa segar dan menawarkan aktualisme. Aktual adalah kunci dalam berita di televisi. Begitu pula dengan berita tentang diri kita sendiri. Harus juga aktual. Karena kalau tidak bisa bikin gatal, apalagi pas sedang kena kutu air. Ini apaan sih?

3. Interaksi Kurang

Perencanaan kurang, postingan kurang, interaksi juga kurang. Hanya upload foto atau gambar, kata-kata seadanya, setelah itu ditinggal pergi. Sebegitukah teganya dirimu? Hehe…

Instagram tetaplah disebut sebagai media sosial. Dan, sebenarnya untuk jualan di situ kurang tepat, karena tempatnya bersosialisasi. Makanya itu, dalam setiap postingan kita, usahakan untuk bisa memancing komentar dari orang lain. Misalnya dengan menambahkan kalimat, “Coba kamu komen di kolom komentar!”

“Kalau menurut kamu sendiri, bagaimana?”

Kira-kira seperti itulah. Kamu tinggal mencari akun-akun lain yang sudah terbukti sukses mendatangkan followers dalam jumlah yang sangat besar. Bagaimana gaya interaksi mereka? Pasti ada hal yang bisa dipelajari.

4. Konten Tidak Menarik

Untuk menarik perhatian warganet, apalagi untuk tambah followers, tidak bisa asal bikin konten. Terlebih dengan niat mau jualan di Instagram, konten itu memegang peranan penting.

Kita tentu mengenal bahwa orang Indonesia itu tidak suka dijuali, tetapi suka belanja. Artinya, ketika melihat konten jualan, maka kemungkinan besar dia akan scroll-scroll saja. Kecuali konten jualan tersebut benar-benar membuatnya berhenti. Tidak sampai berhenti bernapas sih, tetapi berhenti karena merasa tertarik. Mungkin juga, dia berhenti di situ, karena HP-nya sedang hang. Makanya macet, haha…

5. Iklan Sembarangan

Ketika konten gratisan gagal, lalu memilih iklan berbayar, ini juga tidak berhasil. Alasannya tidak dibuat iklan yang tertarget, atau salah menetapkan target market.

Tentu kita paham bahwa produk atau jasa kita tidak semua orang akan cocok. Makanya itu, perlu yang namanya buyer persona. Semakin jelas kita mengenal target market kita, maka akan semakin mudah, termasuk untuk urusan iklan ini.

Selain itu, kurang pemahaman atau mengupgrade diri dengan membaca buku-buku bisnis, terutama yang membahas Instagram. Banyak insight baru yang menambah referensi kita kaitannya dengan media sosial yang satu ini.

6. Kurang Adanya Karakteristik

Apa sih yang menarik dari diri kita? Kalau kita sendiri tidak bisa menemukan hal itu, maka ketika main Instagram, cenderung akan sama dengan orang lain juga.

Menemukan karakteristik bisa dengan gambar yang khas atau selalu ada. Warna tulisan, font tulisan, hingga ukuran tulisan. Pakai tulisan besar akan lebih baik juga daripada tulisan kecil yang hanya dapat dibaca dengan mikroskop, halah.

Agar mampu menemukan karakteristik tersebut, mungkin dengan cara melihat akun-akun lain yang mirip dengan produk atau jasa kita. Dengan demikian, itu menjadi semacam patokan, bahwa yang cocok seperti ini lho! Konsep ATM itu sangat perlu untuk dipakai. Amati, Tiru, Modifikasi. Hal itu bukan berarti melihat ATM bank lain, lalu kita pakai konsep ATM ini, kita bikin ATM sendiri. Bukan begitu ya, apalagi jika saldo kita sering bergejolak, seperti ekonomi negeri ini, ups!

Instagram sebagai bagian dari media sosial dapat menjadikan bisnis kita melesat, tetapi dapat juga bikin tengkurap. Yang penting, kita fokus saja memakai media ini. Selama kita belum sukses di sini, ada baiknya jangan melirik media lain.

Keunggulan pada gambar, foto, maupun video melalui Reelsnya, patut untuk dicoba dan dieksplorasi. Yang penting, jangan lupa syarat utamanya! Harus ada HP, dan tidak kalah pentingnya adalah, ada paket data atau nebeng WiFi orang deh! Haha…

Jika Dirasa Tulisan Ini Bermanfaat, Share Ya!

Silakan tinggalkan komentar

Email aktif kamu tidak akan ditampilkan. Tapi ini mesti diisi dengan benar.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.